Anda di halaman 1dari 3

Timbal (Pb), salah satu unsur toksik dalam dunia Farmasi

Timbal adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Pb
dan nomor atom 82. Lambangnya diambil dari bahasa Latin Plumbum Timbal (Pb)
adalah logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi.Keberadaan timbal
bisa juga berasal dari hasil aktivitas manusia, yang mana jumlahnya 300 kali lebih
banyak dibandingkan Pb alami yang terdapat pada kerak bumi. Pb terkonsentrasi dalam
deposit bijih logam. Unsur Pb digunakan dalam bidang industri modern sebagai bahan
pembuatan pipa air yang tahan korosi, bahan pembuat cat, baterai, dan campuran bahan
bakar bensin tetraetil.

Timbal (Pb) adalah logam yang mendapat perhatian khusus karena sifatnya yang
toksik (beracun) terhadap manusia.Timbal (Pb) dapat masuk ke dalam tubuh melalui
konsumsi makanan, minuman, udara, air, serta debu yang tercemar PbTimbal juga
merupakan susunan unsur yang termasuk logam berat yang kegunaan utamanya sebagai
bahan perpipaan, bahan aditif untuk bensin, baterai, kosmetik, obat-obatan tradisional,
cat, dan lain-lain.

Penyebab kehadiran timbal salah satunya adalah pencemaran udara dari kegiatan
transportasi darat (gas buang). Manusia menyerapnya melalui udara, debu, air, dan
makanan. Efek bahayanya terhadap kesehatan terutama pada sistem syaraf dan
kecerdasan, terhadap reproduksi pria dan wanita, dan menimbulkan efek sistemik seperti
gejala gastrointestinal (anoreksia, mual, kram, kehilangan berat badan).

Keracunan akibat kontaminasi Pb bisa menimbulkan berbagai macam hal


diantaranya:

1. Menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam pembentukan hemoglobin (Hb)


2. Meningkatnya kadar asam δ-aminolevulinat dehidratase (ALAD) dan kadar
protoporphin dalam sel darah merah
3. Memperpendek umur sel darah merah
4. Menurunkan jumlah sel darah merah dan retikulosit, serta meningkatkan
kandungan logam Fe dalam plasma darah.
Timbal bersifat kumulatif. Dengan waktu paruh timbal dalam sel darah merah adalah
35 hari, dalam jaringan ginjal dan hati selama 40 hari, sedangkan dalam tulang selama 30
hari.

Mekanisme toksisitas Pb berdasarkan organ yang dipengaruhinya adalah:

 1. Sistem haemopoietik; dimana Pb menghambat sistem pembentukan


hemoglobin (Hb) sehingga menyebabkan anemia.
 2. Sistem saraf; di mana Pb dapat menyebabkan kerusakan otak dengan gejala
epilepsi, halusinasi, kerusakan otak besar, dan delirium.
 3. Sistem urinaria; dimana Pb bisa menyebabkan lesi tubulus proksimalis,
lengkung henle, serta menyebabkan aminosiduria.
 4. Sistem pencernaan; di mana Pb dapat menyebabkan kolik dan konstipasi.
 5. Sistem kardiovaskular; di mana Pb dapat menyebabkan peningkatan
permeabilitas pembuluh darah.
 6. Sistem reproduksi; di mana Pb dapat menyebabkan keguguran, tidak
berkembangnya sel otak embrio, kematian janin waktu lahir, serta hipospermia
dan teratospermia pada pria.
 7. Sistem endokrin; di mana Pb dapat menyebabkan gangguan fungsi tiroid dan
fungsi adrenal
 8. Bersifat karsinogenik dalam dosis tinggi.

Paparan Pb dosis tinggi mengakibatkan kadar Pb darah mencapai 80 µg/dL pada


orang dewasa dan 70 µg/dL pada anak-anak sehingga terjadi ensefalopati, kerusakan
arteriol dan kapiler , edeme otak, meningkatkanya tekanan zalir serebrospinal, degenerasi
neuron, serta perkembangbiakan sel glia yang disertai dengan munculnya ataksia, koma,
kejang-kejang, dan hiperaktivitas.

Kandungan Pb dalam darah berkorelasi dengan tingkat kecerdasan manusia. Semakin


tinggi kadar Pb dalam darah, semakin rendah poin IQ. Apabila dalam darah ditemukan
kadar Pb sebanyak tiga kali batas normal (intake normal sekitar 0,3 mg/hari), maka akan
terjadi penurunan kecerdasan intelektual.
Intoksikasi Pb bisa terjadi melalui jalur oral, lewat makanan, minuman, pernafasan,
kontak lewat kulit, kontak lewat mata, serta lewat parenteral Logam Pb tidak dibutuhkan
oleh tubuh manusia sehingga bila makanan atau minuman tercemar Pb dikonsumsi, maka
tubuh akan mengeluarkannya. Sebagian kecil Pb diekskresikan melalui urin atau feses
karena sebagian terikat oleh protein dan sebagian lainnya lagi terakumulasi dalam ginjal,
hati, kuku, jaringan lemak, dan rambut.

http://id.wikipedia.org/wiki/Timbal

http://balifokus.asia/balifokus/blog/toxic-pollutants-polutan-beracun.html

Anda mungkin juga menyukai