Jika dirangsang oleh suatu antigen, limfosit B akan mengalami pematangan menjadi sel-
sel yang menghasilkan antibodi.
Antibodi merupakan protein yang bereaksi dengan antigen yang sebelumnya
merangsang limfosit B. Antibodi juga disebut immunoglobulin.
Setiap molekul antibodi memiliki suatu bagian yang unik, yang terikat kepada suatu
antigen khusus dan suatu bagian yang strukturnya menerangkan kelompok antibodi.
# Terdapat 5 kelompok antibodi: IgM adalah antibodi yang dihasilkan pada pemaparan
awal oleh suatu antigen.
Contohnya, jika seorang anak menerima vaksinasi tetanus I, maka 10-14 hari kemudian
akan terbentuk antibodi antitetanus IgM (respon antibodi primer).
IgM banyak terdapat di dalam darah tetapi dalam keadaan normal tidak ditemukan di
dalam organ maupun jaringan.
# IgG merupakan jenis antibodi yang paling umum, yang dihasilkan pada pemaparan
antigen berikutnya.
Contohnya, setelah mendapatkan suntikan tetanus II (booster), maka 5-7 hari kemudian
seorang anak akan membentuk antibodi IgG. Respon antibodi sekunder ini lebih cepat
dan lebih berlimpah dibandingkan dengan respon antibodi primer.
IgG ditemukan di dalam darah dan jaringan. IgG merupakan satu-satunya antibodi yang
dipindahkan melalui plasenta dari ibu ke janin di dalam kandungannya. IgG ibu
melindungi janin dan bayi baru lahir sampai sistem kekebalan bayi bisa menghasilkan
antibodi sendiri.
# IgA adalah antibodi yang memegang peranan penting pada pertahanan tubuh terhadp
masuknya mikroorganisme melalui permukaan yang dilapisi selaput lendir, yaitu hidung,
mata, paru-paru dan usus.
IgA ditemukan di dalam darah dan cairan tubuh (pada saluran pencernaan, hidung,
mata, paru-paru, ASI).
# IgE adalah antibodi yang menyebabkan reaksi alergi akut (reaksi alergi segera).
IgE penting dalam melawan infeksi parasit (misalnya river blindness dan skistosomiasis),
yang banyak ditemukan di negara berkembang.
# IgD adalah antibodi yang terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam darah.
Fungsinya belum sepenuhnya dimengerti.
Antibodi
Sitem Komplemen
Sejumlah besar penyakit yang hampir dipastikan merupakan reaksi autoimun adalah:
- Lupus eritematosus sistemik
- Miastenia gravis
- Penyakit Graves
- Tiroiditis Hashimoto
- Pemfigus
- Artritis rematoid
- Skleroderma
- Sindroma Sj�gren
- Anemia pernisiosa.
Jalur Klasik. Jalur ini diawali dengan stimulasi dari kompleks antigen-antibodi yang
kemudian mengaktivasi C1q, C1r, C1s, ketiga komponen ini menghasilkan komponen
enzimatik yang menstimulasi C4, C4 menghasilkan komponen enzimatik yang
menstimulasiC2, komponen C2 ini kemudian menghasilkan komponen enzimatik dan
menstimulasi C3 Convertase (pusat katalitik sistem komplemen).
Jalur MB-Lecitin. Jalur ini diawali oleh stimulasi dari kompleks manosa binding protein
pada permukaan patogen yang kemudian menstimulasi MBL, MASP-1, MASP-2. Ketiga
komponen ini kemudian mnghasilkan komponen enzimatik yang menstimulasi C4,
(seperti halnya pada jalur klasik) C4, C4 menghasilkan komponen enzimatik yang
menstimulasiC2, komponen C2 ini kemudian menghasilkan komponen enzimatik dan
menstimulasi C3 convertase (pusat katalitik sistem komplemen).
Jalur Alternatif. Jalur ini diawali oleh stimulasi dari permukaan patogen yang
mengandung LPS (Lipopolisakarida) yang kemudian langsung menstimulasi C3, C3
menghasilkan komponen enzimatik yang menstimulasi faktor B, faktor B menghasilkan
komponen enzimatik yang menstimulasi fakator D, faktor D kemudian menghasilkan
komponen enzimatik yang akhirnya mensimulasi C3 convertase.
Setelah Ketiga jalur tersebut mengaktivasi C3 Convertase, C3 convertase ini kemudian menghasilkan C3a, C5a
dan C3b. C3a, C5a kemudian menstimulasi peptida mediator untuk inflamasi dan menstimulasi rekrutmen sel
fagositik. C3b kemudian berikatan dengan reseptor komplemen pada sel fagositik dan kemudian menstimulasi
opsonisasi dan penghilangan kompleks imun. Selain itu, C3b juga menstimulasi komponen terminal komplemen
yang kemudian terjadi reaksi cascade : menstimulasi C5b, C6,C7,C8,C9 dan akhirnya membentuk Membran
attack complex dan menyebabkan lisis pada patogen.
Ketiganya sama-sama akan mengaktivasi pusat katalitik sistem komplemenyaitu C3; Ketiganya pada akhirnya
akan menginduksi C9; dan ketiganya sama-sama membentuk membran attack complex.
Komponen yang distimulasi oleh stimulus masing-masing jalur berbeda. Jalur Lecitin
selanjutnya mengaktivasi C1q,C1r,C1s, C4 dan C2, jalur MB Lecitin selanjutnya
mengaktivasi MBL, MASP-1, MASP-2, C4 dan C2, dan jalur alternatif mengaktivasi C3,
B,dan D.
• Analgetik atau obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau
rasa nyeri tanpa meghalangi kesadaran.
• Antipiretik adalah zat-zat yg dapat mengurangi suhu tubuh.
• Anti-inflamasi adalah obat atau zat-zat yang dapat mengobati peradangan atau
pembengkakan.
• Antihistamin (antagonis histamin ) adalah zat yang mampu mencegah penglepasan atau
kerja histamin
Nyeri
Nyeri adalah perasaan sensoris dan lemah emosional yang tidak enak dan berkaitan dengan
ancaman (kerusakan) jaringan.
Mediator nyeri
• Mediator nyeri antara lain mengakibatkan reaksi radang dan kejang-kejang yang
mengaktivasi reseptor nyeri di ujung-ujung saraf bebas di kulit, mukosa, dan jaringan
lainnya.
• Nociceptor ini terdapat diseluruh jaringan dan organ tubuh, kecuali di system saraf pusat.
• Dari sini rangsangan disalurkan ke otak melalui jaringan yang hebat dari tajuk-tajuk
neuron dengan sinaps yang amat banyak melalui sum-sum tulang belakang, sum-sum
tulang lanjutan dan otak tengah. Dari thalamus impuls diteruskan ke pusat nyeri di otak
besar, dimana impuls dirasakan sebagai nyeri.
• Adapun mediator nyeri yang disebut juga sebagai autakoid antara lain serotonin,
histamine, bradikinin, leukotrien dan prostglandin2. Bradikinin merupakan polipeptida
(rangkaian asam amino) yang diberikan dari protein plasma.
Atas kerja farmakologisnya, analgesic dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu:
1. Analgetik Perifer (non narkotik) . Terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan
tidak bekerja sentral.
2. Analgetik Narkotik. Khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat, seperti fraktur
dan kanker.
Nyeri pada kanker umumnya diobati menurut suatu skema bertingkat empat, yaitu:
ANTIHISTAMIN
• Obat yang dapat mengurangi a/ menghilangkan kerja histamin dalam tubuh melalui
mekanisme p’hambatan bersaing pada sisi reseptor H1dan H2
• Antagonis-H1 : untuk pengobatan gejala-gejala akibat reaksi alergi.
• Antagonis-H2 : untuk mengurangi sekresi asam lambung pada pengobatan tukak lambung
Histamin
• Senyawa normal yang ada dalam jaringan tubuh ( sel mast & basofil ).
• Berperan thd berbagai proses fisiologis penting yaitu mediator kimia yang dikeluarkan
pada fenomena alergi seperti rhinitis, asma, urtikaria, pruritis dan anafilaksis.
• Kontraksi otot polos usus & bronki, Meningkatkan permeabilitas vaskular, Meningkatkan
sekresi mukus peningkatan cGMP dl sel, Vasodilatasi arteri permeabel thd cairan & plasma
protein sembab, pruritik, dermatitis, & urtikaria. Efek ini diblok oleh antagonis-H1
• Contoh antagonis H1 : diphenhydramine, chlorpheniramine, fexofenadine, loratadine
Kortikosteroid
1. Efek samping jangka pendek : Peningkatan tekanan cairan di mata (glaukoma), Retensi
cairan, menyebabkan pembengkakan di tungkai, Peningkatan tekanan darah, Peningkatan
deposit lemak di perut, wajah dan leher.
2. Efek samping jangka panjang : Katarak, Penurunan kalsium tulang yang menyebabkan
osteoporosis dan tulang rapuh sehingga mudah patah, Menurunkan produksi hormon oleh
kelenjar adrenal, Menstruasi tidak teratur, Mudah terinfeksi, Penyembuhan luka yang lama