Anda di halaman 1dari 1

WAYANG KULIT BANJAR (1)

Wayang kulit termasuk ke dalam jenis teater klasik. Kesenian wayang kulit ini sudah sejak
lama dikenal dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat Hulu Sungai Selatan (HSS). Jenis
kesenian ini sangat kompleks, karena didalamnya terkandung seni tatah, seni tetabuhan, seni suara,
dan seni memainkan wayang itu sendiri. Para dalang yang memainkan wayang kulit ini juga banyak
yang dikenal hingga tingkat nasional. Salah seorang diantaranya badalah Dalang Tulur, seorang
seniman wayang kulit asal Desa Barikin, Hulu Sungai Tengah (HST). Pada masanya, Dalang Tulur
bahkan pernah beberapa kali diundang untuk menggelar wayang kulit di Istana Negara oleh Presiden
Soekarno.

Dalam pertunjukan wayang kulit, lakon cerita yang dibawakan oleh para dadalang dengan
menggunakan bahasa yang puitis lirik dan percakapan sehari-hari. Cerita yang dibawakan biasanya
bersifat carangan, dengan nara sumber pada pakem Mahabarata atau pakem Ramayana yang diolah
begitu rupa, dikaitkan dengan kondisi dan permasalahan masyarakat sekitar dalam konteks kekinian.

Kesenian wayang kulit ini biasanya ditampilkan dalam rangka acara Manyampir atau
Manyanggar Banua, bisa juga ditanggap sebagai hiburan rakyat, seperti karasmin untuk
memeriahkan upacara perkawinan, dll.

Sejumlah grup pagelaran wayang kulit di HSS yang pernah dan masih aktif bergelar
diantaranya Darma Kasuma dari Desa Tabihi pimpinan Dalang Saidi. Asam Barimbun dari Desa Telaga
Langsat pimpinan Dalang Rahmadi. Krisna pimpinan Dalang Ronde.

Para tokoh seniman wayang kulit atau yang lebih dikenal dengan sebutan dalang yang pernah
dan masih Berjaya di HSS adalah Dalang Diman asal Desa Barikin Kec. Haruyan, HST. Dalang Aini yang
sering mengisi acara budaya di RRI Banjarmasin. Lalu Dalang Kadri asal Desa Telaga Langsat.
Kemudian Dalang Kamsi, Dalang Muni (Alm), Dalang Jantera. Ketiganya tinggal di Tabihi. Kemudian
Dalang Sastra dari Mandampa Kec. Telaga Langsat. Dalang Igus di Angkinang. Dalang Incit dari Ganda
Baluti. Dalang Incit meninggal pada Minggu, 28 Oktober 2012 di Kandangan. Tepat dihari perkawinan
anaknya. Berikutnya ada Dalang Ronde asal Pandai. Yang disebut terakhir ini boleh dibilang seorang
dalang yang cukup sukses dan punya nama besar pada masanya. Dalang Ronde meninggal dunia saat
menunaikan ibadah haji dan dimakamkan di Mekkah pada tahun 2010.***

Kandangan, 2013

Anda mungkin juga menyukai