Anda di halaman 1dari 5

FIP – 7 Maret

Bagaimana memperoleh pengetahuan yang benar

Dasar Rasionalisme

- Pakai logika deduktif menyusun pengetahuan – idealis

Dasar empiris

- Tidak membuahkan prinsip


- Kejadian bisa dimengerti dari konsep rasionalisme
- Kumpulan fakta belum tentu bisa untuk menyusun pengetahuan sistematik.

Pendapat Kelompok Empiris

Dunia fisik adalah nyata dan bisa ditangkap dengan panca indera.

Permasalahan muncul :

1. Ada dua fakta fisik ditangkap dengan panca indera. Apakah ada korelasi kausalatis dari fakta
ini?

Memang tidak semua fakta ada korelasinya.

Misalnya dijawab : tak ada korelasi tetapi penalra induktif membuktikan korelasi.

2. Pengalaman dipakai untuk menemukan pengetahuan dengan panca indera sebagai detektor.
Apakah pengamatan/deteksi dengan panca indera cukup akurat?
Belum tentu, karena panca indera bisa berbuat salah.
Apakah pengalaman sendiri bisa dipercaya.
Misal : suatu batang lurus dicelup dalam air kelihatan bengkok, sebenarnya tidak.

Intuisi, wahyu, rasionalisme, empirisme

Rasionalisme Adalah produk penalaran

Empirisme

Intuisi Bukan produk penalaran

Wahyu

Follow me @ferypc72
Melalui intuisi jawaban suatu masalah tidak bisa dijelaskan. Sebaiknya dimasukkan sebagai hipotesis
untuk analisis selanjutnya.

Pendapat filosof tentang intuisi

1. Intuisi adalah pengalaman puncak


(peak exprecience)
2. Intuisi adalah intelegensia tertinggi – pendapat Nictsehze

Wahyu? Pengetahuan disampaikan oleh Tuhan kepada manusia lewat para nabi

Wahyu ini berdasarkan kepercayaan hal-hal gaib.

Pernyataan dalam agama –dipercaya dulu- baru bisa diterima.

Selanjutnya bisa dicermati :

1. Konsistensi dari pernyataan-peryataannya.


2. Secara empiris dikumpulan fakta-fakta yang mendukungnya.

Bisa jadi tidak percaya dulu dan setelah melalui pengkajian ilmiah baru percaya (didukung oleh
fakta).

Kriteria Kebenaran

1. Teori Koheren (Konsisten)


8+2 = 10 Anak kecil mengatakan tidak benar, tidak konsisten.
6+4 = 10 Logika deduktif membenarkan.
5+5 = 10

2. Teori Axioma (pernyataan tanpa pembuktian)


Σ sudut dalam = 180o
Untuk ukuran besar tidak tepat lagi
3. Teori Koresponden
Tiap pernyataan harus ada korelasinya dengan objek yang diteliti.

Follow me @ferypc72
4. Teori Kebenaran Pragmatis
Kebenaran diukur denngan kriteria fungsional dalam kehidupan praktis (ada kegunaan
praktis) sehingga bisa dianggap benar. Pernyataan lama digantikan yang baru.

Tafsiran Meta Fisika

 Dipercaya bahwa dalam alam ini ada wujud-wujud bersifat gaib, kekuasaannya lebih tinggi
daripada alam nyata.
 Paham Animisme juga bertumpu pada alam gaib (supranatural) ini. Dalam benda-benda
pohon besar dan tua terdapat ruh-ruh gaib.
 Paham Naturalisme menolak kepercayaan ini.
 Materialisme juga sepaham dengan Naturalisme.
Pendapatnya adalah : gejala-gejala alam ini bukan karena kekuatan alam gaib, melainkan
kekuatan alam sendiri. Karena itu bisa dipelajari, diteliti, dianalisis, diketahui gejala tersebut.
Prinsip materialisme dikembangkan oleh DEMITRICUS (460-370 SM)
Gejalan-gejala dalam alam ditangkap oleh panca indera kita. Seperti : warna, rasa, manis,
panas, dingin. Sebenarnya hal-hal itu hanyalah hamparanatau dalam kehampaan yang
bersifat nyata, sehingga bisa dijelaskan menurut dasar kimia-fisika.

Untuk benda hidup, pendapat ini ditentang oleh kaum VITALISTIK. Hidup itu adalah sesuatu
yang unik dan berbeda secara substantif (Material).
Selanjutnya manusia memiliki kesadaran dan pikiran.
Lalu apa yang disebut kesadaran dan pikiran itu.
Fakta : Proses berpikir manusia menghasilkan pengetahuan tentang zat (objek) yang
dipelajari, timbul pertanyaan, apakah pikiran itu :
Sesuatu yang berbeda dengan zat yang dipelajari?
Atau bentuk lain dari zat yang dipelajari?

Menurut aliran MONISTIK, antara pikiran dan zat itu tidak berbeda. Artinya sebstansi sama,
hanya berbeda dalam gejala karena proses berlainan. Hal ini sesuai pendapat EINSTEIN,
kesetaraan, E = MC2, energi dan massa zat itu substansi sama dan energi itu bentuk lain dari
massa zat.

Follow me @ferypc72
Benda mati dan benda hidup hanya berbeda strukturnya dan mungkin komponennya.
Berarti bila robot (=benda mati) memiliki komponen dan struktur menyamai menusia maka
robot pun bisa menjadi manusia. Kelompok MONISTIK ditentang oleh kelompok DUALISTIK.
Kelompok DUALISTIK justru membedakan antara zat dan pikiran ataupun kesadaran.
Apa yang ditangkap oleh pikiran dan perolehan pengalaman itu termasuk sifat netral
(mental attitude?).
Dengan berpikir, maka sesuatu menjadi ada. Berarti pikiran itu memiliki sifat nyata.
Misal : saya berpikir, maka saya ini ada. Kalau tidak memikirkan tentang benda tertentu,
maka benda itu tidak ada?
Jawaban filosof meta fisika : bukan begitu, benda itu ada, tetapi benda itu berada dalam
pikiran Tuhan. Namun sangat sulit untuk mengetahui pikiran Tuhan.
Memang demikianlah, makin mendalami sesuatu, maka jawaban makin berputar-
putar dan tidak jelas (keterbatasan manusia).
Kesimpulan : Pada hakekatnya, ilmu tidak bisa dilepaskan dari meta fisika. Seberapa jauh
kaitan ini tergantung pada manusia sendiri. Maka diambil kesepakatan para ilmuan :
menerima ilmu besifat pragmatis.

Pendekatan filsafat melalui dasar ASUMSI


Kejadian alami itu bisa dipahami menurut aliran kelompok.
Bersifat :
1. Kehendak bebas dari manusia (free will) atau berpikir bebas (untuk membahas).
2. Pada dasar arahan tertentu (deterministik).
3. Peluang pencapaian sasaran (kebenaran atau probilistik) (Tidak 100 %)

Ada peluang (meski kecil = 5 %) tidak mencapai sasaran.

Hukum alam memenuhi sifat mana?

Kesepakatan : asumsi bahwa hukum yang mengatur alam itu ada (untuk pengembangan
ilmu). (Kalau tidak ada? Apa yang harus ditelusuri? Atau berarti ilmu itu
tidak ada?)

Sekarang tujuan pegembangan ilmu itu apa?

Apakah ilmu ingin mencapai kebenaran mutlak (tidak realistik!)

Follow me @ferypc72
1. Kalau kebenaran mutlak dituju, maka ilmu hanya mewujudkan tidak banyak atau
beberapa pernyataan saja!
Diantaranya : semua manusia akan mati.
2. Apakah ilmu hanya mempelajari hukum khas/spesifik? (tertentu?)
Kurang praktis (terbatas) kurang ekonomis (kalau individual atau bukan sasaran luas),
sehingga kurang manfaat.
3. Sebaiknya ilmu itu mempelajari hukum (alam) menyangkut sebagian besar populasi yang
terlibat (berarti pilihan probabilitas dan juga memasukkan deterministik dan pikiran
bebas)
Sebenarnya probabilitas itu adalah kompromi dari paham deterministik dan pikiran
bebas (pada batas-batas tertentu)

Penafsiran Probabilistik

Ada seseorang bekerja untuk menafsirkan beosk pagi hujan atau tidak dari teori
meteorologi dan geografis.

Benarkan pendapat ini?


Jawaban : Tidak! ( dari seorang ilmuan)
Karena hanya kesimpulan yang probabilistik.
Misalnya ditafsirkan : besok pagi hujan deras. Peluang hujan deras < 100 %  Misalnya
95 % dan 5 % peluang tidak hujan.
Jadi apa kegunaan pengetahuan itu?
1. Ilmu tidak menginginkan pengetahuan yang besifat mutlak. Hanya kesimpulan
relatif.
Berarti keputusan itu terserah kepada Anda dan bukan dari teori keilmuan.
Kejadian dalam kehidupan di alam ini, penuh dengan ketidakpastian
(uncertainty)
Catatan : lain halnya dengan pengetahuan perdukunan. Bisa jadi salah.
Misal : Minum air ini, besok pagi ujian pasti lulus (tidak ada probabilitas).
2. Ilmu merupakan pengetahuan yang mempunyai kegunaan praktis yang dapat
membantu kehidupan manusia secara pragmatis (sederhana, mudah
dijalankan).

Follow me @ferypc72

Anda mungkin juga menyukai

  • Shalat Tarawih Karyawan Shift
    Shalat Tarawih Karyawan Shift
    Dokumen2 halaman
    Shalat Tarawih Karyawan Shift
    Fery Putrawan Cusmanri
    Belum ada peringkat
  • Tanggal Penting SKN 2021
    Tanggal Penting SKN 2021
    Dokumen1 halaman
    Tanggal Penting SKN 2021
    Fery Putrawan Cusmanri
    Belum ada peringkat
  • Shalat Tarawih Karyawan Shift
    Shalat Tarawih Karyawan Shift
    Dokumen2 halaman
    Shalat Tarawih Karyawan Shift
    Fery Putrawan Cusmanri
    Belum ada peringkat
  • Wewewe
    Wewewe
    Dokumen6 halaman
    Wewewe
    Fery Putrawan Cusmanri
    Belum ada peringkat
  • Sedikit Cerita Tentang Melki
    Sedikit Cerita Tentang Melki
    Dokumen1 halaman
    Sedikit Cerita Tentang Melki
    Fery Putrawan Cusmanri
    Belum ada peringkat
  • Pasar Mambo
    Pasar Mambo
    Dokumen1 halaman
    Pasar Mambo
    Fery Putrawan Cusmanri
    Belum ada peringkat
  • FIP 21 Maret
    FIP 21 Maret
    Dokumen3 halaman
    FIP 21 Maret
    Fery Putrawan Cusmanri
    Belum ada peringkat
  • Kewirausahaan
    Kewirausahaan
    Dokumen1 halaman
    Kewirausahaan
    Fery Putrawan Cusmanri
    Belum ada peringkat
  • Jilid 2
    Jilid 2
    Dokumen2 halaman
    Jilid 2
    Fery Putrawan Cusmanri
    Belum ada peringkat
  • FIP 14 Mar
    FIP 14 Mar
    Dokumen4 halaman
    FIP 14 Mar
    Fery Putrawan Cusmanri
    Belum ada peringkat
  • Pilhan Pilihan
    Pilhan Pilihan
    Dokumen124 halaman
    Pilhan Pilihan
    Fery Indrajaya Lagoel
    Belum ada peringkat
  • Per Mu La An
    Per Mu La An
    Dokumen78 halaman
    Per Mu La An
    Fery Putrawan Cusmanri
    Belum ada peringkat
  • Dari Everand
    Belum ada peringkat
  • Dari Everand
    Belum ada peringkat