Anda di halaman 1dari 43

PESTA TERAKHIR

Karya Ratna Sarumpaet

PENGANTAR

Sudah puluhan tahun BAPAK SEPUH dikenal sebagai pemimpin yang sukses di sebuah
wilayah. Isterinya, yang meninggal beberapa tahun lalu, dikenal sebagai salah satu kunci
keberhasilan Bapak Sepuh. Sebagai Pemimpin, Pak SEPUH terkenal sangat murah
senyum. Budi bahasanya lembut dan manis dalam menghadapi siapapun. Ia dikenal
berhasil memimpin wilayahnya menjadi wilayah yang makmur. Namun dalam perjalanan
kemakmuran itulah kemudian ia terus berubah menjadi seorang pemimpin yang tamak,
kejam dan tidak adil. Kelembutan dan senyumnya dinilai orang sebagai tameng yang
ditata untuk menutupi kebusukan2 serta siasat yang tersimpan dalam dirinya.

Sebagai penentu kebijakan ia dikenal sangat otoriter, bahkan absolut. Tidak ada satu
alasanpun yang boleh menggagalkan pikiran atau gagasan yang menjadi obsesinya. Semua
cita-citanya harus jadi kenyataan dan dia mendapatkan semua dengan menghalalkan
segala cara.

Drama satu babak ini terjadi pada hari BAPAK SEPUH menghembuskan nafas terahirnya.
Kematian Bapak SEPUH, membuat membuat anak-cucunya yang selama ini sangat manja
dan sangat bergantung pada kekuasaannya, mendadak terguncang. Mereka panik dan
merasa tidak aman. Sebagian besar memutuskan melarikan diri, kecuali HARYATI.

Haryati adalah satu-satunya putri Pak SEPUH yang setia dan bertahan. Ia dengan penuh
tanggung jawab mempersiapkan segala sesuatu untuk upacara penghormatan terakhrir
pada Bapak SEPUH. Meski hampir semua orang, pelayan, penjaga, tetangga, kerabat telah
meninggalkannya, ditemani seekor anjing peliharaannya, (DOMKY), seorang sahabat
(SURTI), seorang pelayan (MANDOR), dan empat orang kenalan (KIMIN, POHAN,
THAMRIN, HARUN), Haryarti dengan teguh mempersiapkan sebuah penghormatan
terakhir yang benar-benar baik dan sepadan dengan kebesaran nama Ayahnya. yang
sebenarnya tidak pernah menjadi sahabat keluarga Bapak SEPUH.

Dramatic Personae
HARUN
THAMRIN
POHAN
KIMIN
HARYATI
SURTI

1 |Lakon Pesta Terakhir karya Ratna Sarumpaet


Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
SATU
DI SEBUAH PENDOPO, DIKEDIAMAN BAPAK SEPUH. SAYUP SAYUP, DARI
KEJAUHAN TERDENGAR SUARA ORANG-ORANG MEMBACAKAN “LA ILAH HA
ILLALLAH”.

DI PENDOPO INI TERJADI PERSIAPAN SEBUAH HAJATAN. DUA ORANG LAKI-


LAKI (HARUN & THAMRIN) TAMPAK MEMASUKI PENDOPO, DENGAN
MENGUSUNG SEBUAH KERANDA JENAZAH YANG SUDAH DIDANDANI DAN
SIAP UNTUK SISEMAYAMKAN.

SETELAH MEMASUKI HAMPIR SEPARUH RUANGAN, THAMRIN TIBA-TIBA


MEMUTUSKAN UNTUK BERHENTI, TANPA MEMINTA PERTIMBANGAN ATAU
MEMBERI ABA-ABA PADA HARUN. IA SEENAKNYA SAJA MENURUNKAN
KERANDA YANG DIPANGGULNYA DI LANTAI, KEMUDIAN DUDUK SAMBIL
MENGIPAS-NGIPAS WAJAHNYA DENGAN TOPINYA, MEMBUAT HARUN
BENGONG DAN BETUL-BETUL JENGKEL.

HARUN
Hei THAMRIN ... Kalau sekali dua menit kau mogok begitu, kapan nyampenya?

THAMRIN MENJAWAB ACUH

THAMRIN
Berat.

HARUN
Mana ada mayat yang nggak berat?

THAMRIN
Duduk aja dulu RUN. Kita mau ngejar apa sih?

MESKI JENGKEL, SETELAH MEMERIKSA KERANDA SESAAT, HARUN


AKHIRNYA MENGIKUTI JUGA SARAN THAMRIN. IA DUDUK DAN MULAI
BICARA, MASIH DENGAN NADA DONGKOL.

HARUN
Aku kadang bersyukur betul jadi orang kecil. Segala sesuatu bisa dihadapi dengan
sederhana. Hidup kita sederhana, kebutuhan kita sederhana, mati kitapun sederhana.

PADA SAAT YANG SAMA, KIMIN DAN POHAN MEMASUKI PENDOPO. MEREKA
DITUGASKAN MENYIAPKAN PENDOPO SEBAGAI TEMPAT DIMANA JEBAZAH
PAK SEPUH AKAN DISEMAYAMKAN, SEGALIGUS DIMANA MASYARAKAT
DAPAT MELIHAT DAN MEMBERINYA PENGHORMATAN TERAKHIR. SAMBIL
MENGUSUNG KURSI-KURSI KIMIN DAN POHAN MEMPERHATIKAN DAN
MENYIMAK PERCAKAPAN ANTARA HARUSN DAN POHAN. POHAN
MENANGGAPI HARUN DENGAN SEDIKIT SINIS.

POHAN
Tinggi kali falsafahmu itu RUN. Tapi kalau perut anak-anakmu menjerit kelaparan.
Merengek pengen ini itu. Apa falsafah seperti itu bisa bikin mereka tentram?

HARUN
Memang nggak sih ... Tapi kalau aku lihat adikku. Kawin sama orang kaya.
Kerjanya ribuuut nggak habis-habis ... Aku tetap milih jadi orang kecil. Tidak ada hari tanpa
ribut. Padahal yang diributin cuma satu “yang lebih besar “ Rumah yang lebih besar, tipi
yang lebih besar, giwang yang lebih besar ....

THAMRIN, MENANGGAPI DENGAN BERSEMANGAT.

THAMRIN
Gua setuju. Ipar gua, yang kayanya masih nanggung aja, hidupnya udah kalang kabut nggak
karuan. Mau beli ini, mau beli itu, mau punya yang ini, punya yang itu. Sekarang lihat Pak
Sepuh ini ... Apa yang dia kagak punya? Uang, kekuasaan ------ Udah mati begini, mati
aja ... Semua harta dan kekuasaan yang dia punya dulu tetap aja nggak mampu bikin dia
hidup lagi ....

POHAN
Lupa pada mati itu sudah kodrat manusia. Itu makanya Agama dikirim. Mau yang lebih, itu
juga kodrat. Sudah kaya, mau lebih kaya. Sudah punya kuasa, mau lebih berkuasa.
Ambil contoh kecil sajalah si Jumi yang manis itu. Sudah cantik dia. Tapi masih juga mau
lebih cantik. Dia ganjallah hidungnya dengan pelastik. Sekarang? Hidungnya malah
mancung kekiri ...

SEMUA TERTAWA DAN SEMUA TATAPAN TERTUJU KE KIMIN. TAHU SASARAN


UCAPAN POHAN ADALAH DIRINYA, KIMIN TAMPAK MENGHINDAR.

THAMRIN
Jangan gitulah Bang ... Ada yang tersinggung nih ...

POHAN
Siapa yang tersinggung?

YANG LAIN
Adalah ....

POHAN MENGHAMPIRI KIMIN.

POHAN
Yang nggak mau lebih itu kan cuma orang kayak kita ini. Nggak ada orang susah yang mau
lebih susah ....

KIMIN MENERUSKAN MENGANGKATI KURSI YANG MASIH TERSISA, SAMBIL


MEMBERIKAN TANGGAPAN DENGAN SIKAP TENANG.

KIMIN
Yang aku ndak ngerti, orang makin kaya, kok makin serem.

THAMRIN
Serem gimane Pak KIMIN?
3 |Lakon Pesta Terakhir karya Ratna Sarumpaet
Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
KIMIN
Ya serem .... Pelit iya, sombong iya, sok kuasa iya ....

POHAN
Itu karena uang dan kekuasaan , selalu saling merangkul. Kalau kamu kaya, kamu akan
otomatis jadi penguasa. Hepeng do mangatur portibion.

SEMUA BENGONG TIDAK PAHAM APA ARTI KALIMAT TERAKHIR YANG


DIUCAPKAN POHAN.

THAMRIN
Apa maksudnya tuh Bang ?

POHAN
Bah --- Masa itu aja kau tidak tahu. Sudah pepatah dunia itu Thamrin -----

THAMRIN
Iya apa Bang ?

POHAN
Uang Thamrin. Di muka bumi ini, uangnya yang mengatur segalanya. Sebaliknya, begitu
kamu punya kekuasaan, kamu akan dengan mudah jadi kaya raya. Kenapa ?
Karena kuasaan bisa mengubah segalanya. Dan yang lebih sakit lagi, kalau kamu kaya raya,
atau jadi Penguasa, kamu tidak akan pernah salah.

THAMRIN TIBA-TIBA-BANGKIT.

THAMRIH
Ayo ah, lanjut .... Pusing gua.

MALAS-MALASAN, THAMRIN MELANGKAH KE KERANDA DI BAGIAN KAKI,


BAGIANNYA HARUN. HARUN MELONGO, PROTES.

HARUN
Lho ?

THAMRIN
Gantian!

HARUN
Kenapa?

THAMRIN
Di depan situ, bagian perut dan kepala. Berat. Dia ini kan makannya beda dari kita ....

HARUN
Beda apanya?

THAMRIN
Dia banyak makan hati orang.

SEMUA MENOLEH KE THAMRIN, PROTES

YANG LAIN
Hus!!

THAMRIN
Kita, makan hati ikan teri aja kagak mampu beli.

YANG LAIN
Mulut Jaga! Ah, sampek bareng ....

THAMRIN BERSAMA HARUN KEMBALI MENGANGKAT KERANDA, SAMBIL


TETAP MENGGERUTU.

THAMRIN
Protes aja .... Protes itu boleh ... Yang penting jangan kedengaran.

YANG LAIN SEMAKIN GEMAS. MEREKA PROTES DENGAN SUARA MENINGGI.

YANG LAIN
Hei!!

KIMIN
Ngawur!!

THAMRIN
Kenapa? Itu ajaran dia dulu ... (MENUNJUK PADA KERANDA)

KIMIN
Ini orang, sembarangan ....

MASING-MASING KEMBALI KE TUGASNYA. BEBERAPA SAAT HENING.


TIBA-TIBA KIMIN BICARA SEPERTI PADA DIRINYA, MEMECAH KESUNYIAN

KIMIN
Kalau nanti aku mati ... Aku ndak butuh upacara besar-besaran kayak gini. Yang penting
Anak-anakku ... Anak-anakku harus ada disana.

POHAN
Siapa pula yang mau berangkatkan Pak Kimin dalam upacara besar? Kita ini cuma orang
kecil, Pak Kimin ... Kalau orang besar seperti Pak Sepuh ini layaklah mendapatkan upacara
besar-besaran.

KIMIN
Ngerti --- Aku ki cuma gelo ---- Wong sugeh koyo Pak Sepuh iki kok ditinggal mabur
anak-anake

5 |Lakon Pesta Terakhir karya Ratna Sarumpaet


Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
POHAN MENDEKATI KIMIN, MENASEHATINYA. SUARA DIPELANKAN.

THAMRIN
Tapi pak Kimin, anak-anak Pak Sepuh ini minggat, bukan karena upacaranya gede.
Dosanya gede-gede ...

YANG LAIN
Hus !!

POHAN
Berani kau mempertanggung jawabkan ucapanmu itu Thamrin?

THAMRIN
Kata orang-orang, Bang ...

POHAN
Bah ---- Kata orang-orang ---- Kau sendiri bagaimana ? Apa kata kau?

THAMRIN
Kalau menurutku sih ... Dosa apa kagak tuh bukan kita yang nentuin. Tapi siapa yang nggak
tahu kelakuan anak-anak Pak Sepuh?

KIMIN
Walah Thamrin ...

THAMRIN
Kenapa Mas Kimin ?

KIMIN
Mulutmu itu lho ...

THAMRIN BERTANYA PADA HARUN

THAMRIN
Kenapa mulut gua RUN?

TIDAK INGIN IKUT CAMPUR, HARUN ANGKAT BAHU.

KIMIN
Bahaya.

THAMRIN
Ya Allah Pak KIMIN ....Kalau semua orang seperti Mas Kimin. Hidup ini kagak seru Mas
KIMIN .... Sepi ...

KIMIN AKHIRNYA MEMUTUSKAN UNTUK DIAM. DIA DUDUK DISUDUT


PERMADANI. IA MENYULUT PIPANYA, MENGISAPNYA DALAM-DALAM DAN
TAMPAK BERPIKIR KERAS. YANG LAIN JUGA KEMBALI KE TUGAS MASING-
MASING. SELANG BEBERAPA SAAT, KIMIN TIBA-TIBA MEMANGGIL POHAN,
MEMECAH KEHENINGAN DI PENDOPO ITU.

KIMIN
Pohan! Sini!

POHAN MENDEKATI PAK KIMIN. SELANJUTNYA POHAN TAMPAK BICARA,


KASAK-KUSUK DENGAN PAK KIMIN.

POHAN
Ada apa Pak Kimin ?

KIMIN
Aku dengar orang-orang nggak bakal datang kesini ...

THAMRIN DAN HARUN IKUT MENDEKAT, INGIN TAHU. MEREKA JONGKOK


DISEKITAR KIMIN.

THAMRIN
Ada apa?

KIMIN
Aku dengar, upacara ini bakal diboikot.

SEMUA BANGKIT TERKEJUT.

THAMRIN
Ooo Kagak mungkin. Kagak mungkin. (YAKIN)

KIMIN
Orang-orang akan diarahkan menghadiri pelantikan Pimpinan yang baru itu.

THAMRIN TERTAWA NYARING. SUARANYA MELECEHKAN BERITA YANG


DISAMPAIKAN PAK KIMIN.

THAMRIN
Yaaa, itu sih sudah pasti Mas KIMIN .... Ini kan hanya soal giliran. Kalau yang kemarin
semangatnya kuning keputih-putihan, yang sekarang ini putih kekuning-kuningan ....
Boikot memboikot juga soal giliran. Tapi untuk kasus Pak Sepuh, gua kagak yakin.
Pak Sepuh ini memang terkenal kejam. Tapi kejamnya juga cerdas. Pake strategi.
Ada banyak orang yang berhutang budi ame die …. Banyak orang yang jadi senang,
yang jadi makmur ... Masa mereka itu kagak ada terimakasihnya ...

KIMIN
Ngomong opo kowe ki Thamrin ----

THAMRIN GROGI BINGUNG MENJELASKAN MAKSUD UCAPANNYA

7 |Lakon Pesta Terakhir karya Ratna Sarumpaet


Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
THAMRIN
Yah ---- Masa kagak ngarti juga Pak Kimin.

POHAN MENATAP THAMRIN SEPERTI MENUNTUT PENJELASAN

POHAN
Wah, Abang kurang sependapat dengan
pikiranmu itu Thamrin.

THAMRIN
Kenape Bang ?

POHAN
Thamrin ---- Tukang sapu jalananpun tahu dimasa hidupnya, kelakuan Pak Sepuh ini,
kelakuan anak-anaknya, kelakuan para kerabatnya, sangat tidak tidak terpuji.
Tidak heran kalau orang malas melayat. Tidak ada boikotpun orang tidak bakal datang
melayat.
Orang-orang yang senang, orang-orang yang makmur yang tadi kau bilang itupun,
bukan orang-orang yang mengerti berterimakasih itu. Penjilat, kapanpun akan selalu jadi
penjilat. Kalau dulu mereka menjilati Bapak Sepuh, sekarang ini, mereka pasti sedang sibuk
mencari-cari muka untuk mereka jilati.

THAMRIN MELONGO MENERIMA PENJELASAN POHAN. POHAN KEMBALI


MELANJUTKAN TUGASNYA, DIAM.

THAMRIN
Iya ya Bang ----- Abang betul juga. Siapa yang kagak tahu kelakuan Pak Sepuh ini dulu.
Die banyak ngelukain hati orang. Semua aturan yang die buat cuma untuk
kepentingannya die. Die kagak perduli orang-orang jadi korban.
Dia kagak boleh ditentang. Iiiih ----- (SEPERTI MERINDING)

POHAN
Celakanya rakyat kita cepat lupa. Mudah terharu. Pemaaf ----

THAMRIN
Itulah susahnya kita ini .. Waktu masih hidup nggak berani ngelawan ... Beraninya setelah
jadi bangkai. Tapi itu aja udah lumayan tuh …. Udah ada perubahan.

KIMIN
Perubahan apa?

THAMRIN KEMBALI TERTAWA NYARING.

THAMRIN
Ya . . . Belum tau dia . . . Perubahanlah ... Dulu, sewaktu Pak Sepuh ini masih hidup,
keadaan kita nggak ada bedanya dengan zaman penjajahan. Apapun yang terjadi harus sesuai
keinginan die.

KIMIN
Almarhum ------
KIMIN MENEGUR KELANCANGAN MULUT THAMRIN TAPI THAMRIN TERUS
SAJA NGOCEH.

THAMRIN
Kapan die mau -----

KIMIN
Almarhum, Thamrin ----

THAMRIN MERASA TERGANGGU, JENGKEL

THAMRIN
Alah ----- Uahlah Mas Kimin. Ude mati ini ----

KIMIN
Masya allah ------

THAMRIN MENERUSKAN OCEHANNYA. IA TIDAK PERDULI BAHKAN AGAK


KESAL DENGAN TEGURAN-TEGURAN KIMIN.

THAMRIN
Apapun yang dia mau, mulai dari Anggaran Dasar, Undang-undang Dasar, semua bisa
diatur. Surat sakti hilang, bisa diatur ....

POHAN
Merampoki hak rakyat, bisa diatur ----

THAMRIN
Jadi pahlawan, bise diatur.

KIMIN
Omong opo kowe

THAMRIN
Emang jadi pahlawan bisa diatur. Rakyat kalao udae dirampok pan jadi mielarat. Yang
melarat perlu bantuan. Datang deh die dengan rombongan. Bawa sembako, Bawa sapi .
Bawa telepisi.

HARUN
Buat ape telepisi?

THAMRIN
Telepisi mah kagak tibag-bagi. Buat ngeliput. Pokoknye semue bisa diatur.

THAMRIN
Kagak ada yang kagak tahu itu semua rekayasa. Tapi apa ada yang berani menentang?

POHAN MENGHAMPIRI THAMRIN SAMBIL BICARA DAN MENUNJUKKAN RASA


9 |Lakon Pesta Terakhir karya Ratna Sarumpaet
Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
KAGUM

POHAN
Boleh juga kau ini THAMRIN. Tinggi juga rupanya – pengetahuanmu . Tapi apalah artinya
perubahan buat orang-orang kecil seperti kita?

THAMRIN TAMPAK BEGONG TIDAK BISA LANGSUNG MENANGGAPI, TAPI


HENYA BEBERAPA SAAT, SEPERTI MENFDADAK MENDAPAT GAGASAN, \IA
BANGKIT BERSEMANGAT.

THAMRIN
Adalah Bang. Gaji kita mungkin akan dinaikkan. Anak-anak kita mungkin
sudah boleh minum susu sekali seminggu. Makan daging sekali sebulan. Nonton bioskop
sekali setahun ...

HARUN YANG SEJAK TADI MEMPERHATIKAN PERILAKU THAMRIN DENGAN


JENGKEL MULAI BUKA SUARA. DI AIR MUKANYA IA TIDAK BISA MENUTUPI
RASA TIDAK SUKANYA PADA THAMRIN.

HARUN
Apanya yang berubah hah ? Apanya ?

TERTAWA KECIL

THAMRIN
Kagak ada ...

HARUN
Ah ... Sarap lu ...

POHAN
Nanti dulu.

POHAN MENGHAMPIRI THAMRIN, MERANGKUL PUNDAKNYA.

POHAN
Sarap-sarap tapi okke juga dia ini ... Jangan-jangan kau juga udah tahu siapa yang bakal
pengganti Almarhum.

MENDENGAR KATA “PENGGANTI ALMARHUM” DISEBUT, THAMRIN SEPERTI


MENDADAK MERIANG. IA MENGHINDAR, MENJAUHI POHAN

THAMRIN
Wah .... Kalau yang itu gua kagak tau tuh Bang ...

KIMIN
Jelas HARYATI.

SEMUA TERUTAMA THAMRIN TERKEJUT MENDENGAR UCAPAN KIMIN.


DENGAN NADA MENGEJEK THAMRIN MEMINTA PENJELASAN KIMIN.

SEMUA
Haryati? (MENGEJEK)

KIMIN
La iya toh ... Satu-satunya yang nggak minggat. Satu-satunya yang setia ...

THAMRIN TERTAWA TERBAHAK-BAHAK.

THAMRIN
Ha, ha, ha ..... Pak KIMIN, Pak KIMIN ..... Emangnya ini Kerajaan nenek moyang die ...

TERDENGAR SUARA KAKI MELINTAS. THAMRIN CS TERKEJUT DAN TIBA-TIBA


TERDIAM. AIR MUKA MEREKA WAS-WAS. SETELAH SUARA KAKI
MENGHILANG, THAMRIN SEGERA MENDEKATI KIMIN, BICARA DENGAN
GEMAS.

THAMRIN
Ini Negri Mas Kimin, milik orang banyak... Diperjuangkan dan dirikan oleh orang banyak
Jadi, Pimpinannya pun, harus pilihan suara orang terbanyak.

MENCEGAH AGAR PEMBICARAAN TIDAK SEMAKIN MENJURUS KE HAL-HAL


YANG SENSITIF, HARUN BERUSAHA MENGALIHKAN PERHATIAN DENGAN
CARA YANG ANEH. IA MENGGOSOK-GOSOKKAN SAPU DITANGANNYA
KELANTAI SAMBIL BICARA DIKENCANG-KENCANGKAN.

HARUN
Orang kok beratnya kayak gitu ya ....

UPAYA HARUN MALAH MEMBUAT THAMRIN SEMAKIN BERNAFSU. IA


MENANGGAPI KEANEHAN HARUN SAMBIL MENGUCAPKAN KALIMAT-
KALIMAT YANG SEMAKIN MENJURUS KE HAL-HAL YANG BAGI ORANG
BANYAK BIASANYA TABU UNTUK DIUCAPKAN.

THAMRIN
Bagaimana kagak berat, kebanyakan makan hak orang.

APA YANG DIUCAPKAN THAMRIN MEMBUAT YANG LAIN JADI PANIK.

YANG LAIN
Hus!! Mulut!!

THAMRIN
Kata orang-orang, biasanya kalau mayat berat, Dosanya juga berat.

KIMIN
11 |Lakon Pesta Terakhir karya Ratna Sarumpaet
Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
Wong edan ...

THAMRIN
Kata orang-orang Pak Kimin ...

KETIKA MENGUCAPKAN KALIMATNYA YANG TERAKHIR, TANPA SENGAJA


TUBUH THAMRIN MENYENTUH KERANDA. KEJADIAN ITU MEMBUAT
THAMRIN KAGET DAN TAKUT. AIR MUKANYA MENAPAKKAN RASA NGERI.

TAPI DALAM KEADAAN TAKUT SEPERTI ITU DIA MASIH BISA MENDAPAT
GAGASAN NAKAL IA MENGAJAK KAWAN-KAWANNYA UNTUK MEMERIKSA
KERANDA PAK SEPUH, MEMBUKA KAIN PENUTUPNYA.

THAMRIN
Pengen lihat ....

SEMUA MENOLEH, TERTARIK SEKALIGUS TAKUT. SATU DEMI SATU MEREKA


MENDEKATI KERANDA. MEREKA BERDIRI DIKIRI KANAN THAMRIN,
DISELIMUTI RASA SUNGKAN DAN TAKUT. TANPA KOMANDO MEREKA SAMA-
SAMA MENGULURKAN TANGAN KE ARAH KERANDA HENDAK MEMBUKA
PENUTUPNYA, TAPI BELUM LAGI MEREKA SEMPAT MENYENTUHNYA,
SEREMPAK PULA MEREKA MENARIK TANGAN MASING-MASING, SURUT,
TAKUT.

THAMRIN
Kenapa kita takut? Bangke ini ... Bukan pimpinan lagi. Die udah kagak bisa kayak dulu.
Gebuk kapan dia mau ...

POHAN TAMPIL, BICARA DENGAN MENUNJUKKAN GENGSI

POHAN
Aku nggak takut.

YANG LAIN
Aku juga nggak takut.

THAMRIN
Kalau begitu ayoh buka!

YANG LAIN
Ayoh ...

HATI-HATI SEKALI, MEREKA KEMBALI MENGULURKAN TANGAN MASING-


MASING. TAPI KETIKA MEREKA BARU AKAN MEMBUKA PENUTUP KERANDA
ITU, SUARA KAKI KEMBALI TERDENGAR MELINTAS, MEMBUAT MEREKA
SEREMPAK MENGURUNGKAN NIATNYA.

MEREKA PURA-PURA SIBUK MELAKUKAN TUGAS MASING-MASING. TAPI


BEGITU SUARA KAKI ITU MENGHILANG, THAMRIN KEMBALI MEMPENGARUHI
MEREKA.

THAMRIN
Mandor sialan ! Ayoh ....

YANG LAIN
Ayoh ....

MEREKA KEMBALI MENDEKATI KERANDA.


MELIHAT HARUN BEGITU BERSEMANGAT, YANG LAIN MEMBIARKAN SAJA
HARUN MEMBUKANYA SENDIRI, SEMENTARA MEREKA HANYA
MEMPERHATIKAN. TAPI BELUM APA-APA, HARUN SUDAH LONCAT, BERLARI
MENJAUHI KERANDA,
KETAKUTAN.

HARUN
Busyeeet!!

SEMUA
Kenapa Run?

SUASANA JADI TEGANG. HARUN TAMPAK BEGITU KETAKUTAN DAN SULIT


MENJELASKAN APA YANG DILIHATNYA.

SEMUA
Kenapa?

HARUN
Jangan-jangan dia belum mati ...

JAWABAN HARUN MEMBUAT SEMUANYA SEMAKIN TEGANG SEKALIGUS


PENASARAN.

SEMUA
Kenapa?

HARUN
Dia tersenyum ....

KECUALI KIMIN, SEMUA TERTAWA TERPINGKAL-PINGKAL.

YANG LAIN
Ha ha ha -----

TERDENGAR PIRING JATUH DI ARAH BELAKANG, MEMBUAT TAWA MEREKA


TIBA-TIBA TERPUTUS.

THAMRIN
13 |Lakon Pesta Terakhir karya Ratna Sarumpaet
Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
RUN, RUN .... Itu sih sudah bawaan dia dari lahir. Sampai matipun dia bakal tersenyum ....
Ayolah ...

HARUN
Ntar dulu!

THAMRIN
Kenape?

HARUN MENATAP KIMIN YANG SUDAH BERDIRI DISAMPING KERANDA


DENGAN WAJAH BERDUKA.

HARUN
Kasi dulu Pak KIMIN kesempatan!

THAMRIN
Emang kenape Pak KIMIN?

HARUN
Lo nggak liat tuh air mata?

TAHMRIN DAN HARUN MENDEKATI KERANDA, BEGITU JUGA POHAN.


PERHATIAN MEREKA LEBIH TERTUJU PADA PERILAKU KIMIN. TAPI BEGITU
KIMIN MENYINGKAP KAIN PENUTUP KERANDA ITU, MEREKA TERKEJUT DAN
MENJAUH SAMBIL MENUTUP HIDUNG MASING-MASING.

SEMUA
Iiiiiihhhh -----

KIMIN
Bapak Sepuh, Pak Sepuh ... Oalah Pak Sepuh ...Kok pucat kaya ngono toh Pa Sepuh ...

BASA-BASI KIMIN, MEMBUAT POHAN BENAR-BENAR KESAL.

POHAN
Alah ... sudahlah Mas KIMIN ...

KIMIN
Masakke ...

POHAN
Sudah mati dia itu ...

KIMIN
Aku paling seneng kalau dia ngomong soal sapi.

JENGKEL, POHAN AKHIRNYA MENARIK KIMIN DARI DEKAT KERANDA,


MENJAUH.
POHAN
Sudah mati dia itu Mas Kimin ... Tak perlu lagilah kau munafik begitu menjilat-menjilat ...
Besok, kalau Pimpinan baru itu sudah terpilih, boleh bakat penjilatmu itu dikembangkan ...

SUARA KAKI ITU MENDEKAT MEMASUKI PENDOPO. SEREMPAK MEREKA


KEMBALI SIBUK. SEORANG MANDOR MASUK DENGAN SIKAP SIAGA
SEKALIGUS PONGAH, MEMBUAT POHAN CS MENJADI GELI SEKALIGUS MUAL.

MANDOR
Bapak-bapak, harap dipercepat. Ibu Haryati sedang menuju kemari.

MANDOR KELUAR. THAMRIN, POHAN, HARUN DAN KIMIN MENATAP


KEPERGIAN MANDOR DENGAN TATAPAN JENGKEL SEKALIGUS GELI.

POHAN
Bah .... Seperti Mandor di jaman penjajahan ... Awak nyapu ini bukan berarti awak tukang
sapu ... Sukarela ini ...

POHAN, HARUN, TAHMRIN DAN KIMIN MENYELESAIKAN TUGASNYA DENGAN


TERGESA. MENGATUR KURSI, MELETAKKAN KERANDA DITRMPATNYA, LALU
BERSAMA-SAMA KELUAR.

DUA
SUASANA BERUBAH MURUNG. SUARA “LAILLAH HAILLAH” KEMBALI
TERDENGAR. HARYATI MASUK. IA DARI TEMPAT AGAK BERJARAK IA
MENATAP SEKELILING, LALU TERFOKUS PADA KERANDA DIMANA JASAD
AYAHNYA TERBARING. IA PERLAHAN MENDEKATI KERANDA ITU, LALU
MENGITARINYA SAMBIL MENEBAR BUNGA DISEKELILING KERANDA ITU.
MULUTNYA MENGELUH SEDIH MENYESALI KEPERGIAN AYAHNYA.

HARYATI
Aku tidak tahu bagaimana harus mengibaratkannya Ayah ..... Terlalu buruk dan terlalu
menakutkan. Aku bahkan tidak tahu bagaimana dia berubah. Semua berjalan begitu tiba-tiba
..... Puja-puji yang dulu di hampir setiap detik memenuhi rongga telinga itu, berubah jadi
caci-maki .... Apa yang dulu mereka elu-elukan itu kini mereka jadikan bahan ejekan.
Dilecehkan. Dihina sehina-hinanya .....

Seluruh hasil jerih payahmu dulu sirna Ayah .... Dengan keji, mereka membuatmu seolah tak
pernah ada. Dan lihat akibatnya pada anak-anakmu .... Pada anak cucumu yang dulu kau
besarkan dengan cinta dan kemurahan hati itu ..... Mereka kucar-kacir ketakutan .....

Tapi aku ada disini Ayah. Aku disini untuk menjagamu. Aku disini untuk
mempertahankan martabatmu ....

SURTI MEMASUKI PENDOPO. IA TERKEJUT MENYAKSIKAN KEADAAN

15 |Lakon Pesta Terakhir karya Ratna Sarumpaet


Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
HARYATI. IA MENDEKATI HARYATI, DAN DENGAN HATI-HATI
MEMBUJUKNYA.

SURTI
HARYATI .....

DIBUJUK BEGITU, HARYATI MALAH SEMAKIN SEDIH. IA SUJUD DI LANTAI,


MEMPER-MAINKAN BUNGA-BUNGA YANG TADI DITABURNYA DISANA
SAMBIL TERUS BICARA.

HARYATI
Mereka boleh merampas apa saja dari tanganmu Ayah ... Mereka boleh mencoret catatan
emas yang telah kau ukir dengan gemilang dalam sejarah dan waktu. Tapi
kehormatanmu ..... Tidak. Aku tidak akan membiarkan mereka melakukan ini padamu ....

Dengan segala pengaruh yang masih aku miliki, aku bersumpah Ayah ..... Aku akan
membuka mata mereka lebar-lebar ..... Aku akan membuat mereka tepekur disini,
memberangkatkanmu dengan doa-doa, memberangkatkanmu dengan penghormatan.
dengan bunyi sirene dan dentuman - dentuman meriam ....

SURTI IKUT SUJUD DAN KEMBALI MEMBUJUK.

SURTI
HARYATI!

HARYATI TAMPAK TIDAK INGIN DIGANGGU. IA BANGKIT, MENJAUH. TETAPI


SURTI TERUS MENGEJARNYA.

SURTI
Bukankah kita sudah sepakat, kau di dalam, dan aku menunggu disini?

HARYATI
Aku berubah pikiran SURTI.

SURTI
Kenapa?

HARYATI
Karena aku pikir, ini tanggung jawabku. Sepahit apapun, aku akan terus disini.
Aku akan bertahan disini.

SURTI
Aku sahabatmu HARYATI.

HARYATI TERUS MENGHINDAR.

SURTI
Itulah gunanya sahabat. Mengambil alih hal-hal yang tersulit yang harus kau hadapi.
BUJUKAN SURTI MEMBUAT HARYATI SEMAKIN JENGKEL.

HARYATI
Ini tidak sulit SURTI . Ini samasekali tidak sulit. Menunggui kursi-kursi kosong disana.
Mengharap mereka datang dan tak kunjung datang. Mengingat bagaimana dulu mereka
bersimpuh didepan Bapak, memuji-muji, menjilat. Lalu membayangkan bagaimana sekarang
mereka mencibir tidak tahu terimakasih ---- Itu baru menyakitkan.

SURTI
HARYATI ....

HARYATI
Pergilah, sahabat ! Aku akan disini. Aku akan menunggu dan menghadapinya disini .....

SURTI
HARYATI ....

DOMKY, ANJING KESAYANGAN PAK SEPUH MEMASUKI PENDOPO.


KEHADIRAN DOMKY MEMBUAT HARYATI JADI MENDADAK CERIA. IA
MENGHAMPIRI DOMKY.

HARYATI
Kau lihat itu DOMKY? Semua akan berjalan lancar.

TIDAK TAHAN MELIHAT PERILAKU SAHABATNYA, SURTI AKHIRNYA KELUAR.

HARYATI
Bisa kamu bayangkan bagaimana semaraknya tempat ini nanti? Berapa banyak orang yang
berhutang budi pada Bapak Sepuh di masa hidupnya DOMKY ...
Berapa banyak yang usahanya atau kehidupannya Beliau selamatkan ...
Beliau dukung? Beliau lindungi? Sebanyak itulah nanti orang-orang yang akan
memenuhi tempat ini. Semarak,anggun ... dan indah ...

KURANG YAKIN PADA UCAPAN HARYATI, DOMKY MELIRIK.

HARYATI
Ya, indah .... Indah adalah kata paling tepat. Itulah arti semua ini ... Iyakan DOMKY?

HARYATI KEMBALI KE SISI KERANDA, BICARA DENGAN BANGGA DAN


MEYAKINKAN.

HARYATI
Hari adalah hari dimana seluruh amal kebaikannya akan dikenang -----
Hari dimana kebesaran dan jasa-jasanya pada kemanusiaan diberi penghormatan
yang sepadan ....

HARYATI MENDEKATI DOMKY. DOMKI DENGAN MANJA MELETAKKAN


TUBUHNYA DILANTAI SAMBIL MEMAINKAN EKORNYA. HARYATI DUDUK
DISAMPING DOMKY, MENGUSAP-USAP KEPALANYA.
17 |Lakon Pesta Terakhir karya Ratna Sarumpaet
Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
HARYATI
Jangan menggeleng-gelengkan kepalamu seperti itu Domky Tidak ada yang bisa
menyangkal jasa besar Bapak pada fakir miskin. Itu tertera dalam penghargaan yang ia
terima. Dia pahlawan

SAMBIL MENGELUARKAN BUNYI/SUARA-SUARA KECIL, MENGIBAS-


NGIBASKAN EKORNYA, DOMKI MENINGGALKAN HARYATI, MENGHINDAR.
SIKAP DOMKY MEMBUAT HARYATI GUSAR DAN GERAM TAPI IA TAMPAK
BERUSAHA MENAHANNYA

HARYATI
Kenapa Domky? Kamu ikut meragukannya sekarang ?

SURTI MUNCUL LAGI. SEPERTI MENDADAK LEPAS DARI SIKAP DAN


KARAKTER YANG DIRANCANGNYA, HARYATI TIBA-TIBA BANGKIT DAN
DENGAN TERGESA MENGHAMPIRI SURTI. WAJAH TENANG DAN DINGIN YANG
SEJAK TADI DIPERANKANNYA MENDADAK SIRNA. IA MENATAP SURTI
DENGAN KECEMASAN.

HARYATI
Bagaimana?

SURTI GAGAP TIDAK MAMPU MEMBERI JAWABAN.

HARYATI
Tidak ada televisi ? Wartawan koran ? Majallah?

DIDESAK BEGITU SURTI SEMAKIN GUGUP

HARYATI
Bagaimana dengan telepon?

SURTI
Belum ....

HARYATI
Faximail?

SURTI
Belum ...

HARYATI
Kau sudah membeli Koran ?

SURTI
Sudah dan sudah membaca semua ----
AIR MUKA HARYATI BERUBAH MURUNG. BERITA YANG DISAMPAIKAN SURTI
MEMBUAT HARYATI MULAI LEPAS KENDALI. IA BERGERAK KESANA-KEMARI,
FRUSTRASI.

HARYATI
Pergilah .... Tinggalkan aku ...

SURTI
Haryati .....

HARYATI
Sahabat, tinggalkan aku .....

SURTI AKHIRNYA TERDIAM. DALAM PADA ITU, BERITA YANG DIBAWA SURTI
IKUT PULA MENGGELISAHKAN DOMKY, MEMBUATNYA MENGELUARKAN
SUARA-SUARA YANG ANEH. HARYATI MENDEKATINYA,
MENENANGKANNYA.

HARYATI
Jangan terlalu dipikirkan! Jangan belum-belum kita sudah berprasangka ... Keterlambatan
seperti ini lumrah saja. Ini bisa jadi hanya masalah teknis. Kemacetan lalu lintas mungkin.
Kemacetan satelit -----

KETIKA HARYATI MEMBALIK TUBUHNYA, IA TERKEJUT MELIHAT SURTI


MASIH DISANA. IA MELANGKAH MENDEKATI SURTI. IA BERDIRI DIHADAPAN
SURTI HAMPIR MENEMPEL.

HARYATI
SURTI !! Apa sebenarnya ini SURTI ?

SURTI TIDAK MENANGGAPI HARYATI. MATANYA TAK PUTUS-PUTUS


MENATAP PADA DOMKY. HARYATI MENINGGALKAN SURTI LALU
MENGHAMPIRI DOMKY.

HARYATI
Orang-orang berkata, “Seekor anjing selalu lebih memahami majikannya
ketimbang seorang sahabat”.

SURTI TIDAK TERSINGGUNG. IA TETAP BERTAHAN. DILAIN PIHAK, MERASA


DIBELA, DOMKY JADI KURANG AJAR. IA MENGGONGGONG SURTI, KENCANG.
SIKAP DOMKY YANG KURANG AJAR MEMBUAT HARYATI MARAH.

HARYATI
DOMKY !! Duduk! Duduk kamu!!

19 |Lakon Pesta Terakhir karya Ratna Sarumpaet


Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
DOMKY PATUH. IA MENJAUH, LALU DUDUK. SEMENTARA ITU HARYATI
KEMBALI MENDEKATI SURTI, MEMBUJUKNYA.

HARYATI
SURTI pergilah! Ini hanya soal waktu. Tak lama lagi, ucapan bela - sungkawa
berduyun-duyun datang, dan kau akan kalang kabut menghadapinya.

DOMKY KEMBALI MENGELUARKAN SUARA, PROTES.

HARYATI
SURTI, pergilah ....

SURTI AKHIRNYA KELUAR. HARYATI KEMBALI KE DOMKY, MARAH.

HARYATI
Kamu kira apa yang kamu lakukan itu hebat DOMKY? Menggonggongi sahabatku?
Menjagaku ..... Melindungi aku .... Itu memang tugasmu Domky. Itu tugas seekor anjing.
Tapi menakut-nakuti Sahabat terdekatku?

DOMKY BERPUTAR-PUTAR, TIDAK PUAS.

HARYATI
Kenapa? Apa yang kamu risaukan? Kalau nanti ternyata berita-berita sungkawa itu tak
satupun datang, seperti di masa lalu, kita masih bisa menyiasati itu. Untuk memenuhi rasa
ingin tahu media massa misalnya, kita bisa membuat rekayasa ... Bukankah rekayasa adalah
keahlianmu Domky?

DOMKY MEMBUAT GERAKAN, MENUNJUKKAN IA KEBERATAN.

HARYATI
Tidak ada salahnya menggunakan cara-cara lama kan?

DOMKY MEMPERTEGAS KEBERATANNYA DENGAN MENGELUARKAN


GONGGONGAN, MEMBUAT HARYATI TERTAWA GELI, MENGEJEK.

HARYATI
DOMKY ... DOMKY ... Aku ingat, bagaimana dulu kau begitu muka tebal, ketika kau
dengan kekuasaan yang kau miliki berhasil merobek-robek
perasaan begitu banyak orang ... Demi Tuhan DOMKY, waktu itu, bahkan dimataku kau
betul-betul ajing.

DOMKY MENGGONGGONG KERAS SEKALI, MENGEJUTKAN HARYATI.


HARYATI SURUT CEPAT, MARAH.

HARYATI
Kenapa kau DOMKY? Hah? Ingin menyangkal? Sebagai penjaga gawang, sebagai
penjaga pundi-pundi, itulah yang kalian lakukan dulu bukan ? “Asal Bapak senang ...”

DITELANJANGI BEGITU, DOMKY MENJAUH. SEPERTI ANJING YANG SEDANG


NGAMBEK IA DUDUK SAMBIL MENYEMBUNYIKAN MUKANYA.

HARYATI
Aku ikut memang mendapatkan keuntungan dari kelakuan kalian itu .... Tapi tidak berarti
aku menghormati perbuatan seperti itu. Bisa kamu bayangkan DOMKY, apa kira-kira
yang akan terjadi kalau orang-orang itu tidak sudi memaafkanmu ?

DOMKY BERLARI KE KAKI KERANDA, MERINGKUK DISANA, MEMBUAT


HARYATI SEMAKIN TERHIBUR.

HARYATI
DOMKY ... DOMKY ....

HARYATI AKHIRNYA MENDEKATI DOMKY, MEMBUJUKNYA.

HARYATI
Itu kan dulu DOMKY. Aku tahu kau sedang berusaha berubah sekarang. Berusaha menjadi
anjing yang lebih beradab. Dan aku tidak akan mengatakan aku lebih baik dari kau. Aku
hanya lebih pintar. Aku tahu akhir seperti ini akan datang cepat atau lambat, aku persiapkan.

Tidak akan ada bukti aku punya kejahatan yang merugikan seseorang. Bukti-bukti yang ada
hanya akan menunjukkan betapa selama ini aku berjasa banyak. Jadi jangan salahkan kalau
orang-orang merasa aman berada disekitar Haryati.

HARYATI SEPERTI TIBA-TIBA MENYADARI KALAU UCAPANNYA ITU TIDAK


SESUAI DENGAN KENYATAAN. WAJAHNYA BERUBAH MURUNG. IA DUDUK
DISALAH SATU KURSI UNTUK MENGUATKAN DIRINYA, DAN BERUSAHA AGAR
BICARANYA KEMBALI TEGAR.

HARYATI
Tapi DOMKY .... Demi Tuhan, aku akan bahagia sekali kalau orang-orang itu
punya cukup kelapangan hati memaafkanmu. Dan bukankah kita orang-orang yang berjiwa
besar ?

HARYATI TIBA-TIBA TERTAWA SENDIRI, TERTAWA KECIL. IA MENGHAMPIRI


KERANDA, MENGITARI KERANDA ITU DENGAN SIKAP TIDAK MENENTU.
SEOLAH TAHU APA YANG SEDANG DIALAMI HARYATI, DOMKY DUDUK
MENJAUH, MENATAP HARYATI DENGAN TATAPAN LUGU.

HARYATI
Jiwa besar ... (TERTAWA PEDIH) Pada Bapak Sepuh aku selalu menjanjikan itu DOMKY.
Itu semacam rahasia buat kami. Rahasia yang kami simpan secara terhormat. Bahwa
kematian, adalah hal paling penting dalam kehidupan.

Disitulah nikmat menggeluti kehidupan ini, DOMKY ... Betapa kehidupan yang kita
pertaruhkan habis-habisan ini, tidak lebih adalah mengurusi kematian.
Bahwa sebanyak-banyaknya upacara ... Sebanyak-banyak penghormatan, pesta, sanjungan
yang kita peroleh dan kita alami dalam kehidupan kita, pada akhirnya, yang kita tunggu-
tunggu itu tak lain adalah Pesta Kebesaran yang satu ini.
21 |Lakon Pesta Terakhir karya Ratna Sarumpaet
Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
TERDENGAR SUARA-SUARA GADUH DI KEJAUHAN. AIR MUKA HARYATI
BERUBAH, TEGANG. MATANYA MENCARI-CARI, BINGUNG ....

HARYATI
Apa itu?

HARYATI MENGITARI PENDOPO, PANIK.

HARYATI
Apa itu?

HARYATI BERTERIAK-TERIAK MEMANGGIL MANDOR.

HARYATI
Mandor !! mandor !!

MANDOR SEGERA MUNCUL, DISUSUL SURTI.

HARYATI
Apa itu Mandor?

MANDOR KEBINGUNGAN.

HARYATI
Apa yang mereka lakukan itu?

MANDOR
Orang-orang berkumpul di Pendopo Utama.

HARYATI TERKEJUT BUKAN MAIN. IA MEMUTAR TUBUHNYA CEPAT, IA


GUSAR. IA MENATAP MANDOR, SEPERTI HENDAK MENELANNYA.

HARYATI Untuk apa?

MANDOR
Menghadiri Pemilihan pemimpin baru itu.

BEBERAPA SAAT HENING ..... HARYATI MEMBALIK TUBUHNYA, MENATAP


JAUH, SUNYI ... SUARANYA TIBA-TIBA TERDENGAR KEJAM.

HARYATI
Mereka bahkan tidak menunggu hingga Bapak dikebumikan. Kalau saja umur tak ada
batasnya .... Dia pantas memimpin negri ini tanpa batas .... Kalau saja umur tak ada
batasnya ....
Ia pantas memimpin Negri ini sampai Bumi ini kelak berhenti berputar. Mereka dengan
telanjang bulat menunjukkan kebodohannya. Ketidak arifannya. Menunjukkan betapa
mereka sama sekali tidak memahami arti balas budi. Arti terimakasih? Orang tua ini
telah mempertaruhkan hidupnya semata- mata demi kemanusiaan ... Dan yang ada disini
... Satu-satunya mahluk yang ada disini, seekor anjing.

DOMKY PROTES. IA LONCAT SAMBIL MENGGONGGONG KERAS SEKALI,


MEMBUAT HARYATI SADAR IA TELAH MELUKAI HATI ANGJING YANG SETIA
ITU. DENGAN PERASAAN BERSALAH HARYATI MENDEKATI DOMKY,
MENCOBA MENJELASKAN.

HARYATI
Maafkan aku DOMKY ... Aku sama sekali tidak bermaksud menyakiti hatimu. Aku hanya
terlalu marah. Mereka teriak-teriak tentang hak bicara, tentang kebebasan berpendapat.
Kau yakin DOMKY, semua orang sependapat dengan mereka ? Memilih menghadiri
Pelantikan Pemimpin Baru itu, ketimbang hadir dalam upacara yang mulia seperti ini?
Tidak. Aku tidak yakin itu DOMKY. Aku tidak yakin itu ..... Penciumanku terlalu
sempurna untuk dikelabui.
Demi Tuhan aku mencium bau pemaksaan ... Pada saat mereka seharusnya tepekur disini.
Mereka mengadakan pesta pora menertawakan Orang tua ini...

SUARA-SUARA ITU TERDENGAR SEMAKIN JELAS. HATI-HATI SURTI


MELANGKAH MENDEKATI HARYATI, LALU MENYAPANYA LEMBUT.

SURTI
HARYATI ....

HARYATI CEPAT MENGHINDAR. MUKANYA MARAH, TIDAK INGIN


DIKASIHANI.

HARYATI
Kita akan memulai upacara ini SURTI! Sekarang!

MELIHAT SURTI TIDAK MELAKUKAN APA-APA, HARYATI TERSINGGUNG.

HARYATI
Ada apa ini SURTI?

SURTI
Jangan lakukan ini!

HARYATI
Apa?

SURTI
Jangan membohongi dirimu seperti itu.

HARYATI SURUT. IA PANIK. IA TERTAWA GETIR.

HARYATI
Lihat! Sahabatku .... Sahabat terdekatku ..... Menjadi orang yang pertama yang dengan
telak menuding betapa aku tidak lagi punya gigi.
23 |Lakon Pesta Terakhir karya Ratna Sarumpaet
Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
HARYATI TIBA-TIBA BERTERIAK-TERIAK. DIA SEMAKIN RIDAK MAMPU
MENGUASAI DIRINYA.

HARYATI
Aku ingin upacara ini dilangsungkan sekarang SURTI.

SURTI BERDIRI KAKU, KEBINGUNGAN

HARYATI
Sekarang Surti ! Sekarang !!

SESAAT HARYATI TERDIAM. IA LALU SEPERTI MENCARI-CARI. IA MERASA


MENDENGAR SUARA ORANG-ORANG YANG SEDANG BERNYANYI, PILU

ORANG-2
Aku digiring menjadi penipu.

ORANG-2
Aku ditempa menjadi Koruptor. Aku dihasut mengingkari hati nurani. (DIULANG-ULANG)

HARYATI MEMUTAR TUBUHNYA PERLAHAN, MENATAP TAKJUB


SEKELILINGNYA. IA (SEPERTI) MELIHAT SEGEROMBOLAN ORANG. ADA YANG
BERNYANYI. ADA YANG MENGUCAPKAN KALIMAT-KALIMAT SECARA
BERSAMAAN / KOOR

( SEBENARNYA, APA YANG IA KIRA DILIHATNYA ITU ADALAH HALUSINASI


HAYALANNYA SEMATA)

HARYATI
SURTI !! Kau dengar itu SURTI? Kau dengar suara-suara itu?

HARYATI TIBA TIBA MEMUTAR TUBUHNYA LALU BICARA BERSEMANGAT

HARYATI
Dupa! Aku membutuhkan dupa .....

TIDAK TAHAN MELIHAT SURTI YANG MASIH BERDIRI KAKU, KEBINGUNGAN,


HARYATI BERTERIAK MEMANGGIL MANDOR.

HARYATI
Mandor .... (BERTERIAK) Ambilkan aku dupa!

MANDOR BERLARI KELUAR.


SURTI SENDIRI TAMPAK MASIH TIDAK TERPENGARUH. IA TAMPAK YAKIN
BETUL BAHWA SEMUA ITU HANYALAH HAYALAN HARYATI.
DOMKY BERPUTAR MENGELILINGI PENDOPO, SEPERTI HENDAK MEMERIKSA
APA YANG DIALAMI HARYATI.

HARYATI
Kau dengar itu SURTI ? Kau dengar suara-suara itu sahabat ? Orang-orang berzikir . Mereka
berzikir Surti. Suara itu menggemuruh ....

MANDOR MASUK DENGAN DUPA, MENYERAHKANNYA PADA SURTI.


KETIKA HARYATI MELIHAT SURTI MENGGENGGAM SAJA DUPA DI
TANGANNYA DAN TIDAK MELAKUKAN APA-APA, IA BERTERIAK MARAH
SEKALI.

HARYATI
Surti! Ayo! Mulai

SURTI AKHIRNYA PATUH. IA MENELANGKAH DAN MULAI MENGITARI


PENDOPO. DIBELAKANG SURTI HARYATI MENYUSUL. IA BICARA SEPERTI
SIKAP ORANG SEDANG BERZIKIR. KALIMATNYA LURUS-LURUS, TANPA
KOMA, TANPA TITIK. SUARANYA KUAT, LANTANG.

HARYATI
Adakah sungkawa yang lebih dalam dari sungkawa seperti ini ... Ketika orang-orang
serempak meratap menangisi kepergiannya . Ketika orang-orang berduyun-duyun menuju
rumah duka, dan pasar-pasar, pusat-pusat kota menjadi hening. Sunyinya menegakkan
bulu roma ...

SEBUAH SUARA TAWA TERDENGAR DIKEJAUHAN, KADANG MIRIP RATAPAN,


KADANG MIRIP EJEKAN. BEBERAPA KALI HARYATI TAMPAK TERSENDAT,
TERGANGGU …

HARYATI
Adakah kala lebih indah selain mengenang amal kebaikannya ... Mengenang bagaimana
dengan lembut ia mengulurkan tangannya pada mereka yang kelaparan .... Kepada mereka
yang hidupnya merana, tertindas oleh ketamakan dan keserakahan ...

SUARA TAWA ITU MEMEKIK DAN SEMAKIN TAJAM DAN TERDENGAR


MENGEJEK. HARYATI MENGHENTIKAN UPACARANYA. MATANYA
MEMANCARKAN API KEMARAHAN, MENCARI. IA MENJADI MARAH SEKALI
MENYAKSIKAN DOMKY TERTIDUR DI KURSI DAN TIDAK MELAKUKAN APA-
APA.

HARYATI BERTERIAK MEMAKI DOMKY DENGAN SOROT MATANYA


YANG TAJAM, LIAR.

HARYATI
Dasar kamu Domky!! Domky !!

DOMKY, MASIH DIATAS KURSI MENGGERAK-GERAKKAN KEPALA DAN


TUBUHNYA, TERKESAN MALAS, JUGA TERKESAN MENGEJEK. HARYATI
MARAH LUAR BIASA. IA BERTERIAK MEMANGGIL ANJINGNYA

HARYATI
25 |Lakon Pesta Terakhir karya Ratna Sarumpaet
Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
Domky !! (BERTERIAK)

BERTOPANG PADA KEDUA KAKI DEPANNYA, DOMKY MENGANGKAT


TUBUHNYA BAGIAN DEPAN, TEGAK. IA MENATAP KESEKELILILING.

HARYATI
Aku sedang melakukan upacara DOMKY ... Dan kamu duduk saja disitu, membiarkan saja
keparat itu menghina upacaraku.

DOMKY AKHIRNYA KELUAR. TAK LAMA SETELAH ITU, TERDENGAR SUARA


DOMKY MENYALAK KERAS, DAN TAWA ITU AKHIRNYA LENYAP. HARYATI
TAMPAK LEGA DAN KEMBALI MENERUSKAN UPACARANYA.

HARYATI
Adakah mahakarya yang pernah dicipta selain simponi seindah ini?
Ketika bunyi terompet dan dentuman meriam bersahut-sahutan menembus angkasa ...
Ketika Azan dikumandangkan dan Lonceng-lonceng Gereja bertalu-talu membelah langit,
meluruskan perjalannya menuju keabadian ... Ketika Azan dikumandangkan dan Lonceng-
lonceng Gereja bertalu-talu membelah langit, meluruskan perjalannya menuju keabadian ...

TIGA
HARYATI, DIIKUTI SURTI, BERSILA DIATAS PERMADANI, DIAM. CAHAYA
PERLAHAN MEREDUP. SEORANG PEREMPUAN TERDENGAR BERNYANYI.

PENYANYI
Amuk samudra menerpaku, aku hadapi, aku tak terdampar. Terjal gunung menghadangku,
aku hadapi, aku tak tersungkur
Kutatap matahari, aku beri ia senyum Aku tak mengering ...
Aku tak meleleh ...
Disini, berdiri menatap cerminMu, aku terhenyak ... Dengan mata telanjang aku saksikan
harkat orang-orang dirampas Aku saksikan kemerdekaan dicabik-cabik Aku saksikan popor
senapan mengamuk tak kenal iba. Aku digiring menjadi penipu

Aku ditempa menjadi koruptor


Aku dihasut mengingkari hati nurani

Siapakah aku .... Yang tak mampu menangkap kejujuran di bola mataku Daya hidupku sirna
Pikiran tak mampu mengasah akal budi Langkah-langkahku bimbang tak memakami
kemerdekaan

Siapakah aku .... Yang tak mampu mengungkap kejujuran dalam pikiran
Daya kidupku sirna, Pikiran tak mampu mengasah akal budi Langkahku bimbang tak
memahami kemerdekaan

SEPANJANG LAGU INI, HARYATI TAMPAK MEMEJAMKAN MATANYA.


PERASAAN DAN PIKIRANNYA BERKECAMUK. KEPALANYA DIHANTUI OLEH
BERBAGAI KETAKUTAN. DENGAN PERASAAN CEMAS IA MENYAKSIKAN
ORANG-ORANG MEMASUKI PENDOPO DAN MENGITARI PENDOPO ITU
DENGAN MEMBUAT PUTARAN-PUTARAN, BESAR, KECIL.
DIA MEDENGAR SUARA-SUARA YANG MENGEJEK.

YANG MEMBUATNYA PALING MARAH, IA MELIHAT ROMBONGAN MANUSIA


BERMUNCULAN, MENGUNGKIT-UNGKIT MASA LALU AYAHNYA.

ORANG-ORANG , SENDIRIAN MAUPUN BERROMBONGAN, MELINTAS SAMBIL


MEMBOPONG MAYAT-MAYAT. APA YANG DULU DIMASA HIDUP AYAHNYA
SERING DITERIAKKAN ORANG, SEPERTI KEMBALI MENGGUGAT DI PENDOPO
ITU, DAN SEMUA ITU MEMBUAT HARYATI BETUL-BETUL MERASA TERTEKAN.

PEREMPUAN 1
Tanah ini tanahku... Tanah yang diberikan leluhurku untuk aku hidup aman. Untuk anak
cucuku tumbuh dan hidup tentram. Aku tidak akan membuka telingaku untuk mendengar
alasan tuan-tuan.

PEREMPUAN 2
Tidak untuk kepentingan masyarakat banyak .... Tidak untuk kemajuan ....
Tidak untuk pembangunan .... Tidak. Tidak !! Langkahi dulu mayatku... Setelah itu ...,
tuan-tuan boleh menggusurku dari tanah ini. Tuan-tuan boleh sekalian mengaduk
darah dan airmataku demi mewujudkan impian dan nafsu tuan-tuan.

TERDENGAR SUARA-SUARA KERAS, SEPERTI SEDANG TERJADI


PENGANIAYAAN MASSAL. HARYATI TIBA-TIBA MEMBUKA MATANYA,

TAKUT. DISUSUL SUARA ORANG-ORANG BERTERIAK-TERIAK MENYEBUT


ALLAH, MEMAKSA HARYATI BANGKIT, PANIK. SURTI IKUT BANGKIT,
BINGUNG MELIHAT PERILAKU DAN KEBINGUNGAN HARYATI. PADA SAAT
YANG SAMA DOMKY MASUK KEMBALI, JUGA BINGUNG.

SURTI
Ada apa?

HARYATI
Orang-orang itu ....

SURTI
Orang-orang yang mana?

HARYATI
Suruh mereka meninggalkan tempat ini. Suruh mereka berhenti menghina dan memfitnah
Ayahku....

SURTI TERPAKSA MEMBENTAK HARYATI KERAS.

SURTI
Haryati ..... Tidak ada siapa-siapa disitu.

27 |Lakon Pesta Terakhir karya Ratna Sarumpaet


Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
HARYATI MERAGUKAN APA YANG DIKATAKAN SURTI, BAHKAN JADI
MENCURIGAI SAHABATNYA ITU IKUT BERSEKONGKOL.

HARYATI
Orang-orang secara terbuka mengejek Ayahku, Menjatuhkan martabatnya, dan kau sahabat,
Mengatakan ‘tidak ada siapa-siapa disitu’ Seolah-olah aku ini sinting? Sahabat macam apa
kau Surti ----

SURTI
Haryati -----

SURTI BETUL-BETUL SEDIH. IA MENGULURKAN TANGANNYA HENDAK


MEMELUK HARYATI TAPI HARYATI MENEPIS TANGAN SURTI MARAH.
PADA SAAT ITU, MANDOR MASUK SETENGAH BERLARI.

HARYATI
Ada apa Pak MANDOR?

MANDOR
Tentang Jenazah Almarhum - - -

HARYATI
Ada apa? Ada apa dengan jenazah Almarhum ?

MANDOR
Ini sudah hari ke lima.

HARYATI
Tidak ada di negri ini yang lebih setia dari kamu Mandor. Tapi kenapa ya, orang-orang setia
identik ternyata sangat dengan ketololan?

SURTI TERSINGGUNG. IA MEMBALIK TUBUHNYA SIAP MENINGGALKAN


SAHABATNYA. HARYATI SEMAKIN PANIK DAN MELAMPIASKANNYA PADA
MANDOR

HARYATI
Tolol kamu Mandor ! Tahu nggak ? Aku tidak membutuhkan kamu untuk menyampaikan
itu. Bagiku ini bahkan sudah hari ke seratus ... Keluar!

MANDOR KELUAR MENGIKUTI SURTI YANG SUDAH LEBIH DULU


MELANGKAH. PADA SAAT ITU HARYATI MERASA GEROMBOLAN ORANG-
ORANG YANG MENERORNYA SEMAKIN MENDEKAT. HARYATI TAMPAK
PANIK, TETAPI BERUSAHA KERAS MELAWANNYA.

ORANG-2
Demi kawan-kawan kami ...

HARYATI
Jangan .....
ORANG-2
Demi Orang tua dan Anak-anak kami ...

HARYATI
Jangan biarkan mereka melakukan ini ya Tuhan .....

ORANG-2
Demi kerabat dan para kekasih ....

HARYATI
Jangan biarkan mereka mengotori kepergian Ayahku ....

ORANG-2
Demi darah yang tumpah mengaliri selokan-selokan ... Demi anak-anak yang berlarian
kebingungan

HARYATI
Tidak .... Itu fitnah .......

ORANG-2
Demi airmata Ibu mereka yang tak lagi kering, yang menyimpan rahasia dengan hati
terluka ... Menggeluti pedih jiwanya dalam kebisuan ... Pilu dan tak berdaya ...

TIBA-TIBA HENING. HARYATI MENDADAK TEGAK MENYAKSIKAN ORANG-


ORANG ITU MENJAUH, DAN SUARANYA KEMBALI TEGAR.

HARYATI
Mereka datang sesuka hati, pergi sesuka hati ... Dan jangan heran kalau sebentar lagi mereka
muncul lagi Tapi kita tidak perlu gelisah! Apa yang kita harus lakukan adalah mencari siasat.

DOMKY TERUS MENERUS GELISAH, TIDAK PAHAM AKAN APA YANG SEDANG
DIALAMI HARYATI.

HARYATI
Dan jangan pernah berpikir menggunakan cara-cara lama. Menggebuk mereka ditempat
terbuka misalnya .... Melenyapkan mereka sambil tersenyum-
senyum cuci tangan.
Tidak. Hak-hak istimewa seperti itu hanya milik para penguasa dan kita bukan Penguasa
lagi ...

DOMKY BERPUTAR, BINGUNG.

HARYATI
Kau suka atau tidak, Itu fakta kita sekarang DOMKY. “Sejarah berputar” ...

HARYATI KEMBALI MENDEKATI DOMKY.

HARYATI
29 |Lakon Pesta Terakhir karya Ratna Sarumpaet
Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
Sekarang, pergilah! Datangi seluruh wilayah di negri ini. Semua. Tanpa kecuali. Lakukan
semacam peninjauan rahasia.
Selidiki dengan cermat, apakah betul ditangan Pimpinan baru yang sekarang, keterbukaan itu
sudah benar-benar ada? Apa betul kehidupan buruh sudah lebih manusiawi? Apa betul
tidak ada lagi intrik-intrik dalam pengelolaan Organisasi?
Betul kepastian Hukum dan kebebasan berserikat benar- benar sudah ada? Lalu bagaimana
dengan manipulasi, korupsi, kolusi ... Ha ha ha -----
Mereka kira mudah menjadi Pemimpin, sekaligus terbebas dari nafsu keingin mendapatkan
segalanya -----
Cari tahu Domky. Cari tahu semua. Semua hal yang selama ini dengan gencar mereka
tudingkan pada Pak Sepuh. Aku tidak tahu siapa Pimpinan baru yang sekarang, DOMKY.
Dan bagiku, itu tidak penting .... Tahu apa hal yang paling ingin kudengar sekarang ini
Domky?
Kau ingat, bagaimana dulu mereka menuding keluargaku merampok keuntungan dari setiap
bidang usaha yang ada ? Gila .... Keluargaku melakukan semua itu demi mereka .... Demi
meningkatkan kesejahteraan hidup mereka .... Siapa yang untung, yang jadi senang, kalau
sebuah Perusahaan menjadi besar apalagi di mata Dunia ? Siapa?
Tapi tidak apa ... Kita orang-orang berjiwa besar. Iyakan DOMKY? Dan aku akan selalu
berpegang pada petunjuk Pak Sepuh “Jangan tangan kirimu sampai mengetahui apa yang
diamalkan oleh tangan kananmu” Ha ha ha ----- DOMKY! Pergilah!
Aku tahu apa yang akan mereka lakukan setelah ini. Dan hanya dengan hasil peninjauanmu
inilah nanti kita punya bahan untuk mendepak mereka dari sini.

HARYATI KEMBALI GELISAH. IA KEMBALI MERASAKAN ORANG-ORANG ITU


MENDEKAT DAN MENDESAKNYA.

HARYATI
Betul kan DOMKY! Belum lagi mulutku terkatup, mereka sudah muncul lagi. Pergilah
DOMKY! Sekarang!

DOMKY KELUAR. PADA SAAT ORANG-ORANG YANG MENERROR HARYATI


KEMBALI MUNCUL.

ORANR-2
Dengan mata telanjang, kami menyaksikan harkat Orang- orang dirampas .....
Didepan hidung kami kemerdekaan di cabik-cabik ....

HARYATI MENATAP ORANG-ORANG ITU PENUH KEBENCIAN.

ORANG-2
Dipentas terbuka popor senapan mengamuk, merenggut nyawa dan harga diri ....

HARYATI
Tidak!

ORANG-2
Darah tumpah mengaliri selokan-selokan ....

HARYATI
Tidak !! Itu fitnah!

ORANG-2
Nama-nama Lenyap memperkokoh kursi tuan ....

HARYATI
Itu fitnah!

ORANG-2
Tulang-tulang remuk menunjang gedung-gedung raksasa impian Tuan ...

HARYATI
Jangan! Jangan kalian lakukan ini ...Itu fitnah .... Itu fitnah ..... Kalau kalian ingin
membuktikan kalian lebih baik ... Kalau kalian ingin membuktikan kalian lebih menghargai
sejarah, dan lebih lebih punya nurani ...

ORANG-ORANG ITU SUDAH BERGERAK PERGI, TAPI HARYATI MASIH TERUS


MENGELUH, MERADANG.

HARYATI
Kalau betul kalian lebih beradab ----Lebih memahami arti hak azasi Manusia... Orang tua ini
berhak pergi dalam damai ... Orang tua ini berhak diberangkatkan dengan terhormat...
Dia membangun negri ini dari sebuah negri yang tak berdaya dan meninggalkannya sebagai
negri megah yang disegani ...

ORANG-2
Terpuruk dalam hutang dan menyengsarakan seluruh rakyat.

HARYATI
Hentikan ini !!!

ORANG-2
Meninggalkan nama-nama yang hilang, tanpa bekas. Terluka dan berlumuran darah -----

HARYATI
Demi Tuhan, hentikan ini !!! Inikah cara kalian berterimakasih ...

HARYATI SENDIRIAN SEKARANG. IA MELANGKAH MENDEKATI KERANDA,


LALU BICARA PADA JENAZAH AYAHNYA.

HARYATI
Kalau saja waktu tidak ada batasnya, demi Tuhan, kaulah yang paling layak memimpin
negri ini dimasa yang bagaimanapun ... Ayah .... Seperti di masa lalu, tersenyumlah.
Maafkan mereka .... Mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat ... Mereka tidak tahu apa
yang mereka ucapkan ...

ORANG-ORANG MUNCUL LAGI MENGEJUTKAN HARYATI. HARYATI PANIK.

ORANG-2
31 |Lakon Pesta Terakhir karya Ratna Sarumpaet
Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
Dengan mata telanjang , kami saksikan harkat orang-orang dirampas. Didepan hidung kami,
Kemerdekaan di cabik-cabik ... Di pentas terbuka popor senapan mengamuk, merenggut
nyawa dan harga diri .... Daya hidup kami lenyap. Pikiran kami tak mampu mengasah akal
budi .... Hati kami tak memahami kemerdekaan ... Langkah-langkah kami tak mampu
mengungkap kejujuran pikiran ....

HARYATI TIDAK TAHAN. IA MENGGELEPAR DAN TERTAWA - TAWA.

HARYATI
Kalian pikir kalian akan berhasil? Kalian pikir dengan gertakan-gertakan picisan seperti ini
kalian akan berhasil menelanjanginya? Tidak! Ayahku terlalu kuat untuk itu.
Kalian mengira kalian mengenalinya; Kalian pandang dia dengan sebelah mata.
Padahal kalian bahkan tidak tahu kalau negri yang tak henti kalian pertengkarkan ini baginya
tak lebih selain pengabdian?

HARYATI TERTAWA NYARING.

HARYATI
Segala bentuk tekanan kalian lancarkan untuk menggesernya dari dari kepemimpinannya.
Apa dia tergeserkan ? Tidak! Ia pergi dengan legowo. Ia pergi atas keinginannya sendiri.

PADA SAAT ITU IA MERASAKAN ORANG-ORANG ITU BERGERAK


MENJAUHINYA.

HARYATI
Dia pergi atas kesepakatan yang ia buat dengan alam. Bukan atas keinginan kalian.
Apa kalian pikir yang ia lakukan menghadapi fitnah dan penghinaan yang kalian lemparkan
kemukanya selama Ini? Ia tersenyum .....

SEPERTI ORANG SETENGAH GILA, HARYATI TERTAWA PANJANG.

HARYATI
Dia tersenyum ... Kalian dengar itu ? Dia tersenyum ... Hanya tersenyum ...

MANDOR MASUK. HARYATI TERKEJUT DAN JADI RIKUH.

HARYATI
Ada apa lagi ini MANDOR?

MANDOR
Pak Jendral datang, Bu Haryati ...

PERLAHAN SEKALI HARYATI MENGANGKAT TUBUHNYA, BANGKIT.


IA MENATAP MANDOR LAMA, SEOLAH IA TIDAK PERCAYA PADA APA YANG
BARU SAJA DIDENGARNYA.

MANDOR
Pak Jendral datang Bu ......

HARYATI
Aku tahu dia akan datang ... Aku tahu pada akhirnya dia akan datang .... Pergilah .....

MANDOR KELUAR.

HARYATI
SURTI !! SURTI !!

GUGUP SEKALIGUS GEMBIRA, HARYATI MEMANGGIL-MANGGIL SURTI.


SURTI MUNCUL.

HARYATI
Dia datang SURTI. Dia akhirnya dating. DUHA datang ...

SURTI NYARIS TIDAK BERGEMING. IA MENATAP HARYATI DENGAN TATAPAN


KASIHAN.

HARYATI
Kenapa kamu menatapku seperti itu? Kau tidak pernah percaya dia akan datang kan ?
Tapi dia datang sahabat. Dia diluar sekarang, menunggu aku menyambutnya,

SURTI TETAP TIDAK BERGEMING.

HARYATI
Pergilah .... Ambilkan aku kerudung.

SURTI MELEPAS KERUDUNG YANG SEDANG DIPAKAINYA, LALU MEMBANTU


MEMAKAIKANNYA DI KEPALA HARYATI.

HARYATI
Aku ingin kamu menemani aku disini SURTI ...

TEGAS, DINGIN, SURTI MENOLAK. IA SURUT KAKU

SURTI
Jangan!

HARYATI TERDIAM. IA MENERIMA DENGAN PAHIT PENOLAKAN SURTI,


SAHABATNYA, SAMBIL BERGUMAM HALUS.

HARYATI
Entah kenapa aku begitu bahagia mendengar DUHA datang .... Laki-laki yang selama
bertahun-tahun meracuni hatiku dengan cinta --- Dengan terang-terangan mencari manfaat
dari kelemahan-kelemahanku. Laki-laki yang secara terang-terangan telah menghianati
keluargaku .... Melukai hatiku .....

SURTI TETAP KAKU TIDAK BERGEMING

HARYATI
Kau satu-satunya sahabatku Surti ---- Pergilah sahabat ..... Tinggalkan aku!

33 |Lakon Pesta Terakhir karya Ratna Sarumpaet


Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
EMPAT
HARYATI MEMBENAHI DIRINYA. IA TIDAK INGIN KERAPUHAN DAN
DUKANYA TERLIHAT OLEH DUHA. SETELAH MERAPIHKAN SEKADARNYA
SEKITAR KERANDA JENAZAH AYAHNYA, IA BERDIRI DISAMPING KERANDA
ITU, MENUNGGU KEHADIRAN DUHA, TEGAR.

DUHA
HARYATI ...

HARYATI
DUHA ...

KEGEMBIRAAN HARYATI MENYAMBUT DUHA, DITERIMA DENGAN DINGIN


OLEH DUHA, MEMBUAT HARYATI BELUM-BELUM SUDAH MERASA
TERBUANG. DIA MERASA TERPUKUL. SELANJUTNYA,KALIMAT-KALIMATNYA
MENJADI SETENGAH SADAR, SETENGAH MELANTUR.

DUHA
Sudah ada yang mengurus Pemakaman?

HARYATI
Sudah. Semua sudah diatasi.

SUARA HARYATI TERDENGAR RESMI, DIIKUTI LANGKAH DAN GERAK


GERIKNYA YANG DISENGAJA LINCAH. HARYATI KEMUDIAN MELANGKAH
MENUJU PERMADANI DAN SUJUD DISANA SESAAT, BICARA SEPERTI DIBUAT-
BUAT.

HARYATI
Permadani untuk kerabat dan orang-orang terdekat.

SETELAH ITU, SETENGAH BERLARI, IA MENGHAMPIRI KURSI-KURSI KOSONG


YANG TERSUSUN DI SAMPING KERANDA AYAHNYA.

HARYATI
Kursi-kursi untuk tamu-tamu resmi.

DARI ARAH KURSI-KURSI ITU, HARYATI KEMUDIAN MENATAP JAUH KE


DEPAN, JAUH SEKALI. IA BERBICARA DENGAN PENUH SEMANGAT, NAMUN
SUARANYA TERDENGAR SANGAT MEMILUKAN.

HARYATI
Di kirikanan permadani panjang ini, dari ujung keujung kita akan meletakkan bunga-bunga
yang datang. Minuman. Makanan. Semua sudah disiapkan.
Kita harus bisa memastikan tamu-tamu yang datang nanti tidak merasakan ini sebagai hari
yang berduka. Ini hari kemenangan, DUHA ---- Ini pesta.

DUHA
Jam berapa Jenazah akan diberangkatkan?

HARYATI
Mereka akan datang ....

DUHA
Siapa ?

HARYATI MEMBALIK TUBUHNYA MENGGENGGAM KEDUA TANGAN DUHA,


SAMBIL BICARA PENUH EMOSI.

HARYATI
Aku tahu mereka akan datang ...

DUHA
Siapa yang akan dating Haryati ?

HARYATI
Orang-orang ... Saudara-saudaraku .... Para kerabat .... Aku tahu pada ahirnya mereka akan
datang ... Ini hanya soal waktu ...

DUHA
HARYATI

DIDEKATI DUHA, HARYATI MENGHINDAR CEPAT.

DUHA
Ini sudah hari kelima kamu menunggu ....

HARYATI
Dan aku masih akan terus menunggu.

DUHA
Tidak ada tamu-tamu yang akan datang HARYATI.

TERSINGGUNG, HARYATI MENATAP DUHA TAJAM DAN SUARANYA MENJADI


TERDENGAR TAJAM.

HARYATI
Kamu menghina Ayahku ....

DUHA
Tidak.

HARYATI
Apa belum cukup kamu menghinanya selama ini?

DUHA
Aku tidak bermaksud menghina. Aku hanya ingin kamu mau menerima kenyataan dan
mengikhlaskan Ayahmu pergi dengan damai.
35 |Lakon Pesta Terakhir karya Ratna Sarumpaet
Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
HARYATI SEMAKIN MUAL MENDENGAR BASA-BASI DUHA. .

DUHA
Haryati... Ikhlaskan dia pergi...

HARYATI MELANGKAH KEARAH KERANDA, BICARA KETUS.

HARYATI
Jangan kamu menasehati aku tentang keikhlasan. Aku tahu apa yang sedang aku lakukan...
Apapun yang terjadi, Orang tua ini akan diberangkatkan sepadan dengan kebesaran
namanya. Kalau kamu tidak sepaham denganku tentang itu, pergilah !! Tinggalkan aku!!

DUHA MENATAP HARYATI DENGAN PRIHATIN.

DUHA
Aku datang untuk menolongmu Haryati. Tapi aku tidak bisa menolongmu melakukan
kesalahan seperti ini...

HARYATI
Memberangkatkan orang tua ini secara terhormat menurutmu kesalahan ?

DUHA
Aku tidak mengatakan begitu. Setiap anak yang tahu cara menghormati Orangtuamya
akan melakukan apa yang kamu lakukan ini... Tapi ini sudah hari kelima kamu menunggu .....

HARYATI
Aku mestinya menyadari ini sejak awal ... Kamu kemari hanya untuk mengungkit masa lalu
kita ....

DUHA
Tidak. Aku hanya ingin mengingatkan bahwa apa yang kamu lakukan ini tidak masuk akal.

HARYATI
Kamu betul-betul tahu cara menyakiti. Kamu menyakiti hatiku, disaat aku justru sangat
membutuhkan dukunganmu ....

DUHA
Aku disini untuk mendukungmu HARYATI ....

HARYATI
Kamu pendendam DUHA ....

DUHA
Dengar ....

HARYATI
Aku tahu hatimu menyimpan luka dari masa lalu kita yang pahit.

DUHA
Dengarkan aku!

HARYATI
Tapi apa kamu kira aku tidak ikut terluka ... Sekarang ini apa yang kupunya selain
penyesalan?

DUHA JENGKEL.

DUHA
Kamu tidak pernah mau mendengar ...

DUHA MELANGKAH HENDAK MENINGGALKAN HARYATI.

HARYATI
Jangan tinggalkan aku DUHA ..... Demi masa lalu, jangan tinggalkan aku ....

DUHA SEMAKIN TIDAK SABAR. SUARANYA MULAI MENINGGI.

DUHA
Aku sudah bilang, tidak ada kaitan masa lalu kita dengan apa yang terjadi disini.
Menghormati Orangtua adalah hal yang mulia. Tapi apa yang kamu lakukan di Pendopo ini,
dari sudut apapun, adalah kesalahan besar.

HARYATI MEMANG TIDAK MAU MENDENGAR. DIA TIBA-TIBA SUJUD DI


HADAPAN DUHA, MEMOHON.

HARYATI
Demi cinta yang pernah kita miliki, tinggallah bersamaku.

DUHA TIDAK TAHAN. GEMAS, IA MENCENGKERAM KEDUA LENGAN HARYATI,


MENGANGKATNYA BERDIRI.

HARYATI
Temani aku... Demi cinta yang pernah kita miliki...

DUHA TERTAWA SINIS, GETIR.

DUHA
Kamu tidak pernah memiliki cinta, HARYATI... Kamu bahkan tidak pernah mencintai apa
-apa Kecuali uang, kekuasaan, dan kehormatan. Dari sudut pandang itulah kamu melihat dan
ingin menggerakkan semua... Termasuk aku...

Kamu tidak perduli apa impian dan cita -citaku... Kamu tidak mau tahu apa yang terkandung
dalam hati dan perasaanku... Kamu menempatkan aku di tempat dimana kamu mau.
Kamu memaksa dan menuntutku menjadi apa yang - kamu inginkan. Dan kamu tidak perduli
kalau oleh semua itu Aku berlumuran darah, tersandung -sandung Mengikuti setiap sepak
terjangmu.

37 |Lakon Pesta Terakhir karya Ratna Sarumpaet


Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
HARYATI
Kamu ingin mengatakan bahwa semua itu tidak memberikan apa-apa padamu selain terluka...
Munafik kamu Duha.

DUHA
Ada banyak orang terluka HARYATI. Ada terlalu banyak orang yang terluka.
Dan kalau sedikit saja kamu mau mendengar dan mau nalar ....

HARYATI
Tapi aku melakukan semua ini demi kebaikan DUHA...

DUHA
Ya... Begitulah kamu, kalian, selalu memberi alasan. Demi kebaikan... Demi kemanusiaan.
Demi kesejahteraan orang banyak... Dan begitu juga kamu akan memberikan alasan, kenapa
jenazah orang tua yang malang ini kamu biarkan membusuk disini, tanpa pernah mau
mendengar pikiran orang lain.

HARYATI
Aku hanya ingin kamu menemani aku DUHA ... Apa itu berlebihan?

HARYATI
Tidak satu orangpun ada disini .... Tidak kawan-kawannya. Tidak orang-orang yang menjadi
besar dan makmur oleh dukungannya. Bahkan saudara-saudara kandungku lenyap entah
kemana ....

DUHA
Tidak ada kawan bagi kalian HARYATI ... Bagimu, begitu juga bagi Ayahmu ...
Bagi kalian yang ada adalah orang-orang yang bisa dimanfaatkan.

AIR MUKA HARYATI BERUBAH, MARAH.

HARYATI
Kamu betul-betul bangsat. Kamu kemari hanya untuk mengejek dan memuntahkan
dendammu .... Seburuk apapun dia dimatamu DUHA .... Dia kakek dari anak-anakmu.
Ingat itu.

DUHA
Kalau saja ada cara untuk mematikan hati, sudah lama aku ingin mematikan hatiku
HARYATI... Memiliki hati aku jadi membenci diriku, setiap kali aku sadar,
aku telah membiarkan anak -anakku lahir dari rahim keserakahan....

HARYATI TERPERANGAH. Ia KEMBALI MERASA TERCAMPAK. MERASA


SEMUA ORANG MENGEJEKNYA. Dan KEMBALI MELIHAT ORANG-ORANG ITU
BERMUNCULAN, IKUT MENGEJEKNYA BERSAMA DUHA. HARYATI KEMBALI
PANIK DAN MELANTUR.

DUHA
Puas kamu sekarang?
HARYATI
Ya. Aku puas DUHA .... Aku puas .....

DUHA
Bagus! Sekarang teruskanlah! Teruslah menutup matamu dan teruslah bermimpi!

HARYATI
Aku tidak bermimpi DUHA, dan aku tidak menutup mataku. Aku melihat dengan jelas
bagaimana seorang Jendral mengabdi.

HARYATI TIBA-TIBA MEMUTAR TUBUHNYA MENATAP PADA ORANG-ORANG


YANG KEMBALI BERMUNCULAN DISANA.

HARYATI
Hei, kalian! Kalian yang merasa begitu suci dan merasa berhak mengadili Ayahku ....
Ayo! Silahkan! Dan jadilah Hakim-Hakim yang adil. Bagaimana dengan laki-laki yang
satu ini ?

HARYATI MENUNJUK PADA DUHA

HARYATI
Seorang Jendral, yang melakukan apa saja .... Melakukan kekerasan. Meniadakan harkat
orang banyak, demi memenuhi keinginan Tuannya ....

HARYATI KEMBALI MENDEKATI DUHA, MENGEJEKNYA.

HARYATI
Tapi begitu kau berselisih paham dengan Tuanmu itu Duha ..... Begitu ambisi yang kau
simpan dibalik wajah kemunafikanmu itu tak lagi punya harapan, kau lalu tiba-tiba berubah.
Untuk mendapat sambutan dari rakyat kau jelek-jelekkan Ayahku yang adalah guru besarmu.
Hanya aku. Hanya seorang aku yang tahu betapa kamu memanipulasi
semuanya hanya untuk disebut Pahlawan. ....
Kamu kira rakyat dengan mudah bisa kamu tipu. Kamu bicara tentang demokrasi dan hak
azasi manusia, sambil berdiri diatas kubur para pejuang demokrasii dan hak
azasi manusia yang kamu lenyapkan dengan darah dingin dan keji.
Munafik tengik kamu Duha. Kelakuanmu betul-betul membuatku mual. Apa arti perjuangan
kalian, kalau setelah kepergian Bapak Sepuh keadaannya bahkan lebih buruk? Orang-
orang bungkam DUHA. Pergilah keluar sana, dan lihat! Tidak ada yang berubah.

DUHA
Ada yang berubah ...

HARYATI
Sebut!

DUHA
Ada yang sangat berubah ...

HARYATI
Sebut!!!
39 |Lakon Pesta Terakhir karya Ratna Sarumpaet
Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
DUHA
Dulu orang menutup mulutnya karena mereka harus menutup mulutnya. Sekarang, orang
menutup mulutnya karena mereka ingin menutup mulutnya.

DUHA
Tapi orang seperti kalian -----Orang-orang yang tidak pernah mau membuka telinganya
mendengar pendapat orang lain, tidak akan mengerti itu. Sebab kalau kamu mengerti itu,
kamu akan mengerti kenapa di Pendopo tak seorangpun pelayat datang.

HARYATI
Cukup! Cukup aku memberimu kesempatan menghina keluargaku. Sekarang, keluar!
Keluar kamu! Atau, bergabunglah dengan mereka!

HARYATI MENUNJUK KEARAH ORANG-ORANG, MEMBUAT DUHA SEMAKIN


KHAWATIR.

HARYATI
Sama seperti kamu, mereka-mereka ini tidak punya kepentingan apa-apa disini selain
menelanjangi Ayahku ... Ayo!! Bergabunglah !! Ikutlah mengejek.

DUHA MENANGKAP PUNDAK HARYATI DAN BERUSAHA MERANGKULNYA,


DENGAN ERAT.

DUHA
Hentikan ini HARYATI!

HARYATI MERONTA DAN SURUT, MENJAUH

HARYATI
Keluar kataku!

DUHA
Tidak ada siapa-siapa disitu HARYATI.

HARYATI
Oooo .... Kau mau mengatakan bahwa aku sedang mengigau ? Iya kan? Munafik tengik ....

DUHA MENYERET HARYATI MENUNJUK KEARAH YANG DITUNJUK HARYATI,


UNTUK MEMBUKTIKAN KALAU DISANA TIDAK ADA SIAPA-SIAPA.

DUHA
HARYATI! Lihat itu! Lihat! Tidak ada siapa-siapa disitu.

HARYATI MELEPAS PUNDAKNYA DARI GENGGAMAN DUHA LALU


MENDORONG DUHA, KASAR.
HARYATI
Manusia setengah laki-laki, yang tidak punya keberanian menerima kelebihan orang lain ....
Ayo, bergabunglah! Ikutlah bernyanyi disana .... Ikutlah mengejek ...

HARYATI GANTI MENYERET DUHA, MENUNJUK KEARAH YANG SAMA.

HARYATI
Hei kalian! Lihat ini! Seorang Pahlawan Kemanusiaan kesasar di kandang Penyamun ...
Kalian lihat ini ? Seorang Jendral, membela keadilan ... Membela kebenaran dan
Demokrasi .... Ha ha ha ha -------- Ini sungguh ironi memalukan -----

SEBUAH TAMPARAN MENDARAT DIPIPI HARYATI. DIA TERSUNGKUR KE


LANTAI. BEBERAPA SAAT HENING. DUHA MEMBUJUKNYA.

DUHA
Semua sudah berahir HARYATI .... Dia sudah berahir ...

TUBUH HARYATI MENGGIGIL MENAHAN AMARAH.

HARYATI
Dan untuk mengatakan itulah kamu ada disini, Pahlawan?

DUHA
Ya. Untuk menghentikan kamu. Kalau betul kamu menghormati orang tua ini,
lawan dirimu dan beranilah menghadapi kebenaran.

HARYATI MENYAMBUT BUJUKAN DUHA, TERTAWA SETENGAH GILA.

HARYATI
Kebenaran? Ha ha ha ------- Lihat! Seseorang sedang membuka mataku tentang kebenaran.
Pada saat seperti ini .... Dalam keadaanku yang begini .... Kebenaran seperti apa DUHA ?
Hah? Kebenaran yang bercampur aduk dengan kemunafikan? Untuk apa? Bagiku kebenaran
sama hitamnya dengan kepalsuan. Untuk apa DUHA ? Untuk apa ?

DUHA
Untukmu HARYATI .... amu tahu apa yang pantas diterima Orangtua ini dari masa lalunya.
Kamu tahu kenyataan di Pendopo ini adalah akhir menyedihkan dari pesta pora yang kalian
nikmati secara mabuk-mabukkan dimasa hidupnya. Aku bukan tidak bisa mengerahkan
ribuan orang untuk menjadikan pestamu ini pesta akbar yang mengagumkan. Tapi itu
penipuan HARYATI. Itu kepalsuan.

HARYATI
Penipuan, kepalsuan... Apapun namanya itu, kalau kamu betul mempunyai pengaruh...
Lakukanlah!

DUHA
Tidak ! Semua sudah berakhir HARYATI. Sebagai Ayah anak-anakmu, aku punya
kewajiban menghentikanmu menjadi penipu.

TAWA HARYATI SEMAKIN MENGGILA.


41 |Lakon Pesta Terakhir karya Ratna Sarumpaet
Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/
HARYATI
Aku penipu? Ya ... Aku memang penipu DUHA. Aku penipu yang manis. Dan aku tidak
menyesal ... Kalau saja kau tahu bagaimana nikmatnya menipu. Menipu, menipu dan terus
menipu. Dan selalu berhasil. Aku akan terus menipu DUHA. Apa ruginya aku? Persis
seperti katamu, semua sudah berakhir ... Semua sudah berakhir ....

DUHA MENATAP HARYATI BEBERAPA SAAT, PRIHATIN. IA KEMUDIAN


MENINGGALKAN HARYATI, LALU MEMANGGIL MANDOR.

DUHA
Mandor !!

MANDOR MUNCUL BERSAMA BEBERAPA ORANG KAWANNYA.

DUHA
Angkat !!

DUHA. MANDOR DAN KAWAN-KAWAN AKHIRNYA MEMBAWA JENAZAH BP


SEPUH, TANPA IKUT CAMPUR HARYATI. HARYATI MENATAP SEKELILING.
IA BETUL-BETUL MERASA SENDIRIAN KINI, MENANGIS SENDIRI, MENANGISI
DIRI SENDIRI, SAMBIL MERAYAP DILANTAI PENDOPO, MEMUNGUTI BUNGA-
BUNGA YANG BERSERAKAN DISANA SATU DEMI SATU.

HARYATI
Aku sendirian kini ..... Betulkah seburuk itu ? Betulkah tak satupun dari apa yang kulakukan
dalam hidupku yang mampu membelaku kini? Pergilah Pahlawan! Pergilah!
Aku tidak membutuhkan siapa-siapa ... Aku tidak membutuhkan apa-apa ...

ORANG-ORANG ITU KINI MEMENUHI PENDOPO, BICARA BERGUMAM. DI


KEJAUHAN SESEORANG YANG BERNYANYI ITU TERDENGAR SETENGAH
MERATAP

ORANG-2
Kami digiring menjadi penipu
Kami ditempa menjadi Koruptor
Kami dihasut mengingkari hati nurani

HARYATI MENYAKSIKAN payung-payung dibuka dan diangkat tinggi.


MASIH DALAM HAYALANNYA, IA MENDENGAR DENGAN TAKJUB KALIMAT-
KALIMAT YANG DIUCAPKAN ORANG-ORANG ITU.

ORANG-2
Demi kawan-kawan kami
Demi Orang tua dan anak-anak kami.
Demi kerabat dan para kekasih ....
Demi darah yang tumpah mengaliri selokan-selokan.
Demi anak-anak yang berlarian kebingungan ...
Demi air mata Ibu mereka yang tak lagi kering, yang menyimpan rahasia dengan hati
terluka ..... Menggeluti pedih jiwanya dalam kebisuan .... Pilu, dan tak berdaya ....
HARYATI BERLARI KESANA KEMARI MEMANGGIL-MANGGIL SURTI.

HARYATI
SURTI .... SURTI .... Kau dengar itu SURTI .... Kau dengar gemuruh doa-doa itu?
Orang-orang datang SURTI. Mereka akhirnya datang .... Mereka membacakan doa-doa
Surti .... Surti .... Surtiiiiii ......

SURTI SUDAH TIDAK ADA. PUTUS ASA, HARYATI MENJATUHKAN TUBUHNYA


DITENGAH PENDOPO. ORANG-ORANG SELANJUTNYA MENURUNKAN
PAYUNG-PAYUNGNYA.

ORANG-2
Laillaha Illallah ...... Laillaha Illallah ......

LAMPU FADE OUT

SELESAI

43 |Lakon Pesta Terakhir karya Ratna Sarumpaet


Following published : http://banknaskah-fs.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai