Anda di halaman 1dari 3

Assalamu Alaikum Wr.

Wb Ashshiddiq ra digelari oleh anaknya Aisyah ra sebagai Rojulun


Bakiy (Orang yang selalu menangis). Beliau senantiasa
Prakata…. menangis, dadanya bergolak manakala sholat dibelakang
Rasulullah Saw karena mendengar ayat-ayat Allah. Abdullah
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT tuhan bin Umar suatu ketika melewati sebuah rumah yang di
semesta alam karena atas rahmat dan hidayahnya dalamnya ada sesorang sedang membaca Al Qur’an, ketika
sehingga penerbitan “Buletin” edisi III pada periode sampai pada ayat: “Hari (ketika) manusia berdiri menghadap
Osis 2010/2011 dapat dilaksanakan. Buletin ini Tuhan semesta alam” (QS. Al Muthaffifin: 6). Pada saat itu juga
berisikan teladan islami yang Insya Allah dapat beliau diam berdiri tegak dan merasakan betapa dirinya
menjadi sumber inspirasi untuk evaluasi diri bagi seakan-akan sedang menghadap Robbnya, kemudian beliau
para reader. Akhir kata, semoga buletin ini dapat menangis. Lihatlah betapa Rasulullah Saw dan para
bermanfaat bagi kita semua. Amieenn…… sahabatnya benar-benar memahami dan merasakan getaran-
Apa Salahnya Menangis getaran keimanan dalam jiwa mereka. Lembutnya hati
mengantarkan mereka kepada derajat hamba Allah yang peka.
Apa salahnya menangis, jika memang dengan menangis
itu manusia menjadi sadar. Sadar akan kelemahan-kelemahan Bukankah diantara tujuh golongan manusia yang akan
dirinya, saat tiada lagi yang sanggup menolongnya dari mendapatkan naungan pada hari dimana tiada naungan
keterpurukan selain Allah Swt. Kesadaran yang membawa kecuali naungan Allah adalah orang yang berdoa kepada
manfaat dunia dan akhirat. Bukankah kondisi hati manusia Robbnya dalam kesendirian kemudian dia meneteskan air
tiada pernah stabil? Selalu berbolak balik menuruti keadaan mata? Tentunya begitu sulit meneteskan air mata saat berdo'a
yang dihadapinya. Ketika seseorang menghadapi kebahagiaan sendirian jika hati seseorang tidak lembut. Yang biasa
maka hatinya akan gembira dan saat dilanda musibah tidak dilakukan manusia dalam kesendiriannya justru maksiat.
sedikit orang yang putus asa bahkan berpaling dari kebenaran. Bahkan tidak sedikit manusia yang bermaksiat saat sendiri di
dalam kamarnya seorang mukmin sejati akan menangis dalam
Sebagian orang menganggap menangis itu adalah hal
kesendirian dikala berdo'a kepada Tuhannya. Sadar betapa
yang hina, ia merupakan tanda lemahnya seseorang. Bangsa
berat tugas hidup yang harus diembannya di dunia ini.
Yahudi selalu mengecam cengeng ketika anaknya menangis
dan dikatakan tidak akan mampu melawan musuh-musuhnya. Di zaman ketika manusia lalai dalam gemerlap dunia,
Para orang tua di Jepang akan memarahi anaknya jika mereka seorang mukmin akan senantiasa menjaga diri dan hatinya.
menangis karena dianggap tidak tegar menghadapi hidup. Menjaga kelembutan dan kepekaan jiwanya. Dia akan mudah
Menangis adalah hal yang hanya dilakukan oleh mereka yang meneteskan air mata demi melihat kehancuran umatnya.
tidak mempunyai prinsip hidup. Kesedihannya begitu mendalam dan perhatiannya terhadap
umat menjadikannya orang yang tanggap terhadap
Bagi seorang muslim yang mukmin, menangis
permasalahan umat. Kita tidak akan melihat seorang mukmin
merupakan buah kelembutan hati dan pertanda kepekaan
bersenang-senang dan bersuka ria ketika tetangganya
jiwanya terhadap berbagai peristiwa yang menimpa dirinya
mengalami kesedihan, ditimpa berbagai ujian, cobaan, dan
maupun umatnya. Rasulullah Saw meneteskan air matanya
fitnah. Mukmin yang sesungguhnya akan dengan sigap
ketika ditinggal mati oleh anaknya, Ibrahim. Abu Bakar
membantu meringankan segala beban saudaranya. Ketika
seorang mukmin tidak mampu menolong dengan tenaga dirimu karena tidak bisa menangis ketika mendengar ayat-ayat
ataupun harta, dia akan berdoa memohon kepada Tuhan Allah.
semesta alam.
Semoga hal demikian dapat melembutkan hati dan
Menangis merupakan sebuah bentuk pengakuan menjadi penyejuk serta penyubur iman dalam dada. Ingatlah
terhadap kebenaran. “Dan apabila mereka mendengarkan apa hari ketika manusia banyak menangis dan sedikit tertawa
yang diturunkan kepada rasul (Muhammad), kamu lihat mata karena dosa-dosa yang diperbuatnya selama di dunia. “Maka
mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al mereka sedikit tertawa dan banyak menangis, sebagai
Qur’an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan”. (QS At
sendiri) seraya berkata: “Ya Robb kami, kami telah beriman, Taubah: 82).
maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi
(atas kebenaran Al Qur’an dan kenabian Muhammad)”. (QS. Al Jadi apa salahnya menangis?
Maidah: 83). Ja’far bin Abdul Mutholib membacakan surat KISAH PAKU
Maryam ayat ke-16 hingga 22 kepada seorang raja Nasrani
OSIS SMAELI
Alkisah, ada seorang anak, sebut saja Fulan. Si Fulan ini
yang bijak. Demi mendengar ayat-ayat Allah dibacakan,
bercucuranlah air mata raja Habsyah itu. Ia mengakui rupanya seorang anak yang suka sekali marah.Setiap ada
masalah kecil ia langsung marah. Melihat tingkah laku
benarnya kisah Maryam dalam ayat tersebut, ia telah
anaknya, sang Ayahpun berpikir, bagaimana caranya untuk
mengenal kebenaran itu dan hatinya yang lembut bisa menahan marah anaknya.
menyebabkan matanya sembab kemudian menangis. Raja
yang rindu akan kebenaran benar-benar merasakannya. Pada suatu ketika, Fulan pulang kerumah dalam
keadaan penuh dengan amarah, lalu sang Ayah mendekatinya,
Orang yang keras hatinya, akan sulit menangis saat dan memberi si Fulan paku. Sang Ayahpun menyuruh Fulan
dibacakan ayat-ayat Allah. Bahkan ketika datang teguran dari untuk memakukan sebuah paku ke pagar kayu belakang
rumah..
Allah sekalipun ia justru akan tertawa atau malah berpaling
dari kebenaran. Sehebat apapun bentuk penghormatan Serasa mendapat tantangan, Si Fulan mengikuti apa
seorang tokoh munafik Abdullah bin Ubay bin Salul kepada yang diperintahkan sang Ayah. Ternyata, pada hari pertama ia
Rasulullah Saw, sedikit pun tidak berpengaruh pada hatinya. Ia berhasil memakukan 16 buah paku ke pagar kayu. Hari demi
tidak peduli ketika Allah Swt mengecam keadaan mereka di hari pun belalu, secara bertahap jumlah paku yang
akhirat nanti, “Sesungguhnya orang-orang munafik itu ditancapkan Fulan ke pagar kayu semakin berkurang, dan pada
suatu hari ia berhasil tidak memakukan sebuah paku ke pagar
(ditempatkan) pada tingkatan neraka yang paling bawah. Dan
kayu. Fulan menyadari bahwa hanyalah kesia-siaan yang
kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan seorang didapat ketika ia marah dan kemudian menancapkan paku ke
penolongpun bagi mereka”. (QS. An Nisa’: 145) pagar kayu.

Barangkali di antara kita yang belum pernah menangis, Ia kemudian berkata pada sang Ayah,”Ayah, hari ini aku
maka menangislah disaat membaca Al Qur’an, menangislah sudah tidak lagi memakukan satu buah paku ke pagar, aku
ketika berdo'a di sepertiga malam terakhir, menangislah sudah bisa menahan marah dan mengendalikan emosiku. Sang
Ayah tersenyum dan menjawab “Bagus, sekarang setiap kali
karena melihat kondisi umat yang terpuruk, atau tangisilah
engkau dapat menahan marahmu, maka cabutlah satu buah
paku yang sudah kamu pakukan.”
Lagi-lagi serasa mendapat tantangan, Fulan
menjalankan apa yang sang Ayah perintahkan. Ia mulai
mencabuti paku-paku di pagar belakang rumah satu per satu
setiap kali ia dapat menahan marah.Si Fulan telah
menyelesaikan tugasnya untuk mencabuti semua paku, dan ia
melaporkan perkara ini kepada sang Ayah. Sang Ayah bangkit
dan berbicara,”Duhai anakku, lihatlah pagar kayu itu. Sebelum
engkau memakukan paku, pagar itu tampak mulus, namun
lihatlah sekarang, banyak sekali lubang-lubang kecil bekas
paku.”

“Ketika engkau marah kepada seseorang, mungkin saja


orang tersebut sudah memaafkan kesalahanmu, akan tetapi
bagaimanapun juga tetap saja ada sisa di hati orang tersebut
yang tidak mungkin hilang selamanya.”

Kawan, bukan perkara yang sulit untuk meminta maaf


kepada orang yang kita sakiti, akan tetapi merupakan hal yang
sangat sulit untuk

tidak meninggalkan apa yang telah kita lakukan kepada


orang tersebut. So, berhati-hatilah dalam bertindak.

Anda mungkin juga menyukai