Anda di halaman 1dari 53

ASTRONOMI DAN

KOSMOLOGI VEDA

I. ILMU ASTRONOMI ADALAH BAGIAN DARI VEDA


1. Pengetahuan Veda mencakup segala aspek kehidupan. Untuk mempraktek-
kan ajaran Veda dalam kehidupan sehari-hari, ada 6 (enam) cabang penge-
tahuan Veda yang disebut Vedanga dan harus dipelajari yaitu:
a. Siksa, ilmu pengucapan mantra-mantra Veda.
b. Vyakarana, ilmu tata-bahasa Veda yaitu tata-bahasa Sanskerta/Sanskrit.
c. Nirukti, kamus bahasa Sanskerta.
d. Canda, ilmu menyanyikan mantra-mantra Veda.
e. Jyotisa, ilmu Astronomi dan Kosmologi Veda, dan
f. Kalpa, pengetahuan tentang ritual (yajna) dan aturan hidup sehari-hari.
2. Hal-hal yang menyangkut Kalpa tercantum dalam Kalpa-sutra yang terdiri
dari 4 (empat) bagian yaitu:
a. Srouta, ritual (yajna) kolektip.
b. Grhya, riyual (yanja) individu/perorangan/keluarga.
c. Dharma, tugas kewajiban dalam hubungannya dengan lembaga Varna-
asrama, dan
d. Sulba, ilmu arsitektur membuat tempat dan bangunan ritual, kuil, pura,
mandir, asrama, dsb.
3. Disamping itu, ada lagi pengetahuan veda tambahan/pelengkap yang dise-
but Upaveda seperti Ayur-Veda (ilmu pengobatan), Dhanur-Veda (ilmu se
jata/perang), Gandharva-Veda (ilmu kesenian), Artha-Sastra (ilmu kepeme-
rintahan), dsb.

II. PERANAN JYOTISA DALAM PERADABAN VEDA


1. Jyotisa adalah ilmu astronomi Veda. Ia disebut juga Jyotir-Ve-
atau Jyotir-Sastra. Dan ia amat berperanan dalam menentukan
hari baik (tepat) untuk melaksanakan ritual (yajna), membang-
un kuil atau mandir dan juga melaksanakan kegiatan ke-agama
an lain berdasarkan letak/kedudukan bintang-bintang dan pla-
net di langit. Hal ini dapat diketahui dari kutipan sloka berikut.

Seseorang hendaklah melaksanakan upacara sraddha pada hari


Makara-sankranti atau Krkata-sankranti. Seseorang hendaklah ju-
ga melaksanakan upacara ini pada hari Mesa-sankranti dan hari
Tula-sankranti yang dalam yoga disebut Vyatipata. Pada hari itu,
ketiga tithi bulan berdampingan yaitu ketika sedang gerhaba bu-
lan ataupun gerhana matahari yang terjadi pada hari ke-duabelas
pada bulan Sravana (Bhag.7.14.20).

2. Karena peranannya demikian penting, maka dalam Jyotir-Veda termuat atu-


ran/petunjuk guna menghitung letak, jarak, gerakan dan orbit bintang atau
planet. Dalam hubungan ini, Jyotir-Veda mendasari perhitungan astronomi-
nya dengan konsep Geocentris. Bhumi dianggap sebagai planet statis yang
mengambang diangkasa dan dikelilingi planet-planet lain yang mengitarinya.
3. Bagian dari Jyotir-Veda yang memuat perhitungan Astronomik ru-
mit adalah (antara lain) Surya-Siddhanta yang dikatakan di-ajarkan
oleh utusan Deva Matahari kepada sang Arsitek para Asura yaitu
Maya Danava pada akhir Satya-Yuga yang telah lewat. Hal ini ditu-
njukkan oleh sloka Surya-Siddhanta berikut.

Wahai Maya, dengarlah dengan penuh perhatian. Ilmu Astronomi yang mu-
lia ini yang Deva Matahari ajarkan kepada para Rishi pada setiap Yuga. Sa-
ya ajarkan ilmu pengetahuan kuno yang sama itu (kepada anda). Tetapi per
bedaan antara ilmu kuno dan ilmu sekarang terjadi karena masalah waktu
akibat perputaran Yuga-Yuga itu. Begitu kata utusan Surya kepada Maya.

4. Jyotir-Veda (Surya-Siddhanta) menjelaskan tentang 7 (tujuh) planet yaitu Ma-


tahari (Aditya), Bulan (Soma), Mercuri (Budha), Venus(Sukra), Mars (Angara-

ka), Jupiter (Brhaspati) dan Saturnus (Sanaiscara) tanpa me-nyebut adanya


planet Neptunus, Uranus ataupun Pluto. Tetapi, ia menyebut adanya planet
Rahu dan Ketu.
5. Topik-topik yang dibahas dalam Surya-Siddhanta adalah:
a. Perhitungan posisi rata-rata (tengah) dan posisi sebenarnya planet-planet
di langit.
b. Perhitungan menetapkan derajat lintang dan derajat bujur serta koordinat
setempat planet dan bintang di langit.
c. Peramalan waktu terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari, baik ger
hana penuh ataupun sebagian.
d. Peramalan waktu ketika planet terletak sejajar dengan
bintang ataupun planet-planet lain.
e. Perhitungan waktu terbit dan tenggelammnya planet dan
bintang.
f. Perhitungan fase-fase Bulan.
g. Perhitungan waktu ketika planet-planet berjejer pada sa-
tu garis lurus.
h. Uraian tentang kosmologi/kosmograpi.
i. Uraian tentang peralatan Astronomi, dan
j. Pembicaraan tentang macam-macam waktu.

III. MULAINYA KALI-YUGA SEBAGAI DASAR PERHITUNGAN


ASTRONOMIK
1. Dalam Jyotir-Veda (Surya-Siddhanta), waktu diukur dalam hari sejak Kali-Yu
ga mulai dan didasari asumsi bahwa posisi ke-tujuh planet ( yaitu Matahari,
Bulan, Mercuri, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus) terletak se-jajar dengan
bintang Zeta Piscium (Revati) pada hari nol. Bintang ini (Revati) di- jadi kan
titik nol oleh para Astronomer Jyotir-Veda untuk meng-hitung derajat bujur
semesta. Posisi planet Rahu pada hari nol itu di-asumsikan 180 derajat dari
bintang Revati.
2. Menurut Jyotir-Veda, Kali-Yuga mulai tgl.18 Pebruari 3102 SM ketika (dilihat
dilihat tengah malam dari Ujjain, India), ketujuh planet ( Matahari, Bulan,
Mercuri, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus), tidak dapat dilihat, sebab me-
reka berjejer pada satu garis lurus di balik bhumi. Sementara itu, planet
Rahu yang gelap tepat berada di-atas Bhumi dan tak terlihat di malam nan
gulita.
3. Dalam menghitung kedudukan (posisi) planet di langit, pa-
ra Astronomer Jyotir-Veda perlu memahami ahargana yak-
ni jumlah hari tepat Kali-Yuga yang telah lewat. Astronomer
India Aryabhata menulis bahwa dia berusia 23 tahun ketika
3.600 tahun Kali-Yuga telah berlalu. Oleh karena Aryabhata
lahir th. 476 M, maka (setelah melalui perhitungan) tgl.1 Ok-
tober 1965 adalah hari ke 1.850.569 Kali-Yuga. Berdasarkan data ini diketa
hui bahwa Kali-Yuga mulai pada tgl.18 Pebruari 3102 SM.
4. Oleh karena Kali-Yuga mulai 3102 SM sedangkan tahun Masehi sudah le-
wat selama 2006, maka para Vaisnava berkesimpulan bahwa perang Kuru-
ksetra terjadi 5108 tahun atau 51 abad yang lalu.

IV. JYOTIR VEDA DAN ASTRONOMI MODERN


1. Jyotir-Veda (Surya-Siddhanta) mendasari perhitungan astronomiknya de-
ngan konsep Geocentric yaitu planet Bhumi sebagai statis sementara pla
net-planet lain berputar mengelilinginya (lihat uraian II.2). Sedangkan As-
tronomi modern (barat) mendasari perhitungannya dengan konsep Helio-
centric yaitu Bhumi berputar bersama-sama planet-planet lain mengelilingi
matahari.
2. Perbedaan dasar perhitungan tersebut tidak berpengaruh besar pada hasil
perhitungan. Hal ini ditunjukkan oleh data-data berikut.

NAMA NAMA PLANET JARAK DARI MATAHARI (KM)


PLANET DALAM VEDA
JYOTIR-VEDA AS. MODERN
GEOCINTRIC

SATURNUS SANAISCARA-GRAHA 1.361.727.000 1.427.497.000


JUPITER BRHASPATI-GRAHA 757.848.000 777.276.000
MARS ANGARAKA-GRAHA 230.193.000 227.204.000
VENUS SUKRA-GRAHA 108.371.000 107.623.000
MERCURI BUDHA-GRAHA 55.007.000 58.296.000

HELIOCENTRIC

NAMA NAMA PLANET JUMLAH HARI DALAM SETAHUN


PLANET DALAM VEDA
JYOTIR-VEDA AS. MODERN

SATURNUS SANAISCARA-GRAHA 10.766 10.754


JUPITER BRHASPATI-GRAHA 4.332 4.333
MARS ANGARAKA-GRAHA 687 687
VENUS SUKRA-GRAHA 225 225
MERCURI BUDHA-GRAHA 88 88
3. Karena menunjukkan hasil perhitungan yang hampir sama, para Astrono-
mer modern (David Pingree, George Toomer, Van Der Waerden, dsb) ber
kesimpulan bahwa ilmu Astronomi Veda di-import dari Yunani pada abad
permulaan ajaran Kristen menyebar.
4. Tetapi dalam hal diameter setiap planet, ukuran Jyotir-Veda menunjuk-
kan perbedaan significant dari ukuran Astronomi modern atas planet Ju-
piter, Venus dan Matahari.

NAMA NAMA PLANET DIAMETER (KM)


PLANET DALAM VEDA
JYOTIR VEDA AS. MODERN

SATURNUS SANAISCARA-GRAHA 118.876 115.848


JUPITER BRHASPATI-GRAHA 66.973 139.742
MARS ANGARAKA-GRAHA 6.069 6.743
VENUS SUKRA-GRAHA 6.452 12.164
MERCURI BUDHA-GRAHA 4.840 4.988
BHUMI PRTHIVI-GRAHA 12.872 12.756
BULAN SOMA-GRAHA 3.861 3.475
MATAHARI SURYA-GRAHA 52.292 1.391.962

5. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh:


a. Salah copy (salin) sloka-sloka Surya-Siddhanta dimasa
lalu yaitu radius dianggap diameter atau sebalik-nya.
b. Ilmu pengetahuan Jyotir-Veda (Surya-Siddhanta) dimengerti secara ke-
liru pada suatu jaman dimasa lalu setelah Kali-Yuga mulai (lihat uraian
II.3 dimuka).
c. Ketidak sempurnaan pengamatan oleh para Astronomer modern.

V. GERAKAN PLANET DAN BINTANG


1. Menurut Jyotir-Veda, semua planet dan bintang bergerak berputar mengeli-
lingi poros (axis) tetap yang memanjang dari Gunung Sumeru keatas melalui
Dhruva-loka (Bintang Kutub atau Pole Star). Dikatakan, “Semua planet dan
bintang berputar mengelilingi Dhruva-loka menurut orbitnya
masing-masing. Mereka di-ikat seperti itu oleh Kepribadian
Tuhan YME dalam susunan alam material sesuai dengan de-

karma nya, dan me-ngelilingi Dhruva-loka karena kekuatan


angin. Mereka akan terus bergerak demikian sampai dengan
akhir masa ciptaan” (Perhatikan Bhag.5.23.2-3).
2. Veda tidak menyebut “Daya Gravitasi” sebagai penyebab planet dan bintang
mengambang dan berputar di-angkasa, tetapi karena kekuatan angin yaitu
angin pravaha. Angin ini adalah energi yang memancar dari Ananta Sesa ya-
ng menopang seluruh dunia di alam semesta.
3. Dalam hubungan ini, Tuhan Krishna berkata, “Gam avisya ca bhutani dhara-
yamy aham ojasa, Saya masuk kesetiap planet dan karena tenagaKu, mere-
ka mengambang dan dan berputar pada orbitnya” (Bg.15.13). Didalam Veda
disebutkan ada 49 (empat puluh sembilan) jenis angin. Tetapi Jyotir-Veda
(Jyotir-Veda) hanya menyebut 7 (tujuh) jenis angin yaitu: Avaha, Samvaha,
Pravaha, Udvaha, Suvaha, Parivaha dan Paravaha.
4. Sampai saat ini, sebab adanya daya gravitasi yang dimiliki setiap planet dan
bintang, masih merupakan misteri. Newton sendiri tidak menjelaskan
kenapa ada gravitasi. Dia hanya berkata bahwa theori
gravitasinya hanyalah merupakan penjelasan numerik
atas akibat-akibat yang dapat dilihat di angkasa. Dan
di katakan olehnya bahwa gravitasi adalah “Action in
a distance”.

VI. HAKEKAT BINTANG


1. Menurut Astronomi modern, bintang adalah matahari yang berada amat jauh
dari Bhumi. Dan, matahari kita adalah salah satu dari triliyunan bintang yang
ada di alam semesta. Theori “banyak matahari” ini tidak diterima oleh Veda.
2. Tuhan Krishna berkata, “Naksatranam aham sasi, di-antara bin-
tang-bintang, Saya adalah bulan” (Bg.10.21, dan perhatikan pu-
la Bg. 13.34, “Yatha prakasayaty ekah, krtsnam lokam imam ra-
vih). Jadi Bulan adalah satu bintang paling utama, dan bintang-
bintang itu adalah sejenis Bulan yang memantulkan cahaya Ma-
tahari. Mungkin bintang-bintang itu memiliki cahaya sendiri, te-
tapi mereka bukan Matahari yang bercahaya amat kemilau setiap hari.
3. Bintang-bintang (dalam konstelasi) Karttika dikatakan oleh Veda sebagai pa-
ra istri Bulan. Tujuh bintang dalam konstelasi Big-Dipper adalah Sapta Rishi.
Revati dikatakan sebagai putri Raja Revata. Arundhati yang merupakan sa-
lah satu bintang di langit, dikatakan istri Rishi Vasistha, dan sebagainya.
4. Veda (Bhag.5.22.11) menyebut adanya 28 (dua puluh delapan) naksatra, ra-
si/konstelasi bintang utama yang terletak 1.574.400 km (=200.000 y) di-atas
Bulan. Dari jumlah ini, 27 berada sepanjang Ecliptic (orbit Matahari) dan di-
pakai sebagai dasar menghitung Bulan menyelesaikan satu kali orbitnya
(yaitu 27,3 hari).
5. Ke 28 naksatra tersebut berada dalam Sisumara-Cakra
(Bhg.5.23.7) yaitu suatu wujud imaginer berupa binata-
tang (ikan lumba-lumba) yang dibentuk oleh konstelasi
bintang-bintang itu. Dikatakan bahwa setiap naksatra
(rasi bintang) itu berada di bagian tertentu pada badan
Sisumara-Cakra. (Lihat daftar dihalaman berikut).
6. Veda selanjutnya menjelaskan bahwa dalam masa 12 (dua-belas) bulan ber
edar, Matahari bersinggungan dengan 12 (dua-belas) naksatra (rasi-bintang
atau zodiak) yang diberi nama sesuai dengan bentuknya yaitu: Karkata (ke-
piting), Simha (singa), Kanya (gadis), Tula (timbangan), Vrscika (kalajengki-
ng), Dhanur (pemanah), Makara (ikan hiu), Kumbha (orang menuang air), Mi
na (ikan), Mesa (kambing), Vrsabha (lembu) dan Mithuna (dua manusia).
7. Ke 28 naksatra (rasi/konstelasi bintang) beserta nama padanan nya dalam
Astronomi modern dapat dilihat pada halaman berikut.
Sedangkan ke 12 naksatra yang menjadi tanda perbintangan dalam Astrolo
gi Veda, disajikan pada halaman selanjutnya.
DAFTAR NAMA NAKSATRA PADA SISUMARA-CAKRA

NO BAGIAN BADAN NAMA NAKSATRA NAMA PERBINTANGAN


SISUMARA-CAKRA MODERN

1. KANAN REVATI ZETA PISCIUM


2. KANAN ASVINI ALPHA ARIETIS
3. KANAN BHARANI MUSCA
4. KANAN KRTTIKA PLEIADES
5. KANAN ROHINI ALPHA TAURI
6. KANAN MRGASIRSA LAMBDA ORIONIS
7. SIRIP KANAN ARDRA ALPHA ORIONIS
8. PINGGANG PUNARVASU BETA GENIMORUM
9. PINGGANG PUSYA DELTA CANCRI
10. SIRIP KIRI ASLESA ALPHA 1 & 2 CANCRI
11. SIRIP KIRI MAGHA ALPHA LEONIS
12. SIRIP KIRI PURVA-PHALGUNI DELTA-LEONIS
13. SIRIP KIRI UTTARA-PHALGUNI BETA LEONIS
14. SIRIP KIRI HASTA GAMMA ATAU DELTA CORVI
15. SIRIP KIRI CITRA ALPHA VIRGINIS
16. SIRIP KIRI SVATI ALPHA BOOTIS
17. SIRIP KIRI VISAKHA XI LIBRA
18. SIRIP KIRI ANURADHA DELTA SCORPIONIS
19. BAHU KIRI JYESTHA ALPHA SCORPIONIS
20. TELINGA KIRI MULA NU SCORPIONIS
21. MATA KIRI PURVASADHA DELTA SAGITTARII
22. LOBANG HIDUNG KIRI UTTARASADHA TAU SAGITTARII
23. LBG HIDUNG KANAN ABHIJIT ALPHA LYRI
24. MATA KANAN SRAVANA ALPHA AQUILAE
25. MATA KIRI DHANISTHA ALPHA DELPHINI
26. BAHU KANAN SATABHISA LAMBDA AQUARII
27. BAHU KANAN PURVABHADRA ALPHA PEGASI
28. BAHU KANAN UTTARABHADRA ALPHA ANDROMEDA
KEDUDUKAN PLANET- PLANET PADA SISUMARA CAKRA

No BAGIAN BADAN NAMA PLANET KETERANGAN


SISUMARA CAKRA

1. UJUNG EKOR DHRUVA-LOKA


2. EKOR PLANET PARA DEVA PRAJAPATI, AGNI, INDRA
DAN DHARMA
3. BAGIAN BAWAH EKOR PLANET PARA DEVA DHATA DAN VIDHATA
4. KEDUA PAHA PLANET PARA RISHI SAPTA RISHI
5. BAWAH PERUT SUNGAI GANGA MILKY WAY/BIMA-SAKTI
6. BAGIAN ATAS DAGU AGASTYA-LOKA
7. BAGIAN BAWAH DAGU YAMA-LOKA
8. MULUT ANGARAKA-GRAHA MARS
9. KEMALUAN SANAISCARA-GRAHA SATURNUS
10. BAGIAN ATAS LEHER BRHASPATI-GRAHA JUPITER
11. DADA SURYA-GRAHA MATAHARI
12. LUBUK HATI SINGGASANA TUHAN
NARAYANA
13. PIKIRAN (KEPALA) SOMA-GRAHA BULAN
14. PUSAR SUKRA-GRAHA VENUS
15. KEDUA PUTTING SUSU PLANET DEVA KEM- ASVINI-KUMARA
BAR
16. NAFASNYA BUDHA-GRAHA MERCURI
17. LEHER PLANET RAHU
18. PADA SELURUH BAGIAN BERMACAM-MACAM
BADAN KOMET
19. PORI-PORI KULIT BERMACAM-MACAM
BINTANG
GAMBAR 12 TANDA
PERBINTANGAN DA-
LAM ASTROLOGI
VEDA
VII. GERHANA BULAN DAN MATAHARI
1. Menurut Veda, diatas Bhumi adalah antariksa, wilayah langit dimana tidak
ada angin berhembus dan awan bergerak. Kemudian, 1.158.480 km (= 90.
000 y) diatas Bhumi adalah planet Rahu, dan 128.720 km (=10.000 y) diat-
as Rahu adalah planet Matahari. Selanjutnya 2.574.000 km (200.000 y) di-
atas matahari adalah planet Bulan. Jarak ini adalah garis tegak lurus ke-
atas dari permukaan Bhu-mandala.
2. Dalam pustaka Veda dikatakan bahwa
planet Rahu adalah penyebab ter-jadi-
nya gerhana Bulan dan gerhana Mata-
hari ketia ia lewat didepan Bulan atau-
pun matahari. Hal ini sangat berlawan-
an dari pandangan Astronomi modern
yang menyatakan bahwa gerhana Matahari terjadi karena Bulan lewat di
depan Matahari. Dan gerhana Bulan terjadi karena Bulan melewati baya-
ngan Bhumi.
3. Jyotir-Veda (Surya-Siddhanta) menjelaskan tentang gerhana serupa de-
ngan pandangan Astronomi modern. Tetapi Jyotir-Veda juga menyebut
peranan planet Rahu dalam proses terjadinya gerhana Bulan dan Mata-
hari. Sebab menurut perhitungan Jyotir-Veda, planet Rahu (maupun Ke-
tu) selalu berada posisi garis lurus dengan Bulan ketika terjadi gerhana
Bulan, dan pada posisi garis lurus dengan Matahari ketika terjadi gerha-
na Matahari. Dengan kata lain, ketika terjadi gerhana Matahari, planet Rahu
tepat berada pada orbit Matahari dalam garis lurus dengan Bulan dan Bhu-
mi. Dan ketika terjadi gerhana Bulan, planet Rahu tepat melewati bayangan
Bhumi dalam garis lurus dengan Matahari.
4. Penjelasan Veda bahwa Bulan ataupun Matahari meng-
alami gerhana karena terhalangi/tertutupi (= dimakan)
oleh Rahu ataupun Ketu, adalah karena Rahu dan Ketu
memegang peranan amat penting dalam Astrologi Veda.
Posisi keduanya di langit pada suatu saat tertentu, sa-
ngat berpengaruh pada peristiwa-pristiwa yang terjadi
di Bhumi. Karena itu, para Astronomer Jyotir-Veda ha-
rus tahu dimana Rahu dan Ketu berada pada setiap saat di langit.
5. Peranan Rahu (dan juga Ketu) dalam gerhana Bulan dan Matahari secara
tradisional bersumber dari lila Tuhan Sri Visnu membantu para Deva dan
Asura dalam meng-aduk lautan susu untuk mencari amrita.
Rahu yang menyamar sebagai Deva supaya bisa ikut minum
amrita, dilaporkan kepada Sri Visnu oleh Soma (Bulan) dan
Surya (Matahari). Dalam inkarnasiNy sebagai Mohini, Sri Vis-
nu memenggal kepala Rahu dengan cakraNya. Sejak saat itu,
Rahu yang hanya berupa kepala saja selalu berusaha meng-
hancurkan Bulan dan Matahari dengan menelan mereka.
6. Di dunia Barat pun ada ceritra kuno yang menjelaskan bahwa gerhana Bu-
lan dan Matahari terjadi karena ulah Demon (Asura). Pada satu lukisan Mu-
slim th. 1272 M digambarkan malaikat Shamshurah berperang melawan
Demon gerhana dalam wujud seekor Naga.
Pada lukisan Raphael th.1504 M digambar-
kan St George bertempur melawan Demon
gerhana yang berwujud Naga berkaki.
7. Ceritra-ceritra kuno seperti itu serupa de-
ngan lila (ceritra rohani) Sri Visnu bertem-
pur me-lawan para Asura dan me-menggal
kepala sang Asura Rahu.

VIII. BHUMI SEBAGAI BHU-GOLA, PLANET KECIL


1. Untuk keperluan hidup masyarakat sehari-hari dalam menentukan hari ba-
ik pelaksanaan ritual agama, Jyotir-Veda mendasari perhitungan Astrono-
miknya dengan meng-anggap Bhumi sebagai Bhu-gola, planet ke-
cil yang berdiameter 12.872 km (1.000 y). Dunia bulat kecil ini,seba
gaimana di-lihat berdasarkan pengamatan indriya jasmani, adalah
dunia tiga domensi pola Cartesian-Eucledian Geometri.
2. Tetapi Purana-Veda (khususnya Bhagavata-Purana atau Srimad
Bhagavatam) men-jelaskan Bhumi tidak sebagai Bhu-gola, dunia
bulat kecil, tetapi sebagai Bhu-mandala, dunia datar amat luas berupa pi-

ringan (cakram) yang berdiameter 6.436 juta km (= 500 juta y).


3. Oleh karena Bhu-mandala adalah bidang datar amat luas yang memben-
tang sampai ke dinding atau kulit alam semesta material, maka proyeksi-
nya adalah ecliptic, bindang bundar datar semesta yang berada dibagian
tengah alam semesta material. Dengan kata lain, ecliptic ini adalah orbit
matahari. Di bawah Bhu-mandala adalah planet-planet Bila-svarga (Atala,
Vitala, Sutala, Talatala, Mahatala, Rasatala dan Patala) dan

dibawahnya lagi adalah samudra Garbha.


4. Bhumi sebagai Bhu-golam (planet kecil) adalah bagian te-

ngah dari Bhu-mandala dan disebut Jambu-dvipa. Diteng-


ah-tengan Jambu-dvipa ber-diri tegak Gunung Sumeru ya-
ng menjadi pasak (axis) alam semesta material.

IX. KONSEP DUA MACAM BHUMI: BHU-GOLA DAN BHU-MANDALA


1. Jadi Veda menjelaskan adanya dua macam Bhumi yaitu: a. Bhu-gola, Bhu-
mi bulat kecil yang dilihat dan dimengerti dalam kehidupan sehari-hari se-
tiap orang. Dan, b. Bhu-mandala, Bhumi datar amat luas berupa piringan
(cakram) yang tidak dilihat dan dimengerti dalam kehidupan sehari-hari se
tiap orang.
2. Konsep Bhu-mandala yaitu Bhumi amat luas berupa piringan adalah kon-
sep Kosmologi yang telah ada sejak jaman purbakala, dan dikenal (di me-
ngerti) secara luas oleh masyarakat dunia pada masa Dvapara, Treta dan
Satya-Yuga. Tetapi menjelang awal Kali-Yuga, konsep Bhu-mandala ting-
gal bekas-bekasnya saja.
3. Dua akhli sejarah yaitu Giorgio de Santillana dan Hertha von Dechend me-
nyatakan bahwa mereka punya bukti-bukti tentang adanya kebudayaan le-
leluhur sama diseluruh dunia pada masa silam. Mereka berkata bahwa Ke-
budayaan kuno ini memiliki ajaran Astronomi ilmiah, tetapi ajarannya itu di
ungkapkan dengan instilah-istilah yang pada jaman modern sekarang dise-
but mitos (dongeng). Sebab orang-orang modern dewasa ini tidak memaha
minya.
a. “Bhumi” adalah bidang datar yang membentang pada Eclip-
tic (orbit Matahari).
b. “Bhumi daratan” adalah bidang datar yang membentang pa-
da Equator semesta.
c. “Bhumi yang sebenarnya” (Bhumi yang dihuni) bukan berar
ti tanah yang ditempati, tetapi bagian dari kumpulan rasi bin
tang (zodiak) yang terletak 24 derajat disebelah kiri dan ka-
nan Ecliptic.
d. Pada puncak, dibagian tengah yang tinggi, diatas “bidang daratan” ya-
ng membentang pada Equator, adalah bintang kutub (Pole Star).
e. Pada puncak yang berlawanan yaitu dibalik kedalaman air yang ada di-
bagian bawah dan tidak terlihat dari garis lintang kita, adalah kutub se-
latan yaitu bintang Conopus.
4. Penjelasan tentang Bhumi sebagaimana diuraikan diatas, cocok dengan
penjelasan Veda tentang Bhu-mandala. Menurut Veda, dibawah bidang da
tar Bhu-mandala (yaitu ke-arah selatan) adalah 7 (tujuh) susunn planet Bi-
la-svarga,dan dibawahnya lagi adalah samudra Garbha yang air nya me-
menuhi ½ ruang alam semesta materal (lihat uraian VIII.3 diatas).Sedang-
kan bintang kutub (Pole Star) yang berada di utara adalah Dhruva-loka.
Dan bintang Conopus yang ada di selatan adalah Agastya-loka.
5. Kosmologi yang serupa dengan Kosmologi Veda tentang Bhu-mandala,
ditemukan secara luas diseluruh pelosok dunia berupa ceritra-ceritra ya-
ng sudah “mem-fosil”yaitu ceritra kuno yang telah kehilang-
an makna aslinya tetapi dilestarikan dengan makna menyim-
ng dalam kehidupan ber-bagai ras dan suku bangsa kuno di-
masa silam.
6. Salah satu dari banyak ceritra kuno itu adalah Norse Mytho-
logy. Pada gambar di-samping nampak Bhumi sebagai ling-
karan pulau yang dikelilingi oleh samudra. Ditengah-tengah
Bhumi berdiri satu Gunung besar amat tinggi di-mana terle-
tak Asgard, tempat tinggal para Deva. Ini sama saja dengan
uraian Veda bahwa di tengah- tengah Jambu-dvipa ber-diri
Gn Sumeru yang men-jadi axis (pasak) alam semesta mate-
rial dan tempat tinggal para Deva (lihat uraian VIII. 4 di muka
dan dibelakang).
7. Konsep Kosmologi Veda tentang Bhu-mandala dan Gunung Sumeru
yang besar dan tinggi berada ditengah-tengahnya dan dikelilingi samu-
dra, serupa dengan pandangan orang Yunani kuno bahwa Gn Olympus
terletak di tengah-tengah Bhumi dan men-jadi pasak alam semesta ma-
terial. Bagi orang Babylonia Gn Ziggurat dan bagi orang Iran kuno Gn
Elbruz adalah pasak alam semesta material. Selanjutnya,di negeri lain,
bagi orang Jerman kuno Gn Humingbjorg, bagi orang Inggris kuno Gn.
Irmingsul, dan bagi orang China kuno Gn Khun Lun adalah pasak se-
mesta yang me-nyangga segala sesuatu di dunia ini. Fakta-fakta ini di-
raikan oleh Mircea Eliade dalam bukunya yang ber-judul “Shamaism”.
8. Dalam bukunya yang berjudul “Science And Civilization in China”, sa-
ng penulis Needham menyebut adanya “Wheel Map” peta roda. Peta ini
meng-gambarkan Bhumi sebagai lingkaran pulau yang mengelilingi sa-
tu Gunung. Dikatakan bahwa Kosmologi seperti ini sangat umum di ma
syarakat China kuno.

X. JAMBU-DVIPA SEBAGAI BAGIAN BHU-MANDALA


1. Jambu-dvipa adalah salah satu dari 7 (tujuh) dvi-
pa yang membentuk Bhu-mandala. Jambu-dvipa
terletak dibagian tengah Bhu-mandala dan dikeli-
lingi oleh samudra air asin. Ditengah Jambu-dvipa berdiri Gn Sumeru.
2. Dikatakan bahwa Jambu-dvipa memiliki 9 (sembilan) wilayah (varsa) yang
masing-masing panjangnya adalah 115.048 km (= 9.000 y). Salah satu da-
ri varsa itu adalah Bharata-varsa yang devasa ini dimengerti sebagai wila-
yah negara India. Disebut Jambu-dvipa karena disini tumuh pohon jambu.
3. Pada masa pemerintahan Raja Yudhisthira, orang-orang bisa berhubung-
an dengan penduduk semua varsa lain di seluruh Jambu-dvipa. Dan pada
masa pemerintahan Raja Dhruva, penduduk memiliki akses ke seluruh wi-
layah Bhu-mandala.
GAMBAR WILAYAH JAMBU-DVIPA 1= ILLAVRTA-VARSA
2 = RAMYAKA-VARSA
GN SRNGAVAN 3 = HIRANMAYA-VARSA
4 = KURU-VARSA BHAUMA
GN SUMERU
5 = BHADRASVA-VARSA SVARGA
4 GN SVETA
D.AIR SEGAR / T.SAR 6 = HARI-VARSA
VATOBHADRA 7 = KIMPURUSA-VARSA
GN NILA 8 = KETUMALA-VARSA
3
9 = BHARATA-VARSA
2 GN MANDARA
(P.MANGGA)
D.AIR SUSU / T.NANDANA

GN TRISIRA & GN MAKARA


D.AIR MADU / T.CAITRARATHA

GN MALYAVAN 8 1 5 GN GANDHAMADANA

GN KUMUDA
(P BERINGIN) GN MERU-MANDARA
(P. JAMBU)

GN SUPARSVA
(P KADAMBA)
6 GN NISHADA

GN JATHARA & GN DEVAKUTA


7 GN HEMAKUTA
GN KAILASA & GN KARIVARA
9
GN HIMALAYA
GN PAVANA & GN PARIYATRA D.AIR TEBU / T. VAIBHRAJAKA
4. Adapun ke 9 varsa Jambu-dvipa tersebut dapat dijelaskan secara ring-
kas sebagai berikut.

NO. NAMA VARSA LETAK ANTARA DUA PENJELASAN


GUNUNG

1. RAMYAKA-VARSA GN NILA– GN MANDARA DIPERINTAH OLEH VAIVASVATA MANU DAN BERSAMA


RAKYATNYA MEMUJA INKARNASI TUHAN SEBAGAI
MATSYA.
2. BHADRASVA- VARSA GN MERU-MANDARA– GN DIPERINTAH OLEH BHADRASVARA PUTRA YAMA,DAN
GANDAMADHANA BERSAMA RAKYATNYA MEMUJA INKARNASI TUHAN
SEBAGAI HAYASIRSA.
HARI-VARSA DISINI PENDUDUK MEMUJA INKARNASI TUHAN SEBA-
3. GN SUPARSVA - GN NISHA-
DA GAI NRSIMHADEVA.
4. GN KUMUDA – GN MALYA-
KETUMALA-VARSA DISINI PENDUDUK MEMUJA INKARNASI TUHAN SEBA-
VAN
GAI KAMADEVA.
GN NILA – GN SVETA
5. HIRANMAYA-VARSA DIPERINTAH OLEH ARYAMA DAN BERSAMA RAKYAT-
NYA MEMUJA INKARNASI TUHAN SEBAGAI KURMA.
GN SVETA– GN SRNGAVAN DIPERINTAH OLEH PRTHIVI DAN BERSAMA RAKYAT-
6. KURU-VARSA NYA MEMUJA INKARNASI TUHAN SEBAGAI VARAHA.
GN NISHADA– GN HEMAKU-
7. KIMPURUSA-VARSA DIPERINTAH OLEH ARSTISENA. IA BERSAMA HANU-
TA
MAN DAN RAKYATNYA MEMUJA INKARNASI TUHAN
SEBAGAI SRI RAMA.
GN SUMERU–SEMUA GN YG DISINI PENDUDUK MEMUJA INKARNASI TUHAN SEBA-
8. ILAVRTA-VARSA MENGELILINGINYA GAI SANKARSANA.

9. BHARATA-VARSA GN HEMAKUTA– GN HIMA- DISINI PENDUDUK MEMUJA INKARNASI TUHAN SEBA-


LAYA GAI NARA-NARAYANA RISHI YANG TINGGAL DI BADA-
RIKASRAMA HIMALAYA.

5. Di Ilavrta-varsa Deva Siva dikelilingi oleh 10 billion pelayan Devi Durga


yang semuanya melayani beliau (Siva). Di Varsa ini Siva bermeditasi ke-
pada Sankarsana, perbanyakan Tuhan Krishna yang menjadi sumber ke
beradaan dirinya. Deva Siva berdona dengan meng-ucapkan mantra sbb. :
“Om namo bhagavate maha purusaya sarva guna sankhyanayanan
tayavyaktaya nama iti, O Tuhan Yang Maha kuasa, saya sujud ke-

pada Anda dalam perbanyakan Mu sebagai Sankarsana. Anda ada-


lah sumber segala sifat-sifat rohani. Meskipun Anda ber-hakekat
tak terbatas, namun Anda tetap tidak bisa dimengerti oleh mereka
yang bukan penyembahMu” (Bhag.5.17.16).

XI. BHAUMA-SVARGA
1. Veda menjelaskan bahwa dari ke 9 (sembilan) varsa wilayah Jambu-dvipa,
8 (delapan) varsa (Ramyaka, Bhadrasva, Hari, Ketumala, Hiranmaya, Kuru,
Kimpurusan dan Ilavrta) termasuk bagian Bhauma-svarga. Sedangkan sa-
tu varsa lainnya yaitu Bharata-varsa adalah wilayah tempat melakukan ber-
aneka-macam kegiatan pamerih yang menyengsarakan.
2. Kedelapan varsa tersebut yang termasuk Bhauma-svarga,
diperuntukkan bagi mereka yang saleh. Setelah kembali (ja-
tuh) dari Divya-svarga, mereka (sebagai jiva rohani-abadi)
menikmati sisa-sisa perbuatan (karma) bajiknya dengan la-
hir disalah satu dari wilayah-wilayah Bhauma-svarga yang
ada di Jambu-dvipa (perhatikan Bhag.5.17.11).
3. Di Bhauma-svarga, orang-orang hidup selama 10.000 tahun Bhumi. Mereka
nampak tampan hampir seperti para Deva dengan kekuatan pisik 10.000 ga-
jah per orang, badan tegap dan bersinar bagaikan kilat. Masa mudanya su-
ngguh menyenangkan. Mereka menikmati hubungan badan (dalam kehi-
dupan berkeluarga) sepuasnya dalam jangka waktu amat lama. Para istri
hanya mengandung dan melahirkan anak sekali saja selama hidupnya.
Standar kebahagiaan hidup mereka sama dengan kebahaiaan hidup pen-
duduk Treta-Yuga (perhatikan Bhag.5.17.12).
4. Di Bhauma-svarga ada banyak kebun dan taman indah pe-
nuh bunga dan buah-buahan menurut musim, dan juga ba-
nyak tempat pertapaan indah. Disana ada banyak danau
amat luas ber-air nan jernih dan indah dengan bunga - bu-
nga padma. Burung angsa, bebek, belibis, bangau dan la-
in nya hidup gembira karena bau wangi bunga-bunga pad-
ma itu dan suara lebah mendengung. Semua danau dan wilayah disekitar
nya adalah tempat para Deva beserta istrinya bersenang-senang (perhati
kan Bhag.5.17.13).

XII. BHARATA-VARSA
1. Veda menyatakan bahwa Bharata-
varsa adalah tempat bekerja keras
yang menyengsarakan. Tetapi da-
ri segi spiritual, lahir di Bharata-varsa sungguh menguntungkan, sehing-
ga para Deva ingin kelak lahir disini.
2. Para Deva berdoa, “Sungguh mulia lahir di Bharata-varsa. Pastilah mere-
ka (sang manusia) telah pernah melakukan kegiatan bajik (pelayanan bhak
ti) sehingga kini bisa melakukan lagi pelayanan bhakti kepada Kepribadian
Tuhan YME dengan berbagai cara. Kami mencapai kedudukan sebagai De-
va setelah melakukan banyak kegiatan saleh. Tetapi apa nilainya
sebagai Deva? Disini (di Svargaloka) kami hanya sibuk dengan
kegiatan pemuasan Indriya, sehingga kami sulit mengingat kaki
padma Tuhan Narayana dan bahkan melupankannya.
“Hidup singkat di Bharata-varsa lebih baik dari pada hidup milya-
ran tahun di Brahma-loka. Sebab hidup amat lama seperti itu pa-
da akhirnya tetap men-jerat seseorang dalam lingkaran kelahiran
dan kematian. Tetapi dengan hidup sebentar di Bharata-varsa, seseorang
dengan cepat bisa me-ngembangkan Kesadaran Krishna untuk men-capai
kesempurnaan hidup kembali pulang ke dunia rohani Vaikuntha-loka.
“Bilamana kami masih memiliki sisa-sisa karma bajik, semoga kami bisa
lahir di Bharata-varsa sebagai makhluk manusia supaya mudah menging-
at kaki padma Tuhan Hari. Beliau begitu baik hati kepada masyarakat ma-
nusia, sehingga Beliau ber-inkarnasi di Bharata-varsa (sebagai Sri Rama
dan Sri Krishna) untuk me-nambah keberuntungan penduduknya” (Perha-
tikan Bhag.5.19.21-23 dan 28).

XIII. PEGUNUNGAN-PEGUNUNGAN DI JAMBU-DVIPA


Ada 20 (dua puluh) Gunung utama disebutkan terdapat di Jambu-dvipa sela-
in Gn Sumeru. Mereka dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut.

1. Gn Sumeru, terbuat dari emas, nampak berkilauan bagaikan api dan menja-
di pasak alam semesta. Tinggi = 1.081.248 km (84.000 y). 1 y = 8 mil dan 1
mil = 1,609 km. Tertanam di dalam Bhumi = 205.952 km (16.000 y). Lebar
puncak = 411.904 km (32.000 y) dan lebar dasar 205.952 km (16.000 y).
Ditengah- tengah puncak Sumeru terletak Brahma-puri, ibu kota
Brahma-loka, Ke-empat sisi kota masing-masing panjang nya 10
juta y atau 1.287 juta km. Karena kota ini seluruhnya terbuat da-
ri emas murni, maka ia disebut Sata Kaumbhi. Disekeliling Brah-
ma-loka adalah residen (tempat tinggal) 8 (delapan) Deva utama
pengendali urusan material dunia fana seperti Indra, Yama, Varu-
na, Soma, dsb. Residen (ibu-kota) mereka serupa dengan Brah-
ma-puri, tetapi masing-masing hanya berukuran ¼ nya saja.

2. Gunung-gunung yang berdiri megah pada kaki Gn Sumeru adalah Kuranga


Kusara, Kusumbha, Vaikanka, Trikuta, Sisira, Patanga, Rucaka, Nisadha, Si
nivasa, Kapila, Sankha, Vaidurya, Jarudhi, Hamsa, Rsabha, Naga, Kalanja-
ra dan Narada. Mereka mengelilingi Gn Sumeru bagaikan kelopak-kelopak
bung padma mengelilingi pusarnya.

3. Gn Trisirah dan Gn Makara terletak di utara Gn Sumeru, masin-masing


panjangnya 231.606 km (18.000 y) dan tinggi 25.744 km (2.000 y).
4. Gn Mandara terletak di utara Gn Trisira dan Gn Makara, panjang dan tinggi-
nya masing-masing 128.720 km (10.000 y). Di Utara Gn Mandara adalah Gn
Nila yang panjangnya 23.195 km (1.802 y), lebar dan tingginya masing- ma-
sing 25.744 km (2.000 y). Dan di Utara Gn Nila adalah Gn Sveta yang panja-
ngnya 2.317 km (180 y), tinggi dan lebarnya masing-masing 25.744 km atau
2.000 y.

5. Gn Jathara dan Gn Devakuta terletak di timur Gn Sumeru. Panjang dan ting-


ginya masing-masing adalah sama yaitu 231.606 km (18.000 y) dan 25.744
km (2.000 y). Di timur Gn Devakuta adalah Gn Meru-mandara yang panjang
dan tingginya masing-masing adalah 128.720 km (10.000 y). Dan di timur Gn
Meru-mandara adalah Gn Gandamadhana yang tingginya adalah 25.744 km
(2.000 y)

6. Gn Kailasa dan Gn Karivara terletak di selatan Gn Sumeru. Panjang dan ti-


ngginya masing-masing adalah 231.606 km (18.000 y) dan 25.744 km (2.000
Y). Di selatan Gn Karivara adalah Gn Suparsva yang panjang dan tingginya
masing-masing adalah 128.720 km (10.000 y). Dan di selatan Gn Suparsva
adalah Gn Nishada, Hemakuta dan Himalaya yang tinggi nya masing-masi-
ng adalah 128.720 km (10.000 y).

7. Gn Pavana dan Gn Pariyatra terletak di barat Gn Sumeru. Panjang dan ting-


ginya masing-masing adalah 231.606 km (18.000 y) dan 25.744 km (2.000 y)
Di barat Gn Pavana adalah Gn Kumuda yang panjang dan tingginya adalah
masing-masing 128.720 km (10.000 y). Dan di barat Gn Kumuda adalah Gn
Malyavan yang tingginya 25.744 km (2.000 y).

XIV. SUNGAI-SUNGAI DI JAMBU-DVIPA


1. Ada 4 (empat) sungai utama disebutkan mengalir di Jambu-dvipa dari
empat Gunung yaitu Gn Mandara, Meru-mandara, Suparsva dan Kumuda.

NO. NAMA NAMA POHON KETERANGAN


GUNUNG

1. MANDARA MANGGA BUAH MANGGA YANG JATUH SEBESAR PUNCAK


L = 1.287 KM GN, PECAH DAN MENGELUARKAN JUICE HARUM
(100 Y) SEMANIS AMRITA DAN MENGALIR DERAS BAGAI-
T = 14.159 KM KAN AIR TERJUN DAN MENJADI SUNGAI ARUNO-
(1.100 Y) DA YANG MENGALIR KE ILAVRTA-VARSA BAGIAN
R CAB. = 14.159 KM TIMUR. ISTRI- ISTRI SALEH PARA YAKSA YANG
MENJADI PELAYAN BHAVANI (DURGADEVI), MI-
NUM AIR SUNGAI ITU HINGGA TUBUHNYA JADI
HARUM DAN MENYEBARKAN BAU WANGI SEJA-
UH 128,7 KM.

2. MERU-MANDA- JAMBU BUAHNYA PENUH ISI DAN BERBIJI KECIL, JATUH


RA (UKURAN SAMA SEBESAR GAJAH DARI PUNCAK GN DAN MENGE-
DENGAN POHON LUARKAN JUICE YANG MENGALIR MEN-JADI SU-
MANGGA) NGAI JAMBUNADI. SUNGAI INI MENGALIR SEJA-
UH 128.720 KM (1.000 Y) DARI PUNCAK GN ME-
RU-MANDARA MENUJU WILAYAH SELATAN ILA-
VRTA-VARSA. LUMPUR YANG TERBENTUK PA-
DA KEDUA TEPINYA BEROBAH MENJADI EMAS
SETELAH TERKENA SINAR MATAHARI DAN KE-
RING OLEH ANGIN.

3. SUPARSVA KADAMBA
(UKURAN SAMA DARI RONGGA-RONGGA POHON MENGALIR LI-
DENGAN POHON MA SUNGAI MADU YANG MASING-MASING LE-
MANGGA) BARNYA 13 M. SEMUA SUNGAI INI MENGALIR
DARI PUNCAK GN KE-SEKELILING ILAVRTA-VAR
SA DARI WILAYAH BAGIAN BARAT. SELURUH
WILAYAH DISANA DIPENUHI OLEH BAU HARUM
SUNGAI MADU. UDARA YANG KELUAR DARI MU-
LUT ORANG YANG MINUM AIR SUNGAI, MENYE-
BABKAN WILAYAH SEJAUH 1.287 KM (100 Y) JA-
DI WANGI.

4. KUMUDA BERINGIN
(UKURAN SAMA POHON BERINGIN YANG MAHA BESAR INI DISE-
DENGAN POHON BUT SATAVALSA, SEBAB IA ME-MILIKI 100 CA-
MANGGA BANG UTAMA. DARI CABANG-CABANG ITU KE-
LUAR AKAR-AKAR DARI MANA MEMANCAR AIR
YANG MENJADI BANYAK SUNGAI YANG MENGA-
LIR DARI PUNCAK GN MENUJU WILAYAH UTA-
RA ILAVRTA-VARSA.

2. Karena ada sungai-sungai seperti itu, maka penduduk Ilavrta-varsa secara


melimpah memiliki persediaan susu, susu-asam, madu, mentega, tetes-gu-
la, biji-bijian, pakaian, tempat tidur, tempat duduk dan perhiasan emas. Su-
ngguh mereka secara material hidup amat bahagia (Bhag.5.16.24)
3. Kulit penduduk Ilavrta-varsa tidak pernah keriput dan rambutnya tidak per-
nah ubanan. Mereka tidak pernah merasa penat dan keringatnya tidak ber-
bau jelek. Mereka tidak mengalami usia tua, menderita penyakit atau pun
mati tidak pada waktunya, tidak menderita karena hawa dingin atau panas
dan badannya tetap bercahaya. Sungguh mereka hidup tanpa kecemasan
apapun sampai saat ajal (Bhag.5.16.25).

XV. DANAU DAN TAMAN DI JAMBU-DVIPA


1. Disekeliling Ilavrta-varsa terdapat empat danau dan taman amat luas nan
indah dan menyenangkan.

NO DANAU TAMAN LETAK

1. DANAU YANG AIRNYA NANDANA DI UTARA ILAVRTA-VAR-


TERASA SUSU SA
2. DANAU YANG AIRNYA CAITRARATHA DI TIMUR ILAVRTA-VAR-
TERASA MADU SA
3. DANAU YANG AIRNYA VAIBHRAJAKA DI SELATAN ILAVRTA-
TERASA AIR TEBU VARSA
4. DANAU YANG AIRNYA SARVATOBHADRA DI BARAT ILAVRTA-VAR-
TERASA AMAT SEGAR SA

2. Para Deva seperti Siddha, Carana dan Gandharva bersama para istrinya ber-
suka-ria menikmati fasilitas ke-empat danau itu beserta taman nya. Karena
itu mereka me-miliki kekuatan yoga-mistik alamiah (siddhi) seperti kemam-
mampuan menjadi besar, kecil atau ringan, dsb (Perhatikan Bhag.5.16.13-
15).

XVI. PENDUDUK BHARATA-VARSA (BHAG.5.19.19).


1. Penduduk Bharata-varsa dikelompokkan menjadi tiga golo-
ngan yaitu:
a. Mereka yang diliputi sifat alam sattvam (kebai-
kan dikenal sebagai orang-orang saleh dan terhormat.
b. Mereka yang diliputi sifat alam rajas (kenafsuan) dikenal seba-
gai orang-orang biasa.
c. Mereka yang diliputi sifat alam tamas (kegelapan) dikenal seba-
orang-orang yang berkebiasaan kotor.
2. Orang lahir di Bharata-varsa sesuai dengan karma kehidupannya di masa
lalu. Tetapi dengan hidup menuruti aturan lembaga sosial-spiritual varna-
asrama-dharma, mereka bisa mencapai kesempurnaan hidup (yaitu pula-
ng kembali ke dunia rohani Vaikuntha-loka).

XVII. GUNUNG DAN SUNGAI DI BHARATA-VARSA


1. Gunung-gunung yang ada di Bharata-varsa adalah Malaya, Mangala-Pras-
tha, Mainaka, Trikuta, Rsabha, Kutala, Kollaka, Sahya, Devagiri, Rsyamu-
ka, Sri Saila, Venkata, Mahendra, Varidhara, Vindhya, Suktiman, Rksagiri,
Pariyatra, Drona, Citrakuta, Govardhana, Raivataka, Kakubha, Nila, Gomu
kha, Indrakila dan Kamagiri.
2. Sungai-sungai yang ada di Bharata-varsa adalah Brahmaputra, Sona, Can
dravasa, Tamraparni, Avatoda, Krtamala, Vihayasi, Kaveri, Veni, Payasvi-
ni, Sarkaravarta, Tungabhadra, Krsnavenya, Bhimarathi, Godavari, Nirvin-
dhya, Payosni, Tapi, Reva, Surasa, Narmada, Carmanvati, Vedasmrti, Ma-
handi, Rsikulya, Trisama, Kausiki, Mandakini (Ganga), Yamuna, Sarasva-
ti, Drsadvati, Gomati, Serayu, Rodhasvati, Sapta-tavati, Susoma, Satadru,
Candrabhaga, Marudvrdha, Vitasta, Asikni dan Visva.
3. Penduduk Bharata-varsa menjadi tersucikan karena
mandi di sungai-sungai itu dan mengingatnya.

XVIII. DELAPAN PULAU KECIL DISEKELILING JAMBU-DVIPA


Pulau-pulau kecil ini adalah Svarnaprastha, Candrasukla, Avartana, Rama-
naka, Mandaraharina, Pancajanya, Simhala dan Lanka. Semua pulau ini ter-
bentuk ketika putra-putra Maharaja Sagara (yang berjumlah 60.000) meng-
gali Bhumi dalam ikhtiarnya mencari kuda yajna yang hilang.

XIX. TUJUH DVIPA BHU-MANDALA


1. Ketujuh dvipa Bhu-mandala terbentuk dari jejak roda kereta
Maharaja Priyavrata ketika beliau ber keliling ke seluruh pe-
losok Bhu-mandala (Bhag. 5.16.2).
2. Setiap dvipa di kelilingi oleh samudra yang airnya ber beda-
beda. Ketujuh dvipa ter-sebut dapat di jelaskan secara ring-
kas sebagai berikut.
DAFTAR TUJUH DVIPA BHU- MANDALA

NAMA DVIPA UKURAN LOKASI SAMUDRA YANG ME-


LEBAR NGELILINGI

1. JAMBU-DVIPA 1.287.000 KM DITENGAH-TENGAH SAMUDRA AIR ASIN


(100.000 Y) BHU-MANDALA LEBAR = JAMBHU-DVIPA

2. PLAKSA-DVIPA 2.574.000 KM MENGELILINGI SAMU- SAMUDRA AIR TEBU


(200.000 Y) DRA AIR ASIN LEBAR = PLAKSA-DVIPA

3. SALMALI-DVIPA 5.148.000 KM MENGELILINGI SAMU- SAMUDRA AIR MIRAS


(400.000 Y) RA AIR TEBU LEBAR = SALMALI-DVIPA

4. KUSA-DVIPA 10.296.000 KM MENGELILINGI SAMU- SAMUDRA MINYAK SAMIN


(800.000 Y) DRA AIR MIRAS LEBAR = KUSA-DVIPA

5. KRAUNCA-DVIPA 20.592.000 KM MENGELILINGI SAMU- SAMUDRA AIR SUSU


(1.600.000 Y) DRA MINYAK SAMIN LEBAR = KRAUNCA-DVIPA

6. SAKA-DVIPA 41.184.000 KM MENGELILINGI SAMU- SAMUDRA YOGURT


(3.200.000 Y) DRA AIR SUSU LEBAR = SAKA-DVIPA

7. PUSKARA-DVIPA 82.368.000 KM MENGELILINGI SAMU- SAMUDRA AIR MANIS


(6.400.000 Y) DRA YOGURT LEBAR = PUSKARA-DVIPA

3. Diluar samudra air manis yang mengelilingi Puskara-dvipa, berdiri Gunung


Lokaloka yang membagi negeri-negeri yang mendapat sinar Matahari dan ti-
dak mendapat sinar Matahari.
4. Diluar samudra air manis adalah wilayah daratan yang lebarnya sama deng-
an wilayah yang membentang dari Gn Sumeru sampai Gn Manasottara.
Wilayah daratan ini di huni banyak makhluk hidup.
5. Di luar wilayah yang ber-penghuni ini membentang daratan yang tanah-
adalah emas. Selanjutnya di luar daratan ke-emasan itu berdiri Gn Loka-
loka nan tinggi yang menjadi batas tiga dunia (Bhur, Bhuvah dan Svah).
Gn Lokaloka menjadi batas cahaya matahari menyebar di seluruh alam
semesta material.
6. Di atas Gn Lokaloka berjaga 4 (empat) Gaja-pati, Raja para ga-
jah yaitu: Rsabha, Puskaracuda, Vamana dan Aparajita. Mere-
ka berjaga di ke-empat arah mata-angin dan bertugas memeli-
hara alam material (Bhag.5.20.39).
7. Tuhan Sri Visnu sendiri, dengan maksud menambah kekuatan
para gajah itu dan juga para Deva, tinggal di puncak Gn Loka-
loka dalam wujudnya yang spiritual dan bebas dari pengaruh
sifat-sifat alam material.
8. Di luar Gn Lokaloka adalah wilayah bernama Aloka-varsa yang lebarnya
adalah 1.609.000.000 km (125.000.000 y). Dan di luar Aloka-varsa adalah
tempat tujuan orang-orang yang men-dambakan moksa, kelepasan dari
derita kehidupan material dunia fana.

XX. NAMA VARSA, GUNUNG DAN SUNGAI DI SETIAP DVIPA


1. Adapun nama-nama varsa, gunung dan sungai di setiap dvipa Bhu- man-

dala adalah sebagai berikut.


DAFTAR NAMA VARSA, GUNUNG DAN SUNGAI DI TIAP DVIPA

DVIPA VARSA GUNUNG SUNGAI

1. JAMBU-DVIPA 9 VARSA (TELAH DIJE- (TELAH DIJELASKAN) (TELAH DIJELASKAN)


LASKAN)

2. PLAKSA-DVIPA 9 VARSA: SIVA, YAVASA, 7 GUNUNG: MANIKUTA, 7 SUNGAI : ARUNA,


SUBHADRA, SANTA, KSE VAJRAKUTA,INDRASENA NRMNA, ANGIRASI, SA-
MA, AMRTA DAN ABHA- JYOTISMAN, SUPARNA, VITRI, SAPTABHATA,
YA HIRANYASTHIVA DAN RTAMBHARA DAN SA-
MEGHAMALA TYAMBHARA

3. SALMALI-DVIPA 9 VARSA : SUROCANA, 7 GUNUNG : SVARASA, 7 SUNGAI : ANUMATI,


SAUMANASYA, RAMANA- SATASRNGA, VAMADE- SINIVALI, SARASVATI,
KA, DEVA-VARSA, PARI- VA, KUNDA, MUKUNDA, KUHU, RAJANI, NANDA
BHADRA, APYAYAMA PUSPA DAN SAHAGRA- DAN RAKA
DAN AVIJNATA SRUTI

4. KUSA-DVIPA 9 VARSA : VASU, VASU- 7 GUNUNG : CAKRA, CA- 7 SUNGAI : RAMAKUL-


DRA, DRDHARUCI, STU- TUHSRNGA, KAPILA, CI- YA, MADHUKULYA, MI-
TYAVRATA, NABHIGUP- TRAKUTA, DEVANIKA, TRAVINDA, SRUTAVIN-
TA, VIVIKTA DAN VAMA- URDHVAROMA DAN DRA DA, DEVAGARBHA,
VA VINA GHRTACYUTA DAN
MANTRAMALA

5. KRAUNCHA- 9 VARSA : AMA, MADHU- 7 GUNUNG : SUKLA, VAR 7 SUNGAI : ABHAYA,


DVIPA RUHA, MEGHAPRSTHA, DHAMANA, BHOJANA, AMRTAUGHA, ARYAKA
SUDHAMA, BHRIJISTHA, UPABHAHINA, NANDA, TIRTHAVATI, RUPAVA-
LOHITARNA DAN VANAS- NANDANA DAN SARVA- TI, PAVITRAVATI DAN
PATI TOBHADRA SUKLA.

6. SAKA-DVIPA 9 VARSA : PUROJAVA, 7 GUNUNG : ISANA, URU- 7 SUNGAI : ANAGHA,


6. SAKA-DVIPA 9 VARSA : PUROJAVA, 7 GUNUNG : ISANA, URU 7 SUNGAI : ANAGHA,
MANOJAVA, PAVAMANA, SRNGA, BALABHADRA, AYURDHA, UBHAYA-
DHUMRANIKA, CITRARE- SATAKESARA, SAHA- SPRSTI, APARAJITA,
PHA, BAHURUPA DAN VIS SRASROTA, DEVAPALA PANCAPADI, SAHASRA
VADHARA DAN MAHANASA SRUTI DAN NIJADHRTI

7 PUSKARA-DVIPA 2 VARSA : RAMANAKA DITENGAH-TENGAHNYA


DAN DHATAKI ADALAH PEGUNUNGAN
MANASOTTARA

2. Lebar dan tinggi Gunung Manasottara yang terletak di Puskara-dvipa ada


lah 128.720 km (10.000 y). Diatas Pegunungan ini pada ke empat arah ma-
ta-angin terletak tempat tinggal (ibu-kota) para Deva pengendali urusan
material dunia fana yaitu Indra, Yama, Varuna dan Soma.
3. Matahari bergerak diatas Pegunungan Manasottara pada orbitnya yang di-
sebut samvatsara sejauh 1.224.127.000 km (= 95.100.000 y) sambil menge
lilingi Gn Sumeru. Dikatakan bahwa matahari menempuh jarak sejauh itu
dengan kecepatan 43.775.098 km (= 3.400.800 y) dalam jangka waktu 48
menit (Bhag.5.21.7 dan 12).

XXI. PENDUDUK, KONDISI ALAM DAN KEHIDUPAN DI SETIAP DVIPA.


1. Setiap dvipa diperintah oleh se-orang putra Maharaja Priyavrata. Pendu-
duk dibagi dalam 4 (empat) golongan sosial, dan nama setiap dvipa bera-
sal dari nama pohon, tanaman dan gunung yang tumbuh dan ada disana.
DVIPA PENGUASA PENDUDUK KETERANGAN

1. JAMBU-DVIPA (TELAH DIJELAS- (TELAH DIJELASKAN) (TELAH DIJELASKAN)


KAN)

2. PLAKSA-DVIPA IDHMAJIHVA TERDIRI DARI 4 GOL. SOSI- DISINI TUMBUH POHON


AL : HAMSA, PATANGA, PLAKSA YANG BERKILAU-
URDHVAYANA DAN SATYA AN SEPERTI EMAS, UKU-
NGA. MEREKA BERUSIA RANNYA = UKURAN POHON
1.000 TH, TAMPAN SEPERTI JAMBU DI JAMBU-DVIPA
DEVA DAN MEMUJA SUR- PADA AKARNYA ADA API
YA, DEVA MATAHARI. DENGAN TUJUH MACAM
NYALA.
3. SALMALI-DVIPA YAJNABAHU TERDIRI DARI 4 GOL. SOSI- DISINI TUMBUH POHON
AL : SRUTIDHARA, VIRYA- SALMALI, UKURANNYA =
DHARA, VASUNDHARA POHON PLAKSA. POHON
DAN ISANDHARA. MEREKA SALMALI INI ADALAH TEM-
BERUSIA 1.000 TH, TAM- PAT TINGGAL GARUDA
PAN SEPERTI DEVA DAN
MEMUJA SOMA, DEVA BU-
LAN.
DISINI TUMBUH KUMPULAN-
4. KUSA-DVIPA HIRANYARETA TERDIRI DARI 4 GOL. SOSI- KUMPULAN RUMPUT KUSA
AL : KUSALA, KOVIDA, YANG NAMPAK KEMILAU
ABHIYUKTA DAN KULAKA. SEPERTI API TETAPI CAHA-
MEREKA TAMPAN SEPERTI YANYA SEJUK MENYENA-
DEVA DAN MEMUJA AGNI, NGKAN.
DEVA API.
DISINI BERDIRI GN BESAR-
5. KRAUNCHA-DVI- GHRTAPRSTHA TERDIRI DARI 4 GOL. SOSI- KRAUNCHA YANG DILINDU-
PA
DVIPA PENGUASA PENDUDUK KETERANGAN

5. KRAUNCHA- GHRTAPRSTHA TERDIRI DARI 4 GOL. SOSI- DISINI BERDIRI GN BESAR


DVIPA AL: PURUSA, RSABHA, DRA KRAUNCHAYANG DILINDU-
VINA DAN DEVAKA. MERE- NGI OLEH VARUNA. DAHU-
KA BERUSIA 1.000 TH, TAM- LU POHON DAN TUMBUH-
PAN SEPERTI DEVA DAN AN DI-LERENGNYA DIHAN-
MEMUJA VARUNA, DEVA PE CURKAN OLEH KARTTIKE-
NGUASA AIR. YA.

6. SAKA-DVIPA MEDHATITHI TERDIRI DARI 4 GOL. SOSI- DISINI TUMBUH POHON SA


AL : RTAVRATA, SATYAVRA KA BESAR BERBAU HA-
TA, DANAVRATA DAN ANU- RUM DAN MENYEBABKAN
VRATA. MEREKA MEMPRAK SELURUH WILAYAH DVIPA
TEKKAN YOGA-MISTIK DE- WANGI.
NGAN MEMUJA VAYU, DEVA
ANGIN.

7. PUSKARA-DVI- VITIHOTRA PENDUDUK MEMUJA BRAH- DISINI TUMBUH BUNGA


PA MA, SANG PENCIPTA DUNIA PADMA AMAT BESAR DE-
FANA. NGAN 100 JUTA KELOPAK
KE-EMASAN DAN BEKILAU
AN SEPERTI NYALA API.BU
NGA PADMA INI ADALAH
TEMPAT DUDUK BRAHMA.

Denah Bhu-mandala disajikan pada dua halaman berikut.

XXII. PLANET- PLANET BILA-SVARGA


1. Bila-svarga terletak 901.040 km (70.000 y) dibawah Bhu-mandala dan ter-
diri dari 7 (tujuh) susunan planet yaitu: Atala, Vitala, Sutala, Talatala, Ma-
BHU-MANDALA KULIT ALAM SEMESTA
DILIHAT HORIZONTAL ALOKA-VARSA
1,5 BILLIUN KM
PEGUNUNGAN LOKALOKA
TANAH KE-EMASAN

DAERAH BERPENGHUNI
1,5 BILLIUN KM
VIBHAVARI
GN SUMERU
(RESIDEN SOMA)

PEG. MANASOTTARA

PUSKARA-DVIPA
SAMUDRA AIR MANIS

NIMLOCA
DEVA-DHAMA
(RESIDEN VARUNA) (RESIDEN INDRA)
JAMBU-DVIPA
SAMUDRA AIR ASIN SAKA-DVIPA
SAMUDRA YOGURT
PLAKSA-DVIPA
KRAUNCA-DVIPA
SANUDRA AIR TEBU
SAMUDRA SUSU
SALMALI-DVIPA
SAMUDRA MIRAS

KUSA-DVIPA SAMYAMANI
(RESIDEN YAMA)
SAMUDRA MENTEGA
BHU- MANDALA DI-
LIHAT HORIZONTAL

“Bhu-mandala terlihat menyerupai


bunga padma. Ke-tujuh dvipa nya
bagaikan pusar bunga itu” (Bhag.
5.16.5).
hatala, Rasatala dan Patala.
2. Di Bila-svarga ada banyak taman, kebun, rumah dan tempat-tempat nan
indah untuk kenikmatan indriya yang keadaannya bahkan lebih mewah
daripada yang ada di Divya-svarga. Sebab, para Asura (demon)
yang menjadi penghuninya memiliki kekayaan dan standar ke-
senangan indriyawi yang amat banyak dan tinggi.
3. Kebanyakan penduduk Bila-svarga yang terdiri dari para Dai-
tya, Danava dan Naga, hidup sebagai grhastha (orang berkelu-
arga). Para istri, anak, sahabat dan masyarakat nya semua si-
BILA-SVARGA buk dalam menikmati kesenangan material khayal. Kenikmatan indriya
para Deva kadangkala terganggu. Tetapi penduduk Bila-svarga menik-
mati hidup senang hampir tanpa pernah terganggu (Bhag.5.24.8).
4. Di Bila-svarga tinggal sang arsitek para Asura, Maya Danava. Dialah ya
ng membangun banyak kota indah cemerlang. Di Bila-svarga ada ba-
nyak gedung, tembok, gerbang, balai-sidang, kuil, alun-alun
komplek mandir dan juga berbagai hotel tempat menginap
para tamu asing.
5. Rumah-tinggal para pemimpin Negara dibangun dengan ba-
tu permata dan selalu ramai oleh para Asura dan Naga dan
juga oleh banyak burung merpati, burung nuri dan burung
lain jenis serupa.
6. Taman dan kebun di Bila-svarga mengalahkan keindahan taman dan
kebun di Divya-svarga. Pohon-pohon di kebun itu dibelit oleh tanaman-
tanaman rambat, melengkung karena beban rantingnya yang berat me-
megang bunga dan buah, sehingga mereka nampak indah luar-biasa. Ke
indahannya menarik hati siapa saja dan membuat pikirannya mekar da-
lam kebahagiaan kenikmatan indriya (Bhag.5.24.10).
7. Di Bila-svarga ada banyak danau dan bendungan ber-air sa-
ngat bersih dan jernih. Ikan-ikan yang ber-lompatan, bunga
tunjung, kuvalya, kahlaras dan bunga padma merah dan biru
memperindah pemandangan nya. Burung cakravaka berpa-
sang-pasangan dan banyak lagi burung air bersarang di ba-
nyak danau itu. Mereka selalu bergembira-ria dan suaranya
nan merdu sungguh menyenangkan dan cocok untuk kenikmatan indri-
ya jasmani.
8. Di Bila-svarga tidak ada cahaya matahari. Disana waktu tidak dibagi da-
lam siang dan malam hari, sehingga tidak ada rasa takut yang ditimbul-
kan oleh waktu. Disana tinggal banyak Ular-naga besar dengan permata
menghias kepala-kepalanya. Cahaya permata-permatanya itu meniada-
kan kegelapan disegala arah (Bhag.5.24.11-12).
9. Oleh karena penduduk Bila-svarga minum dan mandi juice
dan cairan mujarab terbuat dari dedaunan amat berkhasiat,
maka mereka tidak merasa cemas dan tidak menderita pe-
nyakit pisik apapun. Rambut tidak ubanan, kulit tidak keri-
put, tubuh tidak rapuh, cahaya badan tidak pudar, keringat
tidak berbau jelek, dan mereka tidak pernah merasa capek atau kekurang-
an tenaga atapun tidak semangat akibat usia tua (Bhag.5.24.13).
10. Mereka hidup nyaman dan tidak takut pada kematian yang di-akibatkan
oleh apa saja, kecuali kematian yang pasti di-akibatkan oleh sang waktu
yaitu senjata Cakra-sudarsana yang berkilauan milik Tuhan Krishna. Bila
Cakra Beliau masuk ke wilayah Bila-svarga, istri-istri para Asura yang se-
dang hamil, keguguran karena takut pada kilauan cahaya Cakra itu (Bhag
5.24.14-15).
11. Kondisi kehidupan di setiap planet Bila-svarga dapat diringkas sbb.

SUSUNAN PLANET KETERANGAN

1. ATALA-LOKA DISINI TINGGAL BALA PUTRA MAYA DANAVA YANG MENCIPTAKAN


96 MACAM KEKUATAN MISTIK. BALA JUGA MENCIPTAKAN 3 MACAM
WANITA YAITU SVAIRINI, KAMINI DAN PUMSCALI YANG BERNAFSU
SEX KUAT.

2. VITALA-LOKA DISINI TINGGAL DEVA SIVA BERSAMA PARA BHUTA DAN BERBAGAI
JENIS MAKHLUK HALUS LAIN. CAIRAN YANG TIMBUL DARI HUBUNG-
AN BADAN SIVA DENGAN ISTRINYA BHAVANI, BER-UBAH MENJADI
EMAS YANG DIPAKAI PERHIASAN OLEH PENDUDUK DI VITALA-LOKA.

3. SUTALA-LOKA DISINI TINGGAL BALI MAHARAJA YANG SIBUK DALAM PELAYANAN


BHAKTI KEPADA INKARNASI TUHAN VAMANADEVA. KETIKA RAVANA
DATANG KE SUTALA, VAMANADEVA MENENDANGNYA SEJAUH 128.
720 KM (10.000 Y) HINGA DIA TIDAK BERANI LAGI DATANG KESANA.
SUSUNAN PLANET KETERANGAN

4. TALATALA-LOKA DIPERINTAH OLEH MAYA DANAVA, ARSITEK PARA ASURA. DAHULU


DEVA SIVA MENGHANCURKAN TIGA ISTANA ANGKASA YANG DIBUAT
OLEH MAYA DANAVA SEHINGGA BELIAU BERNAMA TRIPURARI. AKAN
TETAPI MAYA KEMUDIAN MENJADI PEMUJA SIVA DAN DILINDUNGI
OLEHNYA.

5. MAHATALA-LOKA DUNIANYA PARA ULAR-NAGA BERKEPALA BANYAK KETURUNAN KA-


DRU. PARA PEMIMPINNNYA ADALAH KUHAKA, KALIYA, TAKSAKA DAN
SUSENA. MEREKA SELALU CEMAS PADA SERANGAN GARUDA. NA--
MUN DEMIKIAN, MEREKA HIDUP SENANG JUGA BERSAMA ISTRI, ANAK,
SANAK KELUARGA DAN PARA SAHABATNYA.

6. RASATALA-LOKA TEMPAT TINGGAL PARA ASURA KETURUNAN DITI DAN DANU. MEREKA
DISEBUT PARA PANI, KALEYA, NIVATAKAVACA DAN HIRANYA PURA-
VASI. MEREKA TINGGAL DI LOBANG-LOBANG SEPERTI ULAR.

7. PATALA-LOKA DISEBUT PULA NAGA-LOKA KARENA MENJADI TEMPAT TINGGAL PARA


NAGA. PEMIMPIN MEREKA ADALAH VASUKI. PARA NAGA MEMILIKI BA-
NYAK KEPALA YANG BERHIASKAN PERMATA. CAHAYA YANG MEMAN-
CAR DARI PERMATA-PERMATA DI KEPALA MEREKA, MENIADAKAN KE-
GELAPAN DISELURUH WILAYAH BILA-SVARGA.

XXIII. PLANET-PLANET DIVYA-SVARGA


Divya-svarga adalah Svarga-loka yang terletak di atas Bhuvar-loka (antarik
sa). Matahari (Surya-graha), Bulan (Soma-graha), ke 28 Naksatra (rasi bin-
tang), Venus (Sukra-graha), Mercuri (Budha-graha), Mars (Angaraka-graha)
Jupiter (Brhaspati-graha), Saturnus (Sanaiscara-graha), planet Sapta Rishi
dan Bintang Kutub (Druva-loka) adalah planet-planet Divya-svarga.
Tetapi Divya-svarga dapat
juga dimengerti meliputi
seluruh planet di-atas Bhu
var-loka sampai Brahma-
loka.

SUSUNAN PLA-
NET DI ALAM SE-
MESTA DILIHAT
VERTIKAL

Jarak ke 7 planet Bila-svarga


antara satu dengan lainnya
adalah 128.720 km (10.000
y).
Bhauma-svarga
BRAHMA-LOKA DRUVA-LOKA

TAPO-LOKA PLANET-PLANET 7 RISHI

JANA-LOKA PLANET SATURNUS

MAHAR-LOKA PLANET JUPITER

SVARGA-LOKA PLANET MARS


MATAHARI, BULAN, 28 NAKSATRA,
VENUS, MERCURI, MARS, JUPITER, PLANET MERCURI
14 SATURNUS, 7 PLANET RISHI DAN
SUSUNAN DRUVA-LOKA. PLANET VENUS
PLANET BHUVAR-LOKA
PLANET PARA YAKSA, RAKSASA,
28 NAKSATRA
PISACA, BHUTA DSB. DAN SIDDHA,
CARANA, VIDYADHARA DAN RAHU. PLANET BULAN

BHU-LOKA (BHU-MANDALA) PLANET MATAHARI

ATALA-LOKA

VITALA-LOKA
PLANET RAHU
SUTALA-LOKA
PLANET-PLANET PARA SIDDHA, CARANA
TALATALA-LOKA DAN VIDHYADHARA
PLANET-PLANET PARA YAKSA, RAKSASA,
MAHATALA-LOKA PISACA, BHUTA, GHANA, PRETA, DSB.

RASATALA-LOKA BHU-LOKA (BHU-MANDALA)


PATALA-LOKA
XXIV. BRAHMANDA, ALAM SEMESTA MATERIAL
1. Veda menyebut alam semesta material yang kita huni brahmanda, telur
brahman, karena bentuk/wujudnya yang bulat. Brahman adalah keseluru-
han unsur materi alam fana (juga disebut mahat-tattva) yang ter-bentuk
dari tenaga material Kepribadian Tuhan YME Krishna. Karena itu, brah-
man adalah perwujudan tenaga material Tuhan YME.
2. Brahmanda kita yang di-urus oleh Brahma berkepala empat bersa-
ma para Deva pengendalinya, adalah yang terkecil dari trilyunan
brahmanda yang mengambang di Samudra Karana (karana-jala). Di
ameternya adalah 6.000.000.000 km (= 500.000.000 y; 1 y = 8 mil dan
1 mil = 1,5 km). Lihat uraian IX. Rinciannya adalah sebagai berikut.

a. JARAK DARI GN SUMERU S/D PEG. MANASOTTARA = 189/000.000 KM (15.750.000Y)


b. JARAK DARI PEG. MANASOTTARA S/D BATAS LUAR SAMUDRA
AIR MANIS = 115.200.000 KM ( 9.600.000 Y)
c. JARAK DARI WILAYAH BERPENGHUNI S/D PEG. LOKALOKA = 1.195.800.000 KM ( 99.650.000 Y)
d. JARAK DARI PEG. LOKALOKA S/D KULIT ALAM SEMESTA (LE-
BAR ALOKA-VARSA) = 1.500.000.000 KM (125.000.000 Y)

TOTAL = 3.000.000.000 KM (250.000.000 Y)

JADI DIAMETERNYA 2 X JUMLAH TSB. = 6.000.000.000 KM (500.000.000 Y)

3. Ruang alam semesta yang ber-diameter 6 billiun km ini setengahnya di-


penuhi air Samudra Garbha dimana perbanyakan Tuhan Krishna sebagai
Garbhodakasayi Visnu berbaring diatas tubuh Naga Ananta yang menjadi
tempat tidurNya.
4. Selanjutnya ruang alam semesta tersebut di-kelilingi oleh 7 (tujuh) lapis
penutup yaitu: tanah, air, api, udara, akasa, pikiran (termasuk kecerdas-
an) dan ego yang lebar/tebalnya berturut-turut 10 x bagian yang ditutupi
(perhatikan Bhag.3.11.41). 1. Lapisan tanah = 10 x 6 billiun km
RUANG ALAM 2. Lapisan air = 10 x lapisan tanah
SEMESTA 3. Lapisan api = 10 x lapisan air
4. Lapisan udara = 10 x lapisan api
5. Lapisan akasa = 10 x lapisan udara
6. Lapisan pikiran = 10 x lapisan akasa
7. Lapisan ego = 10 x lapisan pikiran

Total tebal seluruh lapisan penutup adalah


66.666.663 billiun km (=5.555.555 billiun y;
1 y = 8 mil dan 1 mil = 1,5 km).
1 2 3 4 5 6 7
5. Tetapi para sarjana modern menyata-
kan bahwa alam semesta tak terbatas.

MATAHARI
SAMUDRA GARBHA
XXIV. KEDUDUKAN BRAHMANDA DI ANGKASA ROHANI
1. Di angkasa rohani nan terang tak ter-batas, ada bagian gelap seperti suatu
kumpulan awan. Bagian gelap ini adalah mahat-tattva atau brahman yakni
manifestasi tenaga material Tuhan Krishna.
2. Kedalam mahat-tattva ini masuk perbanyakan pribadi Tuhan Krishna yaitu
Maha Visnu, sehingga mahat-tattva jadi aktip. Ketika Maha Visnu mengem-
buskan nafas, bertrilyun-tilyun brahmanda (universe/alam semesta) keluar
dari diriNya. Kemudian ketika Maha Visnu menarik nafas, seluruh brahman
da yang amat banyak tak terhitung itu masuk kedalam diriNya.
3. Oleh karena Maha Visnu berbaring di dalam samudra Ka-
rana mahat-tattva, maka Beliau disebut Karanadakasayi
Visnu dan menjadi Purusa-avatara pertama Tuhan Krish-
na. Dari Beliau lah setiap brahmanda (universe/alam se-
mesta) berasal.
4. Kemudian ke-dalam setiap brahmanda masuk perbanya-
kan Nya yang disebut Garbhodakasayi Visnu. Disebut de
mikian, sebab Beliau berbaring di samudra Garbha alam
semesta material. Dari pusar Nya tumbuh bunga padma
ke-emasan yang men-jadi tempat kelahiran Brahma dan
ter-wujudnya ber-aneka-macam planet. Garbhodakasayi
Visnu adalah Purusa-avatara kedua Tuhan Krishna.
5. Purusa-avatara ketiga adalah Ksirodakasayi Visnu yaitu Paramatma yang
bersemayan dilubuk hati setiap makhluk hidup.
XXV. SPACE-TRAVELLING
1. Jika diameter alam semesta hanya 6 billiun km (= 4 billiun mil), maka un-
tuk sampai di Brahma-loka yang berjarak 3 billiun km dari Bhumi, diper-
lukan waktu selama 457 tahun dengan pesawat angkasa (space-craft) ya-
ng memiliki kecepatan jelajah 750 km/jam.
2. Veda mengingatkan bahwa tenaga material di planet-planet
yang lebih tinggi beroperasi secara berbeda dari pada yang
ada di Bhumi. Menurut Veda, jarak satu obyek dari Bhumi
adalah panjang garis tegak lurus dari bidang datar Bhu-man-
dala ke obyek tersebut. Ini berarti jarak antar planet yang di-
sebutkan dalam Veda bisa saja lebih jauh dari penglihatan
manusia Bhumi. Karena itu, jarak yang kita mengerti di Bhumi (Bhu-go-
la) tidak berlaku di wilayah-wilayah jauh di alam semesta.
3. Teknologi pesawat angkasa (space-craft) yang dikembangkan oleh ma-
nusia Kali-Yuga dewasa ini, adalah teknologi amat kasar yang tidak ber
kemampuan menjangkau varsa-varsa lain di wilayah Jambu-dvipa, apa-
lagi dvipa-dvipa lain di wilayah Bhu-mandala. La-
lu apa yang harus dikatkan tentang cita-cita men-
capai planet tertinggi Satya-loka?

XXVI. PENDAPAT TENTANG ASTRONOMI DAN


KOSMOLOGI VEDA
1. Para Astronomer modern berpendapat bahwa Astronomi Veda sebagai-
mana tercantum dalam Jyotir-Veda adalah ilmu pengetahuan yang di-im-

port dari Yunani dan di klaim sebagai Astronomi Veda oleh orang-orang
brahmana India yang tidak jujur. Sedangkan kosmologi yang tercantum
dalam kitab-kitab Purana (khususnya Bhagavata-Purana), katanya lanjut,
adalah pengetahuan asli Veda yang tidak lain adalah mithology (donge-
ng) belaka karena tidak logis, tidak rasionil dan tidak realistik.
2. Rishi mulia Sukadeva berkata kepada Raja Pariksit, “Sang Raja
terhormat, tenaga material Tuhan YME (yang mewujudkan alam
semesta ini) tidak ada batasnya. Alam material ini adalah trans-
formasi sifat-sifat alam fana (tri-guna), dan tidak ada orang di
dunia ini yang mampu menjelaskan secara sempurna meskipun
usianya sepanjang usia Brahma” (Bhag.5.16.4).
3. Dengan kata lain, meskipun anda berusia sepanjang usia Brahma tetapi
kemampuan persepsi indriya-indriya anda setingkat manusia biasa, ma-
ka anda tidak akan pernah bisa mengerti secara benar alam semesta ma
terial ini. Sebab indriya-indriya
jasmani anda sama sekali tidak
sempurna.

XXVI. PENGETAHUAN VEDA ADALAH KEBENARAN


1. Veda menyajikan dua aspek Bhumi (Bhu-loka) yang merupakan salah sa-
tu dari 14 (empat belas) susunan planet di alam semesta material ( brah-
manda). Kedua aspek ini, sebagaimana telah di-jelaskan, adalah: a. Bhu-
gola, dan b. Bhu-mandala.
2. Bhu-gola yang dijelaskan dalam Jyotir-Veda, adalah bagian dari Bhu-man
dala yang dijelaskan dalam kitab-kitab Purana. Pengetahuan tentang Bhu
mi sebagai Bhu-gola diperuntukkan bagi masyarakat umum yang mengan
dalkan persepsi indriya-indriya
jasmani kasar dalam mempe-
roleh pengetahuan. Sedang-
kan konsep Bhumi sebagai
Bhu-mandala di-peruntukkan
bagi para Deva, Rishi dan Yo-
gi yang memiliki persepsi indriya - indriya jauh lebih luas dan lebih tinggi
dalam memahami dan melihat realita.
3. Melihat Bhumi sebagai Bhu-gola (planet kecil bulat) adalah ibarat orang
buta meraba telinga gajah dan menyatakan bahwa gajah berwujud lebar-
tipis, sebab dia tidak bisa melihat gajah secara keseluruhan. Sebaliknya,
melihat Bhumi sebagai Bhu-mandala (bidang datar berupa piringan amat
luas) adalah ibarat orang yang melihat gajah secara utuh. Dia melihat ba-
gaimana belalai, kaki, ekor, perut, leher dan kepala ber-hubungan antara
satu dengan yang lain dan membentuk badan sang gajah.
4. Karena itu, apabila penjelasan tentang Bhu-mandala dirasa tidak logis, ti-
dak rasional dan tidak realistik, itu semata-mata karena kita belum mam-
pu memahaminya.
XXVII. LAIN-LAIN
Selain Surya-Siddhanta, sumber-sumber Jyotir-Veda lainnya adalah:
1. Pitamaha-Siddhanta, diajarkan oleh Deva Brahma.
2. Vasistha-Siddhanta, diajarkan oleh Rishi Vasistha.
3. Romaka-Siddhanta, diajarkan oleh Sri Visnu kepada Rishi Romaka,
4. Paulisa-Siddhanta, diajarkan oleh Rishi Pulastya, dll.

PENUTUP
Demikianlah saya telah jelaskan tentang Astronomi dan kosmologi Veda.
Semoga bermanfaat. Haribol!

Bandung, 4 Juni 2007.


Sumber bacaan:
1. Vedic Cosmography And Astronomy
By Richard L Thompson (Sadaputa-dasa ).
Publushed by Bhaktivedanta Book Trust 1989.

2. Srimad Bhagavatam (Bhagavata-Purana)


By His Divine Grace AC Bhaktivedanta Svami Prabhupada
Published by Bhaktivedanta Book Trust.

Anda mungkin juga menyukai