Anda di halaman 1dari 7

USULAN JUDUL PROPOSAL SKRIPSI

IDENTITAS
Nama : Fakhriya Hakim
NIM : 07210021
Semester : VII
Jurusan : Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah
Dosen Wali : Drs. M. Nur Yasin, M. Ag.
Alamat : Jl. Batujajar II/14 Malang
HP : 085 649 692 024

JUDUL
- ASAS PERADILAN SEDERHANA CEPAT DAN BIAYA RINGAN DALAM
PERMA NO. 01 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI
PENGADILAN

USULAN PEMBIMBING SKRIPSI


1.
2.

Malang, 04 November 2010


Mengetahui,
Dosen Wali Mahasiswa

Drs. M. Nur Yasin, M. Ag Fakhriya Hakim


NIP. 196910241995031003 NIM. 07210021
OUTLINE USULAN JUDUL PROPOSAL SKRIPSI

JUDUL:
ASAS PERADILAN SEDERHANA CEPAT DAN BIAYA RINGAN DALAM
PERMA NO. 01 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI
PENGADILAN

LATAR BELAKANG/BACKGROUND OF THE STUDY

Dengan ditetapkannya Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia


(Perma) Nomor 01 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan, telah
terjadi perubahan fundamental dalam praktek peradilan di Indonesia. Pengadilan
tidak hanya bertugas dan berwenang memeriksa, mengadili dan menyelesaikan
perkara yang diterimanya, tetapi juga berkewajiban mengupayakan perdamaian
antara pihak-pihak yang berperkara. Pengadilan yang selama ini berkesan sebagai
lembaga penegakan hukum dan keadilan, tetapi sekarang pengadilan juga
menampakkan diri sebagai lembaga yang mencarikan solusi damai antara pihak-
pihak yang bertikai. Pada prosesnya Hakim dapat melaksanakan tugas secara
wajar tanpa terburu-buru yang akan lebih meningkatkan mutu putusan dan
menghindari pula berbagai bentuk kolusi untuk mempercepat atau memenangkan
perkara.1
Perma Nomor 01 Tahun 2008 ini secara fundamental telah merubah
praktek peradilan di Indonesia yang berkenaan dengan perkara-perkara perdata.
Mediasi sebagai upaya untuk mendamaikan pihak-pihak yang berperkara bukan
hanya penting, tetapi harus dilakukan sebelum perkaranya diperiksa. Kalau selama
ini upaya mendamaikan pihak-pihak dilakukan secara formalitas oleh hakim yang
memeriksa perkara, tetapi sekarang majelis hakim wajib menundanya untuk
memberi kesempatan kepada mediator mendamaikan pihak-pihak yang
berperkara. Diberikan waktu dan ruang yang khusus untuk melakukan mediasi

1
Bagir Manan, Memulihkan Peradilan Yang Berwibawa Dan Dihormati-Pokok-Pokok Pikiran Bagir

Manan Dalam Rakernas, Jakarta Pusat: Ikatan Hakim Indonesia, 2008, hal. 5.
antara pihak-pihak. Upaya perdamaian bukan hanya formalitas, tetapi harus
dilakukan dengan sungguh-sungguh.2
Mediasi sebenarnya bukanlah hal yang baru dalam khasanah hukum
beracara di peradilan, sebelum secara spesifik diatur dalam Peraturan Mahkamah
Agung Republik Indonesia (Perma) Nomor 01 Tahun 2008 tentang Prosedur
Mediasi di Pengadilan, Hal ini diatur dalam pasal 130 HIR/154 RBg. Di dalam
pasal 130 ayat (1) HIR (Herziene Indonesisch Reglement) disebutkan bahwa:
“Jika pada hari yang ditentukan itu, kedua belah pihak datang, maka Pengadilan
Negeri dengan pertolongan ketua mencoba akan memperdamaikan mereka.” 3
Dalam kaitannya yang mana menurut Perma ini Apabila tidak menempuh
prosedur mediasi merupakan pelanggaran terhadap Pasal 130 HIR dan atau Pasal
154 Rbg. yang mengakibatkan putusan batal demi hukum. Artinya, semua perkara
yang masuk ke pengadilan tingkat pertama tidak mungkin melewatkan acara
mediasi. Karena apabila hal ini terjadi resikonya akan fatal.
Dalam tataran prinsip pelaksanaan hukum beracara di peradilan dikenal
adanya Azas sederhana, cepat dan biaya ringan. Pada dasarnya asas ini bermuara
dari ketentuan pasal 4 ayat 2 UUU No.14 Tahun 1970. Kemudian makna yang
lebih luas dari asas ini, diutarakan dalam penjelasan umum dan penjelasan pasal 4
ayat 2 itu sendiri.4 Adapun yang dimaksud dengan Azas sederhana, cepat dan
biaya ringan adalah:
1. Sederhana, acara yang jelas, mudah dipahami dan tidak berbelit-belit. Atau
dengan kata lain suatu proses pemeriksaan yang relatif tidak memakan
waktu jangka waktu lama sampai bertahun-tahun sesuai dengan
kesederhanaan hukum acara itu sendiri.
2. Cepat, menunjuk kepada jalannya peradilan dalam pemeriksaan dimuka
sidang, cepat penyelesaian berita acaranya sampai penandatanganan
putusan dan pelaksanaan putusannya itu.
3. Biaya ringan, biaya perkara pada pengadilan dapat dijangkau dan dipikul
oleh masyarakat pencari keadilan.

2
Siddiki, http://www.badilag.net/data/ARTIKEL/mediasi%20pengadilan%20dan%20asas%20peradilan.pdf,
diakses pada tanggal 03 November 2010 pada pukul 23.25.
3
Ropaun Rambe, Hukum Acara Perdata Lengkap, Jakarta: Sinar Grafika, 2006, halaman 245.
4
Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan dan Hukum Acara Peradilan Agama (Cet. II; Jakarta: PT Garuda
Metro Politan Press, 1993), hal. 53
Sungguhpun Perma Nomor 01 Tahun 2008 merupakan langkah genius
dalam praktek peradilan di Indonesia guna meningkatkan kualitas penegakan
hukum, namun masih ada beberapa persoalan yang butuh jawaban yang berkenaan
dengan praktek pelaksanaan mediasi itu sendiri. Minimal sebagai bahan renungan
apabila suatu saat nanti ada revisi kembali terhadap Perma ini.
Salah satu yang menjadi pertanyaan adalah berhubungan dengan asas
peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat dan biaya ringan. Banyak yang
mempertanyakannya, baik dari kalangan akademisi, praktisi hukum maupun pihak
lain terkait apakah pelaksanaan mediasi nantinya dalam setiap perkara yang
masuk ke pengadilan tidak akan mengganggu asas peradilan dilaksanakan dengan
sederhana, cepat dan biaya ringan. Memang untuk pelaksanaan mediasi butuh
waktu, butuh biaya yang akhirnya menjadi tidak sederhana. Sehingga apabila
diperhatikan secara sepintas, maka proses mediasi akan mengganggu proses
peradilan yang harus dilakukan secara sederhana, cepat dan biaya ringan.
Berdasarkan uraian atas permasalahan pada judul dan latar belakang
diatas, maka dalam penulisan hukum ini penulis merasa tertarik akan suatu hal
yang kiranya patut diangkat menjadi sebuah penelitian dengan judul ASAS
PERADILAN SEDERHANA CEPAT DAN BIAYA RINGAN DALAM PERMA
NO. 01 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana aspek Hukum serta prosedur Mediasi di Pengadilan menurut
Peraturan Mahkamah Agung No. 01 Tahun 2008?
2. Bagaimana korelasi antara Peraturan Mahkamah Agung No. 01 Tahun 2008
dengan asas peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan?

TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk memaparkan aspek Hukum serta prosedur Mediasi di Pengadilan
menurut Peraturan Mahkamah Agung No. 01 Tahun 2008
2. Sebagai tela’ah korelasi antara Peraturan Mahkamah Agung No. 01 Tahun
2008 dengan asas peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan
DAFTAR ISI/TABLE OF CONTENTS
Cover/Tittle Page
Lembar Persetujuan
Lembar Pengesahan
Lembar Persembahan
Surat Pernyataan
Motto
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Abstrak

BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
E. Batasan Penelitian
F. Definisi Operasional
G. Sistematika Pembahasan

BAB II: KAJIAN PUSTAKA


A. Penelitian Terdahulu
B. Mediasi Sebagai Upaya Menciptakan Perdamaian
1. Tinjauan Tentang Upaya Damai
2. Tinjauan Tentang Mediasi
C. Asas Hukum Dalam Peradilan
1. Asas Hukum
2. Asas Sederhana, Cepat, dan Biaya Ringan
D. Kedudukan Peraturan Mahkamah Agung Dalam Hirarki Peraturan
Perundang-undangan

BAB III: METODE PENELITIAN


A. Paradigma Penelitian
B. Pendekatan Penelitian
C. Jenis Penelitian
D. Sumber Data
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Analisa Data
G. Keabsahan Data

BAB IV: HASIL PENELITIAN


A. Aspek Hukum serta prosedur Mediasi di Pengadilan menurut Peraturan
Mahkamah Agung No. 01 Tahun 2008?
B. Korelasi antara Peraturan Mahkamah Agung No. 01 Tahun 2008 dengan
asas peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan?

BAB V: PEMBAHASAN
A. Analisa Hukum terkait korelasi PERMA No. 01 Tahun 2008 dengan Asas
Peradilan Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan

BAB VI: PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar Pustaka
Lampiran
METODE PENELITIAN

Dalam penelitian hukum, jenis penelitian yang akan diterapkan peneliti


masuk dalam kategori penelitian hukum normatif, dimana dalam pendekatannya
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian ini adalah penelitian
kepustakaan sehingga bahan pustaka terbagi menjadi tiga kelompok yaitu bahan
hukum primer,bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Pada metode
pengumpulan datanya, dapat dirumuskan bahwa metode yang sesuai dengan
penelitian ini adalah metode dokumentasi lalu dilengkapi dengan metode
wawancara. Lalu terakhir setelah semua data terkumpul maka analisa data yang
digunakan adalah terdiri dari analisa deskriptif dan analisa verifikatif.

PENELITIAN TERDAHULU

Berdasarkan tema penelitian terkait, ditemukan beberapa penelitian yang


telah dilakukan dan memiliki relevansi terhadap tema yang diangkat peneliti.
Penelitian-penelitian tersebut antara lain :

- Mediasi dalam Perkara Cerai dengan Alasan Riddah (studi kasus di


Pengadilan Agama Denpasar) oleh Farika pada tahun 2009.
- Pelaksanaan (PERMA) No.01 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di
Pengadilan (studi di PA Kota Malang). Oleh Badru Daroini pada tahun 2009.
- Pandangan Hakim Pengadilan Agama Kota Malang terhadap PERMA No.01
tahun 2008. Oleh Kholis Firmansyah pada tahun 2009.

Anda mungkin juga menyukai