I. Pengertian
Satelit adalah benda yang mengorbit benda lain dengan periode revolusi dan rotasi
tertentu.
1. Satelit Alami adalah benda-benda luar angkasa bukan buatan manusia yang
mengorbit sebuah planet atau benda lain yang lebih besar daripada dirinya,
seperti misalnya, Bulan adalah satelit alami Bumi.
2. Satelit Buatan adalah benda buatan manusia yang beredar mengelilingi benda
lain, misalnya satelit Palapa yang mengelilingi Bumi.
3. Satelit Komunikasi adalah sebuah satelit buatan yang ditempatkan di angkasa
dengan tujuan telekomunikasi. Satelit komunikasi modern menggunakan orbit
geosynchronous, orbit Molniya atau orbit Bumi rendah.
Pengalokasian frekuensi untuk layanan satelit adalah proses yang sangat kompleks
yang membutuhkan koordinasi dan perencanaan tingkat internasional.
Beberapa layanan satelit adalah sebagai berikut:
1. Satelit cuaca adalah satelit yang digunakan untuk mengamati cuaca dan iklim
Bumi. Satelit NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration)
digunakan untuk memantau keadaan bumi untuk keperluan hidrologi,
oceanografi dan meteorology, termasuk memantau kebakaran hutan. Satelit ini
mempunyai resolusi spatial 1100x1100m dengan liputan sangat luas. Satelit
cuaca NIMBUS mempunyai resolusi spatial 88x88m dengan kemampuan meliput
areal seluas 1600 km. Satelit lainnya adalah Meteosat dan Himawari (resolusi
spatial 8 x 8 km).
2. Satelit Televisi adalah sinyal televisi yang dipancarkan dengan cara yang mirip
seperti komunikasi satelit, serta bisa disamakan dengan televisi local dan televisi
kabel.
3. Di banyak tempat di bumi ini, layanan televisi satelit menambah sinyal lokal yang
kuno, menghasilkan jangkauan saluran dan layanan yang lebih luas, termasuk
untuk layanan berbayar. Radio satelit atau radio langganan adalah sebuah radio
digital yang menerima sinyal yang disiarkan oleh satelit komunikasi, yang
mencakup wilayah geografis yang lebih luas dari sinyal radio biasa. Radio satelit
berfungsi di tempat di mana ada garis pandang antara antena dengan satelit,
dengan syarat tak ada rintangan besar, seperti terowongan atau gedung.
Pendengar radio ini dapat mengikuti saluran tunggal tanpa melihat lokasi
jangkauan. Karena teknologi ini membutuhkan akses ke satelit komersial untuk
penyebaran sinyal, jasa radio satelit adalah sebuah bisnis komersial, yang
menawarkan sebuah paket saluran sebagai bagian dari jasa mereka,
membutuhkan sebuah langganan dari pengguna akhir untuk mengakses saluran.
Sekarang ini, penyedia radio satelit utama adalah WorldSpace (Intl.), XM Radio &
Sirius Satellite Radio (A.S.). Karena sinyalnya memiliki hak cipta dan tidak cocok
satu sama lain, maka membutuhkan peralatan khusus untuk dekoding dan
pemutaran. Mereka menawarkan saluran berita, cuaca, olah raga, dan musik.
4. Satelit navigasi adalah satelit yang menggunakan sinyal radio yang disalurkan ke
penerima di permukaan tanah untuk menentukan lokasi sebuah titik
dipermukaan bumi. Salah satu satelit navigasi yang sangat populer adalah GPS
milik Amerika Serikat. Selain itu, ada juga Glonass milik Rusia. Bila pandangan
antara satelit dan penerima di tanah tidak ada gangguan, maka dengan sebuah
alat penerima sinyal satelit (penerima GPS), bisa diperoleh data posisi di suatu
tempat dengan ketelitian beberapa meter dalam waktu nyata. Satelit ini
berfungsi sebagai alat penolong apabila kapal-kapal menemui kesukaran untuk
menentukan posisinya karena cuaca yang buruk atau kesukaran penglihatan
(dalam daerah yang berkabut tebal). Navigator yang mengalami kesulitan
menghubungi satelit navigasi yang mengorbit. Satelit juga akan menjawab
melalui radio tentang posisi kapal, sehingga navigator dapat mengetahui posisi
kapal secara tepat.
5. Satelit mata-mata adalah satelit pengamat Bumi atau satelit komunikasi yang
digunakan untuk tujuan militer atau mata-mata terutama oleh USA dan Rusia.
Contoh satelit ini antara lain Vostok, Cosmos, Soyus, dll.
B. Telekomunikasi
Interferensi pada sistem transmisi satelit dapat disebabkan oleh banyak sumber,
yaitu:
1. Sistem satelit terdekat Apabila SB penerima memiliki antena dengan pattern receive
yang buruk, artinya gain side-lobenya cukup besar (tinggi), maka sinyal down-link yang
berasal dari satelit lain akan diterima juga oleh SB penerima sebagai sinyal interferensi.
2. SB pemancar (Up-link) Sinyal interferensi timbul disebabkan oleh SB pemancar dari
satelit lain. Apabila SB pemancar tersebut memiliki antenna dengan pattern side-lobe
dengan gain yang cukup besar, maka carrier pada arah side-lobe juga memiliki daya yang
cukup tinggi untuk mengganggu sistem satelit.
3. Intermodulasi kanal terdekat Satu transponder dibebani atau dioperasikan untuk multi
carrier seperti sistem FDMA atau 2T ½, maka carrier-carrier tersebut akan menimbulkan
sinyal termodulasi pada transponder tersebut dan transponder dikanan-kirinya.
Walaupun pada output multiplexer transponder sudah dilengkapi filter yang akan mem-
filter sinyal intermodulasi, tetapi energi yang ditimbulkan akan tetap melebar
ditransponder kanan-kirinya.
4. Interferensi dari sistem terresterial. Sistem terresterial beroperasi pada frekuensi band
yang sarna dengan sistem frekuensi pada Satelit Palapa, yaitu C-band 6/4 Ghz.
5. Cross Polarisasi Antena
Sistem satelit Palapa, alokasi transponder menggunakan sistem polarisasi
ganda (polarisasi ortogonal), yaitu polarisasi Vertikal dan polarisasi
Horizontal. Pada sistem Ku-band, cross-polarisasi lebih banyak
disebabkan oleh pengaruh butiran air hujan yang dapat mengubah
polarisasi sinyal. Sedangkan pada C-band terjadinya cross-polarisasi lebih
banyak disebabkan oleh jeleknya isolasi antara polarisasi Vertikal dan
horizontal pada sistem feed-horn antena. Isolasi cross-poll yang diijinkan
adalah >30 dB.
6. Sistem lainnya
Sebagai contoh adalah interferensi dari sinyal liar yang ditimbulkan oleh
sistem pembakaran motor dua tak yang tidak sempurna, yaitu dapat
mengganggu pada sistem digital dimana carriernya kecil. Contoh lainnya
adalah terganggunya/lenyapnya sinyal sinkronisasi pada sistem TDMA
yang mengakibatkan terganggunya sistem secara keseluruhan.
VII. Orbit
Dalam fisika, suatu orbit adalah jalan yang dilalui oleh objek, di sekitar
objek lainnya, di dalam pengaruh dari gaya tertentu. Orbit pertama kali dianalisa
secara matematis oleh Johannes Kepler yang merumuskan hasil perhitungannya
dalam hukum gerakan planet Kepler. Dia menemukan bahwa orbit dari planet
dalam tata surya kita adalah berbentuk elips dan bukan lingkaran atau episiklus
seperti yang semula dipercaya.
Banyak satelit dikategorikan atas ketinggian orbitnya, meskipun sebuah satelit bisa mengorbit
dengan ketinggian berapa pun.
Orbit Rendah (Low Earth Orbit, LEO): 300 - 1500km di atas permukaan
bumi.
a. Orbit Menengah (Medium Earth Orbit, MEO): 1500 - 36000 km.
b. Orbit Geostasioner (Geostationary Orbit, GEO): 35790 km di atas permukaan Bumi.
c. Orbit Tinggi (High Earth Orbit, HEO): di atas 36000 km.
a. Bandwidth lebar. Satelit yang beroperasi pada frekuensi Ka-band (20-30 GHz) akan
dapat menyalurkan troughput dalam orde giga bit per detik.
b. Relatif murah. Sistem satelit relatif lebih murah karena tidak ada biaya penggelaran dan
satu satelit dapat mengcover daerah yang luas.
c. Topologi network sederhana. Dibandingkan dengan model interkoneksi mesh pada
network terestial, satelit GEO memiliki konfigurasi yang lebih sederhana.
d. Dengan topologi sederhana maka performasi network lebih mudah dikendalikan.
X. LEO System
Orbit bumi rendah (Low Earth Orbit, LEO) adalah sebuah orbit sekitar
Bumi antara atmosfer dan sabuk radiasi Van Allen, dengan sebuah sudut inklinasi
rendah. Batasan ini tidak didefinisikan secara pasti, tetapi biasanya sekitar 300-
1500 km. Orbit ini biasanya berada di bawah intermediate circular orbit (ICO)
dan jauh di bawah orbit geostationary. Orbit lebih rendah dari sini tidak stabil dan
akan turun secara cepat karena gesekan atmosfer. Orbit yang lebih tinggi dari
orbit ini merupakan subyek dari kegagalan elektronik awal karena radiasi yang
kuat dan pengumpulan muatan. Orbit dengan sebuah sudut inklinasi yang lebih
tinggi biasanya disebut orbit polar.
Objek di orbit Bumi rendah bertemu gas atmosfer di thermosphere (sekitar
80-500 km di atas) atau exosphere (kira-kira 500 km ke atas), tergantung dari
ketinggian orbit. Kebanyakan penerbangan angkasa berawak telah berada di LEO,
termasuk seluruh space shuttle dan bermacam misi stasiun angkasa, satu pengecualian
adalah tes penerbangan suborbital seperti Proyek Mercury awal dan
penerbangan SpaceShipOne (yang tidak ditujukan mencapai LEO), dan misi
Proyek Apollo ke Bulan (yang melewati LEO).
Dari segi penggunaannya, sistem-sistem LEO dapat dibagi dalam dua
sistem, yaitu:
a. Sistem yang dapat beroperasi dengan mem”bypass” jaringan telekom yang ada. Dalam
group ini hanya IRIDIUM yang baru dapat digolongkan kedalamnya.
b. Sistem yang bekerja melalui jaringan telekom yang ada. Sehingga dapat dianggap
sebagai perluasan sistem-sistem Cellular ataupun jaringan telekom yang ada.
Benda yang berada di orbit menengah (MEO, Medium Earth Orbit) berada
pada ketinggian 5.500-36.000 km. Sistem satelit navigasi GPS (global positioning
system) milik Amerika Serikat dan GLONASS (global navigation satellite
system) milik Rusia menempati orbit menengah ini, sekitar 18.000-20.000 km dari
Bumi.
VSAT kependekan dari Very Small Aperture Terminal, sebuah terminal yang digunakan dalam
komunikasi data satelit, suara dan sinyal video, tidak termasuk broadcast televisi. VSAT terdiri
dari dua bagian, sebuah transceiver yang ditempatkan di luar (out doors) yang dapat langsung
terjangkau oleh satelit dan sebuah alat yang di tempatkan di dalam ruangan yang
menghubungkan transceiver dengan alat komunikasi para pengguna, PC misalnya. Transceiver
menerima dan mengirim sinyal ke transponder satelit di langit. Satelit mengirim dan menerima
sinyal dari sebuah ground station komputer yang berfungsi sebagai hub untuk sistem tersebut.
Masing-masing komputer pengguna terhubungkan oleh hub ke satelit, membentuk sebuah
topologi bintang (star topology). Hub tersebut mengatur keseluruhan operasional network.
Agar sebuah komputer pengguna dapat melakukan komunikasi dengan lainnya, transmisinya
harus terhubung dengan hub yang kemudian mentransmisikan kembali ke satelit, setelah itu
baru dikomunikasikan dengan komputer pengguna VSAT yang lain. Sistem ini mengadopsi
teknologi TDM dan TDMA. Umumnya konfigurasi VSAT adalah seperti bintang.
Keuntungan dengan VSAT diantaranya:
1. Koneksi dimana saja.
2. Tidak perlu LOS dan tidak ada masalah dengan jarak. Jangkauan cakupannya yang
luas, baik nasional, regional maupun global.
3. Pembangunan infrastrukturnya relatif cepat untuk daerah yang luas, dibanding
teresterial.
4. Komunikasi dapat dilakukan baik titik ke titik maupun dari satu titik ke banyak titik
secara broadcasting, multicasting.
5. Kecepatan bit akses tinggi dan bandwidth lebar.
6. VSAT bisa dipasang dimana saja selama masuk dalam jangkauan satelit, handal dan
bisa digunakan untuk koneksi voice, video dan data, dengan menyediakan
bandwidth yang lebar.
7. Jika ke internet jaringan akses langsung ke ISP router dengan keandalannya
mendekati 100% .
8. Sangat baik untuk daerah yang kepadatan penduduknya jarang dan belum
mempunyai infrastuktur telekomunikasi.
9. Harga relatif mahal karena menyewa dengan sebuah provider.
Kerugian VSAT yaitu untuk melewatkan sinyal TCP/IP, besarnya throughput akan terbatasi
karena delay propagasi satelit geostasioner. Kini berbagai teknik protokol link sudah
dikembangkan sehingga dapat mengatasi problem tersebut. Diantaranya penggunaan:
1. Forward Error
2. Correction yang menjamin kecilnya kemungkinan pengiriman ulang.
3. Waktu yang dibutuhkan dari satu titik di atas bumi ke titik lainnya melalui satelit
adalah sekitar 700 milisecond, sementara leased line hanya memerlukan waktu
sekitar 40 milisecond. Hal ini disebabkan oleh jarak yang harus ditempuh oleh data,
yaitu dari bumi ke satelit dan kembali ke bumi. Satelit geostasioner sendiri
berketinggian sekitar 36.000 kilometer di atas permukaan bumi.
4. Curah Hujan yang tinggi, Semakin tinggi frekuensi sinyal yang dipakai, maka akan
semakin tinggi redaman karena curah hujan. Saat ini band frekuensi yang banyak
dipakai untuk aplikasi broadcasting adalah S-band, C-Band dan Ku-Band. Untuk
daerah seperti Indonesia dengan curah hujan yang tinggi penggunaan Ku-band akan
sangat mengurangi availability link satelit yang diharapkan. Sedangkan untuk daerah
daerah sub tropis dengan curah hujan yang rendah, penggunaan Ku-Band akan
sangat baik. Pemilihan frekuensi ini akan berpengaruh terhadap ukuran terminal
yang akan dipakai oleh masing masing pelanggan.
5. Rawan sambaran petir gledek Sun Outage, Sun outage adalah kondisi yang terjadi
pada saat bumi-satelit-matahari berada dalam satu garis lurus. Satelit yang
mengorbit bumi secara geostasioner pada garis orbit geosynchronous berada di
garis equator atau khatulistiwa (di ketinggian 36.000 Km) secara tetap dan
mengalami dua kali sun outage setiap tahunnya. Energi thermal yang dipancarkan
matahari pada saat sun outage mengakibatkan interferensi sesaat pada semua sinyal
satelit, sehingga satelit mengalami kehilangan komunikasi dengan stasiun bumi, baik
headend / teleport maupun ground-segment biasa.
6. Debu Meteroit, Seringkali menembakan gas hydrazine (H2Z) agar rotasi satelit stabil
di orbit, satelit perlu beberapa kali di kalibrasi agar tetap pada orbitnya.
XV. Topologi
Jaringan yang lingkupnya biasanya sudah menggunakan sarana Satelit ataupun kabel bawah
laut sebagai contoh keseluruhan jaringan BANK BNI yang ada di Indonesia ataupun yang ada
di Negara-negara lain. Menggunakan sarana WAN, Sebuah Bank yang ada di Bandung bisa
menghubungi kantor cabangnya yang ada di Hongkong, hanya dalam beberapa menit.
Biasanya WAN agak rumit dan sangat kompleks, menggunakan banyak sarana untuk
menghubungkan antara LAN dan WAN ke dalam Komunikasi Global seperti Internet.
Sumber :
http://www.scribd.com/doc/34050648/Sistem-Komunikasi-Satelit
http://soulmaterollink.wordpress.com/jaringan-komputernetworking/