Keracunan akut
Keracunan timbal akut jarang terjadi. Keracunan timbal akut secara tidak
sengaja yang pernah terjadi adalah karena timbal asetat. Gejala keracunan
akut mulai timbul 30 menit setelah meminum racun. Berat ringannya gejala
yang timbul tergantung pada dosisnya. Keracunan biasanya terjadi karena
masuknya senyawa timbal yang larut dalam asam atau inhalasi uap timbal.
Efek adstringen menimbulkan rasa haus dan rasa logam disertai rasa
terbakar pada mulut. Gejala lain yang sering muncul ialah mual, muntah
dengan muntahan yang berwarna putih seperti susu karena Pb Chlorida dan
rasa sakit perut yang hebat. Lidah berlapis dan nafas mengeluarkan bau yang
menyengat. Pada gusi terdapat garis biru yang merupakan hasil dekomposisi
protein karena bereaksi dengan gas Hidrogn Sulfida. Tinja penderita
berwarna hitam karena mengandung Pb Sulfida, dapat disertai diare atau
konstipasi. Sistem syaraf pusat juga dipengaruhi, dapat ditemukan gejala
ringan berupa kebas dan vertigo. Gejala yang berat mencakup paralisis
beberapa kelompok otot sehingga menyebabkan pergelangan tangan
terkulai ( wrist drop ) dan pergelangan kaki terkulai (foot drop).
Keracunan subakut
Keracunan sub akut terjadi bila seseorang berulang kali terpapar racun
dalam dosis kecil, misalnya timbal asetat yang menyebabkan gejala-gejala
pada sistem syaraf yang lebih menonjol, seperti rasa kebas, kaku otot,
vertigo dan paralisis flaksid pada tungkai. Keadaan ini kemudian akan diikuti
dengan kejang-kejang dan koma. Gejala umum meliputi penampilan yag
gelisah, lemas dan depresi. Penderita sering mengalami gangguan sistem
pencernaan, pengeluaran urin sangat sedikit, berwarna merah. Dosis fatal :
20 - 30 gram. Periode fatal : 1-3 hari.
Keracunan kronis
Keracunan timbal dalam bentuk kronis lebih sering terjadi dibandingkan
keracunan akut. Keracunan timbal kronis lebih sering dialami para pekerja
yang terpapar timbal dalam bentuk garam pada berbagai industri, karena itu
keracunan ini dianggap sebagai penyakit industri. seperti penyusun huruf
pada percetakan, pengatur komposisi media cetak, pembuat huruf mesin
cetak, pabrik cat yang menggunakan timbal, petugas pemasang pipa gas.
Bahaya dan resiko pekerjaan itu ditandai dengan TLV 0,15 mikrogram/m3 ,
atau 0,007 mikrogram/m3 bila sebagai aerosol. Keracunan kronis juga dapat
terjadi pada orang yang minum air yang dialirkan melalui pipa timbal, juga
pada orang yang mempunyai kebiasaan menyimpan Ghee (sejenis makanan
di India) dalam bungkusan timbal.
Keracunan kronis dapat mempengaruhi system syaraf dan ginjal, sehingga
menyebabkan anemia dan kolik, mempengaruhi fertilitas, menghambat
pertumbuhan janin atau memberikan efek kumulatif yang dapat muncul
kemudian.
Gejala gejala
Secara umum gejala keracunan timbal terlihat pada system pencernaan
berupa muntah – muntah, nyeri kolik abdomen, rasa logam dan garis biru
pada gusi, konstipasi kronis. Pada sistem syaraf pusat berupa kelumpuhan
( wrist drop, foot drop, biasanya terdapat pada pria dewasa). Sistem sensoris
hanya sedikit mengalami gangguan, sedangkan ensefalopati sering
ditemukan pada anak-anak. Gejala keracunan ini pada sistem jantung dan
peredaran darah berupa anemia, basofilia pungtata, retikulosis, berkurangnya
trombosit dan sel polimorfonuklear, hipertensi dan nefritis, artralgia ( rasa
nyeri pada sendi ). Gejala pada bagian kandungan dan kebidanan berupa
gangguan menstruasi, bahkan dapat terjadi abortus.
Diagnosis dapat dilakukan melalui pemeriksaan urine (jumlah
koproporfirin III meningkat ). Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan yang
paling dianjurkan sebagai screening test pada keracunan timbal. Kadar
timbal dalam urin juga bisa membantu menegakkan diagnosis, ketika
kadarnya diatas 0,2 mikrogram /liter, dianggap sudah cukup bermakna untuk
diagnosis keracunan timbal.
Pemeriksaan sinar-x pada anak-anak untuk melihat garis yang radio-opak
pada metafisis tulang-tulang panjang bisa digunakan untuk menegakkan
diagnosis keracunan timbal.
Pertolongan pertama
Jika menemukan gejala-gejala keracunan timbal, masyarakat dapat
memberi pertolongan pertama untuk sedapat mungkin menekan risiko dan
dampaknya pada penderita. Untuk keracunan akut melalui saluran
pencernaan misalnya, pasien sebaiknya segera dipindahkan agar tidak
terpapar lagi dengan timbal. Bilas mulutnya dan berikan rangsangan untuk
muntah ( untuk penderita yang sadar). Rujuklah segera ke bagian perawatan
medis.
Kasus-kasus keracunan kronis dapat ditekan dengan berbagai cara
dengan merujuk factor-faktor yang memungkinkan terjadinya keracunan
tersebut. Misalnya, mengurangi kadar timbal dalam bensin untuk mengurangi
pemaparan timbal melalui pernafasan. Dengan demikian dapat diharapkan
terjadi penurunan kadar timbal dalam darah manusia.
Keracunan yang biasa terjadi karena tumpahan timbal di lingkungan
industri – industri besar dapat dihindari dengan membersihkan tumpahan
dengan hati-hati ( untuk tumpahan sedikit), atau dilakukan secara landfills
(untuk tumpahan yang banyak ).
Kepustakaan :