Anda di halaman 1dari 3

TUGAS PAI

NAMA : LALA YULIANSAH


NIM : 10503244029
KELAS : C2

COTOH-CONTOH FATWA MUI


1.BUDAYA
 Dakwah Islam dewasa ini menghadapi tantangan internal-eksternal yang serius
dari gerakan faham materialisme, sekularisme, liberalisme, pluralisme agama,
dan kapitalisme global serta gerakan negatif lain. Untuk itu MUI mengajak
segenap potensi umat agar berupaya meningkatkan pemahaman dan
pelaksanakan dakwah secara pribadi (fardiyyah), keluarga (usrawiyyah),
kelompok (thaifiyyah), masyarakat (ijtima'iyyah) dan negara (dauliyyah).
 MUI memandang penting meningkatkan dan memperluas peran da’i di
daerah-daerah, khususnya daerah minoritas muslim, daerah tertinggal, dan
daerah terpencil, dengan mengerahkan segenap potensi yang ada untuk
mewujudkan dakwah yang mencerahkan, mencerdaskan dan
memberdayakan masyarakat.
 Mendesak pihak terkait untuk segera merealisasikan TV dakwah.
 MUI mendesak semua layanan publik baik dari Pemerintah atau swasta
seperti perusahaan, hotel, jasa transportasi (pesawat terbang, kapal laut,
kereta api, bus), rumah sakit, restoran, dan usaha lainnya agar
memprioritaskan produk barang dan jasa yang bersertifikat HALAL
sebagai jaminan atas hak asasi setiap muslim untuk memperoleh pangan
halal.
 Kemerosotan akhlak para peserta didik dewasa ini telah sampai ke titik
yang mengkhawatirkan, mulai dari tingkat pendidikan dasar, menengah,
pendidikan tinggi. Untuk itu MUI mendesak berbagai pihak agar
pendidikan ahklak dijadikan sebagai pilot proyek dan dasar gerakan
nasional dalam membangun karakter bangsa.
 Dewasa ini telah berkembang produk seni budaya yang hedonistik, dan
menjauhkan masyarakat dari ajaran Islam dan mendorong masyarakat
menjadi permisif dan sekularistik. Untuk itu, MUI mendorong seniman,
budayawan termasuk sineas dari kalangan umat Islam agar dalam
membangun kreativitas seni budaya bersumber dari ajaran Islam.

2.BAYI TABUNG

Menurut Fatwa MUI (hasil komisi fatwa tanggal 13 Juni 1979), Dewan Pimpinan
Majelis Ulama Indonesia memfatwakan sbb :

1. Bayi tabung dengan sperma clan ovum dari pasangan suami isteri yang sah
hukumnya mubah (boleh), sebab hak ini termasuk ikhiar berdasarkan
kaidahkaidah agama.
2. Bayi tabung dari pasangan suami-isteri dengan titipan rahim isteri yang
lain (misalnya dari isteri kedua dititipkan pada isteri pertama) hukumnya
haram berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah,sebab hal ini akan
menimbulkan masalah yang rumit dalam kaitannya dengan masalah
warisan (khususnya antara anak yang dilahirkan dengan ibu yang
mempunyai ovum dan ibu yang mengandung kemudian melahirkannya,
dan sebaliknya).
3. Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal
dunia hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd a z-zari’ah , sebab hal ini
akan menimbulkan masala~ yang pelik, baik dalam kaitannya dengan
penentuan nasab maupun dalam kaitannya dengan hal kewarisan.
4. Bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari selain pasangna
suami isteri yang sah hukumnya haram, karena itu statusnya sama dengan
hubungan kelamin antar lawan jenis di luar pernikahan yang sah (zina),
dan berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah, yaitu untuk menghindarkan
terjadinya perbuatan zina sesungguhnya.

3.MEROKOK

Wakil Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ali Mustafa
Ya’qub menjelaskan, ijtimak ulama memutuskan merokok hukumnya ’’dilarang’’,
yakni antara haram dan makruh. Maksudnya, hukumnya “makruh” bagi orang-
orang pada umumnya, tetapi haram bagi orang tertentu atau dalam keadaan
tertentu. Yang diharamkan merokok adalah “ibu-ibu hamil, anak-anak, di tempat
umum, dan pengurus MUI,” (Catatan: Makruh itu sendiri terdiri dari dua macam:
[1] makruh yang dekat dengan halal dan [2] makruh yang dekat dengan haram.
Dalam fatwa MUI ini, hukum rokok adalah makruh yang dekat dengan haram.)

4.LAIN-LAIN

 Membolehkan asas pembuktian terbalik dalam kasus hukum tertentu


misalnya untuk pembuktian kekayaan seseorang yang diduga diperoleh
secara tidak sah;

 Membolehkan pilot yang sedang bertugas tidak berpuasa di bulan


Ramadan. Bagi yang terbang terus-menerus dapat mengganti puasa dengan
fidyah, sementara yang temporal bisa mengganti dengan puasa di lain hari;

 Mengharamkan kawin kontrak atau nikah wisata;

 Operasi ganti kelamin tanpa ada alasan alamiah dalam diri yang
bersangkutan sesuai regulasi Kementerian Kesehatan diharamkan.
Pengharaman ini juga berlaku bagi tenaga medis yang melakukan. Namun
MUI membolehkan penyempurnaan alat kelamin;

 Mengharamkan donor sperma dan bank sperma. Namun Bank Air Susu
Ibu dibolehkan;

 Mengharamkan donor organ jika pendonor masih hidup. Pendonor harus


sudah meninggal, sukarela dan tidak komersial. Sementara donor organ
binatang dibolehkan jika tak ada pilihan lain.

 Mengharamkan pemberitaan, penyiaran dan penayangan aib orang.


Pengecualian hanya demi kepentingan umum seperti untuk penegakan
hukum.

Anda mungkin juga menyukai