Anda di halaman 1dari 13

PORTFOLIO PATIENT ENCOUNTER

Disusun oleh :

Nama : Rossalia Yuliana

Nim : 0671110096

Kelompok : B-04

Blok : 8(Sistem Cardiovaskuler)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM - BANDA ACEH

2007
PENDAHULUAN

a. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan darah sistolik melebihi 140mmHg dan diastole melebihi
90mmHg.

b. Etiologi Hipertensi

Sejumlah 85%-90% hipertensi tidak diketahui penyebabnya atau disebut sebagai


hipertensi primer (hipertensi esensial atau idiopatik). Hanya sebagian kecil hipertensj
yang dapat ditetapkan penyebabnya(hipertensi skunder). Adapun penyebab dari hipertensi
skunder antara lain :

 Penyakit ginjal, seperti pemyakit parenkim ginjal, kelainan renovaskuler, tumor


rennin, retensi Na-primer
 Penyakit endokrin, seperti akromegali, ipotiroid, hiperkalsemia, hipertiroid, timor
ekstra adrenal kromatin,karsinoid, dsb.
 Koarktasio aorta
 Hipertensi pada kehamilan
 Kelainan neurologi, seperti peninggian tekanan intra cranial, apneu tidur,
kuadriplegia, portiria akut,keracunan timah, disatonomia familial, sindrom Guillain-
Barre
 Stress akut, seperti hipoventilasi psikogenik, hipoglikemia, luka bakar,
pancreatitis, alcohol, krisis sel Sickle, pasca resusitasi, pasca operasi
 Volume ekstra vasikuler yang meningkat
 Etanol, obat-obat dan zat-zat lain
c. Patofisiologi Hipertensi
Hipertensi berarti adanya peningkatan tekanan darah di arteri, meningkatnya tekanan
darah ini bisa terjadi melalui beberapa cara, antara lain:

1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak


cairan pada setiap detiknya
2. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga
mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri
tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui
pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah
yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena
arteriosklerosis.
dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi
vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut
karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
3. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan
meningkatnya tekanan darah. hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal
sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. volume
darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.

Atau bisa juga dikatakan bahwa pada stdium permulaan hipertensi, hipertrofi yang terjadi
adalah difus (konsentrik). Rasio massa dan volume akhir diastolic ventrikel kiri
meningkat tanpa perubahan yang berarti pada fungsi efektif pompa ventrikel kiri. Pada
stadium selanjutnya karena penyakit berlanjut terus, hipertrofi menjadi tidak teratur, dan
akhirnya akibat terbatasnya aliran darah koroner, menjadi eksentrik, maka terlihatlah
penurunan secara menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi, peningkatan
tegangan dinding ventrikel pada saat sistolik, peningkatan konsums oksigen otot jantung,
serta penurunan efek mekanik otot jantung).
d. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi menurut JNC 7 2003 adalah sebagai berikut:

Klasifikasi tekanan darah Tekanan darah sistolik Tekanan darah


(mmHg) diastolic (mmHg)
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stadium 1 140-159 90-99
Hipertensi stadium 2 ≥160 ≥100

Sedangkan klasifikasi hipertensi menurut WHO/ISH 2003 adalah sebagai berikut:

Tekanan darah (mmHg)


Factor resiko lain dan Grade 1(SBP Grade 2 (SBP Grade 3 (SBP
sejarah penyakit 140-159, DBP 160-179, DBP ≥180, DBP
90-99) 100-109) ≥110)
I Tidak ada factor resiko Resiko rendah Resiko menengah Resiko tinggi

II 1-2 faktor resiko Resiko Resiko menengah Resiko tinggi


menengah
III 3 atau lebih factor Resiko tinggi Resiko tinngi Resiko tinggi
resiko, atau TOD, atau
ACC

(SBP;Systolic Blood Presure, DBP;Diastolic Blood Pressure. TOD;Target Organ-


Damage. ACC;Asociated Clinical condition)
e. Management dan edukasi pasien Hipertensi
Ada dua cara dalam memanagement penyakit hipertensi yaitu dengan farmakologi dan
non farmakologi yaitu dengan modifikasi pola hidup sehari-hari dan kembali ke produk
alami (back to nature). Bila hipertensinya tergolong ringan, masih dapat dikontrol
melalui modifikasi pola hidup sehari-hari.
Modifikasi pola hidup merupakan langkah pencegahan yang baik agar penderita
hipertensi tidak kambuh gejala penyakitnya. Adapun modifikasi gaya hidup yang
dilakukan adalah :
 Penurunan berat badan
 Pembatasan asupan alcohol
 Aktivitas fisik yang teratur
 Penurunan asupan natrium
 Mempertahankan asupan ion kalium, kalsium, dan magnesium yang memadai
 Penghentian merokok
Apabila pengubahan gaya hidup tidak cukup memadai untuk mendapatkan tekanan darah yang
diharapkan, maka harus dimulai terapi obat. Adapun terapi farmakologinya dapat ditinjau
dengan tiga faktor fisiologis yaitu menurunkan cairan intravaskuler dan Na darah dengan
diuretic, menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardivaskular terhadap
rangsangan adrenergic dengan obat dari golongan antisimpatis, dan menurunkan tahanan
perifer dengan vasodilator. Pada pengobatan dengan diuretic dengan dosis rendah, seperti
chlorthalidone 12,5-25 mg atau hydrochlorothiazide (HCT). Bila tekanan diastolic pada
posisi tiduran atau duduk tidak bisa turun dibawah 90mmHg sesudah beberapa minggu
dengan pengobatan HCT atau CTD 25-50 mg per hari, sebaiknya ditambah suatu
penghambat ACE, penghambat reseptor beta dan alfa, calcium channel blocker. Obat-
obat antagonis kalsium seperti nifedipin,dilitiazem, dan verapamil, mungkin juga efektif
sebagai obat hipertensi. Makin banyak juga bukti-bukti yang menunjukkan bahwa
panghambat ACE seperti captopril dan enalparil,adalah obat-obat baris pertama yang
efektif dalam pangobatan hipertensi.
f. Komplikasi hipertensi
Adapun bentuk-bentuk komplikasi dari hipertensi antara lain:

 Otak : menyebabkan stroke


 Mata : menyebabkan retinopati hipertensi dan dapat menimbulkan
kebutaan
 Jantung : menyebabkan penyakit jantung koroner(termasuk infark
jantung), gagal jantung, juga hipertrofi ventrikel kiri
 Ginjal : menyebabkan penyakit ginjal kronik, gagal ginjal terminal
LEMBAR HASIL PEMERIKSAAN PASIEN HIPERTENSI

I. IDENTITAS
Nama : Asiah
Umur : 60 thn
Alamat : Cucum
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Petani
Status : Kawin
Berat Badan : 65 kg
Tinggi Badan : 155 cm

II. ANAMNESIS
Keluhan utama : Darah tinggi

RP Sekarang : Pasien mengeluh menderita darah tinggi. Darah tinggi yang


diderita pasien menyebabkan pasien sering pusing. Selain itu pasien juga mengeluh sering
kebas, nyeri di kedua kaki, penglihatan kabur, rasa pegal di tengkuk, jari-jari tangan
menegang, dan kadang-kadang nyeri di dada sebelah kiri setelah melakukan aktivitas
berat, dan pasien juga terkena asam lambung. Pasien berobat ke mantri yang ada
dikampungnya sejak didiagnosa terkena darah tinggi 2thn yang lalu. Dan sampai
sekarang pun pasien masih mengkonsumsi obat-obatan yang terdiri dari formalat,
allopurinol, dexametason, probiovit. Selain mengkonsumsi obat dengan teratur, pasien
juga melakukan diet makanan-makanan yang banyak mengandung garam dan lemak dan
memperbanyak makan sayur-sayuran. Hasil dari pengobatan yang dilakukan, tekanan
darah pasien pun menurun menjadi 140mmHg.
RP Dahulu : 2tahun yang lalu pasien pernah menderita darah tinggi dengan
tekanan 170mmH , ini dikarenakan pada saat itu pasien mengalami kegemukan. Selain itu
pasien juga pernah menderita lumpuh selama beberapa bulan karena melahirkan anaknya
yang ke-7 sekitar 20thn yang lalu. Pada saat itu pasien tidak ke dokter, tetapi hanya
mengkonsumsi obat-obatan tradisional untuk menyembuhkan lumpuhnya.
RP Keluarga : Selain pasien tidak ada anggota keluarga pasien lainnya yang
terkena hipertensi ataupun memiliki riwayat penyakit jantung lainnya.
Riwayat kebiasaan : Pasien jarang berolah raga dan sering makan makanan yang
mengandung lemak dan garam. Pasien tidak suka minum kopi, dan jarang mengkonsumsi
daging kambing.

III. Pemeriksaan Fisik


a. Umum
- Vital sign
 TD : 140/90 mmHg
 Nadi : 76x/menit,regular,isi cukup, kuat angkat
 Suhu : 36,5 C
 RR : 20x/menit, type pernafasannya torakoabdominal

b. Khusus ( jantung dan paru)


- Jantung
 Inspeksi :
-ekspresi wajah : pasien tidak menunjukkan rasa sakit, tidak ada sianosis
sentral, tidak pucat dan tidak berkeringat dingin. Anemia konjungtiva dan
ikterus di sclera pun tidak dijumpai.
-anggota gerak : tidak ditemukan clubbing finger dan perdarahan splinter
-leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada distensi
vena jugularis.
-dada : gerakan dada simetris, tidak terlihat pulsasi daerah
prekordium dan tidak ditemukan jaringan parut di dada.

 Palpasi :
-Nadi : 76x/menit,regular,kuat angkat
-iktus cordis : lokasi teraba di apeks dan kualitas denyut kuat angkat
-peningkatan vena jugularis : tidak dilakukan pemeriksaan
 Perkusi : tidak dilakukan
 Auskultasi :
-Bunyi jantung 1 : normal, terdengar di apeks, S1>S2
-Bunyi jantung 2 : normal, terdengar di aorta (ICS 2 Parasternal dextra) dan
pulmonal (ICS 2 Parasternal sinistra), S2>S1
-Bunyi jantung 3 dan 4 : tidak ada
-Tidak terdengar murmur jantung dan desah
- Paru
 Inspeksi :
-Wajah : Pasien tidak menunjukkan rasa sakit, cuping hidung tidak
mengembang sewaktu bernafas, dan nafas tidak berbunyi.
-Sikap tubuh : Sikap paksa tubuh tdak dijumpai.
-Leher : Tidak ada pemakaian otot-otot tambahan untuk bernafas.
-Konfigurasi dada : Gerakan dada simetris kiri dan kanan
-Anggota gerak : clubbing finger tidak dijumpai
 Palpasi :
-Nyeri tekan : (-)
-Fremitus taktil : Normal
-Pergerakan dada : simetris. Sela iga tidak ada retraksi
 Perkusi : Tidak dilakukan karena pasien menolak membuka pakaian
 Auskultasi : Suara nafas vesikuler diseluruh lapangan paru

IV. MASALAH
-pusing
-Kebas dan nyeri di kedua kaki
-Tekanan darah tinggi, terkontrol
-Asam lambung
-Sakit dada saat beraktivitas berat
Disetujui oleh
(___________________)

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN PASIEN

a) Riwayat penyakit pasien yang dikunjungi


-RPS : Pasien mengeluh menderita darah tinggi. Darah tinggi yang diderita pasien
menyebabkan pasien sering pusing. Selain itu pasien juga mengeluh sering kebas, nyeri di
kedua kaki,rasa pegal dan tidak nyaman di tengkuk, penglihatan kabur, jari-jari tangan
menegang, dan kadang-kadang nyeri di dada sebelah kiri setelah melakukan aktivitas
berat, dan pasien juga terkena asam lambung. Pasien berobat ke mantri yang ada
dikampungnya sejak didiagnosa terkena darah tinggi 2thn yang lalu. Dan sampai
sekarang pun pasien masih mengkonsumsi obat-obatan yang terdiri dari formalat,
allopurinol, dexametason, probiovit. Selain mengkonsumsi obat dengan teratur, pasien
juga melakukan diet makanan-makanan yang banyak mengandung garam dan lemak dan
memperbanyak makan sayur-sayuran. Hasil dari pengobatan yang dilakukan, tekanan
darah pasien pun menurun menjadi 140mmHg.
-RPD : 2tahun yang lalu pasien pernah menderita darah tinggi dengan tekanan
170mmHg, ini dikarenakan pada saat itu pasien mengalami kegemukan. Selain itu pasien
juga pernah menderita lumpuh selama beberapa bulan karena melahirkan anaknya yang
ke-7 sekitar 20thn yang lalu. Pada saat itu pasien tidak ke dokter, tetapi hanya
mengkonsumsi obat-obatan tradisional untuk menyembuhkan lumpuhnya.
-RPK : Selain pasien tidak ada anggota keluarga pasien lainnya yang terkena hipertensi
ataupun memiliki riwayat penyakit jantung lainnya.
-Riwayat Kebiasaan : Pasien jarang berolah raga dan sering makan makanan yang
mengandung lemak dan garam. Pasien tidak suka minum kopi, dan jarang mengkonsumsi
daging kambing.

b) Faktor resiko yang ada pada pasien sehingga ia menderita Hipertensi


Pasien suka mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam dan lemak. Hal ini
merupakan factor resiko terkena hipertensi. Karena penelitian menunjukan bahwa
kenaikan asupan garam berperan penting dalam meningkatkan tekanan arteri daripada
kenaikan asupan air. Penyebabnya adalah karena air secara normal dieksresikan oleh
ginjal hampir secepat asupannya, tetapi garam tidak dieksresikan sebegitu mudah.
Karena penumpukannya dalam tubuh, garam secara tidak langsung meningkatkan
volume cairan ekstraseluler yang nantinya dapat menyebabkan hipertensi. Kegemukan
yang dialami pasien akibat mengkonsumsi makanan berlemak dapat meningkatkan kerja
jantung dan kebutuhan oksigen. Lemak tubuh yang berlebihan dan jarang berolahraga
berperan dalam terbentuknya resistensi insulin. factor umur 60 tahun juga meningkatkan
resiko terjadinya hipertensi.

c) Riwayat pengobatan dan respon terhadap pengobatan.


Pasien sudah berobat ke mantri di kampungnya sejak 2 tahun yang lalu. Dan sampai
sekarangpun pasien masih mengkonsumsi obat-obatan dari mantri itu, yang terdiri dari
formalat, allourinol, dexametason, probiovit. Selama mengkonsumsi obat-obatan itu,
produksi urin menigkat dan asam lambung yang dirasakan pasien mungkin merupakan
efek samping dari obat dexametason. Selain mengkonsumsi obat, pasien juga mulai
melakukan diet garam dan lemak. Hasil dari pengobatan tersebut, tekanan darah pasien
mulai menurun menjadi 140 mmHg.

d) Masalah-masalah lain yang ada pada pasien.


Ditinjau dari segi ekonomi, pasien berpenghasilan rendah sehingga pasien jarang
kedokter. Ini juga berpengaruh terhadap pola hidup terutama makanan yang dikonsumsi
sehari-hari,bisa jadi tidak sesuai dengan gizi yang diharapkan. Pasien juga tidak sering
berolahraga, sehingga memiliki resiko 30-50% lebih besar untuk mengalami hipertensi.

e) Keterkaitan hasil observasi dengan masalah pasien.


Dari hasil observasi yang dilakukan factor utama yang menyebabkan pasien hipertensi
adalah kegemukan dan kebiasaan pasien yang sering mengkonsumsi makanan yang
mengandung garam dan lemak. Oleh karena itu, dengan melakukan perubahan gaya
hidup dan terapi obat diharapkan tekanan darah pasien akan menjadi normal sehingga
mencegah morbiditas dan mortalitas.
EVALUASI

a. Hal-hal positif dan menyenangkan yang didapat selam kunjungan.


Saya sangat senang dalam kunjungan pasien kali ini karena saya bisa mendapatkan
pasien hipertensi sehingga bisa mempraktekkan langsung pemeriksaan fisik jantung
terkait dengan blok kardiovaskular yang sedang saya jalani.Pasien pun bersikap ramah
dan welcome terhadap kedatangan kami dirumahnya.Pasien juga terbuka dalam
menyampaikan informasi yang penting tentang penyakitnya sehingga memudahkan kami
dalam melakukan anamnesa.

b. Hal-hal negative selama kunjungan


Tidak adanya pasien hipertensi pada hari kami melakukan kunjungan di puskemas
baitussalam tersebut, membuat kami agak kesulitan untuk mencari pasien hipertensi
lainnya. Namun dengan adanya kemauan dan kerja keras dari setiap anggota kelompok
kami, akhirnya kami melakukan kunjungan kembali ke tempat yang berbeda untuk
mendapatkan pasien hipertensi. Dan akhirnya kami mendapatkan 3 orang pasien
hipertensi untuk kami periksa. Dalam melakukan pemeriksaan terkadang kita tidak bisa
melakukan persis sama seperti yang ada pada buku panduan. Ini dikarenakan kondisi di
lapangan tidak memungkinkan.
REFERENSI

1. Buku Ajar KARDIOLOGI Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia


2. PATOFISIOLOGI Volume 1, penerbit EGC
3. Buku Ajar ILMU PENYAKIT DALAM Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
4. www.medicastore.com

Anda mungkin juga menyukai