Anda di halaman 1dari 12

MUHAMMAD LUFIRAHMAN

amuntai, kal-sel, Indonesia


Lihat profil lengkapku

KOPLING
Senin, 15 November 2010
A. Pengertian Sisitem Kopling (Clutch System)
sistem kopling yang akan kita bicarakan disini
adalah sistem kopling manual yang selanjutnya
kita sebut dengan kopling saja.
Berikut ini ditampilkan gambar komponen penting
pendukung kopling, secara urut : Fly wheel atau
roda gila, Clutch disc atau plat kopling, Clutch
cover atau dekrup dan Clutch release bearing
atau Drek lahar. 

Gambar1. 1. Komponen kopling.


Susunanya di dalam mobil adalah :
Gambar 1. 2. Susunan komponen kopling.
B. Cara Kerja Sisitem Kopling (Clutch System).
Fly wheel atau roda gila meneruskan sekaligus
menyimpan energi dari Crank Saft (kruk as)
mesin saat mesin hidup (berputar), Plat kopling
menjadi satu-satunya perantara tenaga mesin
dengan Porseneling kita yang akhirnya tenaga ini
akan diteruskan ke Roda. Sedangkan Dekrup
bekerja sebagai pengatur kapan tenaga mesin di
teruskan dan kapan tenaga mesin tidak
diteruskan, hal ini dilakukan oleh kaki kita saat
menginjak atau melepas pedal kopling melalui
perantara Drek lahar.
Catatan : Dekrup di ikat dengan 6(biasanya) baut
terhadap fly wheel. plat kopling menjadi pengisi
bagian tengah antara fly wheel dengan dekrup.
Pada bagian tengah plat kopling terdapat lubang
bergigi yang akan masuk kedalam As blender
sebagai penerus tenaga dari plat kopling ke
Gearbox porseneleng.
• Ketika kaki tidak menginjak pedal kopling
Ketika kaki kita tidak menginjak pedal kopling ,
dengan melihat susunan diatas maka bantalan
dekrup akan menekan plat kopling terhadap fly
wheel sehingga seolah olah Fly wheel, plat
kopling dan dekrup menjadi satu kesatuan
sebagai benda rigid. sehingga apabila fly wheel
berputar 10rpm maka demikian pula dengan plat
koplingnya. Dengan cara inilah tenaga dari mesin
dapat di transfer ke dalam Gearbox porseneleng
(melalui as blender) yang pada akhirnya
diteruskan ke roda.
• Ketika kaki menginjak pedal kopling :
Ketika kaki kita menginjak pedal kopling, maka
dreklahar mendorong kuku/ tuas dari dekrup
sehingga bantalan dekrup yang menekan plat
kopling dan roda gila terangkat. ketika terangkat
inilah posisi dikatakan Free / perei. Dimana
perputaran dari roda gila tidak di ikuti oleh
perputaran dari plat kopling. sehingga tenaga dari
mesin tidak sampai pada gearbox perseneleng.
Pada saat ini lah perpindahan gigi dari
porseneleng dapat dilakukan.Didalam gearbox
porseneleng inilah tenaga dari mesin di atur
sedemikian hingga sesuai dengan kebutuhan
pengemudi melalui rasio gigi.
C. Rangkaian dan komponen unit Kopling.
Komponen konstruksi utama sebuah unit kopling
gesek adalah:
a) Plat kopling Berfungsi untuk meneruskan
tenaga mesin dari fly wheel dan plat penekan ke
input shaft transmisi. 
b) Plat penekan Berfungsi untuk menekan plat
kopling terhadap fly wheel dengan adanya
tekanan pegas penekan. 
c) Pegas penekan Berfungsi untuk memberikan
gaya tekan kepada plat penekan
d) Rumah kopling/ tutup kopling Berfungsi untuk
dudukan komponen-komponen unit kopling,
sebagai tumpuan tuas penekan serta untuk
memungkinkan terjadinya pemutusan dan
penghubungan tenaga mesin dengan akurat dan
cepat. 
Gambar1. 3. rangkaian dan komponen unit
kopling
e) Tuas penekan Berfungsi untuk meneruskan
gaya pedal kopling yang melalui bantalan
pembebas untuk menekan pegas penekan 
f) Bantalan pembebas Berfungsi untuk
meneruskan gaya dorong dari release fork ke
tuas pembebas/ pegas diaphragm pada saat
pedal kopling ditekan. 
g) Garpu pembebas.
Berfungsi untuk meneruskan gaya dorong/ tarik
dari pedal kopling untuk menekan bantalan
pembebas. 
Rangkaian kopling terdiri dari :
a. Pelat kopling.
Pelat kopling di perlukan untuk dapat
memindahkan tenaga dengan lembut tanpa
terjadi slip. Pelat kopling di buat sedemikian rupa,
agar pada saat tenaga harus di bebaskan, kopling
dapat bekerja dengan sempurna dan cepat.
Pelat kopling terdiri dari facing (bagian yang
bergesekan), semacam bahan gesek (friction
material) yang di keeling di sekeliling pelat pada
kedua permukaannya dan hub yang yang terletak
di tengahnya, yang menerima perkaitan dengan
input shaft transmisi.
Hub di letakkan di antara pelat- pelat dan di buat
sedemikian rupa agar dapat bergerak sedikit
dalam arah dan putaran melalui peredam (pegas
coil atau karet). Bentuk ini bekerja untuk
mengurangi kejutan pada saat tenaga di
hubungkan.
Bagian-bagian plat kopling meliputi : 
a) Clutch hub Berfungsi sebagai tempat perkaitan
unit plat kopling dengan input shaft transmisi yang
memungkinkan unit plat kopling dapat bergerak
sedikit maju dan mundur.
b) Disc plate Berfungsi sebagai rangka utama dari
unit plat kopling untuk menahan beban kerja. 
c) Torsion dumper Berfungsi untuk meredam
hentakan/ puntiran saat kopling mulai
menghubungkan/ meneruskan putaran dan pada
saat akselerasi maupun deselerasi 
d) Kampas kopling/ facing Berfungsi untuk
memperbesar gesekan, sehingga effisiensi
pemindahan tenaga dan daya mesin optimal.
e) Cushion plate Berfungsi untuk dudukan facing
atau kampas kopling serta memperhalus kerja
kopling.
f) fPaku keling/ rivet Berfungsi untuk menyatukan
kampas kopling dan cushion plate serta
menyatukan cushion plate dan disc plate.

b. Tutup kopling. (Clutch cover)


unit terdiri dari plat penekan, pegas penekan, tuas
penekan dan rumah kopling. Ditinjau dari
konstruksinya clutch cover dibedakan menjadi
tiga yakni: 
boss drive type clutch cover, radial strap type
clutch cover dan corded strap drive tipe clutch
cover. Pada tipe boss drive ,plat penekan
dipasangkan pada rumah kopling dengan boss
sehingga konstruksinya kuat, namun perpindahan
tenaga tidak bisa lembut. Tipe radial strap type
clutch cover dan corded strap drive tipe clutch
cover. Pada tipe boss drive plat penekan
dihubungkan ke rumah kopling oleh strap (plat
baja) dalam arah radial dari boss. Tipe corded
strap drive
plat penekan ditahan oleh tiga buah plat pada
rumah kopling sehingga daya elastisitas plat
tersebut memungkinkan perpindahan tenaga
terjadi dengan lembut.
c. Mekanisme penggerak.
Mekanisme penggerak terbagi menjadi 2 yaitu :
kopling mekanis dan kopling hidrolik.
D. Masalah Kopling 
Susah masuk gigi : hal ini mungkin dapat
disebabkan oleh beberapa hal, sebelum dapat
mengetahui sumber kerusakan kita harus dapat
mengetahui ciri2 atau gejala2 yang terjadi.
Gejala2 yang mungkin terjadi antara lain adalah :
• Susah masuk gigi Vosneling baik saat mesin
dimatikan maupun di hidupkan : hal ini berarti
terdapat kesalahan pada sistem mekanik
pengoper gigi hal ini dapat berupa tongkat yang
sudah oblak, sift cable atau kabel gigi yang sudah
rusak atau putus atau mekanisme pengoper gigi
didalam gearbox. 
• Kopling susah masuk gigi hanya pada saat
mesin di hidupkan atau dinyalakan, namun
mudah jika mesin dimatikan : dalam hal ini ada 2
kemungkinan kerusakan yang pertama adalah
Kerusakan terjadi pada mekanisme pendorong
clutch release bearing yaitu : master kopling atas
bawah, atau kabel kopling yang masih
menggunakan kabel, Fork/garpu kopling retak,
bushing fork dan atau clutch release bearing atau
drek lahar itu sendiri. Kemungkinan yang kedua
adalah kerusakan terjadi pada Clutch cover atau
dekrup, biasanya ada ciri2 tambahan jika
kerusakan terjadi pada dekrup anda yaitu
biasanya akan lebih susah masuk gigi lagi setelah
melakukan perjalanan yang cukup jauh atau
kondisi dekrup sudah panas, gigi akan semakin
susah di pindahkan. 
• Kopling bergetar saat pertama mau jalan : 90%
hal ini terjadi karena penggunaan Clutch disc atau
plat kopling yang kurang bagus (pantekan atau
imitasi murahan), 10% fly wheel bergelombang. 
• Suara mesin besar (rpm tinggi) tapi mobil ga
mau lari (acceleration kurang) : 80% hal ini terjadi
karena platkopling anda sudah tipis, dan lebih
parah lagi akan timbul bau "sangit" ketika kita
memaksa untuk accelerasi. 20% Fly wheel aus
atau "legok" hal ini biasanya terjadi karena
penggunaan plat kopling yang kurang bagus
bahanya (imitasi).
• Terdengar suara2 dari transmisi : ada beberapa
jenis suara yang mungkin timbul dalam transmisi
antaralain 
1. Bunyi Clutch release Bearing = bunyi dari drek
lahar ini akan terdengar ketika kita menginjak
kopling saat mesin hidup, dan akan hilang
suaranya ketika kita melepas kopling. 
2. Bunyi Pilot bearing = Akan terdengar saat
mesin dihidupkan meskipun kita menginjak
kopling atau tidak.
3. Bunyi pada saat jalan = jika kedua bunyi diatas
dapat didengar tanpa pergerakan kendaraan,
jenis bunyi yang ketiga ini hanya dapat didengar
pada saat kendaraan melakukan pergerakan.
Bunyi ini berasal dari bearing didalam gearbox
anda.
4. Bunyi mendesing pada gigi tertentu = hal ini
terjadi karena terdapat kerusakan pada pasangan
gigi yang bunyi tersebut kemungkinan gigi sudah
aus atau rompal sehingga memberikan rongga
udara yang dapat menimbulkan bunyi
mendesing. 
E. Langkah-langkah merakit unit kopling yang
telah terbongkar.
Langkah-langkah merakit unit kopling yang telah
terbongkar adalah sebagai berikut : Pemasangan
diawali dengan merakit unit plat penekan dan
rumah kopling, dengan urutan sebagai berikut :
a) Letakkan pressure plate pada dudukan alat/
mesin penekan. 
b) Pasangkan pegas penekan pada dudukannya
di plat penekan. 
c) Pasangkan clutch cover dibelakang pegas
penekan dengan posisi yang tepat. 
d) Pasangkan pressure lever pada dudukannya di
clutch cover
e) Lakukan penekanan clutch cover dengan alat/
mesin penekan sehingga pegas penekan tertekan
sehingga baut pemegang/ penyetel pressure lever
dapat dipasangkan. 
f) Lepaskan tekanan mesin penekan, dan lakukan
penyetelan tinggi pressure lever
Setelah unit clutch coverterpasang, pemasangan
kampas kopling dan unit kopling dapat dilakukan.
Prosedur pemasangannya adalah sebagai berikut
:
a) Berilah sedikit gemuk khusus pada alur plat
kopling.
b) Masukkan center clutch pada clutch hubdan
atur posisi plat kopling.
c) Pasangkan plat kopling pada fly wheel dengan
panduan center clutch dan atur posisinya supaya
tepat di tengah. 
d) Pasangkan clutch cover unit dengan
memperhatikan tanda yang telah kita buat pada
saat pembongkaran dan ketepatan knock pin
e) Pasangkan baut-baut pengikat clutch cover
f) Lakukan pengerasan baut-baut pengikat secara
bertahap. Mulailah pengerasan dari baut yang
paling dekat dengan knock pin secara menyilang. 
g) Sebelum baut dikeraskan, pastikan lagi posisi
plat kopling dengan mengatur posisi Center
clutch. Keraskan baut pengikat sesuai momen
spesifikasi pengencangan yaitu berkisar 195 kg
cm atau 19 N-m. 
Setelah unit kopling terpasang dengan baik,
pasangkan release lever shaft, release lever dan
release bearing pada dudukannya dengan
sebelumnya diberikan sedikit gemuk/ grease
khusus pada beberapa bagian yang bergesekan.
Pastikan bahwa pengunci release fork terhadap
porosnya dan release bearingterhadap release
fork terpasang dengan baik. Setelah semua
komponen unit kopling terpasang, rakitlah/
pasang unit transmisi, unit pemindah transmisi,
propeller (kendaraan tipe FR dan FWD) dan unit
release cylinder

Anda mungkin juga menyukai