Anda di halaman 1dari 4

Bab VI

KESUNYATAAN MULIA KEEMPAT


M A G G A : JALAN YANG MENUJU KE TERHENTINYA
DUKKHA
Setelah mempelajari ketiga unsur Kesunyataan Mulia, yaitu Dukkha,Sumber
Dukkha, terhentinya Dukkha, maka sampailah kita untuk mempelajari, apa-apa
saja yang harus dilakukan untuk menuju ke terhentinya Dukkha (Mdukkha
nirodha gaminipatitada Ariyasacca, atau biasanya lebih dikenal dengan
nama,”Jalan tengah”. Jalan tengah menghindari :
1. Mencari kebahagiaan dengan menuruti nafsu-nafsu indria yang dianggap
rendah, biasa, tidak berfaedah, dan cara-cara dari orang biasa
2. Mencari kebahagiaan dengan menyiksa diri dalam berbagai cara yang
sangat menyakitkan
Karena kedua hal tersebut tidak berguna, kita harus melalui jalan tengah, yang
akhirnya membawa beliau ke pandangan Terang, Nibbana

Jalan tengah terdiri dari:


1. Pengertian Benar Samma Ditthi
2. Pikiran Benar Samma Sankappa
3. Ucapan Benar Samma Vaca
4. Perbuatan Benar Samma Kammanta
5. Penghidupan Benar Samma Ajiva
6. Daya Upaya benar Samma Vayama
7. Perhatian Benar Samma Sati
8. Konsentrasi benar Samma Samadhi
Ke 8 jalan ini harus dikembangkan bersama-sama, hanya tergantung kepada
kesanggupan orang yang bersangkutan, bukan secara satu per satu.

Ke 8 Jalan tersebut bertujuan untuk mengembangkan dan menyempurnakan:


1. Sila - Tata hidup yang bersusila
2. Samadhi - Disiplin mental
3. Panna - kebijaksanaan luhur

I. SILA
Sila atau tata hidup bersusila dibuat berdasarkan pemikiran cinta kasih universal
dan belas kasihan terhadap semua mahkluk hidup, karena ajaran Buddha
adalah, “untuk kepentingan dan kebahagiaan orang banyak”, berupa cinta kasih
murni terhadap dunia ini dan segala isinya

Untuk memperoleh kesempurnaan hidup, 2 sifat luhur yang harus dikembangkan


bersama :
1) Metta-karuna (cinta kasih-belaskasihan), mencakup beramal, cinta
kasih, ramah tamah, toleransi, dan sifat luhur lainnya yang berhubungan
dengan emosi (perasaan), yang timbul dari hati.
2) Panna (kebijaksanaan), berhubungan dengan intelek (kecerdasan),
atau sifat-sifat yang timbul dari pikiran

Kedua hal ini, harus dikembangkan secara bersama-sama. Mette-karuna tanpa


panna, akan membuat seseorang menjadi seorang edan yang baik hati,
sebaliknya, panna tanpa Metta-karuna, seseorang akan menjadi seorang intelek
yang “berhati batu”. Kedua hal ini adalah tujuan “way of time”, dengan
menjalankan:
a. Ucapan benar (no.3)
Ucapan benar memiliki 4 syarat, yaitu:
i. Ucapan itu benar
ii. Ucapan itu beralasan
iii. Ucapan itu berfaedah
iv. Ucapan itu tepat pada waktunya
Artinya, ucapan-ucapan kita harus menghindari :
 Tidak jujur / dusta
 Menimbulkan kebencian, perpecahan, dan perselisihan
 Kata-kata cabul dan kasar, sehingga melukai orang lain
 Kosong / tidak ada artinya, dessas-desus, gosib

b. Perbuatan benar (no. 4)


Mengembangkan perbuata-perbuatan yang bersusila, terhormat, dan
menjauhkan diri dari keributan-keributan

c. Penghidupan benar (no.5)


Seseorang seharusnya memiliki penghidupa yang tidak mencelakakan dan
merugikan orang lain, lima mata pencaharian salah yang harus dihindari:
 Penipuan
 Ketidaksetiaan
 Penujuman
 Kecurangan
 Memungut biaya tinggi (praktek lintah darat)

Lima macam perdagangan yang harus dihindari :


i. Berdagang alat senjata
ii. Bedagang makhluk hidup
iii. Bedagang daging (atau segala sesuatu yang berasal dari penganiayaan
makhluk hidup)
iv. Berdagang minum-minuman yang memabukan & ketagihan
v. Berdagang racun
Sehingga, seharusnya seorang murid memilih suatu pekerjaan yang terhormat,
tidak merugikan orang lain, tidak mencelakakan maupun menyakiti orang lain

II. SAMADHI
Sedangkan dalam hal disiplin mental, yang terdiri dar tiga bagian dari 8 Jalan
Utama, yaitu:
a. Daya Upaya benar (no.6)
Artinya, mengerahkan kekuatan dan kemauan untuk :
i. Mencegah munculnya unsur-unsur jahat dan tidak baik di dalam batin
ii. Memusnahkan unsur-unsur jahat dan tidak baik, yang sudah ada di dalam
batin
iii. Membangkitkan unsur-unsur baik di dalam batin
iv. Mempernyata, mengembangkan dan memperkuat unsur-unsur baik dan
sehat yang sudah ada si dalam batin
b. Perhatian Benar (No. 7)

Berupa latihan-latihan Vipassana-Bavana (meditasi untuk memperoleh


pandangan terang tentang hidup), yaitu :
i. Perenungan terhadap tubuh  Kaya-nupassana
Berkonsentrasi terhadap pernapasan (A-napanasati)
ii. Perenungan terhadap perasaan  Vedana-
nupassana
Cermat dan sadar terhadap semua bentuk perasaan (ia muncul, kemudian
lenyap)
iii. Perenungan terhadap keadaan batin  Citta-nupassana
Waspada, apakah pikirannya penuh dengan hawa nafsu maupun kegelisahan
atau tidak, tidak gelisah, dan tidak melamun (gerak-gerik pikiran bagaimana ia
muncul, kemudian menghilang)
iv. Perenungan terhadap bentuk-bentuk pikiran  Dhamma-
nupassana
Mengenai ide-ide, pikiran konsepsi-konsepsi dan benda-benda (muncul,
kemudian lenyap)

c. Konsentrasi Benar (No. 8)

Merupakan tahap yang dapat mengantarkan orang mencapai tahap Dhyana /


Jhana (Trance / Recueillement), yang dibagi menjadi 4 tingkat :
Jhana tingkat 1, nafsu keinginan, pikiran tidak sehat, ill will, keruwetan pikiran,
kegelisahan, keragu-raguan teleh lenyap, perasaan gembira telah dicapai
Jhana tingkat 2, semua aktivitas intelek dikekang, keseimbangan batin dan
pikiran yang menunggal dikembangkan, perasaan gembiran dan bahagia
masih ada
Jhana tingkat 3, perasaan gembira (perasaan yang paling aktif) lenyap,
kebahagiaan masih ada di samping batin yang oenuh keseimbangan
Jhana tingkat 4, semua perasaan bahagia pun lenyap, yang ada hanyalah
keseimbangan dan kesadaraan murni yang masih tinggal
Demikian pikiran itu dilatik, dikekan, diseimbangkan dengan daya upaya benar,
perhatian benar, dan konsentrasi benar

III.PANNA
Berupa :
a. Pengertian benar (No.1)
Pengertian tentang Empat Kesunyataan Mulia ini. Pengertian ini merupakan
kebijaksanaan tertinggi, yang dapat menembus arti dan melihat secara terang
Empat Kesunyataan Mulia

2 Jenis Pengertian :
 Anubodha, Pengetahuan, timbunan ingatan, pemahaman secara intelek
mengenai suatu hal, persoalan sesuai data tertentu. Sifatnya tidak begitu
mendalam
 Pativedha (menembus), melihat suatu benda dalam keadaan yang
sebenarnya, tanpa nama dan tanpa merek. Hanya didapatkan dengan
pengembangan sempurna melalui meditasi

b. Pikiran benar (No. 2)


Pikiran tanpa mementingkan kepentingan diri sendiri, dan tidak terpengaruh
oleh “Sang Aku”, pikiran cinta kasih dan tanpa kekerasan kepada setiap Mahluk,
yang semuanya ini merupakan bagian dari kebijaksanaan. Maka dari itu,
kebijaksanaan sejati harus disertai sifat-sifat luhur

Anda mungkin juga menyukai