0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
37 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang kebudayaan tradisional Dongkrek dari Madiun, Jawa Timur. Dongkrek adalah pertunjukan berupa tarian dan cerita yang dipentaskan untuk mengusir roh jahat. Kesenian ini diciptakan pada tahun 1867 untuk menangani wabah penyakit. Dongkrek memiliki ciri khas seperti penggunaan topeng dan alat musik tradisional serta memiliki cerita tentang pertarungan antara kakek sakti melaw
Dokumen tersebut membahas tentang kebudayaan tradisional Dongkrek dari Madiun, Jawa Timur. Dongkrek adalah pertunjukan berupa tarian dan cerita yang dipentaskan untuk mengusir roh jahat. Kesenian ini diciptakan pada tahun 1867 untuk menangani wabah penyakit. Dongkrek memiliki ciri khas seperti penggunaan topeng dan alat musik tradisional serta memiliki cerita tentang pertarungan antara kakek sakti melaw
Dokumen tersebut membahas tentang kebudayaan tradisional Dongkrek dari Madiun, Jawa Timur. Dongkrek adalah pertunjukan berupa tarian dan cerita yang dipentaskan untuk mengusir roh jahat. Kesenian ini diciptakan pada tahun 1867 untuk menangani wabah penyakit. Dongkrek memiliki ciri khas seperti penggunaan topeng dan alat musik tradisional serta memiliki cerita tentang pertarungan antara kakek sakti melaw
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Email: fkralfnsyh.10@gmail.com
Abstrak
Kebudayaan di Indonesia sangatlah banyak dan beragam. Salah satu
kebudayaan di Indonesia yakni kebudayaan dongkrek yang berasal dari Madiun, Jawa Timur. Kebudayaan dongkrek adalah salah satu jenis pertunjukan tradisional berwujud tarian dan cerita yang dipentaskan mengambil cerita pertarungan antara seorang kakek sakti dengan kawanan gendruwo yang akhirnya dimenangkan oleh kakek sakti. Kesenian dongkrek ini termasuk kesenian yang hampir punah, karena banyak orang yang jarang mau menampilkan kesenian ini. Banyak orang yang sudah meninggalkan kebudayaan ini, karena pengaruh zaman yang semakin modern ini. Fokus dalam pembahasan ini adalah tentang sejarah dan kebudayaan dari pertunjukan dongkrek yang ada di Madiun. Data-data yang diambil untuk pembahasan ini diambil dari jurnal-jurnal dan buku yang bersangkutan mengenai kebudayaan dongkrek.
Kata Kunci : Kebudayaan, Sejarah, Dongkrek
A. Pendahuluan
Perkembangan zaman telah banyak membuat beberapa kebudayaan
tradisional telah banyak dilupakan. Namun, pada dasarnya kebudayaan tradisional ini sangat penting untuk dilestarikan keberadaanya. Salah satu kebudayaan tradisional yang akan dibahas adalah kesenian dongkrek yang berasal dari Mejayan, Kabupaten Madiun. Kesenian dongkrek adalah kesenian berbentuk tarian dan dipentaskan oleh sekelompok masyarakat yang berperan menjadi tokoh-tokoh tertentu. Kesenian Dongkrek ini menampilkan perpaduan antara musik, tari, dan di dalamnya mengandung unsur cerita atau drama. Kata Dongkrek merupakan kata sakral yang memiliki arti “Dongane Kawula Rakyat Enggalo Kasarasan”. Jika diartikan dalam bahasa Indonesia adalah “doa rakyat untuk segera mendapatkan kesembuhan”. Kesenian Dongkrek ini salah satu kesenian dari Kabupaten Madiun, dibuat pada tahun 1867 di Mejayan oleh seorang yang bernama Raden Ngabehi Lho Prawirodipuro (Ismono, 2010). Beberapa kajian tentang kesenian dongkrek telah dilakukan, baik dari segi tontonan ataupun dari segi tuntunannya. Faradina Dara Astria (2011), misalnya, meniliti tentang makna simbolik dalam kesenian dongkrek sebegai kesenian ritual. Selain itu, Jaecken M. P. (2011) mencoba meniliti tentang dinamika kesenian dongkrek dari masa ke masa dari perspektif sejarah.
B. Pembahasan
1. Sejarah Kesenian Dongkrek
Kebudayaan dongkrek sangat erat kaitannya dengan sejarah. Selain erat
ikatannya dengan sejarah, pasti disetiap kebudayaan selalu memiliki keunikan masing-masing. Sejarah kesenian dongkrek ini awal mulanya diciptakan oleh R. Ngabehi Lho Prawirodipuro tahun 1867 di Mejayan, Kabupaten Madiun. Ketika itu kesenian dongkrek digunakan sebagai cara untuk menenangkan warga atau masyarakat yang sedang panik dalam menghadapi wabah (pageblig) yang menyerang. Dongkrek menjadi media penolak bala dari berbagai penyakit dan pertunjukan langsung pada waktu-waktu tertentu, seperti pada tanggal 1 Muharam. Dongkrek hidup dan berkembang sangat pesat dan subur sehingga menjadi kesenian paling terkenal pada masa itu. Kejayaan kesenian dongkrek ini mengalami pasang surut. Hal ini mungkin disebabkan kesenian dongkrek ini bersifat statis sehinggs menimbulkan kebosanan di masyarakat. Sementara itu, menurut Jaecken MP. (2011) kemunculan kesenian ini dikarenakan pada saat itu daerah Mejayan terkena wabah penyakit. Sebagai seorang pemimpin, Raden Ngabehi Lho Prawirodipuro merenung untuk mencari metode atau solusi yang tepat untuk menyeleaaikan atas wabah penyakit yang menimpa rakyatnya. Setelah melakukan renungan, meditasi, dsn bertapa di gunumg kidul Caruban, dia mendapatkan wangsit untuk membuat semacam tarian atau kesenian yang bisa mengusir bala tersebut. Dalam cerita tersebut, wangsit tersebut menggambarkan para punggawa kerajaan roh halus atau pasukan gendruwo menyerang penduduk Caruban dapat diusir dengan menggiring mereka keluar dari wilayah Caruban. Maka dibuatlah semacam kesenian yang mereprentasikan pengusiran roh halus yang membawa pageblig tersebut. Kesenian ini mengalami masa kejayaan pada rentang tahun 1867-1902. Perkembangan kesenian dongkrek ini mengalami pasang surut seiring pergantian politik di Indonesia. Pada masa penjajahan Belanda, kesenian dongkrek ini sempat dilarang oleh pemerintahan Belanda. Hal ini terjadi dikarenakan pemerintah Belanda khawatir apabila dongkrek terus berkembang, bisa digunakan sebagai media penggalang kekuatan untuk melawan pemerintaha Belanda. 2. Keunikan Kesenian Dongkrek
Tarian dongkrek atau kesenian dongkrek ini mengutamakan unsur sihir
dan mistisnya, meskipun tari ini merupakan sebuah kesenian dari kota Madiun tepatnya di daerah Mejayan tapi tarian ini juga menjadi budaya oleh masyarakat desa-desa di Madiun yang mempercayai dan meyakini bahwa mitos tentang tari dongkrek atau kesenian dongkrek ini benar-benar ada.
Tari dongkrek atau kesenian dongkrek ini juga mempunyai keunikan
tersendiri sama dengan kesenian-kesenian daerah lain yang mempunyai ciri khas atau keunikan masing-masing. Keunikan dari kesenian dongkrek ini sendiri yaitu mengenal properti yang digunakan saat pementasan berlangsung di panggung. Penari dongkrek menggunakan topeng yang memiliki tujuan untuk mengetahui tentang sifat-sifat tokoh yang diperagakan oleh si penari. Tari dongkrek atau kesenian dongkrek ini menggunakan alat musik tradisional dan menggunakan tempo irama musik yang naik turun sehingga menimbulkan ketegangan pada saat pementasan berlangsung (Faradina Dara Astria, 2011).
3. Wujud Pementasan Dongkrek
Kesenian Dongkrek ini bersifat sakral yang digunakan sebagai upacara
ritual tolak bala. Kesenian dongkrek hanya dimainkan setahun sekali. Kesenian dongkrek juga bersifat kreasi seni (kreatif) sebagai kesenian yang tidak sakral, tidak ada kemenyan, tidak ada persyaratan. Kesenian dongkrek ini masih ada arak-arakannya dan melibatkan masyarakat untuk bergabung dan menari. Selain itu, alat-alat yang digunakan dalam pementasan kesenian dongkrek ini yaitu ada topeng gendruwo yang memiliki berbagai macam warna yang setiap warna memiliki sifat masing-masing. Alat musik yang digunakan dalam kesenian dongkrek ini yaitu ada kentongan, kenong, bedug, beri, korek, gong pamungkas (Alfiati, 2017).