Anda di halaman 1dari 4

3rd paper of East Asia Written by: Kurnia Sari

Nastiti
Submited: March,30,2010
070810531

Komunisme dan Perkembangannya di Tiongkok

Sejarah perkembangan komunisme di Cina banyak mendapat pengaruh dari revolusi


Bolshevik yang dilancarkan oleh Rusia di tahun 1917. Latar belakang adanya revolusi ini
adalah karena ketidakpuasan rakyat Rusia atas pemerintahan Tsar II yang sering melakukan
penindasan. Pada masa pemerintahan Tsar II dan sebelum terjadinya revolusi Bolshevik di
tahun 1917, Rusia merupakan sebuah negara yang dikendalikan oleh Monarkhi Otokratis
yang tugasnya terpusat pada pemeliharaan tatanan dalam negeri dan penindakan musuh dari
luar. Tatanan pemerintahan Rusia kala itu sepenuhnya berdasarkan pada negara kekaisaran
(Imperial State) yang memiliki hirarkhi militer dan administrasi yang dikoordinasikan secara
terpusat di bawah pengawasan monarkhi yang absolut. Implikasinya adalah kedudukan kaum
bangsawan pemilik tanah di Rusia sangat lemah karena secara politis mereka tergantung pada
Tsar. Selain itu perbudakan tidak dikonsolidasikan oleh mereka tetapi oleh utusan Tsar untuk
menarik sumber-sumber dari rakyat guna mendukung militer agar mampu mempertahankan
dan memperluas lingkungan geopolitik Rusia yang terancam. Lama kelamaan mereka (rakyat
Rusia) pun merasa tertekan dan tertindas, sehingga muncul keresahan dan ketidakpuasan
politik di antara mereka. Ketidakpuasan ini mendorong kelompok-kelompok radikal,
khusunya Bolshevik, untuk menggulingkan pemerintahan Tsar II.
Bolshevik adalah kelompok radikal dari Partai Buruh Sosial-Demokrat Rusia yang
dipimpin oleh Vladimir Lenin. Lenin merupakan salah satu tokoh yang terkenal di Rusia kala
itu, dimana ia menghendaki cara-cara perubahan secara revolusioner terhadap pemerintahan
pusat yang pada waktu itu berada di bawah otokrasi Tsar Nikolai II. Sebagaimana telah
dijelaskan di atas bahwa pemerintahan Rusia di bawah Tsar Nikolai II cenderung ketat dan
banyak mendapat kecaman dari rakyat Rusia sendiri. Akhirnya pada 1912 kelompok radikal
Bolshevik, sebagai fraksi mayoritas, memilih memisahkan diri dari Partai Buruh Sosial-
Demokrat Rusia dan mendirikan partai baru yakni Partai Komunis Rusia. Dan lima tahun
setelahnya, yakni pada 1917, kelompok Bolshevik bersama kaum buruh dan serdadu merah
atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pasukan Merah mengambil alih secara paksa
pemerintahan atas Rusia dari tangan otokrasi Tsar Nikolai II. Peristiwa inilah yang kemudian
dikenal dengan nama Revolusi Bolshevik atau Revolusi Rusia.

1|Page
3rd paper of East Asia Written by: Kurnia Sari
Nastiti
Submited: March,30,2010
070810531

Jadi, secara garis besar jika dilihat dari kondisi struktural dan kecenderungan-
kecenderungan dalam negeri, ada tiga hal utama yang menyebabkan terjadinya Revolusi
Rusia, yaitu:
1) Ketidakmampuan para aparat pemerintah pusat the old regime (rezim Tsar II);
2) meluasnya pemberontakan kelas bawah;
3) upaya pemimpin politik yang memobilisasi masa untuk mengkonsolidasikan negara
revolusioner.
Jika dihubungkan dengan wilayah Asia, sebenarnya politik Rusia atas wilayah-
wilayah di Asia sudah bermula sejak abad ke-16. Sejak abad ke-16, Rusia mulai mendorong
perbatasannya ke arah Asia, melalui ekspedisi dagang di bawah perlindungan negara ke
Siberia Timur, Pasifik, dan Lembah Amur. Wilayah Asia yang paling banyak dikuasai oleh
Rusia ketika itu adalah Cina (sekitar 1,5 juta km2). Bahkan, kemenangan kaum Bolshevik
menjatuhkan otokrasi Tsar II pada revolusi Bolshevik 7 November 1917 ternyata tidak
mengubah kebijakan Rusia atas Asia, meskipun salah satu asas politik luar negeri Bolshevik
adalah melawan imperialisme dan kolonialisme. Hal ini ditunjukkan oleh Lenin yang
menandatangani “Deklarasi Hak-hak Bangsa-bangsa Rusia” yang menjamin bangsa-bangsa
bekas imperium Tsar membentuk negara merdeka. Ia mengakui hak bangsa-bangsa atas
penentuan diri tetapi tidak pernah menginginkan pelaksanaannya karena tujuan utama Lenin
adalah mendirikan negara sebesar mungkin (Rusia Raya).
Adanya ekspansi Rusia ke wilayah Asia, khususnya Cina secara tidak langsung
membawa pengaruh terhadap perkembangan komunisme di Cina. Dan adanya Revolusi
Bolshevik di Rusia pada tahun 1917 kemudian menginspirasi Cina untuk melakukan revolusi
serupa yang dikenal dengan revolusi Cina.
Sebagaimana yang terjadi di Rusia, revolusi di Cina juga dilatarbelakangi adanya faktor
ketidakpuasaan rakyat terhadap pemerintahan yang berkuasa di kala itu. Munculnya gerakan
pemberontak di Cina diawali karena adanya sejumlah kekalahan Cina dalam perang dengan
negara lain, termasuk dengan Rusia, yang dampaknya sangat menyengsarakan rakyat. Di
tahun 1842, Cina mengalami kekalahan dan menyerahkan Hongkong sebagai koloni Inggris.
Kemudian di tahun 1895 setelah beberapa kekalahan, Cina menyerah, dan memberikan Korea
kepada Jepang, dan menyerahkan Taiwan dan Kepulauan Penhu (Pescadores) kepada Jepang
sebagai koloni. Perluasan daerah kekuasaan imperialis barat terus terjadi dan menggerus
wilayah kekuasaan Cina secara perlahan. Akumulasinya, di tahun 1900, Jerman, AS, Inggris,

2|Page
3rd paper of East Asia Written by: Kurnia Sari
Nastiti
Submited: March,30,2010
070810531

Perancis, Rusia, Jepang, dan Portugal masing-masing memiliki daerah kekuasaan di Cina.
Keadaan ini membuat rakyat Cina geram terhadap rezim pemerintahan Kaisar Qing yang kala
itu memimpin. Pada akhirnya, kekaisaran Cina dapat diruntuhkan oleh gelombang
pemberontakan di tahun 1911, yang diorganisir oleh kalangan borjuis, bangsawan, dan
panglima-panglima perang. Beberapa partai borjuis didirikan, dan KMT (Kuomintang-
sebuah partai nasionalis) yang dipimpin oleh Dr. Sun Yat-sen yang kemudian digantikan oleh
Chiang Kai-sek tampil sebagai kekuatan terbesar kala itu. Lalu di tahun 1921, Partai Komunis
Cina (PKC) yang dipimpin oleh Mao Tse Tung muncul sebagai pesaing. Dan, mengikuti
contoh yang diberikan Bolshevik Rusia, PKC menyusun program untuk memimpin kaum
buruh dan tani untuk menuntaskan revolusi demokratik sebagai langkah awal bagi
penghancuran kapitalisme dan imperialisme Barat. Perang saudara terus bergulir antara PKC
dan KMT. Namun, suatu ketika rencana Jepang untuk menyiapkan sebuah invasi habis-
habisan ke Cina tahun 1937, memaksa PKC dan KMT untuk berkolaborasi dalam perlawanan.
Kemuakan atas perang dan dominasi Imperialis, membuat mayoritas rakyat berharap agar
PKC dan KMT bisa bekerja sama untuk perdamaian. Dan akhirnya, setelah Perang Dunia II
berakhir dengan kekalahan di pihak Jepang, Perang Saudara Cina antara Partai Komunis Cina
(PKC) dan Kuomintang (KMT) pun berakhir pada 1949 dengan pihak komunis menguasai
Cina Daratan dan Kuomintang menguasai Taiwan dan beberapa pulau-pulau lepas pantai di
Fujian. Pada 1 Oktober 1949, Mao Tse Tung memproklamasikan Republik Rakyat Cina dan
mendirikan sebuah negara komunis. Hal ini menandai dimulainya babak baru komunisme di
Cina setelah sebelumnya mengalami pasang surut akibat pengaruh imperealisme Barat.

Kesimpulan dan Opini:


Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa perkembangan komunisme di Cina
dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah adanya imperealisme dan kapitalis Barat
yang berusaha menduduki wilayah Cina. Tekanan bangsa Barat dan ditambah adanya perang
saudara antara Partai Komunis Cina (PKC) dengan Partai Kuoomintang (KMT) membuat
kondisi dalam negeri Cina carut marut. Adanya rencana invasi Jepang ke Cina pada akhirnya
memaksa PKC dan KMT bersatu dalam Revolusi China memberantas imperealisme Barat dan
sekaligus untuk menggulingkan rezim kaisar Qing kala itu. Perang saudara antara PKC dan
KMT pun akhirnya berakhir pada 1949 dengan adanya kesepakatan pembagian wilayah

3|Page
3rd paper of East Asia Written by: Kurnia Sari
Nastiti
Submited: March,30,2010
070810531

antara keduanya seiring dengan kalahnya Jepang dalam Perang Dunia II. Dan sejak itu Mao
Tse Tung memproklamirkan China sebagai negara komunis.
Dan, menurut saya, perkembangan komunisme di Cina saat ini jauh lebih tertata dari
masa-masa sebelumnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya fakta kesetiaan rakyat Cina
terhadap komunisme. Dalam suatu artikel koran (saya lupa tanggalnya) dijelaskan bahwa
mayoritas rakyat Cina hingga kini masih gemar menonton video perjuangan Mao Tse Tung.
Perkembangan komunisme di Cina ini juga didukung dengan adanya kebijakan-kebijakan
pemerintah Cina untuk melawan penetrasi budaya Barat, salah satunya dengan melarang situs
jejaring sosial facebook beroperasi di China.

*****
Referensi:
S.Whiting, Allen. n.d. Ancaman Negara-negara Besar bagi Keamanan Asia Timur. s.l
Kauppi, Mark.V. (1999). International Relations Theory: Realism, Pluralism, and Beyond.
Needham Heights: Allyn & Bacon.

4|Page

Anda mungkin juga menyukai