Anda di halaman 1dari 25

KATA PENGANTAR

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di Rumah Tangga merupakan salah satu impt
ementasi datam mewujudkan hak asasi manusia yang patut dihargai dan diperjuangka
n oleh semua pihak. Oteh karena itu, menggerakkan dan memberdayakan keluarga unt
uk hidup bersih dan sehat menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota beser
ta jajaran sektor terkait termasuk lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyar
akat, swasta dan dunia usaha, untuk mewujudkan Rumah Tangga Ber¬PHBS.
Rumah Tangga Ber-PHBS berarti mampu menjaga, meningkatkan dan metindungi kesehat
an setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yan
g kurang kondusif untuk hidup bersih dan sehat.
Satu hat yang sangat menggembirakan adatah bahwa pembinaan PHBS di Rumah Tangga
telah menjadi bagian dari Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan dan dapat memberi kont
ribusi nyata terhadap percepatan pencapaian Rumah Tangga Ber-PHBS. Untuk itu, di
susuntah buku Panduan Pembinaan dan Penitaian PHBS di Rumah Tangga melalui Tim P
enggerak PKK (TP-PKK) yang dapat dijadikan acuan datam metakukan pembinaan dan p
enitaian PHBS di Rumah Tangga di desa/keturahan, kecamatan, kabupaten/ kota, pro
vinsi dan pusat.
Melatui Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan diadakan tomba untuk
empat kategori, yaitu Petaksana Terbaik Kesatuan Gerak PKK
KB-Kesehatan, Petaksana Terbaik Posyandu, Petaksana Terbaik
Lingkungan Bersih dan Sehat serta Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga.
Lomba Pelaksana terbaik PHBS di Rumah Tangga dimaksudkan untuk meningkatkan sema
ngat dan aksi nyata serta sekaligus sebagai bentuk pemberian penghargaan terhada
p para kader PKK di lapangan yang telah bekerja keras untuk membina PHBS di Ruma
h Tangga.
Buku Panduan Pembinaan dan Penilaian PHBS di Rumah Tangga ini merupakan revisi d
ari buku yang telah diterbitkan pada tahun 2006. Buku ini berisi tentang acuan p
embinaan dan penilaian mulai dari desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, pro
vinsi dan pusat bagi TP-PKK untuk menentukan Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tan
gga. Buku ini merupakan wujud nyata dari kesepakatan antara Departemen Kesehatan
dengan Tim Penggerak PKK tahun 2004 tentang Pemberdayaan Keluarga dan Masyaraka
t dalam pembangunan kesehatan.
Pada kesempatan ini pula, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tin
ggi kepada Tim Penyusun panduan ini, baik dari Pusat Promosi Kesehatan maupun Ti
m Penggerak PKK Pusat. Semoga jerih payah yang telah dilakukan memberi manfaat b
agi banyak pihak. Semoga sukses dalam membina dan menilai PHBS di Rumah Tangga.
Jakarta, Se tennber 2009
Kepala sat mosi Kesehatan
Dep em Kesehatan RI
dr. Abidinsyah Siregar, DHSM, M.Kes
NIP 140163557
SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN
Pembangunan di bidang kesehatan pada hakekatnya merupakan bagian integral dari u
paya untuk mencegah terjadinya peningkatan kasus penyakit. Upaya tersebut memerl
ukan penanganan yang serius, terorganisasi, terkoordinasi serta sinergis terhada
p masalah yang sangat kompleks. Pembangunan kesehatan adalah bagian dan pembangu
nan nasional yang dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk mewujudkan cita-cita luh
ur, yakni terciptanya masyarakat yang adil, makmur, baik spiritual maupun materi
al.
Saat ini status kesehatan masyarakat Indonesia masih rendah, hal ini terlihat da
ri Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi masih tinggi. Selain itu penyakit
infeksi yang tinggi dan penyakit tidak menular seperti penyakit Jantung, Diabete
s semakin meningkat dan tahun ke tahun. Kondisi tersebut dapat diminimalkan bila
masyarakat Indonesia ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) khususnya di Ru
mah Tangga. Rumah Tangga dan keluarga merupakan aset Pembangunan di masa depan y
ang perlu dijaga dan ditingkatkan kesehatannya dengan pemberdayaan PHBS.
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota Rumah Tangga agar
tahu, mau dan mampu mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta berperan
aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Pelaksanaan PHBS di Rumah Tangga s
udah cukup lama dilaksanakan tetapi hasilnya belum optimal. Dan evaluasi yang di
lakukan pada tahun 2007 pencapaian Rumah Tangga Ber-PHBS baru 36,18 % masih di b
awah target yang ditentukan yaitu 44 %.

Kami menyadari bahwa untuk menyehatkan masyarakat Indonesia, Departemen Kesehata


n tidak bisa bekerja sendiri, mengingat keterbatasan sumber daya yang tersedia.
Oleh karena itu, untuk mempercepat pencapaian PHBS di Rumah Tangga, Departemen K
esehatan bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK (TP-PKK) untuk melaksanakan pembi
naan PHBS di Rumah Tangga. Ini diperkuat dengan Nota Kesepahaman (Memorandum of
Understanding) yang dibuat antara Departemen Kesehatan dengan TP-PKK Pusat tahun
2004 tentang Pemberdayaan Keluarga dan Masyarakat dalam Pembangunan Kesehatan.
Kerjasama ini cukup efektif, karena PKK merupakan salah satu organisasi masyarak
at yang potensial yang mempunyai jenjang kepengurusan dari tingkat pusat sampai
tingkat desa.
Kami menyambut baik dengan adanya buku Panduan Pembinaan dan Penilaian PHBS di R
umah Tangga melalui TP-PKK. Semoga buku ini dapat memberikan motivasi bagi TP-PK
K dalam melakukan pembinaan dan penilaian PHBS di Rumah Tangga, yang akhirnya da
pat mempercepat terwujudnya masyarakat Indonesia yang sehat.
Akhir kata kami sangat mengharapkan kepada seluruh TP-PKK untuk dapat melakukan
Pembinaan PHBS di Rumah Tangga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan setempat dan
untuk itu kami mengucapkan terima kasih.
Jakarta, September 2009
Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Dr.dr. Siti Fadilah Supari,Sp.JP (K)

SAMBUTAN KETUA UMUM TIM


PENGGERAK PKK
Sehat adalah hak setiap individu, agar dapat melakukan segala aktivitas hidup se
hari-hari. Untuk sehat, kita harus berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Un
tuk itu perlu adanya pembinaan dan penyuluhan yang berkesinambungan kepada kelua
rga beserta anggota keluarga, agar atas kesadaran sendiri anggota keluarga mau m
elaksanakan PHBS.
Sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai Penyuluh,Penggerak dan Pencatat sederh
ana, Kader-kader PKK khususnya yang berada di Kelompok Dasawisma dan Posyandu me
rupakan andalan gerakan PKK untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan, khususny
a program pembangunan kesehatan. Dari Kelompok Dasawisma inilah kita bisa mendap
atkan data-data keluarga/rumah tangga yang secara nyata telah melaksanakan PHBS
di Rumah Tangga.
Hasil pencatatan di Kelompok Dasawisma dan Posyandu akan menjadi data desa/kelur
ahan yang selanjutnya dapat dimanfaatkan oleh instansi/dinas yang memerlukan, te
rmasuk mempergunakannya sebagai data lomba Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangg
a yang dilombakan setiap tahun dalam kegiatan Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan. M
elalui data ini juga dapat dilihat seberapa besar jumlah rumah tangga yang belum
berperilaku hidup bersih dan sehat, sehingga pembinaan PHBS di Rumah Tangga dap
at digalakkan bagi rumah tangga tersebut.
Kami menyambut gembira atas diterbitkannya buku panduan ini yang dapat dijadikan
acuan bagi Tim Penggerak PKK dan para kadernya dalam melaksanakan pembinaan dan
lomba Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga di desa/kelurahan, kecamatan, kabu
paten/kota, provinsi dan pusat.
Akhir kata kami mengharapkan peran TP-PKK dan kadernya dalam metaksanakan pembin
aan PHBS di Rumah Tangga bekerjasama dengan Dinas Kesehatan setempat.
Semoga buku panduan ini bermanfaat bagi kita semua untuk menggerakkan ketuarga a
gar mau metaksanakan PHBS di Rumah Tangga.
Jakarta, September 2009
Ketua Umum Tim Penggerak PKK
Ny. Effi Mardiyanto

KATA PENGANTAR
SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN
SAMBUTAN KETUA UMUM TIM PENGGERAK PKK DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Tujuan
1.4 Sasaran
1.5 Manfaat
1.6 Pengertian
II. LANGKAH-LANGKAH PEMBINAAN PHBS DI RUMAH TANGGA
2.1 Di Pusat
2.2 Di Provinsi
2.3 Di Kabupaten/Kota
2.4 Di Kecamatan
2.5 Di Desa/Kelurahan
III. PENILAIAN PHBS DI RUMAH TANGGA
3.1 Mekanisme Lomba 3.2 Kelengkapan Data 3.3 lndikator PHBS di Rumah Tangga
3.4 Definisi Operasional 3.5 Pelaksana Penilaian 3.6 Waktu Penitaian
3.7 Pemberian Nilai 3.8 Pembobotan
3.9 Cara Perhitungan
IV. PENUTUP
DAFTAR ISI
iii vii
1
3
4
5
5
7
9
10
10
10
11
12
25
25
26
27 29 31 31 31 33 33
40
LAMPIRAN
1. Gambaran Desa Ber-PHBS
2. Kegiatan Inovatif Pembinaan PHBS di Rumah Tangga
3. Formulir/Kartu PHBS di Rumah Tangga
4. Pemenang Lomba Pelaksana Terbaik PHBS Di Rumah Tangga
DAFTAR PENYUSUN

Ayo! Lakukan
Hidup Bersih dan Sehat
Logo menggambarkan sebuah rumah dengan Iingkungan sekitar yang asri (hijau) dida
lamnya terdapat keluarga bahagia (tersenyum) yang terdiri dari bapak, ibu, dan a
nak. Setiap keluarga mengacungkan jarinya ke arah tulisan Kamah tangga Ber-PHBS
yang menunjukkan bahwa mereka adalah keluarga Ber-PHBS
Slogan : Ayo! Lakukan Hidup Bersih dan Sehat
Merupakan ajakan untuk setiap keluarga dalam mewujudkan perilaku dan Iingkungan
yang sehat. Karena di mulai dari keluarga yang merupakan bagian masyarakat terke
cil yang nantinya berkembang menjadi masyarakat luas.

I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kema
uan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yan
g setinggi-tingginya. Dengan perkataan lain bahwa masyarakat diharapkan mampu be
rperan sebagai pelaku pembangunan kesehatan dalam menjaga, memelihara dan mening
katkan derajat kesehatannya sendiri, serta berperan aktif dalam mewujudkan keseh
atan masyarakatnya.
Pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari rumah tangga atau keluarga, karena ru
mah tangga yang sehat merupakan aset atau modal pembangunan di masa depan yang p
erlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Hal ini diperkuat dengan
seruan Presiden pada Hari Keluarga Nasional XII tahun 2005 bahwa "...kekuatan ba
ngsa dan negara terletak pada ketahanan masing-masing keluarga. Keluarga adalah
cermin kekuatan masyarakat, bangsa dan negara, oleh sebab itu patut dijaga, dipe
lihara dan ditingkatkan kualitasnya..."
Beberapa anggota rumah tangga mempunyai masa rawan terkena penyakit menular dan
penyakit tidak menular, oleh karena itu untuk mencegah penyakit tersebut, anggot
a rumah tangga perlu diberdayakan untuk melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan S
ehat (PHBS). Untuk peningkatan pemberdayaan keluarga dan masyarakat sudah ada ke
sepakatan bersama antara Departemen Kesehatan dengan Tim Penggerak Pem-berdayaan
dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) pada tanggal 26 Desember 2004 di kabupaten
Banyuasin, Sumatera Selatan guna mempercepat peningkatan pembangunan kesehatan,
salah satunya adalah peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat. Pembinaan PHBS
di Rumah Tangga juga ditujukan untuk mempercepat terwujudnya Rumah Tangga Ber-P
HBS sebagai salah satu indikator Desa Sehat, Kecamatan Sehat, Kabupaten/ Kota Se
hat, Provinsi Sehat dan Indonesia Sehat. Oleh karena itu, berbagai upaya pemberd
ayaan, bina suasana, advokasi dan penggalangan kemitraan dilakukan untuk memperc
epat tercapainya Rumah Tangga Ber-PHBS tahun 2010 minimal 65 %, sementara pencap
aian Rumah Tangga Ber-PHBS tahun 2007 sebesar 36,18%, masih di bawah target yang
ditentukan yaitu 44 %.
PHBS di Rumah Tangga telah menjadi salah satu Kewenangan Wajib Standar Pelayanan
Minimal bidang Kesehatan bagi Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai Peraturan Pemeri
ntah Nomor 65 Tahun 2005. Pembinaan PHBS di Rumah Tangga juga telah menjadi bagi
an dari Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan sejak tahun 2005. Hal tersebut merupakan
salah satu aksi nyata dari kesepakatan antara Departemen Kesehatan dengan Tim P
enggerak PKK Pusat tentang Peningkatan Pemberdayaan Keluarga dan Masyarakat dala
m Pembangunan Kesehatan.
Melalui Tim Penggerak PKK sebagai gerakan masyarakat yang memiliki kekuatan untu
k memberdayakan serta menggerakkan keluarga dan masyarakat Ber-PHBS, maka pembin
aan PHBS di Rumah Tangga dapat dilakukan secara terus menerus untuk mempercepat
terwujudnya Rumah Tangga Ber-PHBS. Agar pembinaan dilakukan terus menerus dengan
penuh semangat, maka pelaksanaan kegiatan Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan dilom
bakan setiap tahun, yaitu untuk memilih dan menentukan Pelaksana Terbaik Kesatua
n Gerak PKK-KB-Kesehatan, Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga, Pelaksana Terb
aik Ling¬kungan Bersih dan Sehat serta Pelaksana Terbaik Posyandu dari masing-masi
ng provinsi.
Agar pembinaan dan penilaian PHBS di Rumah Tangga dapat berjalan dengan baik, ma
ka disusun Panduan Pembinaan dan Penilaian PHBS di Rumah Tangga. Panduan ini dim
aksudkan untuk memberikan pemahaman yang jelas tentang Pembinaan dan Penilaian P
HBS di Rumah Tangga melalui Tim Penggerak PKK.
1.2. LANDASAN HUKUM
Pembinaan PHBS di Rumah Tangga melalui kemitraan dengan Tim Penggerak PKK mempun
yai landasan hukum antara lain :
a. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembang¬an Kependudukan dan P
emberdayaan Keluarga Sejahtera.
b. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
c. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah d
an Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom.
e. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2001 tentang Pedoman Umum Pengaturan
Mengenai Desa dan Kelurahan.
f. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Kewenangan Wajib Standa
r Pelayanan Minimal di Bidang Kesehatan.
g Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 411.4-401 Tahun 2005 tentang Hasil Rapat K
erja Nasional VI Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga.
h. Kesepakatan Bersama antara Departemen Kesehatan RI dengan Tim Penggerak Pembe
rdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Nomor: 1295/ Menkes/ SKB/ XII/2004 d
an Nomor:02/SKB/PKK.PUSAT/X11/04 tentang Pember dayaan Keluarga dan Masyarakat
Dalam Pembangunan Kesehatan.
i. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/Menkes/SK/ 11/2004 tentang Kebijakan
Dasar Puskesmas.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1193/Menkes/SK/ X/2004 tentang Kebijakan Na
sional Promosi Kesehatan.
k. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1114/Menkes/SK/ VI11/2005 tentang Pedoma
n Pelaksanaan Promosi Kesehatan Di Daerah.
1. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 564/Menkes/SK/ VII/2006 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga.
m. Surat Keputusan Ketua Umum Tim Penggerak PKK tentang
Pelaksanaan Lomba Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan.
1.3. TUJUAN
Tujuan Umum
Meningkatnya Rumah Tangga Ber-PHBS di kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Tujuan Khusus
a. Memberdayakan keluarga untuk tahu, mau dan mampu melaksanakan PHBS dan b
erperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
b. Meningkatkan dukungan dan peran aktif Tim Penggerak PKK secara berjenjan
g dalam pembinaan PHBS di Rumah Tangga.
c. Meningkatkan kebijakan yang mendukung pelaksanaan pembinaan PHBS di Ruma
h Tangga.
d. Meningkatkan mutu penilaian Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga Tingk
at Desa.
e. Memberikan penghargaan kepada Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga Tin
gkat Desa.

1.4. SASARAN
a. Sasaran Pembinaan
Sasaran pembinaan PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota rumah tangga, yait
u:
Pasangan Usia Subur.
Ibu hamil dan ibu menyusui.
Anak, remaja dan dewasa.
Usia lanjut.
Pengasuh anak.
b. Sasaran Penilaian
Sasaran penilaian PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh desa/ kelurahan yang telah
melaksanakan kegiatan pembinaan PHBS di Rumah Tangga minimal satu tahun.
MAN FAAT
Dengan melaksanakan PHBS di Rumah Tangga akan diperoleh beberapa manfaat secara
langsung maupun tidak langsung sebagai berikut :
a. Bagi Rumah Tangga
Setiap anggota keluarga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit.
Pertumbuhan dan perkembangan anak lebih baik.
Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat.
Pengeluaran biaya rumah tangga yang semula untuk biaya lain yang tidak bermanfaa
t bagi kesehatan, dapat dialihkan untuk pemenuhan gizi keluarga, biaya pendidika
n, dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.
Mengurangi atau meniadakan biaya pengobatan dalam keluarga.
b. Bagi Masyarakat
Masyarakat mampu mengupayakan terciptanya lingkungan yang tertata rapi dan sehat
.
Masyarakat mampu mencegah dan mengatasi masalah kesehatan yang dihadapinya.
Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada untuk penyembuhan penyakit
dan peningkatan kesehatan¬nya.
Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber-daya Masyarakat (UKBM)
untuk pencapaian PHBS di Rumah Tangga, seperti penyelenggaraan Posyandu, Jaminan
Kesehatan Masyarakat, Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin), Dana Sosial Ibu Bersalin
(Dasolin), ambulan desa, Kelompok Pemakai Air (Pokmair), dan arisan jamban.
c. Bagi Tim Penggerak PKK
Mempercepat tercapainya cakupan program-program kesehatan.
Meningkatkan kemampuan dan kinerja Tim Penggerak PKK dalam memberdayakan keluarg
a untuk mewujudkan Rumah Tangga Ber-PHBS.
d. Bagi Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota
Peningkatan persentase Rumah Tangga Ber-PHBS menunjukkan kinerja dan citra pemer
intah provinsi dan kabupaten/kota yang baik.
Biaya yang tadinya dialokasikan untuk menanggulangi masalah-masalah kesehatan da
pat dialihkan untuk pengembangan lingkungan yang tertata rapi dan sehat serta pe
nyediaan sarana pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau.
Provinsi dan kabupaten/kota dapat dijadikan pusat pembela jaran bagi daerah lai
n dalam pembinaan PHBS di Rumah Tangga.
1.6. PENGERTIAN
a. Rumah Tangga
Rumah tangga adalah wahana atau wadah yang terdiri dari bapak, ibu dan anak-anak
nya serta anggota keluarga lainnya dalam melaksanakan kehidupannya sehari-hari.
b. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang dilakukan atas d
asar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarg
a dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewuj
udkan kesehatan masyarakatnya. PHBS mencakup berbagai perilaku, tidak hanya seba
tas 10 indikator PHBS di Rumah Tangga, antara lain perilaku keluarga sadar gizi,
seperti ; makan beraneka ragam makanan, minum Tablet Tambah Darah, mengkonsumsi
Garam Beryodium, memberi bayi dan balita Kapsul Vitamin A; perilaku menyehatkan
lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan; per
ilaku kebersihan perorangan seperti: mandi dengan air bersih dan menggunakan sab
un, menyikat gigi, menggunting kuku dan perilaku lainnya yang mendukung kesehata
n.
c. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman
belajar bagi perorangan, kelompok dan masyarakat dengan cara membuka jalur komu
nikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi guna meningkatkan pengetahuan
, sikap dan perilaku melalui pendekatan advokasi, bina suasana dan melakukan ger
akan pemberdayaan masyarakat sehingga dapat menerapkan cara hidup bersih dan seh
at dalam rangka menjaga, memetihara, metindungi dan meningkatkan kesehatannya.
d. PHBS di Rumah Tangga
Adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu m
etakukan peritaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kese
hatan di masyarakat.
e. Rumah Tangga Ber-PHBS
Adalah rumah tangga yang tetah memenuhi 10 indikator PHBS di Rumah Tangga, yaitu
:
1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
2) Memberi bayi ASI Eksklusif.
3) Menimbang balita setiap butan.
4) Menggunakan air bersih.
5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
6) Menggunakan jamban sehat.
7) Memberantas jentik di rumah sekali seminggu.
8) Makan sayur dan buah setiap hari.
9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari.
Tidak merokok di dalam rumah.
h. Memberikan penghargaan terhadap Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga Tingka
t Nasional.
2.2. DI PROVINSI
a. Mengeluarkan kebijakan tentang pembinaan PHBS di Rumah Tangga yang ditindakta
njuti oteh Tim Penggerak PKK di seluruh kabupaten/kota.
b. Sosialisasi pembinaan PHBS di Rumah Tangga kepada Tim Penggerak PKK Kabupaten
/Kota.
c. Dinas Kesehatan Provinsi bersama lintas sektor terkait dan Tim Penggerak PKK
Provinsi mengadvokasi Bupati/Watikota/ DPRD/TP-PKK Kabupaten/Kota untuk memperot
eh dukungan kebijakan dan dana bagi pembinaan PHBS di Rumah Tangga.
d. Melatih Tim Penggerak PKK Kabupaten tentang pembinaan PHBS di Rumah Tangga da
n penyelenggaraan Lomba Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga secara berjenjang
.
e. Memantau kemajuan pelaksanaan pembinaan PHBS di Rumah Tangga dan pencapaian R
umah Tangga Ber-PHBS di seturuh kabupaten/kota.
f. Melaksanakan penitaian Lomba Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga Tingkat P
rovinsi.
g. Memberikan penghargaan terhadap Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga Tingka
t Provinsi.
2.3. DI KABUPATEN/KOTA
a. Mengeluarkan kebijakan tentang pembinaan PHBS di Rumah Tangga yang ditin
daktanjuti oteh Tim Penggerak PKK di seluruh kecamatan dan desa/keturahan.
b. Sosialisasi pembinaan PHBS di Rumah Tangga kepada Tim Penggerak PKK Keca
matan.
c. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bersama lintas sektor
terkait clan Tim Penggerak PKK Kabupaten/Kota meng¬advokasi Bupati/Walikota/DPRD u
ntuk memperoleh dukungan kebijakan dan dana bagi pembinaan PHBS di Rumah Tangga
di seluruh kecamatan dan desa/keturahan.
. Melatih Tim Penggerak PKK Kecamatan tentang pembinaan PHBS di Rumah Tang
ga dan penyelenggaraan Lomba Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga secara berje
njang.
a. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bersama lintas sektor terkait dan Tim Pen
ggerak PKK Kabupaten/Kota memantau kemajuan pelaksanaan pembinaan PHBS di Rumah
Tangga dan pencapaian Rumah Tangga Ber-PHBS di seturuh kecamatan.
b. Metaksanakan penitaian Lomba Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga Ting
kat Kabupaten/Kota.
c. Memberikan penghargaan terhadap Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga T
ingkat Kabupaten/Kota.
2.4. DI KECAMATAN
a. Mengeluarkan kebijakan tentang pembinaan PHBS di Rumah Tangga yang ditin
daktanjuti oteh Tim Penggerak PKK di seturuh desa/keturahan.
b. Sosialisasi pembinaan PHBS di Rumah Tangga kepada Tim Penggerak PKK Desa
/Keturahan.
c. Puskesmas bersama lintas sektor terkait dan Tim Penggerak PKK Kecamatan
mengadvokasi Camat dan lintas sektor terkait untuk nnemperoleh dukungan kebijaka
n dan dana bagi pembinaan PHBS di Rumah Tangga di seturuh desa/ keturahan.
d. Menyusun rencana dan metaksanakan kegiatan pembinaan PHBS di Rumah Tangg
a berdasarkan prioritas masatah PHBS yang ada di desa/keturahan.
Melatih TP-PKK Desa/Keturahan datam metaksanakan pembinaaan PHBS di Rumah Tangga
tentang :
Cara pengumpulan, pengolahan dan pemetaan data PHBS.
Cara melaksanakan promosi kesehatan melalui penyuluh¬an perorangan, penyuluhan kel
ompok, penyuluhan massa dan pengorganisasian masyarakat.
Cara pencatatan kegiatan pembinaan PHBS Di Rumah Tangga
f. Puskesmas bersama lintas sektor terkait dan TP-PKK Kecamatan memantau ke
majuan pelaksanaan pembinaan PHBS di Rumah Tangga dan pencapaian Rumah Tangga Be
r- PHBS di seluruh desa.
g. Puskesmas bersama TP-PKK Puskesmas mengirimkan hasil pengumpulan data PH
BS di seluruh desa/kelurahan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk diolah lebi
h lanjut melalui Sistim Informasi Manajemen PHBS (SIM-PHBS).
h. Melaksanakan penilaian Lomba Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga Ting
kat Desa/Kelurahan.
i. Memberikan penghargaan terhadap Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga T
ingkat Desa/Kelurahan.
2.5. DI DESA/KELURAHAN
a. Sosialisasi PHBS di Rumah Tangga
Metakukan sosiatisasi di desa kepada kader PKK Dusun dan ketompok Dasawisma, sed
angkan di keturahan kepada kader PKK RW dan kader PKK RT.
b. Pengumpulan data PHBS di Rumah Tangga
Pembinaan PHBS di Rumah Tangga diawati dengan kegiatan pengumpulan data oteh kad
er PKK Desa/Keturahan pada saat pertemuan butanan di ketompok masing-masing deng
an cara :
Menyiapkan tenaga pengumpul data, disarankan mengguna¬kan ketua kelompok Dasawisma
atau Kader PKK Desa/ Keturahan yang telah ditatih PHBS di Rumah Tangga. Mendata
jumlah rumah tangga yang ada di desa/kelurahan. Menyiapkan Fornnutir/Kartu PHBS
di Rumah Tangga sesuai jumlah rumah tangga yang ada.
Memberikan penjelasan singkat bagi para ketua kelompok Dasawisma atau Kader PKK
Desa/Keturahan yang telah ditatih PHBS di Rumah Tangga tentang cara pengumpulan
data di rumah tangga.
Ketua Kelonnpok Dasawisma atau Kader PKK Desa/Keturahan yang telah dilatih PHBS
di Rumah Tangga, mengumpulkan data Rumah Tangga Ber-PHBS berdasarkan 10 indikato
r PHBS di masing-masing rumah tangga yang ada di desa/kelurahan dengan menggunak
an Formulir/Kartu PHBS di Rumah Tangga.
Dalam melaksanakan pengumpulan data, sebaiknya perhatikan cara berkomunikasi yan
g baik dan benar, seperti :
Sampaikan salam .
Jelaskan maksud dan tujuan pengumpulan data PHBS,
yaitu untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan PHBS di Rumah Tangga sebagai ba
han pembinaan selanjutnya.
Ciptakan suasana yang menyenangkan.
§ Gunakan bahasa yang mudah dimengerti keluarga
o Hindari kesan terburu-buru, menggurui dan sikap kurang menghargai.
Sampaikan ucapan terima kasih atas kesediaan keluarga diwawancarai.
Ketua Kelompok Dasawisma atau Kader PKK Desa/
Kelurahan yang telah dilatih PHBS di Rumah Tangga juga melakukan pengamatan di s
ekitar lingkungan rumah pada saat pengumpulan data untuk mendukung kebenaran jaw
aban masing-masing rumah tangga. Ketua Kelompok Dasawisma atau Kader PKK Desa/ K
elurahan yang telah dilatih PHBS di Rumah Tangga hendaknya dapat menggali inform
asi lebih dalam tentang kebiasaan, kepercayaan, sikap, norma, budaya, hambatan d
an potensi yang ada untuk melaksanakan PHBS di Rumah Tangga melatui diskusi deng
an anggota Dasawisma.
Ketua Kelompok Dasawisma menginformasikan hasil pengumpulan data PHBS kepada Ket
ua Kelompok PKK RT dengan cara memperlihatkan catatannya yang selanjutnya dicata
t oleh Ketua Kelompok PKK RT dan diteruskan secara berjenjang kepada kelompok PK
K RW, dusun/lingkungan dan kepada Ketua TP-PKK Desa/ Kelurahan.
c. Pengolahan Data dan Pemetaan PHBS
Hasil pengumpulan data dari kelompok-kelompok PKK, selanjutnya diolah secara man
ual oleh TP- PKK Desa/ Kelurahan.
Setiap rumah tangga akan dikelompokkan menjadi Rumah Tangga Ber-PHBS atau Rumah
Tangga Tidak Ber-PHBS.
Kelompok Rumah Tangga ber-PHBS, apabila rumah tangga telah memenuhi 10 indikator
PHBS. Namun, bila dalam rumah tangga tidak ada ibu yang melahirkan, tidak ada
bayi dan tidak ada balita, maka pengertian Rumah Tangga Ber-PHBS adalah Rumah Ta
ngga yang memenuhi hanya 7 indikator.
Untuk menghitung persentase Rumah Tangga Ber-PHBS di desa/kelurahan digunakan ru
mus sebagai berikut
Jumlah rumah tangga yang dikelompokkan Ber-PHBS dibagi dengan seluruh jumlah rum
ah tangga yang ada di desa/kelurahan dikali dengan 100%
Atau
Jumlah rumah tangga yang dikelompokkan Ber-PHBS
x 100%
Seluruh rumah tangga yang ada di desa/kelurahan
Hasil persentase yang diperoleh merupakan hasil pemetaan Rumah Tangga Ber-PHBS d
i desa/kelurahan. Contoh Perhitungan :
Jumlah rumah tangga di satu desa sebesar 200 rumah tangga.
Jumlah rumah tangga yang masuk dalam kelompok Rumah Tangga Ber-PHBS sebesar 153
rumah tangga, maka persentase Rumah Tangga Ber-PHBS di desa tersebut adalah :
% Rumah Tangga Ber-PHBS = 153 x 100% = 76,5 %
200
Dari data yang dikumpulkan juga dapat diketahui persentase dari tiap-tiap indika
tor PHBS, sehingga dapat digunakan sebagai data dasar untuk melakukan intervensi
pembinaan pada indikator PHBS yang persentasenya masih rendah.
Untuk mendapatkan persentase dari masing-masing indikator PHBS dapat digunakan d
engan cara menghitung jumlah rumah tangga yang memenuhi salah satu indikator PHB
S dibagi dengan jumlah rumah tangga yang ada di desa/kelurahan dari setiap indik
ator dikali 100%.
Contoh Perhitungan :
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan :
Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebesar 30 orang pada tahu
n tertentu dibagi dengan jumlah seluruh persalinan yang ada pada tahun yang sama
di desa/ kelurahan sebesar 50 persalinan dikali 100% atau
Persalinan ditolong . 30
oleh tenaga kesehatan ' 50 x 100% = 60%
Memberi Bayi ASI Eksklusif
Jumlah bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI saja sebesar 60 bayi pada tahun ter
tentu dibagi dengan jumlah seluruh bayi usia 0-6 bulan pada tahun yang sama di d
esa/kelurahan sebesar 100 bayi dikali 100% atau :
ASI Eksklusif : 00 x 100% = 60%
0
Menggunakan Jamban Sehat
Jumlah rumah tangga yang menggunakan jamban sebesar 40 rumah tangga dibagi denga
n jumlah seluruh rumah tangga di desa/kelurahan sebesar 100 rumah tangga dikali
100% atau :
Menggunakan . 40
Jamban Sehat 100 x 100% = 40%
Cara perhitungan indikator menggunakan air bersih, mem¬berantas jentik di rumah, d
an lainnya dapat menggunakan rumus yang sama sesuai contoh.
d. Perencanaan
Perencanaan meliputi penentuan prioritas masalah, tujuan, kegiatan intervensi da
n jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan.
Menentukan prioritas masalah
Berdasarkan masalah yang ada, disusun rencana kegiatan intervensi. Caranya denga
n memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
- Dari masalah yang ada, mana yang dapat diselesaikan
dengan mudah ?
- Mengapa terjadi demikian ?
- Bagaimana cara mengatasinya ?
- Apa bentuk kegiatannya ?
- Berapa dana yang dibutuhkan ?
- Bagaimana jadwal kegiatan pelaksanaannya ?
- Siapa yang akan mengerjakannya ?
- Berapa lama waktu mengerjakannya ?
Menentukan tujuan
Berdasarkan hasil pengumpulan data PHBS, maka dapat ditentukan masalah perilaku
kesehatan masyarakat. Selanjutnya berdasarkan masalah yang ditemui dan ketersedi
aan sumber daya, maka ditentukan tujuan yang akan dicapai untuk mengatasi masala
h yang ditemukan, seperti contoh berikut :
Meningkatnya persentase pemberian ASI Eksklusif pada bayi dari 60 % menjadi 70 %
di Desa Kemuning dalam 1 tahun.
Meningkatnya jumlah rumah tangga yang menggunakan jamban sehat dari 40 % menjadi
50 % di Desa Kemuning dalam 1 tahun
Menentukan kegiatan
Setelah tujuan ditetapkan, selanjutnya ditentukan kegiatan yang akan dilakukan.
Caranya adalah membuat beberapa alternatif kegiatan, kemudian dipilih kegiatan y
ang dapat dilakukan dikaitkan dengan ketersediaan sumber daya, misalnya :
No Masalah PHBS Kegiatan
1. Rendahnya persentase Persatinan ditolong oteh tenaga
kesehatan (9
®
,,, Menemukan kehamilan secara dini di ketompok Dasawisma. Penyuluhan pentin
gnya pemeriksaan kehamilan. Penyuluhan pentingnya persatinan ditolong °Leh tenaga
kesehatan.
Menggatakkan Stikerisasi Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Perdarahan serta
Komptikasi (P4K).
2. Betum semua Bayi diberi ASI Eksktusif ,,
s,
,, Melibatkan ketuarga ibu
menyusui misalnya ; nenek sebagai orang yang dituakan/ didengar sebagai tenaga p
enyutuh di rumah dengan cara nnetatih nenek tentang pentingnya memberi ASI Ekskl
usif.
Penyuluhan/kunjungan rumah tentang manfaat ASI Eksktusif, cara memberikan ASI ya
ng baik dan benar.
Perawatan payudara setama kehamilan.
3. Betum semua Batita ditimbang setiap bulan e Penyuluh
an tentang pentingnya penimbangan balita secara teratur ke Posyandu atau ke pela
yanan kesehatan lainnya. j
No Masalah PHBS Kegiatan
4, Menggerakkan ketuarga batita
hadir pada saat hari buka Posyandu.
4. Masih ada
rumah tangga yang betum menggunakan air bersih Penyuluhan pentingnya menggunaka
n air bersih, syarat-syarat air bersih. Membentuk Kelompok
Pemakai Air (Pokmair). Pengorganisasian masyarakat
untuk menyediakan sumber air bersih.
5. Betum semua rumah tangga menerapkan cuci tangan dengan air
bersih dan
sabun Penyuluhan manfaat mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
Menggerakkan masyarakat untuk mencuci tangan dengan sabun secara massat dan meny
ediakan sarana cuci tangan di rumah masing
masing secara swadaya atau gotong royong.
6. Masih ada
rumah tangga yang betum menggunakan jamban sehat Penyuluhan manfaat jamba
n, syarat jamban sehat, dan cara memetihara jamban
sehat.
Pengorganisasian masyarakat
untuk membuat jamban
umum atau memitiki jamban keluarga.
a Arisan jamban.

No Masalah PHBS Kegiatan


7. Betum semua rumah tangga memberantas jentik di rumah Penyuluhan penti
ngnya memberantas jentik di rumah, manfaat rumah bebas jentik.
Membentuk Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di setiap RT.
8. Belum semua rumah tangga makan sayur
dan buah setiap hari Penyuluhan manfaat makan sayur dan buah setiap hari, man
faat makanan berserat, jenis sayur dan buah yang balk kita makan, cara memilih b
uah dan sayur yang terjangkau daya bell.
Penyuluhan pemanfaatan pekarangan untuk menanam sayur dan buah
Demo memasak sayur dan
mengolah buah menjadi
makanan sehat dan menarik.
9. Belum semua rumah tangga melakukan aktivitas fisik setiap hari Penyuluh
an manfaat aktivitas fisik secara teratur, bagaimana melakukan aktivitas fisik y
ang benar sesuai dengan usia dan kondisi fisik.
Menggerakkan masyarakat untuk melakukan olah raga massal secara rutin.
No Masalah PHBS Kegiatan
Penyuluhan bahaya merokok bagi yang betum/tidak merokok, perokok dan keluarga.
Stikerisasi "Rumah Tanpa Asap Rokok".
Konseling bagi perokok "bagaimana berhenti merokok".
Menyusun jadwal kegiatan
Setetah ditentukan kegiatan yang akan dilaksanakan, kemudian disusun jadwal kegi
atan selama jangka waktu tertentu, misatnya : satu bulan, tiga bulan, enam bulan
atau satu tahun sesuai dengan ketersediaan sumber daya. Jadwat kegiatan sebaikn
ya dibahas pada pertemuan dengan warga, tokoh masyarakat, selanjutnya diajukan k
e Musrenbang Desa (Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa/Kelurahan) agar diper
oleh kesepakatan bersama.
e. Penggerakan dan Pelaksanaan
Penggerakan dan pelaksanaan adalah upaya yang dilakukan
sesuai dengan perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan : Menggerakkan anggota
ketuarga (bapak, ibu, remaja) agar mempunyai tanggung jawab sosial untuk lingku
ngannya, seperti : menjadi kader Posyandu, aktif pada kelompok-kelompok yang ped
uli kesehatan. Tujuannya agar yang bersangkutan dapat meningkatkan pengetahuan,
kesadaran dan kemampuannya sehingga dapat menjadi motivator bagi masyarakat dala
m melaksanakan PHBS, melalui penyuluhan perorangan, penyuluhan kelompok, dan mem
buat gerakan PHBS.
® Peningkatan pengetahuan ketuarga/masyarakat metalui berbagai kegiatan.
m Mengupayakan dukungan tokoh masyarakat, tokoh agama, kepata desa dan kel
ompok potensial datam bentuk komitmen dan sumber daya.
f. Pemantauan dan Penilaian
Pemantauan dan penitaian ditaksanakan untuk mengetahui perkembangan/kemajuan keg
iatan yang telah ditaksanakan dan memberikan hash yang diharapkan terhadap Peril
aku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga.
Pemantauan
Pemantauan kegiatan dapat ditakukan datam pertemuan butanan ketompok dengan topi
k bahasan adatah kegiatan yang telah ditaksanakan dengan jadwat yang telah ditet
apkan. Waktu pemantauan disesuaikan dengan rencana yang telah disepakati. Datam
pertemuan tersebut dibahas juga berbagai kendata yang ditemukan, serta pemecahan
nya.
Cara pemantauan dapat ditaksanakan dengan metakukan kunjungan rumah atau metihat
pencatatan petaksanaan kegiatan.
Penilaian
Penilaian dilakukan dengan menggunakan Formutir/Kartu PHBS di Rumah Tangga yang
telah dirancang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian dilakukan
terhadap indikator masukan, proses kegiatan dan keluaran atau hash kegiatan. Pen
ilaian dapat ditakukan metalui cara pemantauan utang, pengamatan di tapangan, wa
wancara dan diskusi dengan masyarakat.
Penilaian pencapaian Rumah Tangga Ber-PHBS ditakukan dengan cara sebagai berikut
:
10 Indikator PHBS dipantau dan dinitai setiap tahun secara berjenjang ()Leh kelo
mpok-kelompok PKK sampai dengan Tim Penggerak PKK Desa/Keturahan dengan dukungan
teknis dari Puskesmas setempat. Pemantauan dan penilaian menggunakan Formulir/
Kartu PHBS di Rumah Tangga sebagai dasar untuk melihat perkembangan pencapaian R
umah Tangga Ber-PHBS serta untuk mengikuti Lomba Petaksana Terbaik PHBS di Rumah
Tangga.
10 Indikator PHBS juga dipantau dan dinilai oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan K
abupaten/Kota setiap tahun dan ditaporkan secara berjenjang sampai ke tingkat na
sional.
Hasit pencapaian pembinaan PHBS di Rumah Tangga akan ditombakan setiap tahunnya
metalui kegiatan Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan secara berjenjang mutai dari de
sa/keturahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi sampai dengan tingkat nasional
yang akan diuraikan secara rinci pada BAB III.

III. PENILAIAN PHBS DI RUMAH TANGGA


Berdasarkan hasil pembinaan PHBS di Rumah Tangga ditakukan penilaian untuk memil
ih Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga. Pelaksana terbaik ini diberikan pengh
argaan Pakarti Utama I, 11 111 dan Pakarti Madya I, II, III sesuai dengan tingka
t keberhasilan yang telah dicapai. Penilaian ditakukan oteh Tim Penitai Kesatuan
Gerak PKK-KB-Kesehatan setiap tahun secara berjenjang mulai dari kecamatan, kab
upaten/kota, provinsi sampai dengan pusat. Dalam pelaksanaan penilaian harus men
gacu pada hat-hat sebagai berikut :
a. Lomba diawati dengan pembinaan-pembinaan mulai dari ketompok-kelonnpok P
KK sampai dengan di tingkat desa/ keturahan
b. Tim Penitai Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan Kecamatan metakukan penilaia
n terhadap seturuh desa/keturahan di wilayah kerjanya.
c. Desa/keturahan yang terpitih sebagai Petaksana Terbaik PHBS di Rumah Tan
gga mendapat penghargaan Pakarti Utama I di kecamatan tersebut setanjutnya diaju
kan sebagai wakil kecamatan untuk mengikuti tomba di tingkat kabupaten/ kota.
d. Petaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga tingkat kabupaten/ kota yang mend
apat penghargaan Pakarti Utama I setanjutnya mewakili kabupaten/kota untuk mengi
kuti tornba di tingkat provinsi.
Petaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga tingkat provinsi yang mendapat penghargaa
n Pakarti Utama I setanjutnya
mewakili provinsi mengikuti lomba di tingkat nasional.
f. Berdasarkan penetapan pemenang lomba Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga y
ang masuk dari berbagai provinsi akan diseleksi untuk mendapatkan 6 nominasi kat
egori kabupaten dan kota.
g Tim Penilai Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan Tingkat Nasional akan melakukan ver
ifikasi (kunjungan lapangan) ke 6 nominasi tersebut, untuk metihat secara langsu
ng kesesuaian data dan kegiatan yang telah dilaksanakan.
h. Hasil verifikasi digunakan sebagai dasar untuk menentukan dan menetapkan urut
an penerima penghargaan yang dituangkan dalam Surat Keputusan Ketua Umum Tim Pen
ggerak PKK.
3.2. KELENGKAPAN DATA
Dalam mengirimkan data pemenang Pelaksana terbaik PHBS di Rumah Tangga tingkat p
rovinsi ke tingkat nasional harus dilengkapi hat-hat sebagai berikut :
a. Laporan tertulis Hasil Pelaksanaan terdiri dari :
Pendahuluan.
Dasar Pelaksanaan.
. Tujuan dan Sasaran.
Pelaksanaan Kegiatan :
Data pencapaian Rumah Tangga Ber-PHBS baik indikator tunggal maupun gabungan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam pembinaan PHBS di Rumah Tangga termasuk kegiata
n inovatif yang dikembangkan beserta hash yang diperoleh.
Metode dan media penyuluhan yang digunakan dan dikembangkan.
Jumlah Kader PHBS yang aktif dan yang sudah dilatih. Sumber Pembiayaan.
Jadwal kegiatan.
Hasil kegiatan dibuat dalam matrik sesuai dengan format penilaian PHBS di Rumah
Tangga. Penonjotan/keberhasitan.
Hambatan.
Penutup.
. Lampiran :
- Dokumentasi kegiatan datam bentuk foto dan CD. - Fotokopi penghargaan yang per
nah diterima.
- Fotokopi Surat Keputusan Pemenang dari tingkat
kecamatan sampai provinsi.
- Fotokopi Surat Keputusan Tim Penilai/Pelaksana dari tingkat desa/kelurahan.
- Fotokopi Surat Keputusan/Surat Edaran dukungan
kebijakan dari tingkat desa sampai provinsi.
- Kliping koran bila ada.
b. Profit Ketua Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota
, Provinsi.
c. Data pendukung tainnya di provinsi. 3.3. INDIKATOR PHBS DI RUMAH TANGGA
Indikator adalah suatu petunjuk yang membatasi fokus perhatian suatu penilaian.
Untuk mengukur keberhasitan pembinaan PHBS di Rumah Tangga, pertu ditentukan den
gan beberapa indikator yaitu masukan, proses dan keluaran. Indikator Masukan ber
kaitan dengan penunjang pelaksanaan PHBS di Rumah Tangga, Indikator Proses mengg
ambarkan bagaimana kegiatan PHBS di Rumah Tangga dilaksanakan dan Indikator Kelu
aran menggambarkan hash kegiatan pembinaan PHBS di Rumah Tangga.
a. Indikator Masukan
1) Adanya kebijakan penyetenggaraan PHBS di Rumah Tangga mulai dari provins
i, kabupaten/kota, kecamatan dan keturahan/desa.
2) Adanya dukungan kebijakan untuk 10 indikator PHBS di Rumah Tangga
3) Adanya pembiayaan kegiatan PHBS di Rumah Tangga dari desa/kelurahan, kec
amatan dan kabupaten/kota baik bersumber dari pemerintah, swasta, dunia usaha ma
upun dari swadaya masyarakat.
4) Adanya kader yang telah ditatih PHBS di Rumah Tangga
5) Adanya kader aktif yang membina PHBS di Rumah Tangga
6) Adanya media pendukung untuk pembinaan PHBS di Rumah Tangga.
b. Indikator Proses
1) Adanya pelatihan PHBS di Rumah Tangga untuk kader
2) Adanya Rencana Kegiatan Pembinaan PHBS di Rumah Tangga
3) Adanya penyuluhan PHBS di Rumah Tangga
4) Adanya pencatatan awat dan perkembangan PHBS di Rumah Tangga untuk setia
p rumah tangga.
5) Frekuensi penyutuhan PHBS di Rumah Tangga
6) Adanya kegiatan inovatif dalam pembinaan PHBS di Rumah Tangga.
c. Indikator Ketuaran
Indikator keluaran dibagi atas Indikator Tunggal PHBS dan Indikator Gabungan PHB
S yang disebut sebagai Rumah Tangga Ber-PHBS.
Indikator Tunggal
1) Persentase persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
2) Persentase bayi yang diberi ASI saja sejak lahir sampai berusia 6 bulan
(ASI Eksktusif).
3) Persentase rumah tangga yang memitiki batita yang ditimbang setiap bulan
.
4) Persentase rumah tangga yang menggunakan air bersih.
5) Persentase rumah tangga yang mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
6) Persentase rumah tangga yang menggunakan jamban sehat.
7) Persentase rumah tangga yang memberantas jentik di rumah sekali seminggu
.
8) Persentase rumah tangga yang makan sayur dan buah setiap hari.
9) Persentase rumah tangga yang metakukan aktivitas fisik setiap hari.
10) Persentase rumah tangga yang tidak merokok di dalam rumah.
Indikator Gabungan
Indikator gabungan adatah persentase Rumah Tangga Ber-PHBS yang diukur dari prop
orsi Rumah Tangga yang memenuhi 10 Indikator PHBS di Rumah Tangga. Apabila dalam
Rumah Tangga tersebut tidak ada ibu yang melahirkan, tidak ada bayi dan tidak a
da batita, maka pengertian Rumah Tangga Ber-PHBS adatah rumah tangga yang memenu
hi 7 indikator.
3.4. DEFINISI OPERASIONAL
1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adatah ibu bersatin yang mendapat p
ertotongan persatinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (
dokter kandungan dan kebidanan, dokter umum dan bidan).
2) Memberi Bayi ASI Eksklusif adalah bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI solo
sejak lahir sampai usia 6 bulan.
3) Menimbang balita setiap bulan adalah balita (umur 12-60 bulan) ditimbang
setiap bulan dan tercatat di KMS atau Buku KIA.
4) Menggunakan air bersih adalah rumah tangga yang menggunakan air bersih u
ntuk kebutuhan sehari-hari yang berasal dari : air kemasan, air ledeng, air pomp
a, sumur terlindung, mata air terlindung dan penampungan air hujan dan memenuhi
syarat air bersih yaitu tidak berasa, tidak berbau dan tidak berwarna. Sumber ai
r pompa, sumur dan mata air terlindung berjarak minimal 10 meter dari sumber pen
cemar seperti tempat penampungan kotoran atau limbah.
5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun adalah penduduk 5 tahun ke at
as mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar, sebelum memegang ba
yi, setelah menceboki anak, dan sebelum menyiapkan makanan menggunakan air bersi
h mengalir dan sabun.
6) Menggunakan jamban sehat adalah anggota rumah tangga yang menggunakan ja
mban leher angsa dengan tangki septik atau lubang penampungan kotoran sebagai pe
mbuangan akhir dan terpelihara kebersihannya. Untuk daerah yang sulit air dapat
menggunakan jamban cemplung, jamban plengsengan.
7) Memberantas jentik di rumah sekali seminggu adalah rumah tangga melakuka
n pemberantasan jentik nyamuk di dalam dan atau di luar rumah seminggu sekali de
ngan cara 3M plus/abatisasi/ikanisasi atau cara lain yang dianjurkan.
8) Makan sayur dan buah setiap hari adalah anggota rumah tangga umur 10 tah
un ke atas yang mengkonsumsi minimal 2 porsi sayur dan 3 porsi buah atau sebalik
nya setiap hari.
9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari adalah penduduk/ anggota keluarga
umur 10 tahun ke atas melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari.
10) Tidak merokok di dalam rumah adalah penduduk/anggota rumah tangga umur 1
0 tahun ke atas tidak merokok di dalam rumah ketika berada bersama anggota kelua
rga lainnya.
3.5. PELAKSANA PENILAIAN
Penilaian Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga akan dilaksanakan oleh Tim Peni
lai Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan yang terdiri dari unsur-unsur PKK, Pemerinta
h Daerah, Kesehatan, BKKBN, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD)/ Badan Pember
dayaan Masyarakat (Bapemas), dinas/instansi terkait lainnya, serta disesuaikan d
engan kepentingan masing¬masing wilayah yang ada di setiap wilayah mulai dari ting
kat pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
3.6. WAKTU PENILAIAN
Penilaian Pelaksana Terbaik PHBS di Rumah Tangga dilakukan setiap tahun setelah
pelaksanaan Kegiatan Kesatuan Gerak PKK¬KB-Kesehatan.
3.7. PEMBERIAN MLA!
Penilaian dilakukan dengan cara memberi nilai riil yang sesuai pada masing-masin
g indikator PHBS di Rumah Tangga, baik indikator masukan, proses maupun keluaran
. Angka penilaian riil terbagi atas 4 kategori yaitu :
a. Baik 80 - 100
b. Cukup 60 - 79
c. Kurang 40 - 59
d. Buruk 0 - 39
Pemberian nilai hit untuk kategori Baik sampai dengan Buruk disesuaikan dengan u
rutan a, b, c dan d yang terdapat di Format Penilaian PHBS di Rumah Tangga. Besa
rnya nilai disesuaikan dengan kenyataan yang ada dan didukung dengan dokumen yan
g ada (Surat Keputusan, Surat Edaran, Buku Catatan Kader PKK, Sertifikat Pelatih
an, Jadwal Kegiatan, Rencana Kerja/Kegiatan, Media Penyuluhan, dtt)
Contoh :
Indikator Masukan
Suatu desa memiliki dukungan kebijakan PHBS di Rumah Tangga dari mulai desa/ketu
rahan, kecamatan, kabupaten/ kota dan provinsi. Artinya penilaian nil desa terse
but berada datam kategori baik (80-100). Bila pada saat penilaian petaporan dan
verifikasi desa tersebut dapat menunjukkan bukti-bukti yang cukup maka desa ters
ebut mendapat nitai 100. Namun apabita desa tersebut hanya menunjukkan sebagian
maka nitainya sekitar angka 90 dan bila tidak ada bukti sama sekali nitai riitny
a adalah 80.
Indikator Proses
Kader di suatu desa telah menggunakan metode penyuluhan kunjungan rumah, penyulu
han ketompok dan penyuluhan massa tentang PHBS di Rumah Tangga. Artinya penilaia
n nil desa tersebut berada dalam kategori baik (80-100). Bila pada saat penilaia
n pelaporan dan verifikasi desa tersebut dapat menunjukkan bukti-bukti yang cuku
p seperti catatan kader tentang pelaksanaan penyuluhan melalui ketiga metode ter
sebut maka mendapat nitai 100. Namun apabila kader hanya dapat menunjukkan sebag
ian catatan yang dipertukan maka nilainya sekitar angka 90 dan bila tidak ada bu
kti catatan sama sekati nilai riitnya adalah 80.
PEMBOBOTAN
Pembobotan dilakukan dengan memberi bobot 3 untuk Indikator Masukan, bobot 4 unt
uk Indikator Proses dan bobot 3 untuk Indikator Keluaran. Dengan demikian, hasil
penilaian adalah jumlah nitai nil untuk masing-masing indikator dikali bobot un
tuk masing-masing indikator.
3.9. CARA PERHITUNGAN
Perhitungan pencapaian PHBS di Rumah Tangga dapat dilakukan berdasarkan Indikato
r Tunggal dan Indikator Gabungan PHBS di Rumah Tangga dengan cara sebagai beriku
t :
Indikator Tunggal
Indikator Tunggal
% Persalinan oleh
tenaga kesehatan Jumlah persalinan
oleh tenaga kesehatan 100%
Jumlah seluruh persalinan
yang ada x
% Bayi mendapat ASI Eksklusif . Jumlah bayi usia 0-6 bulan
yang mendapat ASI saja x 100%
Jumlah seluruh bayi
usia 0-6 bulan yang ada
% Balita
yang ditimbang
setiap bulan . Jumlah balita yang
ditimbang setiap bulan x 100%
Jumlah seluruh
balita yang ada
2
3

FORMAT PENILAIAN PHBS DI RUMAH TANGGA


No Indikator Nilai
Riil Nilai
3obot Nila i
Tertimbang Sumber data
A INDIKATOR MASUKAN 3 Bukti SK, Surat
Edaran, di!
1 Dukungan kebijakan penyelenggaraan PHBS
a. Desa, kecamatan, kab/kota dan provinsi
b. Desa, kecamatan dan kab/kota
c. Desa dan kecamatan
d. Tidak ada
2 Ruang lingkup dukungan kebijakan PHBS mencakup:
a. 7 - 10 indikator PHBS Bukti SK, Surat
Edaran, dll
b. 4 - 6 indikator PHBS
c. 1 - 3 indikator PHBS
d. Tidak ada
3 Pembiayaan kegiatan PHBS
a. Desa dan kecamatan Catatan TP-PKK Desa
Catatan kader
b. Desa, kecamatan dan kab/kota
c. Desa, kecamatan, kab/kota dan provinsi
d. Tidak ada
4 Sumber pembiayaan kegiatan PHBS
a. Swadaya masyarakat Catatan TP-PKK Desa
Catatan kader
b. Swadaya masyarakat dan swasta/ dunia usaha
c. Swadaya masyarakat, Anggaran Desa/APBD dan swasta/dunia usaha
d. Swadaya masyarakat, Anggaran Desa/APBD, swasta/dunia usaha dan A
PBN
No
5 Indikator
Kader aktif membina PHBS Di Rumah Tangga
a. Lebih dari 15 kader Nilai
Rill Nilai
Bobot Nilai
Tertimbang Sumber data
Catatan TP-PKK Desa
Catatan kader
b. 11-15 kader
c. 6-10 kader
d. 1-5 kader
6 Kader terlatih PHBS
a. 5 kader atau lebih terlatih Catatan TP-PKK D
esa
Catatan kader
b. 3-4 kader terlatih
c 1-2 kader terlatih
d. Tidak Terlatih
7 Media Penyuluhan PHBS
a. Ada, untuk 7-10 indikator PHBS Melihat Iangsung
media di desa
(posyandu, balai desa , di jalan dll)
b. Ada, untuk 4-6 indikator PHBS
c. Ada untuk 1-3 indikator PHBS
d. Tidak ada
B INDIKATOR PROSES 4
1 Pelatihan PHBS untuk kader
a. Ada, untuk 5 kader atau lebih Catatan TP-PKK D
esa
b. Ada, untuk 3-4 kader
c Ada ,untuk 1-2 kader
d. Tidak ada pelatihan
2 Rencana Kegiatan Pembinaan
PHBS di Rumah Tangga
a. Ada, untuk 7-10 indikator PHBS Catatan TP-PKK D
esa
Catatan
b. Ada, untuk 4-6 indikator PHBS kader
c Ada, untuk 1-3 indikator PHBS
d. Tidak ada
No Indikator Nilai
Riil Nilai
Bobot Nilai
Tertimbang Sumber data
3 Penyuluhan PHBS
a. Ada, untuk 7-10 indikator PHBS Catatan TP-PKK D
esa
b. Ada, untuk 4-6 indikator PHBS Catatan
kader
c. Ada, untuk 1-3 indikator PHBS
d. Tidak ada
4 Metode Penyuluhan
a. Kunjungan rumah, penyuluhan kelompok, dan penyuluhan massa
Catatan TP-PKK Desa
Catatan kader
b. Kunjungan rumah dan penyuluhan kelompok
c Kunjungan rumah
d. Penyuluhan kelompok
5 Pencatatan PHBS di Rumah Tangga
a. Ada, untuk seluruh rumah tangga Catatan TP-PKK D
esa
Catatan kader
b. Ada, untuk 65 % rumah tangga
c. Ada, untuk 64 % rumah tangga
d. Tidak ada pencatatan
6 Kegiatan inovatif PHBS
a. Ada, untuk 7-10 indikator PHBS Catatan TP-PKK D
esa
Catatan kader
b. Ada, untuk 4-6 indikator PHBS
c. Ada, untuk 1-3 indikator PHBS
d. Tidak ada
7 Frekuensi Pembinaan PHBS di Rumah Tangga dalam 3 bulan - 1 tahun terakhi
r
a. 8 kali atau lebih Observasi
di lapangan
Catatan TP-PKK Desa
Catatan kader
b. 4-7 kali
c. 1-3 kali
d. Tidak ada
No
8 liclkaor
Keterampilan kader untuk
menghitung Rumah Tangga Ber-PHBS
a. Terampil 12 Catatan TP-PKK Desa
Catatan kader
b. Cukup terampil
c. Kurang terampit
d. Tidak terampil
C INDIKATOR KELUARAN 3
Indikator Tunggal
1 % Persalinan yang ditolong tenaga kesehatan
a. 65 % atau lebih Catatan TP-PKK Desa
Catatan kader
b. 45-64 %
c. 25-44 %
d. 0-24 %
2 % Bayi diberi ASI Eksklusif
a. 65 % atau lebih Catatan TP-PKK Desa
Catatan kader
b. 45-64 %
c. 25-44 %
d. 0-24 %
3 % Rumah Tangga yang menimbang balita
a. 65 % atau lebih Catatan TP-PKK Desa
Catatan kader
b. 45-64 %
c. 25-44 %
d. 0-24 %
4 % Rumah Tangga yang menggunakan air bersih
a. 65 % atau lebih Catatan TP-PKK Desa
Catatan
b. 45-64 % kader
c. 25-44 %
d. 0-24 %
5 % Rumah Tangga yang cuci tangan dengan air bersih dan sabun
a. 65 % atau lebih
b. 45-64 %
c. 25-44 %
d. 0-24 % Catatan TP-PKK Desa
Catatan kader
No - Indikator Nilai
Rtil Nitai
Bobot Nila i
Tertimbang Sumber data
2 ,,,,r,,,
6 % Rumah Tangga yang menggunakan jamban sehat
a. 65 % atau tebih Catatan TP-PKK Desa
Catatan kader
b. 45-64 %
c. 25-44 %
d. 0-24 %
7 % Rumah Tanga yang memberantas jentik di rumah a.65 % atau tebih
Catatan TP-PKK Desa
Catatan kader
b.45-64 %
c. 25-44 %
d. 0-24 %
8 % Rumah Tangga yang makan sayur dan buah setiap hart
a. 65 % atau lebih Catatan TP-PKK Desa
Catatan kader
b. 45- 64 %
c. 25- 44 %
d. 0- 24%
9 % Rumah Tangga yang melakukan aktivitas fisik setiap hart
a. 65 % atau lebih Catatan TP-PKK Desa
Catatan kader
b. 45-64 %
c. 25-44 %
d. 0-24 %
10 % Rumah Tangga yang tidak merokok di dalam rumah
a. 65 % atau tebih Catatan TP-PKK Desa
Catatan kader
b. 45-64 % .
c. 25-44%
d. 0-24 %
Indikator Gabungan
% RUMAH TANGGA Ber-PHBS a. 65 % atau lebih
b 45- 64 %
c. 25-44 %
d. 0-24 % Catatan TP-PKK Desa
Catatan kader
TOTAL
V. PENUTUP
Panduan ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum sekatigus acuan tentang pe
laksanaan pembinaan dan penitaian PHBS di Rumah Tangga metalui Tim Penggerak PKK
mulai dari pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan sampai keturahan/ desa. D
atam kenyataannya di lapangan akan banyak sekali variasi datam melaksanakan pemb
inaan dan penitaian PHBS di Rumah Tangga, sehingga diperlukan penyesuaian dengan
kondisi dan permasalahan setempat.
Buku ini diakui masih banyak kekurangan, dan tidak mungkin dibuat tertalu rinci
dan dapat memenuhi semua kebutuhan Tim Penggerak PKK di tapangan. Oteh karena it
u, sangat mungkin dilakukan penyempurnaan setelah memperoleh hasit pembelajaran
dalam pembinaan PHBS di Rumah Tangga yang ditaksanakan di seluruh Indonesia.
Keberhasitan pembinaan PHBS di Rumah Tangga untuk mewujudkan Rumah Tangga Ber-PH
BS tentu akan bergantung pada kemauan, kemampuan dan kerja keras Tim Penggerak P
KK beserta seluruh jajarannya di berbagai jenjang administratif untuk secara ter
us menerus memberdayakan rumah tangga untuk melaksanakan perilaku hidup bersih d
an sehat.
Selamat bekerja !
40
LAMPIRAN 1
Gambaran Desa Ber-PHBS
Pembinaan PHBS di Rumah Tangga ditaksanakan untuk mewujudkan Rumah Tangga Ber-PH
BS di seluruh desa. Rumah Tangga Ber-PHBS di seluruh desa merupakan satah satu u
paya mewujudkan Desa Ber-PHBS. Gambaran Desa Ber-PHBS adatah gambaran desa yang
:
Persentase pencapaian indikator PHBS di Rumah Tangga sangat tinggi, baik untuk I
ndikator Gabungan maupun Indikator Tunggat.
Keadaan rumah terlihat bersih dan sehat. Setiap rumah tangga memitiki saturan pe
mbuangan air timbah (SPAL), ada tempat pembuangan sampah atau tempat pengotahan
sampah, memiliki ventilasi untuk sirkulasi udara yang memadai di datam rumah.
Hataman/ pekarangan rumah dimanfaatkan untuk menanam sayur dan buah yang dapat d
ikonsumsi oteh keluarga, memitiki tanaman obat ketuarga (TOGA), menanam tanaman
tainnya seperti tanaman hias yang berguna untuk penghijauan dan memperindah ting
kungan.
Lingkungan desa secara keseturuhan tertata rapi dan bersih, termasuk di jatan-ja
tan desa, tidak tertihat sampah yang berserakan atau genangan air.
Adanya kegiatan inovatif datam pemberdayaan masyarakat yang ditaksanakan secara
gotong royong sebagai upaya pembinaan PHBS di Rumah Tangga untuk mempercepat pen
capaian 10 indikator PHBS dan Rumah Tangga Ber-PHBS dan terutama untuk mengatasi
masatah PHBS yang terjadi di desa tersebut.
Adanya media penyutuhan tentang PHBS di Rumah Tangga
yang ditempatkan di lingkungan sekitar desa sebagai sumber
informasi kesehatan bagi masyarakat.
Adanya kader tertatih dan aktif dalam pembinaan PHBS di
Rumah Tangga.
Rumah tangga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
yang ada untuk pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Bila memungkinkan, ditaku
kan stikerisasi untuk Rumah Tangga Ber-PHBS di seturuh rumah tangga.
LAMPIRAN 2 KEGIATAN INOVATIF
Berikut ini contoh kegiatan inovatif Pembinaan PBHS di Rumah Tangga yang dihimpu
n dari berbagai daerah :
1. BUMBUNG ROKOK
Di Desa Sukaharja, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmataya dan Desa Sukamajuk
ater, Kecamatan Indhiang, Kota Tasikmataya, ada kesepakatan warga bagi perokok u
ntuk mengurangi kebiasaan merokok dengan cara mengurangi 1 batang rokok setiap m
embuka 1 bungkus rokok. Sesuai kesepakatan desa, satu batang rokok tersebut dima
sukkan ke bumbung yang ada di depan rumah Perokok. Pada malam hari petugas ronda
mengumpulkan rokok tersebut. Dan setelah terkunnput dari setiap rumah yang ada
bumbung rokok kemudian dibakar. Kegiatan pengurangan jatah perokok tersebut bern
ama "Bumbung Rokok". Dengan adanya kegiatan ini membuat warga yang merokok dapat
mengurangi kebiasaan merokoknya. Mereka merasa rugi karena setiap hari menyumba
ng sebatang rokok untuk dibakar. Diharapkan dengan adanya kegiatan tersebut, keb
iasaan merokok warga Tasikmataya akan berhenti secara pertahan-lahan.
2. OSAKA
OSAKA bukan merek sepeda bukan pula nama kota di Jepang, melainkan kegiatan ruti
n bersepeda bersama ketiting kampung setiap minggu pagi yang ditakukan oteh warg
a Desa Mlirip, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur. Warga
Desa Mlirip tetah menyadari pentingnya PHBS sehingga merasa perlu beraktivitas f
isik metatui bersepeda santai secara bersama-sama. Dengan kegiatan OSAKA, silaht
urahminya dapat, sehatnya jelas dapat dirasakan. Merasa masih kurang aktivitas f
isiknya, warga dan Perangkat Desa juga membangun lapangan bulu tangkis di tanah
yang diwakafkan salah seorang tokoh masyarakat yang terkenal dermawan. Melatui O
SAKA yang merupakan singkatan dari Obahe Sikil Anggawe Sehate Awak, warga diajak
menggerakkan kaki untuk menyehatkan tubuh.
3. PETOK-PETOK-PETOK...TELURNYA MANA, BU ?
Enaknya jadi ibu di Desa Balarangan, Kabupaten Pemalang. Kenapa demikian? Karena
setiap ibu melahirkan akan dikunjungi oleh kader PKK. Sebagai tanda turut bersu
ka cita akan kelahiran si bayi, TP-PKK Desa akan menghadiahkan 2 ekor ayam betin
a untuk dipelihara. Setelah ayam-ayam tersebut bertelur, dan saat ibu akan menim
bangkan anaknya di Posyandu, ibu harus memberikan 2 butir telur kepada kader PKK
pengelola Posyandu. Kedua telur yang dibawa, satu telur direbus untuk balitanya
sebagai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dan satu telur lagi dijual untuk Kas P
osyandu. Kegiatan pemberian 2 ekor ayam betina tersebut namanya Petok-Petok.
4. JIMPITAN LADA dan SAYURAN
Kita perlu meniru petani lada dan sayur mayur di desa Kota Baru, Kecamatan Berag
ai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam menggerakkan Posyandu di daerahnya. Men
gapa begitu? Masyarakat petani lada dan sayur mayur di desa Kota Baru mempunyai
kesepakatan menyisihkan sebagian hasil lada dan sayur mayur yang dijualnya untuk
membangun Posyandu dan kelangsungan kegiatannya serta membeli seragam kader. Ke
giatan tersebut bernama Jimpitan Lada dan Sayuran. Masyarakat memang sudah memah
ami bahwa Posyandu penting untuk memantau tumbuh kembang balita dan menjaga anak
sehat untuk tetap sehat. Setain itu, ibu hamil dan ibu menyusui juga dapat meme
riksakan kesehatannya dan memperoleh berbagai informasi yang sangat bermanfaat u
ntuk kesehatan keluarganya.
0. POSYANDU MANDIRI
Dalam pembangunan kesehatan, peran pihak swasta atau dunia usaha sebagai mitra p
emerintah sangattah penting untuk mendukung program-program kesehatan. Di RW 016
Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, klinik-klinik kesehat
an swasta berpartisipasi aktif dalam pengelotaan Posyandu. Ketua RW 016 bersama
pemilik klinik membuat kesepakatan dalam pengelolaan Posyandu yang ada di wilaya
h RW 016, yaitu Klinik menempatkan petugas kesehatannya pada hari-hari tertentu
sesuai hari buka Posyandu, sedangkan untuk obat-obatan diberikan ()Leh Puskesmas
setempat. Dengan adanya partisipasi aktif pihak swasta patuttah bila Posyanduny
a bernama Posyandu Mandiri.
1. KOPERASI KADER POSYANDU
Suatu kegiatan atau upaya kesehatan tidak akan berhasit bila tidak didukung oleh
dana yang memadai. Beruntung Posyandu di RW 016 Kelurahan Margahayu, Kecamatan
Bekasi Timur, Kota Bekasi mendapat bantuan dana dari salah satu bank yang ada di
daerah tersebut. Dana yang diperoleh dikelota menjadi dana bergulir dalam wadah
"Koperasi Kader Posyandu". Pengelotaan keuangan Posyandu yang baik dan terperca
ya membuat dana makin membesar dari tahun ke tahun. Hingga pada saat ini kader P
osyandu dapat meminjam 1 juta per orang. Koperasi Kader Posyandu meningkatkan pe
ran serta kader Posyandu karena ibu yang tadinya kurang aktif sebagai kader kini
bersemangat menjadi kader Posyandu. Kader Posyandu adalah ujung tombak pembangu
nan kesehatan, sudah seharusnya mereka memperoleh suatu kemudahan seperti memper
oleh pinjaman uang karena mereka bekerja secara sukarela.
7. KADO ULANG TAHUN BAGI BALITA SETIA
Banyak cara dapat dilakukan untuk membuat balita tetap dibawa ibunya ke Posyandu
untuk ditimbang. Cara yang dilakukan oleh Posyandu di RW 016 Kelurahan Margahay
u Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi cukup unik dan bagus untuk ditiru. Posyand
u memberikan kado ulang tahun kepada balita yang rutin setiap bulan ditimbang be
rat badannya di Posyandu tersebut. Bagi ibu-ibu yang ingin balitanya memperoleh
kado ulang tahun rajinlah datang ke Posyandu tersebut. Banyak manfaat yang akan
diperoleh, selain menjadikan balita sehat tetap sehat karena dengan penimbangan
dapat diketahui pertumbuhan dan perkembangannya, plus mendapat kado lagi.
8. POJOK ROKOK
Warga Desa Karangmangu, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah
sudah menyadari betapa merokok itu berbahaya untuk kesehatan. Warga mengetahui
dari Petugas Puskesmas bahwa orang yang bukan perokok tetapi berdekatan dengan p
erokok yang sedang menghisap rokok akan menghisap racun dari rokok lebih banyak
dari si perokok, karena asap rokok yang dihembuskan lebih banyak dari yang dihis
ap perokok. Dengan demikian, seorang anggota keluarga yang merokok di dalam ruma
h akan menjadikan anggota keluarga lainnya sebagai perokok pasif. Bila tidak mer
okok di dalam rumah tentunya merokok di luar rumah. Kalau merokok di luar rumah
yang menjadi perokok pasif adalah warga desa lainnya. Oleh karena itu warga Desa
Karangmangu sepakat untuk membuat Kawasan Tanpa Asap Rokok pada tempat-tempat
umum di desa. Untuk Para Perokok disediakan tempat untuk merokok yang dinamakan
"Pojok Rokok". Bila kita berkunjung ke Desa Karangmangu kita akan menjumpai "Poj
ok Rokok" di tempat-tempat tertentu. "Pojok Rokok" mengurangi warga Desa Karangm
angu terpapar asap rokok.
0. POJOK "NGEK-JEL"
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi. ASI mengandung semua zat gi
zi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi hingga usia dua tahun
. Ibu-ibu di Desa Karangmangu, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa
Tengah tentu saja ingin memberikan yang terbaik bagi putera-puterinya dengan me
mberikan ASI kepada bayinya. Dengan prakarsa ibu-ibu kader PKK yang juga pernah
atau sedang menyusui maka dibuatlah "Pojok NGEK-JEL" di tempat-tempat umum seper
ti Balai Desa, Poliklinik Kesehatan Desa (PKD), perkantoran dan lain-lain. Jadi
ibu menyusui tidak kehilangan kesempatan emas untuk menyusui meskipun harus beke
rja di luar rumah atau aktif dalam kegiatan PKK.
1. TUSLAH
Gotong royong adalah sifat bangsa Indonesia yang sudah turun temurun diwariskan.
Dengan bergotong royong segala kesulitan dapat kita pikul bersama. Demikian yan
g juga diyakini oleh warga Desa Karangmangu, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap,
Provinsi Jawa Tengah. Untuk mengatasi masalah-masalah dalam menerapkan PHBS di
Rumah Tangga, warga desa membuat "Tuslah" yaitu jimpitan Rp 100,- per Rumah Tang
ga setiap malam. Tuslah dikumpulkan oleh petugas RT dan dikelola di masing-masin
g RT. Dengan Tuslah, banyak fasilitas untuk penerapan PHBS di Rumah Tangga yang
sudah dinikmati oleh warga desa seperti pembuatan jamban leher angsa, pengadaan
tempat sampah organik dan anorganik, pemasangan pipa air dari mata air ke rumah
penduduk dsbnya. Bersama kita bisa !
11 MEMBRANGUS JAMBAN
Salah satu permasalahan yang ada di Desa Aro Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten B
atang Hari, Provinsi Jambi untuk pencapaian Rumah Tangga Ber-PHBS adalah 54% Rum
ah Tangga belum memiliki Jamban Keluarga (JAGA), buang air besar masih ke Sungai
Batang Hari. Atas hasil musyawarah, dibuatlah Program Jaganisasi melalui Dana T
alangan Masyarakat, dengan kesepakatan sumber dana talangan berasal dari pinjama
n donatur/masyarakat Desa Aro, Rumah Tangga yang diberi bantuan bersifat pinjama
n sementara tanpa bunga dan pengembalian/angsuran pinjaman selama 6 (enam) bulan
.
Dengan 50 orang Caton Donatur, Dana Talangan terkumpul sejumlah Rp 35.000.000,-
(tiga puluh lima juta rupiah). Dana tersebut disalurkan kepada keluarga yang ing
in membangun JAGA, diprioritaskan bagi keluarga kurang mampu dengan pinjaman mak
simal Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah) tanpa bunga dan diangsur selama 6 (enam)
bulan.
Pelaksanaan Pembangunan JAGA tersebut, sebagian besar dikerjakan oleh masing-mas
ing keluarga dan sebagian melalui gotong royong bersama. JAGANISASI ini terbukti
mampu meningkatkan persentase cakupan ketersediaan JAGA bagi masyarakat Desa Ar
o hingga 100%.
Sebagai ungkapan keberhasilan pelaksanaan JAGANISASI, dilaksanakan Pemusnahan/Pe
mberhangusan tempat-tempat buang air besar/kecil di sepanjang Aliran Sungai Bata
ng Hari di Desa Aro secara serentak oleh masyarakat yang dipimpin langsung Kepal
a Desa Aro. Kegiatan ini membuat Desa Aro semakin bersih dan sekaligus mendukung
Program Batang Hari Bersih.
12. GERAKAN AY0 BASUH TANGAN
Menyadari bahwa tangan yang kotor banyak mengandung kuman dan mengundang datangn
ya penyakit, warga Desa Aro, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten Batang Hari, Prov
insi Jambi bersama-sama menciptakan "Gerakan Ayo Basuh Tangan". Warga melaksanak
an dan membiasakan diri untuk membudayakan cuci tangan dengan air bersih yang me
ngalir dan sabun, sebelum dan sesudah makan, sebelum memegang bayi, sesudah buan
g air besar, sesudah memegang binatang ternak serta bekerja dan beraktivitas, un
tuk mencegah berbagai penyakit sebagai salah satu bentuk Perilaku Hidup Bersih d
an Sehat di Rumah Tangga.
Adapun bentuk kegiatannya berupa penyediaan Gentong yang berisi air, disertai sa
bun dan lap tangan di halaman rumah masing-masing. Gentong air tersebut dibuat d
ari berbagai bahan sesuai dengan keinginan atau kreatif dan inovasi masing-masin
g rumah tangga, seperti gentong, kaleng, jerigen, ember dan lain-lainnya yang bi
sa dimanfaatkan, serta memanfaatkan bahan kerajinan lokal masyarakat. Katau kita
berkunjung ke Desa Aro, maka akan terlihat tempat mencuci tangan di setiap ruma
h.
13. KAWASAN TANPA ASAP ROKOK
Sekelompok remaja di Desa Aro, Kecamatan Muara Bulian,
Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi perihatin dengan situasi di desanya yaitu
banyaknya jumlah perokok. Selain orangtua kian hari juga diramaikan dengan berta
mbahnya jumlah perokok dari kalangan teman mereka sendiri. Menyadari akan bahaya
rokok, kelompok remaja tersebut menyatakan bahwa desa mereka, Desa Aro akan men
gembangkan "Kawasan Tanpa Asap Rokok".
Selain itu pengembangan Kawasan Tanpa Asap Rokok, mereka juga memberikan penyada
ran kepada keluarga dan warga desa akan bahaya rokok bagi kesehatan. Bentuk kegi
atan lain yang mereka lakukan berupa pembuatan himbauan/ ajakan/seruan agar para
pecandu rokok, terutama anggota keluarga yang merokok untuk tidak merokok. Bagi
keluarga yang masih memiliki anggota yang merokok, di luar rumah disediakan tem
pat merokok, agar mereka tidak merokok di dalam rumah.
14. NYAI ASUH
Manfaat PHBS di Rumah Tangga telah dirasakan oleh sebagian ibu di Desa Aro, Keca
matan Muara Bulian, Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi. Rumah dan lingkungan
sekitar menjadi bersih dan sehat. Anggota keluarga menjadi jarang sakit. Hal ter
sebut karena Ibu Hamil dan ibu yang memiliki balita rajin datang ke Posyandu. Ib
u hamil memeriksakan kehamilannya, balita ditimbang dan diimunisasi di Posyandu.
Dalam hal tersebut tak boleh dilupakan peran para Nyai Asuh. Nyai Asuh adalah k
egiatan yang dilakukan oleh kader kesehatan dan PKK dengan menjadikan beberapa i
bu yang ada sebagai "Nyai Asuh" yaitu menjadi pengawas dalam kegiatan pembinaan
PHBS, antara lain mengingatkan Ibu Hamil dan ibu yang memiliki balita untuk data
ng ke Posyandu dan memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu dan warga desa lainnya s
eperti pentingnya memberikan ASI Eksklusif, pentingnya Gaya Hidup Sehat, dll.
15. GUBUK SARASEHAN
Warga Desa Ngoran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur suda
h menyadari bahwa kesehatan itu penting. Kesehatan bukan segalanya, tetapi tanpa
tubuh yang sehat segalanyanya menjadi bukan apa-apa. Itu dapat dilihat dengan t
elah diterapkannya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat oleh warga desa. Mereka tidak
lagi membuang sampah sembarangan, tidak lagi buang air besar di kebun, mencuci
tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun, melakukan olahraga bersama 1 k
ali seminggu di 'Dalai desa dsb kegiatan ber-PHBS. Untuk memecahkan masalah-masa
lah terkait PHBS, warga membentuk "Gubuk Sarasehan". Di Desa Ngoran, untuk beris
tirahat siang hari setelah bekerja di sawah, warga memiliki Gubuk yang berada di
tengah sawah. Gubuk tersebut dibuat menjadi Gubuk Sarasehan. Kader PKK mendatan
gi Gubuk tersebut untuk memberikan penyuluhan tentang PHBS. Dapat dikatakan Gubu
k Sarasehan adalah Forum Desa yang dilaksanakan di tengah sawah.
16. POHON POSYANDU
Bermacam cara dilakukan oleh kader Posyandu supaya Posyandu tetap berjalan aktif
. Posyandu tidak akan berkesinambungan bila tidak ada dana pendukung. Untuk meng
atasi kendala dana, kader mengharuskan setiap ibu yang datang membawa balitanya
ke Posyandu juga membawa buah dari hasil pohon sendiri. Boleh keseturuhan buah h
asil panen 1 pohon atau hanya 1 tandan seperti pisang. Kegiatan ini dinamakan Po
hon Posyandu. Tentu saja hal tersebut diharuskan pada ibu-ibu yang mampu. Banyak
tempat sudah melakukan kegiatan tersebut. Antara lain di
Kepulauan Bangka Belitung, Cilacap, Jambi dan Banjarnegara.
17. KELOMPOK PERSOWANGAN
Ibu hamil perlu memeriksakan kehamilannya minimal empat kali selama kehamilan un
tuk mencegah adanya komplikasi selama kehamilan. Selain itu bersalin haruslah de
ngan tenaga kesehatan untuk menjamin keselamatan ibu dan bayinya. Menyadari tida
k semua warga mampu untuk membayar biaya persalinan, maka sekelompok warga Desa
Ngoran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur berinisiatif me
mbuat "PERSOWANGAN". PERSOWANGAN (Perhimpunan Sodaqah Warga Ngoran) adalah kegia
tan pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat melalui dana sosial bersalin. Denga
n adanya PERSOWANGAN para bapak di Desa Ngoran tidak perlu pusing bila ibu hamil
akan melahirkan.
18. KOTAK SAMPAH "SAKTI"
Bersih itu Sehat. Bersih itu indah. Begitu pernyataan warga Desa Ngoran, Kecamat
an Nglegok, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur. Untuk mewujudkan kebersihan s
ehingga rumah tangga dan lingkungan desa mereka menjadi bersih dan indah, warga
desa Ngoran membuat Gerakan "Kotak Sampah Sakti" untuk penekanan pada "buanglah
sampah di tempatnya" dengan menggalakkan penggunaan tempat sampah. Di setiap rum
ah warga harus memiliki tempat sampah yang bertutup di depan rumah. Tempat sampa
h terdiri dari tempat sampah organik untuk sampah basah dan tempat sampah anorga
nik untuk sampah kering. Disebut sakti karena setelah melakukan gerakan tersebut
, kotak sampah tersebut telah menyulap lingkungan yang tadinya kotor dan tidak s
ehat menjadi bersih dan indah.
19. NENEK ASUH
Nenek-nenek di Desa Ngoran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa T
imur sungguh kreatif. Meski usia tidak lagi muda, untuk tetap panjang umur dan h
idup sehat, mereka tidak mau kalah dengan yang muda. Malah mau menularkan ilmu t
entang kesehatan kepada para Ibu Hamil, Keluarga Ibu Hamil dan Kelompok Lansia s
esama teman mereka sendiri warga Desa Ngoran. Dipandu oleh para kader kesehatan
dan PKK, nenek-nenek ini bergabung dalam "Nenek ASUH (Awal Sehat Untuk Hidup Seh
at)". Kegiatan yang mereka lakukan adalah Sosialisasi/Penyuluhan tentang ASI Eks
klusif kepada Ibu Hamil, Keluarga Ibu Hamil dan Kelompok Lansia. Nenek ASUH meny
uluh bahwa ASI adalah makanan terbaik bagi bayi dan melekatkan hubungan antara i
bu dan bayi. Dalam ASI terdapat makanan bergizi yang diperlukan bayi selama dua
tahun masa pertumbuhan dan perkembangannya.
20. PANTANG TARAK
Gizi pada masa kehamilan dan saat menyusui sangat berpengaruh terhadap tumbuh ke
mbang anak, terutama untuk kecerdasannya. Siapa sih yang tidak ingin anaknya cer
das. Warga Desa Ngoran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur
menyadari hal tersebut. Untuk itu mereka melakukan gerakan meningkatkan konsums
i makanan bergizi bagi ibu hamil dan ibu menyusui melalui "Pantang Tarak". Dalam
Pantang Tarak ibu hamil dan ibu menyusui diberi informasi akan makanan bergizi,
bahwa pantangan-pantangan makanan selama kehamilan dan menyusui tidak seluruhny
a benar. Ibu harus makan dengan porsi dua kali dari biasanya karena ibu makan se
lain untuk dirinya juga untuk bayi yang dikandung atau disusuinya. Melalui Panta
ng Tarak ibu hamil dan ibu menyusui tidak perlu takut lagi makan sesuatu sehingg
a tidak perlu berpantang.
21 JPKM POLA UKS
Taman yang paling indah adalah taman kami. Taman yang paling indah hanya taman k
ami Taman Kanak-Kanak. Itu sih syair lagu. Ya masa yang paling indah memang ma
sa kanak-kanak. Berbicara tentang Taman Kanak-Kanak, warga Desa Ngoran, Kecamata
n Nglegok, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur bersama TP PKK Desa menerapkan
Jaringan Pengaman Kesehatan Masyarakat (JPKM) dengan menggunakan Pola Unit Keseh
atan Masyarakat untuk anak¬anak Taman Kanak-kanak. Para orang tua membayar iuran s
etiap bulan dalam jumlah yang tidak begitu besar dan bila anak mereka sakit akan
memperoleh pengobatan gratis sesuai yang disepakati. Dengan adanya JPKM tersebu
t para orang tua desa Ngoran tidak perlu cemas bila buah hati mereka sakit. Apal
agi anak usia Taman Kanak-Kanak adalah rentan untuk terserang penyakit.
22. RADIO SPOT PHBS
Penyebaran pesan-pesan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui media Radi
o sungguh efektif setain murah juga sifatnya sebagai media massa yang akan menja
ngkau khalayak luas dalam penerimaan pesan tersebut. Pak Lurah berserta stafnya
ingin warga mereka yaitu warga Kelurahan Lalabata Rilau, Kecamatan Lalabata, Kab
upaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan dapat menerapkan PHBS pada diri sendir
i dan keluarganya. Untuk itu diadakanlah kegiatan penyuluhan masyarakat melalui
penyiaran Radio Spot tentang pesan-pesan kesehatan (indikator PHBS) di Radio Ady
afiri yang terletak di Kelurahan Lalabata Rilau. Radio Spot ditayangkan setiap h
ari pada pukul 08.00, 13.00, 15.00,
dan 19.30 WITA. Jam penayangan yang diambil berdasarkan pada saat itu diharapkan
warga bisa mendengarkan pesan¬pesan tersebut.
23. HARI JUMAT BEBAS ROKOK
Kebiasaan merokok sulit untuk dihilangkan karena adanya zat adiktif dalam tembak
au bahan utama untuk membuat rokok. Di Desa Beraban, Kecamatan Selemadeg Timur,
Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, kebiasaan merokok sekelompok warga sungguh mer
esahkan warga desa lainnya. Oteh karena warga yang resah menyadari meski mereka
tidak merokok mereka akan menjadi perokok pasif. Sebagai langkah awal menghilang
kan kebiasaan merokok mereka membuat kebijakan "Hari Jumat Bebas Rokok", yaitu p
ada hari Jumat, semua anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah. Dihar
apkan kebiasaan merokok di dalam rumah secara bertahap akan menghitang karena me
reka sudah menyadari akan bahaya rokok bagi kesehatan.
24. KLINIK PHBS
Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) akan menjadikan rumah dan lingk
ungan sekitar menjadi bersih, indah dan sehat serta warga menjadi jarang sakit,
anak sekolah rajin datang ke sekolah. Untuk memudahkan warga memecahkan masalah
kesehatan mereka terkait PHBS, di Desa Beraban, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabup
aten Tabanan, Provinsi Bali didirikan "Klinik PHBS". Di Klinik PHBS, calon penga
ntin dapat berkonsultasi tentang PHBS, antara lain tentang kebiasaan merokok, ca
ra pemberian ASI, mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun berse
rta manfaatnya. Selain itu juga cara membangun rumah tangga yang benar sesuai de
ngan kesehatan dan adat Bali sendiri. Diharapkan para keluarga baru akan menular
kan kebiasaan hidup bersih dan sehat pada anggota ketuarganya kelak.
25 PEER COUNSELOR NARKOBA
Kelurahan Cideng, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Provinsi DKI merupakan t
empat yang rawan untuk narkoba. Kasus narkoba di Cideng sungguh tinggi. Untuk me
mbekali ibu-ibu mencegah anak mereka terjerat narkoba diadakanlah petatihan "Pee
r Counselor Narkoba". Metalui pelatihan tersebut para ibu dibekali informasi ten
tang mengetahui secara dini anak/remaja yang tertibat dalam penyalahgunaan narko
ba. Penyalahgunaan narkoba masih dianggap suatu kegiatan yang mematukan (stigma)
baik bagi anak remaja maupun bagi ketuarga mereka. Banyak di antara para ibu sa
ting mengetahui anak-anak di lingkungan mereka menyalahgunakan narkoba namun tid
ak berani menegur si pemakai atau keluarganya atau melaporkan ke petugas kesehat
an. Untuk menghilangkan stigma tersebut, para ibu ditatih menjadi peer counselor
bagi ibu tainnya.
26. POSYANDU KONTAINER
Desa Tatang Babad, Kecamatan Sabak Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, provin
si Jambi memanfaatkan bekas kontainer dari perusahaan untuk pemeriksaan dan pela
yanan kesehatan ibu hamit di Posyandu. Kontainer bekas itu kemudian direnovasi d
engan bantuan dari perusahaan dan dikerjakan secara bergotong-royong oteh masyar
akat.

DATA RUMAH TANGGA


Provinsi ?? Rt Nama Pewawancara :
Kabupaten/Kota
Kecamtan
Desa/Kelurahan : ODD

Anda mungkin juga menyukai