KONSEP DEMOKRASI
A. Pengertian Demokrasi
Secara etimologi demokrasi terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa
Yunani yaitu Demokratia, Demos artinya rakyat dan Kratia adalah pemerintahan.
Atau sistem pemerintahan yang mengakui hak segenap anggota masyarakat untuk
Schmitter dan Terry Lynn Karl, demokrasi merupakan suatu sistem pemerintahan
wilayah publik oleh warga negara, yang bertindak secara tidak langsung melalui
kompetisi dan kerjasama dengan para wakil mereka yang telah terpilih.
1
Hassan Shadily, Ensiklopedia Indonesia (Jakarta: Ichtiar Bana Van Hoeve)
Jilid II, h. 784.
21
kebijakan tersebut menentukan kehidupan rakyat. Dari sudut organisasi
atau atas persetujuan rakyat karena kedaulatan berada ditangan rakyat.2 Pendapat
lain seperti dinyatakan oleh Henry B. Mayo bahwa demokrasi merupakan sistem
mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam
persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga
2
Ubaidillah, A. et al, Pendidikan Kewargaan Demokrasi, HAM & Masyarakat
Madani, (Jakarta ; IAIN Press, 2000), h, 162-163
3
Tim Penyusun Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, Cet II, 1999), h. 220.
4
Eman Hermawan, Politik Membela yang Benar: Teori, Kritik dan Nalar,
(Yogyakarta: KLIK dan DKN Garda Bangsa, 2001), h.48.
22
exercised either direcly or trough elected representatives.5 (Pemerintahan dimana
rakyat memegang kekuasaan secara langsung atau melalui wakil yang dipilih).
Simon and Schuster Inc dalam buku Webster’s New World College
people hold the running power either direcly or trough elected representatives,
rule by the rule. 6(Pemerintahan oleh rakyat, yang diadakan secara langsung atau
the people, by the people, for the people.7 Yang berarti suatu pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Definisi yang dirumuskannya ini adalah
5
William Morris Et. Al, The Grolier Internasional Dictionary, (USA: Houghton
Mifflin Company, 1986), h. 351.
6
Simon and Schuster Inc, Webster’s New World College Dictionary, (USA:
Macmillan, 1999) h.366.
7
William Abstein, Democracy, Dalam William D. Hasley dan Bernard
Johnston Collier’s Ensylopedia Americana (New York macMillan Educational
Company, 1988), VIII, h.75.
23
of policy behind these decisions rest direcly or indirectly on the freely
tidak langsung di samping keputusan itu diletakkan secara langsung atau tidak
yang berada ditangan rakyat atau bisa dikatakan kekuasaan dipegang oleh rakyat
dengan mengutamakan persamaan hak dan kewajiban yang sama bagi setiap
1. Demokrasi Yunani
negara dan hukum di Yunani kuno dan dipraktikkan dalam hidup bernegara
24
antara abad ke 4 sampai abad ke 6 M. Yaitu pemerintahan yang
itu berjalan secara efektif karena negara kota (City State) Yunani kuno
terbatas Pada sebuah kota kecil dengan jumlah penduduk sekitar 300.000
9
P.J Soewarno, “Demokrasi Desa di Indonesia: Melacak akar dan sejarahnya”,
dalam Dadang Juliantara, Arus Bawah Demokrasi, (Yogyakarta: Yayasan Lappera
Indonesia, 2000), h.152.
10
Franz Maqnis Suseno, Mencari Sosok Demokrasi: Sebuah Telaah Filosofis,
(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1995), h.xi.
25
orang. Selain itu ketentuan-ketentuan menikmati hak demokrasi hanya
berlaku untuk warga negara yang resmi, sedangkan warga negara yang
dapat menikmati hak demokrasi pada negara kota (City State) Yunani Kuno.
bangsa Romawi dikalahkan oleh suku bangsa Eropa barat dan benua Eropa
demokrasi pada masa abad pertengahan tidak dijumpai karena pada abad ini
11
A. Ubaidillah et.al, Op. Cit, h. 169 – 170.
26
Namun demikian menjelang akhir abad pertengahan tumbuh
lahirnya Magna Charta tepatnya tahun 1215 di Inggris. Maqna Charta adalah
bentuk pertama kali seorang raja mengakui dan menjamin hak-hak istimewa
perang dan sebagainya. Selain itu dalam piagam tersebut memuat dua
Kedua, hak asasi manusia lebih penting dari pada kedaulatan raja. Dalam
oleh perubahan sosial dan gerakan kultural yang berintikan pada penekanan
12
Eman Hermawan dan Umaruddin Masdar, Demokrasi Untuk Pemula,
(Yogyakarta ; Yayasan KLIK Kerjasama dengan Garda Bangsa, 2000), h. 20-21
27
merupakan gerakan yang menghidupkan kembali minat pada sastra
dianggap sebagai sesuatu yang sangat penting untuk bangsa ini pada abad
13
Nurcholish Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban: Sebuah telaah kritis
tentang masalah keimanan, kemanusiaan dan kemoderenan, (Jakarta: Paramadina,
Cet.IV,2000), h.557.
14
Masykuri Abdillah, Demokrasi di Persimpangan Makna: Respon Intelektual
Muslim Indonesia terhadap Konsep Demokrasi (1966-1993), (Yogyakarta: Tiara
Wacana Yogya), 1999.h. 173.
28
mendorong para pejuang pergerakan kemerdekaan Indonesia untuk
akan diperjuangkan.
juga, tidak lepas dari alur periodesasi sejarah politik Indonesia. Yaitu apa
yang hanya terbatas pada komitmen, tetapi juga sesuatu yang perlu
politik.16
15
Afan Gaffar, Politik Indonesia: Transisi menuju Demokrasi, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2000), Cet.II, h.10.
16
Ibid, h. 11
29
interaksi diparlemen, karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan.
berkisar dari tahun 1950 sampai 1959. merupakan masa kejayaan demokrasi
secara maksimal yang dikenal dengan system banyak partai (Multy party
kehidupan politik, terbukti dengan adanya surat kabar yang dimiliki oleh
partai-partai politik.18
17
Masykuri Abdillah, Op.Cit, h. 178
18
Ibid., h. 12-13
30
menunjukkan tanda-tanda menuju kehidupan politik yang lebih normal. Dari
Karena pemilu 1955 tidak menghasilkan partai mayoritas dan pada sidang
kembali UUD 1945 pada tahun 1959, masa ini mencatat bangkit dan
sekalipun singkat, telah menggores episode yang sangat berharga bagi kita
dalam rangka belajar mencari sesuatu sistem politik demokrasi yang sehat.
19
Eman Hermawan dan Umaruddin Masdar, Op. Cit., h.102.
20
Deliar Noer, Partai Islam dipentas Nasional: Kisah dan Analisis
Perkembangan politik Indonesia 1945-1965, (Bandung: IKAPI 2000), h.373.
21
.Ahmad Syafi’i Ma’arif, Islam dan Politik: Teori belah Bambu Masa
Demokrasi Terpimpin, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), h.45.
31
demokrasi ketiang gantungan, yang dirasakan akibatnya bagi seluruh warga
negara Indonesia.22
politik, karena sesungguhnya tidak ada demokrasi pada periode ini. Yang
MPRS NO.III/1963.
22
A.M.Saefuddin, Ijtihad Politik Muslim, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996),
h.37
32
tidak boleh terjadi, karena bertentangan dengan asas trias politika.
berdasarkan UU.NO.19/1964.
mencapai mufakat.23
23
Eman Hermawan dan Umarudddin Masdar, Op.Cit., h. 99-100
24
Hazairin, Demokrasi Pancasila, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), Cet.VI, h.13.
25
M. Syafi’i Maarif, Pemikiran dan Aksi Islam Indonesia: Sebuah Kajian
Politik tentang Cendekiawan Muslim Orde Baru, (Jakarta: Paramadina 1995), h.225.
33
Pada periode ini, sekurang-kurangnya ada lembaga-lembaga
ada DPR, Lembaga Yudikatif, ada pers dan sebagainya. Namun secara
Memang ada pemilu yang dilaksanakan secara periodik, tetapi pemilu sudah
26
Eman Hermawan dan Umarudddin Masdar, Op.Cit., h.102
34
hukum, kebebasan berbicara dan berserikat, serta kebebasan beroposisi
C. Karakteristik Demokrasi
kompetitif.28
1. Format Politik
3. Keterbukaan
27
Umaruddin Masdar, Membaca Pikiran Gus Dur dan Amien Rais, h.31.
28
Carlton Clymer Rodee, Carl Quimby Christol …, Introduction to Political
Science, (McGraw-Hill 1983), h. 265-266.
35
bertanggungjawab.29
Robert A.Dahl menunjukkan tujuh kriteria yang harus ada dalam sistem
demokrasi:
2. Para pejabat dipilih melalui pemilihan yang teliti yang jujur dimana
3. Secara praktis semua orang dewasa mempunyai hak untuk memilih dalam
pemilihan pejabat.
4. Secara praktis orang dewasa mempunyai hak untuk mencalonkan diri pada
Lebih dari itu, sumber-sumber alternatif yang ada dan dilindungi oleh
hukum.
29
Masykuri Abdillah, Op.Cit, h.73.
36
diatas, rakyat juga mempunyai hak untuk membentuk lembaga-lembaga atau
sebagai berikut:
2. Menciptakan ruang tang bebas dan terbuka bagi individu untuk berekspresi.
37
5. Setiap individu bebas dan berhak mengambil bagian dalam pengelolaan
negara.
2. Pemisahan kekuasaan.
(DPR).
11. Menjadikan politik sebagai milik publik, bukan milik institusi semata.
38
13. Kesadaran masyarakat untuk terlibat dalam pengawasan terhadap
16. Tidak ada diskriminasi atas dasar etnis, agama dan gender.
Adapun dalam buku apakah demokrasi itu? Dikenal dengan soko guru
demokrasi, yaitu:
1. Kedaulatan rakyat.
3. Kekuasaan mayoritas.
39
10. Pluralisme sosial, ekonomi dan politik.
terhadap agenda/demokrasi)
demokrasi itu mengarah kepada terwujudnya sistem pemerintahan yang baik dan
rakyat dengan cara memberi kebijakan bagi rakyat untuk ikut berpartisipasi dalam
40