Anda di halaman 1dari 18

SIVA, TAMO GUNA

AVATARA
I. GUNA-AVATARA
Veda menyatakan bahwa Siva adalah Tamo-Guna-Avatara, inkarnasi Tuhan
pengendali sifat alam tamas (kegelapan) dan berfungsi sebagai pelebur alam
material (Bhag.1.2.23). Siva lahir dari Brahma dan Brahma lahir dari Garbho-
dakasayi Visnu, Purusa-Avatara ke 2 Sri Krishna.

II. ASAL KEBERADAAN SIVA DAN SAKTINYA DURGA


1. Satu dari perbanyakan pribadi (visnu-tattva) Sri Krish-
na yang tak terhitung jumlahnya adalah Sadasiva yang ti-
nggal di salah satu planet-planet Vikuntha di angkasa ro-
hani (CC Adi-lila 6 ). Ketika Maha Visnu memandang seke-
jap ke-arah tenaga material (maya) Nya, pandangan Maha
Visnu sekejap ini adalah Sadasiva yang menjadi sumber keberadaan Siva.
Sedangkan tenaga material (maya) Nya termanifestasi sebagai Durgadevi,
saktinya Siva.
2. Para jiva (makhluk hidup) dimasukkan kedalam tenaga material (maya) me-
lalui pandangan sekejap Maha Visnu. Dengan kata lain, Siva (sebagai un-
sur lelaki) menghamili saktinya Durgadevi (sebagai unsur wanita) dengan
para jiva dalam jumlah tak terhitung.
3. Disetiap alam material Siva mewujudkan diri sebagai tenaga (energi) pe-
nghancur pada diri Sankarsana yaitu Naga Ananta, tempat tidur Garbho-
dakasayi Visnu.
4. Kemudian Siva mengambil wujud pribadi dengan lahir dari kema-
rahan sang Pencipta dunia fana Brahma. Sementara itu, sakti nya
Durgadevi menjadi personifikasi alam material.
5. Di dunia fana, Siva bertindak sebagai purusa (unsur lelaki-pengen
dali). Sedangkan Durgadevi sebagai pradhana (unsur wanita yang
dikendalikan).
6. Dalam rangka melaksanakan fungsinya sebagai pelebur alam material,Si-
va memperbanyak diri menjadi 11 (sebelas) Rudra dan disebut Eka-dasa-
rudra.

III. PERBEDAAN VISNU DENGAN SIVA


1. Telah dikatakan bahwa Siva berasal dari pan-
dangan sekejap Maha Visnu yang merupakan
perbanyakan pribadi (svamsa) Sri Krishna
dalam proses penciptaan alam material. Diba-
gian lain pustaka Veda dikatakan bahwa Siva berasal dari halo, cahaya
kepala Maha Visnu. Dengan demikian, Visnu adalah sumber asli kebera-
daan Siva.
2. Kedudukan Visnu dan Siva di-jelaskan oleh Brahma sebagai berikut.
“Ksiram yatha dadhi vikra visesa-yogat sanjayate na hi tatah prthag asti
hetoh yah sambhutam api tatha samupaiti karyad govindam adi purusam
tam aham bhajami, seperti halnya susu berobah menjadi susu asam ka-
rena terkena (= bercampur dengan) unsur asam; namun susu asam tidak
berbeda dan juga berbeda pada saat yang sama dari sumbernya yaitu su
su. Demikianlah saya sembah Govinda Tuhan nan asli asal keberadaan
Sambhu (Siva) yang berfungsi sebagai pelebur alam material” (BS.5.45).
3. Dengan kata lain, Visnu yang membiarkan dirinya terseli-
muti sifat-sifat alam material khususnya sifat tamas ( ke-
gelapan), adalah Sambhu (Siva). Fakta ini di-tunjuk kan
oleh kehidupan eksentrik Siva sendiri. Beliau tinggal di
tempat-tempat pembakaran mayat (krematorium), meng-
olesi seluruh tubuhnya dengan abu mayat, menghias di-
rinya dengan untaian kalung tengkorak dan menari- nari
dalam suka-cita bersama berbagai jenis hantu dan makhluk halus.
4. Siva adalah pemimpin segala jenis bhuta, hantu dan makhluk halus. Ka-
rena itu, nama lain beliau adalah Bhutanatha atau Bhutapati. Oleh kare-
na sangat akhli menari, beliau disebut Natharaja, rajanya para penari.

IV. TETAP DALAM KEADAAN SUCI


1. Meskipun Siva tinggal di tempat-tempat kotor dan bergaul dengan para
makhluk halus (bhuta) berperangai jahat, berkehidupan kotor dan men-
jijikkan dan berkebiasaan buruk, namun beliau tetap dalam keadaan suci.
Karena itu, nama beliau adalah Siva, ia yang maha suci.
2. Sri Krishna (Visnu atau Narayana) mengambil wujud Siva dengan mak-
sud secara bertahap mensucikan para jiva yang berkehidupan rendah se-
bagai bhuta menuju keinsyafan yang lebih tinggi hingga pada akhirnya bi-
sa kembali membina hubungan bhakti (cinta-kasih) yang telah putus deng-
an Nya.
3. Siva juga berkegiatan men-sejahterakan kehidupan segala
makhluk dengan menopang di-atas kepalanya aliran deras
dan dahsyat sungai Ganga yang jatuh dari alam sorgawi
supaya Bhumi tidak hancur. Karena itu, nama lain Siva ada-
lah Gangadhara, sang Penopang sungai Ganga. Air Ganga
berasal dari kaki padma Visnu dalam inkarnasiNya sebagai
Vamanadeva.

V. PENYEMBAH (BHAKTA) VISNU PALING UTAMA


1. Veda menyatakan, “Vaisnavanam yatha sambhuh, diantara semua penyem-
bah (bhakta) Visnu, Sambhu (Siva) adalah yang paling utama” (Bhag.12.13
6). Kenapa dikatakan begitu? Sebab Siva senantiasa berbuat untuk memu-
askan Sri Visnu (Krishna) dan selalu ber-meditasi kepada Beliau dalam in-
karnasiNya sebagai Sankarsana yaitu Naga Ananta, tempat tidur Garbho-
dakasayi Visnu.
2. Kepada Sankarsana, Siva berdoa sbb. “Om namo bhagavate maha puru-
saya sarva guna sakhany anantasya vyaktaya nama iti .... O Tuhanku, sa-
ya sujud kepadaMu dalam perwujudanMu sebagai Sankarsana. Anda ada
lah sumber segala kekuatan rohani. Meskipun Anda memiliki si-
fat-sifat tak terbatas, Anda tetap tak dikenal oleh mereka yang
kan penyembahMu” (Bhag. ).
3. Dalam doa-doa pujian yang diajarkan kepada para Praceta (Bhag
4.24.33 - 69), Siva menyatakan bahwa Visnu atau Hari adalah pu-
jaannya. Siva antara lain berdoa, “Tuhan maha pengasih, orang-
orang bijaksana sadar bahwa jika mereka tidak memuja diriMu,
maka seluruh hidupnya sia-sia. Mereka tahu bahwa Anda adalah Param-
brahman dan Paramatma.
“Meskipun seluruh jagat takut kepada diriku Rudra yang memusnahkan
segala sesuatu pada hari pralaya (kiamat), namun orang bijaksana men-
jadikan Anda tujuan yang tidak pantas ditakuti”.
4. Setelah dibingungkan oleh Mohini, inkarnasi Sri Narayana (Visnu) se
bagai wanita super cantik, Siva berkata kepada istrinya Parvati, “Wahai
Devi, engkau telah lihat tenaga mengkhayalkan Sri Hari yang
menjadi Penguasa setiap orang. Meskipun diriku adalah salah sa
tu perbanyakanNya, namun aku sendiri dikhayalkan oleh tenaga-
Nya. Lalu apa yang harus dikatakan tentang mereka yang selalu
bergantung pada tenaga material (maya) Nya?” (Bhag.8.12.42).
5. Siva lanjut berkata, “ Ketika aku dimasa lalu selesai melaksana-
kan pertapaan yoga-mistik selama 1000 tahun, engkau ber-
tanya kepadaku,,„kepada siapa aku ber-meditasi?‟. Sekara-
ng, inilah Kepribadian Tuhan YME Hari yang sang waktu ti-
dak mampu tembus dan personifikasi Veda tidak mampu
pahami” (Bhag.8.12.43).

VI. BERPOTENSI LEBIH KECIL DARI VISNU


1. Potensi/kekuatan/tenaga (sakti) ke-Tuhan-an 100% hanya ada pada diri Tu-
han Krishna. Para avataraNya (yang tergolong visnu-tattva) memiliki poten-
si ke-Tuhan-an sampai 95%. Brahma memiliki maksimal sampai 64%, seda-
ngkan Siva memilikinya sampai 80%. Demikian disimpulkan oleh para Vais-
nava-Acarya berdasarkan pustaka suci Veda.
2. Dengan demikian Siva ber-potensi lebih kecil dari Visnu. Fakta ini ditunjuk-
kan oleh kejadian-kejadian yang diceritrakan dalam Veda-Smrti (Purana dan
Itihasa) dan diringkas pada daftar berikut.

NO. KEJADIAN/PERISTIWA URAIAN

1. BHRGU MUNI MENGUJI KESA SANG MUNI BERSIKAP TAK HORMAT KEPADA BRAHMA
BARAN BRAHMA, VISNU DAN DAN BERKATA MENGHINA SIVA. BRAHMA DAN SIVA MA-
SIVA RAH. TETAPI MESKIPUN BHRGU MENENDANG DADA NA-
RAYANA (VISNU), BELIAU TIDAK MARAHDAN MALAHAN
MINTA MAAF KALAU KAKI SANG MUNI SAKIT.
NO. KEJADIAN/PERISTIWA URAIAN

1. BHRGU MUNI MENGUJI KESA SANG MUNI BERSIKAP TAK HORMAT KEPADA BRAHMA
BARAN BRAHMA, VISNU DAN DAN BERKATA MENGHINA SIVA. BRAHMA DAN SIVA MA-
SIVA RAH. TETAPI MESKIPUN BHRGU MENENDANG DADA NA-
RAYANA (VISNU), BELIAU TIDAK MARAHDAN MALAHAN
MINTA MAAF KALAU KAKI SANG MUNI SAKIT.

2. SIVA DIKEJAR VRKASURA KARENA MUDAH DIPUASKAN, SIVA MEMBERKATI VRKA-


SURA BAHWA BILA TANGANNYA MENYENTUH KEPALA
SESEORANG, KEPALA ORANG ITU AKAN SEKETIKA PE-
CAH. SIVA TERPAKSA LARI KETIKA VRKASURA BERUSA-
HA MENYENTUH KEPALANYA. ATAS BUJUKAN VISNU DA-
LAM WUJUD ORANG BRAHMANA, SANG DEMON MENA-
RUH TANGANNYA DI KEPALANYA SENDIRI. SEHINGGA IA
MATI OLEH ULAHNYA SENDIRI.

3. VISNU BERWUJUD WANITA SIVA D-IBINGUNGKAN OLEH KECANTIKAN MOHINI DAN


CANTIK BERNAMA MOHINI MENGEJARNYA TETAPI GAGAL MENDEKAPNYA. AKHIR-
NYA BELIAU MENGAKUI DIRINYA TIDAK BERDAYA DIKHA-
YALKAN OLEH SRI VISNU DALAM WUJUD WANITA NAN
CANTIK.

4. PERTEMPURAN MELAWAN SIVA TIDAK MAMPU MEMBUNUH PARA SERDARU ASURA


TRIPURA ASURA YANG AMAT BANYAK. SEBAB, MEREKA HIDUP LAGI SE-
TELAH MAYATNYA DIMASUKKAN KE DALAM KOLAM NAN
AJAIB DAN KEMBALI BERTEMPUR DENGAN TAMBAH SE-
MANGAT. LALU VISNU MENGAMBIL WUJUD SAPI DAN
BRAHMA BERWUJUD ANAK SAPI. KEDUA SAPI ITU LALU
MINUM AIR KOLAM SAMPAI HABIS. SETELAH ITU SIVA DE-
NGAN MUDAH MEMBUNUH SEMUA SERDADU ASURA.

5. PARASURAMA MENANTANG SETELAH MENDENGAR BAHWA RAMA PUTRA DASARA-


RAMA DUEL THA BERHASIL MEMATAHKAN BUSUR SIVA DALAM ACA-
RA SVAYAMBHARA DI KOTA MITHILA, PARASURAMA ME-
NANTANG RAMA MEMBENTANGKAN BUSUR VISNU DAN
MENEMBAKKAN SATU PANAH. BHARGAVA MEN- JELAS-
KAN TENTANG ASAL-USUL BUSUR SIVA DAN BUSUR VIS-
NU. DIKATAKAN BAHWA DAHULU KALA PARA DEVA ME-
NEBARKAN PERMUSUHAN DIANTARA DUA KEPRIBADIAN
HEBAT INI UNTUK MENGETAHUI SIAPA DARI KEDUANYA
YANG LEBIH PERKASA.
SIVA TERHENYAK LUNGLAI TERKENA HANTAMAN JRUM-
BHANA-ASTRA YANG DILEPASKAN VISNU. TETAPI KEMU-
DIA RUDRA BANGKIT LAGI MELANJUTKAN PERTEMPUR-
AN. OLEH KARENA PERTEMPURAN ITU MENYEBABKAN
SEGALA MAKHLUK MENDERITA, PARA DEVA AKHIRNYA
MENDAMAIKAN MEREKA DAN BERKESIMPULAN BAHWA
NARAYANA (VISNU) LEBIH PERKASA DARI RUDRA (SIVA).

6. PERTEMPURAN BALATEN- DALAM PERTEMPURAN DAHSYAT ITU, SENJATA MILIK SI-


TARA YADAVA MELAWAN VA YAITU SIVAJVARA TIDAK BERDAYA MENGHADAPI NA-
BALA-TENTARA VANASU- RAYANA-JVARA MILIK KRISHNA. SIVA TIDAK MAMPU ME-
SURA NYELAMATKAN SENJATANYA DAN JUGA PENYEMBAH-
NYA VANASURA. KEMUDIAN SIVA MINTA KEPADA KRISH-
NA AGAR VANASURA TIDAK DIBUNUH OLEH BELIAU.

7. PEMBAKARAN HUTAN INDRA, SIVA DAN PARA DEVA PENGENDALI URUSAN MA-
KHANDAVA TERIAL DUNIA FANA TIDAK MAMPU MENCEGAH KRISHNA
DAN ARJUNA MEMBAKAR HUTAN KHANDAVA. PARA DE-
VA KALAH MENGHADAPI DUA KSATRIYA NAN PERKASA
ITU DALAM PERTEMPURAN AMAT SENGIT.

8. SIVA PERGI DARI KASI (BE- KASIRAJA ADALAH PEMUJA SIVA AMAT TAAT. KETIKA IA
NARES) MEMBANTU SEKUTUNYA PAUNDRAKA BERTEMPUR ME-
LAWAN SRI KRISHNA, KEPALANYA DIPENGGAL DENGAN
SENJATA CAKRA DAN IBU KOTANYA KASI DIBAKAR LU-
DES. SIVA TERPAKSA MENINGGALKAN KASI DAN KEMU-
DIAN TINGGAL DI EKAMRA-KANANA (BHUVANESVAR).
VII. SALAH PENGERTIAN TENTANG KEDUDUKAN SIVA
1. Para pemuja Siva menganggap beliau Tuhan YME sumber segala sesua-
tu berdasarkan argumen bahwa dalam Ramayana disebutkan Rama me-
muja Siva. Tetapi sebenarnya Rama (sebagai Visnu-avatara) memuja Si-
va karena alasan etika semata.
2. Rama memuja Siva agar beliau tidak marah karena Rama ber-
tempur melawan penyembah Siva yang dianggap paling mulia
yaitu Rahvana. Dengan kata lain, Rama memuja Siva untuk mo-
hon ijin membunuh Rahvana.
3. Setelah Rahvana terbunuh, Parvati bertanya kepada Siva meng-
apa beliau tidak mau melindungi Rahvana. Siva menjawab bah-
wa dirinya tidak memiliki kekuatan melindungi si Raja Raksasa.
4. Siva sendiri senantiasa mengucapkan nama Rama ketika berjapa dengan
untaian manik-manik rudraksanya. Dalam Padma-Purana Uttara-Kanda
72.335 tentang Visnu-sahasra nama stotra, Siva berkata sebagai berikut.

RAMA RAMETI RAMETI RAME RAME MANORAME


SAHASRA NAMABHIS TULYAM RAMA NAMA VARANANE
(Saya senang mengucapkan nama suci Rama, Rama dan ber-
bahagia dengan suara nama suci ini. Mengucapkan satu nama
Rama sama dengan mengucapkan seribu nama Visnu).
VIII. RUDRA-SAMPRADAYA
1. Sebagai vaisnava paling agung, Siva memiliki garis perguruan sendiri
yang disebut Rudra-sampradaya. Garis perguruan vaisnava dari Rudra
ini mengajarkan bahwa Visnu, Krishna atau Narayana adalah Tuhan
YME, asal mula segala sesuatu.
2. Para pengikut Rudra-sampradaya adalah murid-murid Acarya Vis-
nusvami. Kini Rudra-sampradaya di-kenal sebagai Vallabha-sam-
pradaya (perhatikan Bhag.4.24.18). Veda (Padma-purana) menya-
takan bahwa garis perguruan vaisnava lainnya adalah: Brahma-
sampradaya, Sri-sampradaya dan Kumara-sampradaya.
3. Disamping dikenal sebagai vaisnava paling tinggi, Siva juga dike-
nal sebagai salah satu dari 12 mahajana, rohaniawan mulia yang mema-
hami isi dan kesimpulan Veda. Ke 12 mahajana dimaksud adalah: Brah-
ma, Narada, Sambhu (Siva), Catur Kumara, Kapila, Manu, Prahlada, Ja-
ka, Bhisma, Vali Maharaja, Sukadeva Gosvami dan Yama (Bhag.6.3.20).
4. Para mahajana ini menyimpulkan bahwa bhakti-yoga yang dimulai dari
pengucapan nama-nama suci Sri Krishna dan Rama adalah prinsip
dharma (agama) tertinggi di masyarakat manusia (Bhag.6.3.22).

IX. MENGAJARKAN PILSAFAT MAYAVADA


1. Dalam Padma-purana (62.31) Sri Narayana (Krishna) memberitahu
Siva, “Svagamaih kalpitas tvam ca janan mad vimukhan kuru mam ca
gopaya yena syat srtir esottarottara, tolong berikan tafsiran anda sendiri
atas kitab suci Veda hingga kebanyakan manusia tidak mengenal diriKu
sebagai Tuhan YME. Juga tutupi diriku dengan cara begitu rupa hingga
manusia menjadi lebih tertarik pada ikhtiar memajukan peradaban mate-
rial dan melahirkan anak-cucu yang hampa pengetahuan spiritual”.
2. Dalam Siva-purana disebutkan pula perintah Tuhan yang sama sebagai
berikut, “Dvaparadau yuge bhutva kalaya manusadi-
su svagamaih kalpitas tvam ca janan mad vimukhan ku-
ru, mulai awal Dvapara-Yuga sesatkan orang-orang pa-
da umumnya dengan menyajikan tafsiran anda sendiri
atas kitab suci Veda, sehingga mereka tidak mengenal
diriKu sebagai Tuhan YME”.
3. Sesuai perintah Sri Krishna tersebut, Siva memberitahu istrinya Par-
vati, “Mayavadam asac-chastram pracchanam bauddham ucyate maya-
ive kalpitan devi kalau brahmana rupena, wahai Devi istriku, pa-
da jaman Kali dalam wujud se-orang brahmana, aku akan menga-
jarkan pilsafat palsu mayavada yang tidak lain adalah Budhisme
terselubung” (Padma-purana Uttara-Khanda 25.7). Brahmana di-
maksud adalah Acarya Sankara.
4. Pilsafat Mayavada juga di-sebut Advaita-vada atau Vivarta-vada.
Pilsafat ini menyatakan bahwa makhluk hidup (atma) identik (sa-
ma) dengan Tuhan (Paramatma). Dan Tuhan itu sendiri adalah Brahman
tanpa wujud, sifat dan ciri apapun. Pilsafat mayavada ini telah menjangki-
ti mayopritas penganut ajaran Veda.
5. Mengapa Sri Krishna menyuruh Siva berbuat demikian? Sebab Beliau
ingin mempercepat pengaruh buruk Kali-Yuga terhadap masyarakat ma-
nusia di Bhumi.

X. SIVA AGAMA DAN PEMUJAAN LINGA DAN YONI


1. Dalam hubungannya dengan perintah Tuhan ter-
sebut diatas, maka ajaran Saiva-agama pun ber-
kembang pesat. Para penyembah Siva mengang-
gap beliau Tuhan YME, sumber segala sesuatu dengan menyembah linga
(simbul kelamin Siva) dan yoni (simbul kelamin saktinya yaitu Durga).
2. Praktek ajaran Saiva-agama amat bervariasi. Ada kelompok (sekte) yang
melakukan persembahyangan dengan acara “persetubuan”, kegiatan ya-
ng mewujudkan bersatunya linga dan yoni yang dipuja.
3. Ajaran Saiva-agama tertua adalah Pasupata. Tetapi pada abad ke 13 ber-
kembang ajaran Saiva-siddhanta di India Selatan yang memiliki sekitar 14
kumpulan kitab agama. Inti ajarannya adalah pemujaan kepada Siva seba-
gai Tuhan, asal mula segala sesuatu.
4. Sampai saat ini pengaruh ajaran Saiva-siddhanta masih nampak jelas di
Indonesia khususnya di Bali. Kitab-kitab Bhuvanakosa, Vrhaspati - tattva,
Usana-deva, Tattva-jnana, dsb. adalah kitab- kitab ajaran Saiva-siddhanta.
5. Sementara pilsafat mayavada men-jangkiti masyarakat kaum intelektual,
ajaran Saiva-agama dan juga Sakta-agama menjadi pedoman hidup rak-
kyat pada umumnya. Maka praktis kebanyakan orang yang mengaku pe-
nganut ajaran Veda, tidak mengerti dan juga tidak mau percaya bahwa
Krishna yang juga disebut Visnu atau Narayana, sebagaimana disimpul-
kan oleh Veda, adalah Tuhan YME, asal-mula segala sesuatu.

XI. PERSEMBAHYANGAN TINGKAT TERTINGGI


1. Dalam Padma-Purana dan Siva-Purana (sebagaimana di-kutip dalam La-
ghu Bhagavatamrta 2.4 dan CC Madhya-Lila 11.31) disebutkan bahwa Par-
vati bertanya kepada suaminya Siva, “Dari segala macam persem-
bahyangan, persembahyangan kepada siapakah yang paling sem-
purna? Dan siapakah kepribadian tertinggi yang paling pantas di-
puja?”
2. Siva menjawab, “Aradhananam sarvesam visnor aradhanam pa-
ram, dari segala macam persembahyangan, persembahyangan ke-
pada Visnu adalah yang paling tinggi tingkatannya. Tasmat parataram de-
vi tadiyanam samarcanam, tetapi O Devi, ada lagi persembahyangan ya-
ng lebih utama dari ini yaitu memuja para penyembah (bhakta) Visnu”.
3. Jawaban Siva ini sama dengan pernyataan Sri Krishna kepada Arjuna
dalam Adi-Purana, “Ye me bhakta janah partha na me bhaktas ca te jan-
ah, wahai Partha, orang yang berkata dirinya adalah bhakta Ku, sesung-
guhnya bukan bhaktaKu. Mad bhaktanam ca ye bhakta te me bhaktata ma
matah, tetapi orang yang berkata bahwa dirinya adalah bhakta dari bhakta
Ku, dia lah bhaktaKu yang sebenarnya”.
4. Jadi jika seseorang memuja Siva sebagai bhakta Sri Krishna atau Vis-
nu, itulah yang benar dan menyenangkan baik Siva maupun Visnu. Tetapi
jika seseorang memuja Siva dengan menganggap beliau adalah Tuhan
sendiri, itu adalah penghinaan kepada Siva atau Visnu. Ini sama saja de-
ngan perbuatan mengolok-olok seperti menyebut sang Lurah adalah Per-
dana Menteri dan sang Perdana Menteri adalah Lurah.
5. Siva sendiri menjelaskan kedudukan dirinya sbb. “Sattvam visu-
ddham vasudeva sabditam ... sattve ca tasmin bhagavan hy ad-
hoksaje me namasa vidhiyate, saya senantiasa sujud kepada Va-
sudeva (Krishna) yang berada pada tingkat spiritual murni. Pada
tingkat spiritual murni inilah terungkap keberadaan Beliau yang
sebenarnya” (Bhag.4.3.23).
6. Siva lanjut berkata, “Naham virinco hi kumara naradam na brah-
mo-putra munayah suresah .... na tat svarupam prthag isa maninah ......,
baik saya maupun Brahma, Asvini-kumara, Narada dan para Rishi lain
putra Brahma dan juga para Deva, tidak mampu memahami kegiatan dan
pribadi rohani Tuhan YME. Meskipun kami adalah bagian-bagian dari Be-
liau, namun kami meng-anggap diri sebagai para pengendali yang bebas
dan terpisah dariNya. Karena itu, kami tidak mampu mengerti diriNya”.
(Bhag.6.17.32).
XII. JIVA-TATTVA, VISNU-TATTVA DAN SIVA-TATTVA
1. Jiva-tattva atau makhluk hidup (jiva) adalah perbanyakan ber-beda dan
terpisah (vibhinamsa) Sri Krishna. Jiva-tattva merupakan tenaga mar-
ginal (tatastha-sakti) Beliau sebab ia bisa berada di tingkat material atau
pun spiritual. Dan ia di-ikat kuat oleh hukum-hukum alam material.
2. Visnu-tattva adalah perbanyakan pribadi (svamsa) Sri Krishna yang
tinggal di berbagai planet Vaikuntha di angkasa rohani dan yang turun
ke dunia fana sebagai Visnu-avatara untuk melak-
sanakan fungsi pemeliharaan alam material. Para
Visnu-tattva selamanya berada pada tingkat spiri-
tual. Mereka tidak terkena atau tunduk pada hu-
kum-hukum alam material atau spiritual.
3. Siva-tattva adalah perbanyakan Sri Krishna yang membiarkan dirinya
diliputi sifat-sifat alam material khususnya tamo-guna (sifat kegelapan).
Yang tergolong siva-tattva adalah Siva sendiri beserta ke 11 perbanya-
kannya yang disebut Eka-dasa-rudra. Para siva-tattva tidak pernah terko-
tori oleh sifat-sifat alam material meskipun berada di alam material.
4. Karena itu, Veda menyatakan, “Yas tu narayanam devam brahma rudradi
daivitaih samat venaiva vikseta sa pasandi bhaved dhruvam, tetapi orang
yang menganggap Sri Narayana (Visnu atau Krishna) sama atau seti-
ngkat dengan para Deva seperti Brahma dan Siva, maka dia di-sebut pa-
sandi, manusia atheistik (Padma-Purana).
XIII. TEMPAT TINGGAL SIVA
1. Alam material disebut Devi-dhama, tempat tinggal Durgadevi. Di alam ma-
terial, tempat tinggal Siva adalah di Kailasa, Ilavrta-varsa dan Vitala-loka.
Di ketiga tempat ini Siva tinggal di bawah pohon, sebab beliau tidak punya
rumah apalagi istana.
2. Tempat tinggal Siva di luar (diatas) Devi- dhama adalah
Mahesa-dhama. Diatas Mahesa-dhama adalah Hari-dha-
ma, tempat tinggal Hari ( dan para Visnu-tattva lainnya).
Dan diatas Hari- dhama adalah Goloka-dhama, tempat ti-
nggal Sri Krishna pribadi (perhatikan BS.5.43).

XIV. PEMUJA SIVA


Selain para penganut Saiva agama, pada jaman Kali yang disebut modern
dewasa ini, Siva dipuja oleh:
1. Orang-orang saleh yang hidup sederhana sesuai ritual tradisional dengan
sedikit pengetahuan tentang beliau.
2. Para politikus, bisnismen dan berbagai jenis manusia berwatak materia-
listik yang tujuan hidupnya memperoleh kedudukan/jabatan, kekuasaan
dan kekayaan material.
3. Mereka yang tidak sadar dirinya telah dijangkiti pilsafat mayavada.

XV. PENJELASAN RINGKAS TENTANG LINGA DAN YONI


SRI BHAGAVAN KRISHNA + ICCHA SAKTI

ICCHA SAKTI (KEHENDAK MENCIPTA) TERWUJUD BERUPA PERBANYAKAN-


NYA YAITU SANKARSANA

MAHA VISNU, PERBANYAKAN SANKARSANA UNTUK PROSES MENCIPTA. ICCA-


SAKTI MEMANCAR SEBAGAI CAHAYA DARI KENING MAHA VISNU. CAHAYA INI
ADALAH SADASIVA, SALAH SATU VISNU-TATTVA DI ANGKASA ROHANI.

PANDANGAN TENAGA SPIRIUAL (CIT-VAIBHAVA)


SEKEJAP MAHA VISNU YANG DIPERSONIFIKASIKAN SEBA
GAI RAMADEVI (LAKSMI).

BAYANGAN/REFLEKSI CAHAYA BAYANGAN/REFLEKSI CIT-VAIBHA-


ROHANI (SADASIVA) TSB. ADA- VA ADALAH MAYA (TENAGA MATE-
LAH SAMBHU (SIVA) YANG BER- RIAL) DENGAN PERSONIFIKASI DUR
TINDAK SEBAGAI UNSUR LAKI GADEVI SEBAGAI UNSUR WANITA
(PURUSA) BER-SIMBOL LINGA. (PRADHANA) BER-SIMBOL YONI.

MAHAT-TATTVA YANG AKTIP


DISEBUT PULA BRAHMAN

BRAHMANDA (TELOR BRAHMAN) ATAU ALAM SEMESTA (UNIVERSE) YANG


JUMLAHNYA TAK TERBILANG.
XV. LAIN-LAIN
1. Pada umumnya para pemuja Siva tidak perduli pada kegiatan spiritual be-
liau yakni khusuk bermeditasi kepada Sri Visnu dan hidup amat sederha-
na. Mereka memuja nya untuk mencapai tujuan-tujuan material semata-ma
ta karena Siva amat mudah dipuaskan, sehingga nama lain beliau adalah
Asutosa.
2. Bahkan para pemujanya yang berwatak materialistik ti-
dak segan meniru kegiatan Siva dengan merokok, me-
nghisap ganja, minum miras,melakukan kegiatan cinta-
birahi bebas dan berbagai perbuatan eksentrik.
3. Mereka tidak perduli peringatan Veda, “Jangan meniru
perbuatan para kepribadian agung dan mulia, tetapi tu-
ruti perintah-perintahnya” (Perhatikan Bhag. 10.33.30 -
31).

Anda mungkin juga menyukai