RUMUSAN PERMASALAHAN
Berdasarkan Pendahuluan yang telah dipaparkan, rumusan permasalahan dalam karya tulis sebagai
berikut:
1. Apa pengaruh Primary Orality terhadap kehidupan sehari-hari dan bagaimana pustaka Indonesia menyikapi
Primary Orality yang sudah membudaya?
2. Perpustakaan keliling seperti apa dan apa saja langkah yang harus diambil untuk membentuk masyarakat
cinta perpustakaan menuju Indonesia yang kompetitif?
TUJUAN
Adapun tujuan dari karya tulis berdasarkan rumusan permasalahan di atas adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh Primary Orality dlam kehidupan sehari-hari dan mengetahui sikap yang harus di ambil
oleh pustaka Indonesi untuk menyikapi budaya Primary Orality.
2. Mengetahui perpustakaan keliling dan langkah-langkah yang di ambil untuk membentuk masyarakat cinta
perpustakaan menuju Indonesia yang kompetitif
LANDASAN TEORI
Membaca merupakan suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi ( a recording and decoding
prosess), berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encpding). Sebuah aspek
pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (writtem word) dengan makna bahasa lisan
(oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna. (Anderson
1972 : 209-210)
Istilah decoding dan encoding akan lebih mudah dimengerti kalau kita dapat memahami bahwa bahasa
adalah sandi yang direncanakan untuk membawa/mengandung makna (meaning). Membaca sebagai suatu
penafsiran atau interpretasi terhadap ujaran yang berada dalam bentuk tulisan adalah suatu proses pembacaan
sandi (decoding prosess). Beberapa ahli lebih cenderung memakai istilah recording (membaca) sebab pertama
sekali lambing-lambang tertulis diubah menjadi bunyi, kemudian barulah sandi itu dibaca. (Tarigan, 2008 : 8)
Membaca lebih kepada memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya (Lado1976 : 132)
PEMBAHASAN
c. Perpustakaan keliling
Perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang didirikan dengan tujuan agar para pemustaka mudah
mendapatkan buku bacaan dengan tidak bepergian ke gedung perpustakaan atau rumah-rumah pustaka.
Yang dimaksud pemustaka adalah pengguna perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat,
atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan (Undang-undang, No.43/2007, pasal 1 ayat
9). Sama dengan makna perpustakaan sebenarnya namun perpustakaan keliling ini identik dengan
perpustakaan berjalan. Ada alat atau kendaraan khusus untuk membawa perpustakaan keliling kota maupun
daerah terpencil menghampiri para pembaca yang telah menjadi anggotanya.
Di Indonesia, perpustakaan keliling masih bisa dihitung dengan jari. Dimana msyarakat khususnya
pustakawan masih minim untuk membuka perpustakaan keliling. Sangat banyak manfaat yang kita dapatkan
dari perpustakaan keliling ini. dan penulis yakin akan meningkatkan minat baca warga Negara Indonesia. Para
pemustaka tidak perlu banyak mengeluarkan waktu untuk sekedar berjalan menuju gedung perpustakaan,
serfis pelayanan perpustakaan kelilinglah yang akan datang membawa buku-buku bacaan. Jika ditilik dari
faktor ekonomi tentu pustakawan harus mengeluarkan banyak biaya untuk perpustakaan keliling ini. namun
jika dilihat dari tujuan yang sangat mulia, Indonesia akan berbangga menampung pembaca-pembaca yang
tentu berintelek dan kompetitif. Para pemustakalah yang bisa menjadi peluru menuju masyarakat cerdas
melalui koleksi perpustakaan.
Selain itu adanya buku-buku yang sesuai dengan minat pemustaka akan lebih meningkatkan minat baca
pemustaka dan tentu akan mudah membangkitkan masyarakat Indonesia yang cinta akan perpustakaan.
Perpustakaan keliling. Sesuai dengan peran perpustakaan sebagaimana dinyatakan dalam undang-undang
nomor 43 tahun 2007 pasal 3 bahwa perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian,
pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa, tidaklah
semata-mata menjadi tugas penyelenggara perpustakaan namun menjadi tanggungjawab seluruh warga yang
ingin menjadi cerdas. Pendayagunaan koleksi perpustakaan sangat tergantung adanya pemustaka dan
pustakawan. Oleh sebab itu adanya perpustakaan keliling dan juga persediaan bacaan sesuai minat
pemustaka menurut penulis akan mudah menciptakan masyarakat cinta perpustakaan. Pemustaka
menganggap buku sebagai suatu makanan dan akan melahap makanan kesukaan mereka sehingga
perpustakaan keliling layaknya pengantar pizza yang santun. Oleh karena itu, menghadirkan koleksi
perpustakaan yang sesuai keinginan pemustaka harus terus diupayakan.
DAFTAR PUSTAKA
Hernowo. 2004. Quantum Reading. Bandung: MLC.
Hernowo. 2004. Mengikat makna mengubah paradigm membaca dan menulis secara radikal. Bandung: PT Mizan
Pustaka.
Hernowo, 2004, Andaikan Buku itu sepotong Pizza. Bandung: PT Mizan Pustaka
Lassa, Jonatan. 2007. Menuju Kampus Sebagai Basis Masyarakat Membaca, akses 18 juni 2009 dari
http://google.membaca.com.
Suprayogo, Prof. Dr. H. Imam. 2009. Universitas Islam Unggul. Malang: UIN press.
Suprayogo & Rasmianto. 2008. Perubahan Pendidikan Tinggi Islam. Malang: UIN press.
Tarigan, Prof. DR. Henry Guntur. 2008. Embaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Wlodkowski, Raymond J & Jaynes. 2004. Eager to Learn (Hasrat Untuk belajar). Yogyakarta: pustaka Pelajar.
http//www.google.quantum reading.com. Akses tanggal 26 September 2009.