Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Statistika adalah metode yang mempelajari pengumpulan, penggunaan,
penggambaran dan penganalisaan data serta penarikan kesimpulan yang valid
berdasarkan penganalisisan yang dilakukan dan pembuatan keputusan yang
rasional. Statistika menurut fungsinya dibagi menjadi dua bagian yaitu statistika
deskriptif dan statistika inferensial. Statistika yang menyangkut kesimpulan yang
valid dinamakan statistika inferensial atau statistika induktif. Dalam statistika
inferensial biasanya dimasukkan unsur peluang dalam menarik kesimpulannya.
Sedangkan statistika yang hanya menggambarkan dan menganalisis kelompok
data yang diberikan tanpa penarikan kesimpulan mengenai kelompok data yang
lebih besar dinamakan statistika deskriptif atau statistika deduktif.
Dengan menggunakan uji-uji hipotesis yang ada pada statistika, suatu
masalah yang terjadi dapat dibandingkan dan memberikan data guna proses
penentuan keputusan ke depan. Uji-uji hipotesis ini sangat berguna pada beberapa
percobaan maupun penelitian yang nantinya akan memberikan jalan terang
kepada ilmu pengetahuan di masa depan. Oleh karena itu statistika sangatlah
penting jika dihubungkan dengan pengembangan ilmu pengetahuan yang ada
pada saat ini.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah;
1. Metode grafik untuk membandingkan rataan.
2. Uji menyangkut proporsi.
3. Pengujian selisih dua proporsi.
4. Uji mengenai variansi.

A. METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini adalah metode
studi pustaka dan menelusuri bahan tulisan lainnya dari internet.

B. TUJUAN PENULISAN

1
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas dari
mata kuliah Metode Statistika yaitu mengetahui beberapa pengujian hipotesis
yang ada pada statistika, dan pemilihan ukuran sampel beserta cara penyajian
data dalam bentuk metode grafik untuk membandingkan rataan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode grafik untuk membandingkan rataan

Penyajian data melalui suatu gambar kurang memberikan informasi.


Penyajian data yang lebih baik yaitu dengan menggunakan grafik karena lebih
mudah digunakan dalam menyajikan data dan mengilustrasikan kondisi yang
terjadi pada data tersebut, sehingga dapat dilihat persamaan maupun perbedaan
yang terjadi pada data-data yang disajikan.
Untuk membandingkan dua rataan, dapat digunakan diagram kotak dan
pasak. Di dalam menggambar diagram kotak dan pasak, hal yang paling penting
adalah menentukan terlebih dahulu persentil ke-25 (kuartil I), median, dan
persentil ke-75 (kuartil III). Ketiga nilai tersebut akan menunjukan perbandingan
antara perbedaan data yang satu dengan yang lainnya.
Jenis
persentil
median
frekuedatake-75
Gambar ke-25
1 contoh diagram kotak dan pasak
nsi

3
Contoh 1;
Tabel 1. Peserta latihan dalam keadaan pralelah dan pascalelah.
Selisih waktu mutlak (milidetik)
Peserta
Pralelah Pascalelah
1 158 91
2 92 59
3 65 215
4 98 226
5 33 223
6 89 91
7 148 92
8 58 177
9 142 134
10 117 116
11 74 153
12 66 219
13 109 143
14 57 164
15 85 100

Berdasarkan Tabel.1 akan dibuat diagram pasak dan batang untuk melihat
perbandingan yang terjadi antara peserta latihan dalam keadaan pralelah dan
pascalelah.

Solusi;
Tentukan terlebih dahulu nilai kuartil I, median dan kuartil III dari setiap jenis data
yang diketahui.
Dik n=15
✔ Untuk peserta dalam keadaan pralelah diperoleh

Peserta 5 14 8 3 12 11 15 6 2 4 13 10 9 7 1

Pralelah 33 57 58 65 66 74 85 89 92 98 109 117 142 148 158

Q1=y14 (n+1) Q2=y12 (n+1) Q3=y34 (n+1)


=y14(15+1) =y12(15+1) =y34(15+1)
=y14(16) =y12(16) =y34(16)
Q1=y4 Q2=y8 Q3=y12
Q1=65 Q2=89 Q3=117

4
✔ Untuk peserta dalam keadaan pascalelah

Peserta 2 1 6 7 15 10 9 13 11 14 8 3 12 5 4
Pascalela 5 9 9 9 10 11 13 14 15 17 21 21 22
164 226
h 9 1 1 2 0 6 4 3 3 7 5 9 3
Q2=y12 (n+1) Q3=y34 (n+1)
Q1=y14 (n+1) =y12(15+1) =y34(15+1)
=y14(15+1) =y12(16) =y34(16)
=y14(16) Q2=y8 Q3=y12
Q1=y4 Q2=143 Q3=215
Q1=92

110
90
70
50
30
150
Gambar
220
Jumlah
pascalelah
pralelah
2 Diagram Perbandingan Peserta latihan
Dalam
PesertaKeadaan Pralelah Dan Pascalelah

5
Dari Gambar 2 terlihat perbandingan antara latihan peserta dalam
keadaan pralelah dan pascalelah sangat mencolok. Latihan yang dilakukan
peserta dalam keadaan pascalelah akan mengganggu mekanisme latihan.

6
A. Uji menyangkut proporsi

Uji hipotesis yang menyangkut proporsi banyak dipakai dalam berbagai


bidang. Misalnya politisi ingin mengetahui berapa bagian dari pemilih yang akan
mendukungnya dalam suatu pemilihan, dan Pengusaha pabrik berkepentingan
mengetahui proporsi yang cacat dalam suatu pengiriman produksinya.
Uji hipotesis yang menyangkut proporsi dapat dilakukan dengan
pengujian binomial berdasarkan nilai parameter dan banyaknya data sampel serta
populasi yang ada. Misalkan akan diuji hipotesis;
H0: p=p0
H0: p<p0
digunakan distribusi binomial untuk menghitung niai,
P=P(X≤x bila p=p0)
atau
H0: p=p0
H0: p>p0
dengan bentuk binomial
P=P(X≥x bila p=p0)

Sedangkan untuk pengujian hipotesis;


H0: p=p0
H0: p≠p0
Pada taraf dapat dihitung dengan bentuk;
P=2P(X)
Langkah pengujian suatu hipotesis nol mengenai proporsi lawan berbagai
tandingan menggunakan peluang binomial di Tabel L.1 adalah sebagai berikut:
1. H0: p=p0
2. H1: tandingannya p<p0,p>p0, atau p≠p0
3. Pilih suatu taraf keberartian α.
4. Uji statistika : peubah binomial X dengan p+p0.
5. Perhitungan: cari x, banyaknya sukses dan hitung nilai –P yang sesuai.
6. Keputusan: Tarik kesimpulan yang sesuai berdasarkan nilai –P.

Contoh 2:

7
Suatu perusaan t.v menyatakan bahwa 70% t.v. di kota B berasal dari perusahaan
tersebut. Apakah anda setuju dengan pernyataan itu bila suatu sigi acak t.v. di
kota B menunjukkan bahwa 8 dari 15 t.v. berasal dari perusahaan tadi? Gunakan
taraf keberartian 0.10.
Solusi;
1. H0: p=0,7.
2. H1: p≠0,7.
3. α=0,10
4. Uji statistik; metode binomial X dengan p=0,7 dan n=15
5. Perhitungan: x=8 dan np0= (15)(0,7) = 10,5.
Jadi, dari Tabel L.1 nilai –P hitungan adalah
P=2P(X≤8 bila p=0.7)
=2x=08b(x:15,0,7)
=2.(0,1311)
=0,2622>0,10
6. Keputusan: jangan tolak H0. Kesimpulannya ialah bahwa tidak cukup alasan
meragukan pernyataan perusahaan tadi.

Bila digunakan hampiran normal, nilai z untuk pengujian p=p0 berbentuk


z=x-np0np0q0
untuk uji dwisisi dan ekapihak pada taraf keberartian α untuk nilai n yang lebih
besar.

A. Pengujian selisih dua proporsi.

Pengujian selisih hipotesis dengan dua proporsi yang sama misalnya


harga sebuah t.v pada toko A sama dengan toko B. Dengan bentuk
H0: p1=p2
H1:p1≠p2 atau p1>p2 atau p1<p2

Dengan nilai
p1=x1n1 dan p2=x2n2
μp1-p2=p1-p2
Dan variansi
σ2p1-p2=p1q1n1+p2q2n2

8
Jadi daerah penerimaan dan kritis dapat ditentukan dengan
Z=(p1-p2)-p1-p2p1q1n1+p2q2n2
Jika nilai p=p1=p2 dan q=q1=q2 maka
Z=(p1-p2)-p1-p2p1q1n1+p2q2n2
Z=(p1-p2)-p-ppqn1+pqn2
Z=(p1-p2)-0pq1n1+1n2
Z=p1-p2pq1n1+1n2

Namun untuk menghitung nilai Z, nilai p dan q yang berada dalam tanda
akar harus ditaksir. Dengan menggabungkan data dari kedua sampel, taksiran
gabungan untuk proporsi adalah
p=x1+x2n1+n2
Dengan x1 dan x2 menyatakan banyaknya sukses dalam tiap sampel.
Bila p diganti dengan p dan q diganti dengan q maka diperoleh
Z=p1-p2pq1n1+1n2

Contoh 3;
Pemungutan suara diambil dari suatu kotamadya dan kabupaten disekitarnya untuk
menentukan apakah suatu rencana pembangunan pabrik kimia boleh diteruskan.
Daerah industri tersebut masih berada dalam batas kota dank arena itu banyak
penduduk kabupaten merasa bahwa rencana itu akan disetujui karena proporsi
terbesar penduduk kota menyetujui pembangunan pabrik tersebut. Untuk menentukan
apakah ada perbedaan yang berarti antara proporsi penduduk kota dan kabupaten
yang mendukung rencana tersebut, suatu pol diadakan. Bila 120 dari 200 penduduk
kota yang menyetujui rencana tersebut dan 240 dari 500 penduduk kabupaten yang
menyetujuinya, apakah anda sependapat bahwa proporsi penduduk kota yang setuju
lebih besar dari proporsi penduduk kabupaten yang tidak setuju? Gunakan tarf
keberartian 0,025.
Solusi;
Misalkan P1dan P2menyatakan proporsi sesungguhnya penduduk kota dan kabupaten
yang menyetujui rencana tersebut.
1) H0:P1=P2
2) H0=P1>P2
3) α=0.025

9
4) daerah kritis Z>1.96
5) perhitungan :
p1=X1n1=120200=0.60
p2=X2n2=240500=0.48
p=X1+X2n1+n2=120+240200+500=260700=0.51
Z=p1-p2pq1n1+1n2
Z=0.60-0.480.510.49(1200+1500)
=0,120.510.49(0.05+0.002)
=0.120.2499(0.052)
=0.120.0129
=0.120.11
Z=1,09
P=P(Z>1.27)
=0.8980
6) Keputusan : Terima H0
Setujui bahwa penduduk kota yang menyetujui rencana tersebut lebih
besar dari proporsi penduduk kota kabupaten.

A. Uji mengenai variansi

Pada uji hipotesis ini, yang akan diuji adalah variansi dari data yang
diperoleh. Misalnya pengujian keseragaman suatu populasi atau membandingkan
dengan populasi yang lain. Dengan menghitung jumlah nilai khi kuadrat dari data
pada tabel yang ada dan membandingkannya dengan nilai pada Tabel L.5 (nilai
kritis distribusi khi-kuadrat), sehingga dapat dimbil keputusan untuk menerima
atau menolak hipotesis yang ada.
Dengan uji hipotesis
H0: σ12=σ22
H0: σ12≠σ22 atau σ12<σ22 atau σ12>σ22
Dan nilai khi-kuadrat untuk menguji σ2=σ02 adalah
χ2=n-1s2σ02
dengan n ukuran sampel, s2 variansi sampel. Bila H0 benar maka χ2 ialah nilai
distribusi khi-kuadrat dengan derajat kebebasan n-1.

Contoh 4;

10
Suatu perusahaan baterai mobil menyatakan bahwa umur baterainya berdistribusi
hampir normal dengan simpangan baku 0,9 tahun. Bila sampel acak 10 baterai
tersebut menghasilkan simpangan baku 1,2 tahun, apakah anda setuju bahwa
σ2>0,9 tahun.
Gunakan taraf keberartian 0,05.

Solusi
1. H0 :σ2= 0,81.
2. H0 :σ2> 0,81.
3. α=0,05.
4. Perhitungan: berdasarkan nilai pada Tabel L.5 untuk χ0,052 hipotesis nol
ditolak apabila χ2>16,919 , untuk
χ2=n-1s2σ02
Dengan derajat kebebasan v=9.
5. Perhitungan: s2=1,44, n=10 dan
X2=9(1,44)0,81=16,0
6. Keputusan: statistik X2 tidaklah berarti bahwa taraf 0,05. Akan tetapi, ada
sedikit kenyataan bahwa σ2>0,9.

11
BAB III
PEMBAHASAN SOAL LATIHAN

1. Tabel 1. Penggunaan Bahan Bakar Tehadap Perbandingan Ban Radial dan Ban Biasa
Pada Mobil.
Mobil Kilometer Per Liter
Ban Radial Ban Biasa
1 4,2 4,1
2 4,7 4,9
3 6,6 6,2
4 7,0 6,9
5 6,7 6,8
6 4,5 4,4
7 5,7 5,7
8 6,0 5,8
9 7,4 6,9
10 4,9 4,7
11 6,1 6,0
12 5,2 4,9

Berdasarkan Tabel.1 akan dibuat diagram pasak dan batang untuk melihat
perbandingan yang terjadi.
Solusi
Tentukan terlebih dahulu nilai kuartil I, median dan Kuartil III dari setiap jenis data
yang diketahui.
Dik n=12
✔ Untuk jenis ban radial diperoleh
Q1=y14 (n+2) Q2=y12 (n+1) Q3=y34 (n+2)
=y14(12+2) =y12(12+1) =y34(12+2)
=y14(14) =y12(13) =y12(14)
Q1=y3.5 Q2=y6.5 Q2=y10.5
Q1=4,7 Q2=5,85 Q2=6,7

Mobil 1 6 2 10 12 7 8 11 3 5 4 9
Ban Radial 4,2 4,5 4,7 4,9 5,2 5,7 6,0 6,1 6,6 6,7 7,0 7,4
Q3=y34 (n+2)
✔ Untuk jenis ban biasa diperoleh
=y34(12+2)
Q1=y14 (n+2) Q2=y12 (n+1)
=y34(14)
=y14(12+2) =y12(12+1)
Q3=y10,5
=y12(13)
Q3=6,8
Q2=y6,5
12
Q2=5,75
=y14(14)
Q1=y3,5
Q1=4,7

Mobil 1 6 10 2 12 7 8 11 3 5 4 9
Ban Biasa 4,1 4,4 4,7 4,9 4,9 5,7 5,8 6,0 6,2 6,8 6,9 6,9

8,0
7,0
6,0
5,0
4,0
Diagram
Ban
Jum Radial
Perbandingan Pemakaian Bensin Pada
Mobil
Biasa
lah Dengan Ban Biasa dan Ban Radial
Bah
an
Bak
ar

Dari diagram diatas terlihat perbandingan antar penggunaan bahan bakar pada
mobil berban biasa dan mobil berban radial yang tidak terlalu mencolok.

13
1. Tabel 2. Waktu putar film yang dihasilkan oleh dua perusahan film.

Perusahan Waktu (menit)

A 102 86 98 109 92

B 81 165 97 134 92 87 114

Berdasarkan Tabel 2. Akan diuji hipotesis bahwa rata-rata waktu putar film hasil
perusahan B lebih 10 menit dari waktu putar film hasil perusahan A.
Solusi;
Tentukan terlebih dahulu nilai kuartil I, median dan Kuartil III dari setiap jenis data
yang diketahui.
✔ Untuk perusahan A.
Perusahan Waktu (menit)
A 86 92 98 102 109

Diketahui n=5
Q1=y14 (n+1) Q2=y12 (n+1) Q3=y34 (n+1)
=y14(5+1) =y12(5+1) =y34(5+1)
=y14(6) =y12(6) =y34(6)
Q1=y1,5 Q2=y3 Q3=y4.5
Q1=89 Q2=98 Q3=106

✔ Untuk perusahan B.
Perusahan Waktu (menit)
B 81 87 92 97 114 134 165
Diketahui n=7
Q1=y14 (n+1) Q2=y12 (n+1) Q3=y34 (n+1)
=y14(7+1) =y12(7+1) =y34(7+1)
=y14(8) =y12(8) =y34(8)
Q1=y2 Q2=y4 Q3=y6
120
110
100
90
80
160
150
140
130
Gambar
Perusahan
Waktu 2 B ADiagram Perbandingan Pemutaran Film
Q1=87 Q2=97 Q3=157
Oleh
(menit)
Perusahan A dan Perusahan B

14
Perbandingan waktu pemutaran film oleh perusahan A dan perusahan B terlihat
sangat mencolok. Diagram perusahan B sangat jauh dari perusahan A.

1. Sebuah pabrik rokok menyatakan bahwa 20% perokok lebih menyenangi merek X.
Untuk menguji pernyataan ini, sampel acak 20 perokok diambil dan ditanya merek
rokok kesukaan mereka. Bila 6 dari duapuluh perokok itu lebih menyenangi merek X,
kesimpulan apakah yang dapat ditarik? Gunakan taraf keberartian 0,05.

solusi
1) H0=P=0.2
2) H1=P<0.2
3) α=0.05
4) Uji statistik peubah binomial X
P=0.2
n=20
5) Perhitungan :
X=6
nP0=0.2
P=P(X≤6 bila P=0.2)
P=x=06b(X;20;0.2)
P=0.9133
P<α
6) Keputusan: Terima H0
Kesimpulan : tidak ada alasan menolak bahwa 20% lebih menguji merek
X.

15
1. Suatu perusahaan rokok memasarkan dua merek rokok. Bila diketahui bahwa 56 dari
200 perokok lebih menyenangi merek A dan 19 dari 150 perokok lebih menyenangi
merek B ,apakah dapat disimpulkan bahwa pada taraf keberartian 0.06 merek A lebih
laris dari pada B ?

Solusi;
1) H0:P1=P2
2) H0:P1>P2
3) α=0.05
4) Daerah kritis Z>1.645
5) Perhitungan :
p1=X1n1=56200=0.18
p2=X2n2=19150=0.1278
p=X1+X2n1+n2=56+19200+150=75350=0.214
Z=p1-p2pq1n1+1n2
Z=0.18-0.12780.2140.786(1200+1150)
=0.5220.2140.786(0.05+0.0067)
=0.5220.2140.786(0.0567)
=0.5220.168
=0.5220.41
Z=1.27
P=P(Z>1.27)
=0.8980
6) Keputusan : Terima H0
Kesimpulan bahwa memang merek A lebih laris daripada merek B.

1. Misalkan bahwa dulu 40% dari semua orang dewasa menytujui hukuman mati.
Apakah cukup ada kenyataan untuk mendukung bahwa proporsi orang dewasa
sekarang yang menyetujui hukuman mati telah naik bila, dalam suatu sampel acak 15
orang dewasa, 8 yang menyetujui hukuman mati? Gunakan taraf keberartian 0,05.

Solusi :
1) H0: p = 0,4
2) H0: p ≠ 0,4
3) α = 0,05

16
4) Uji statistik : peubah binomial X dengan p = 0,4 dan n = 15
5) Perhitungan : x = 8 dan np0 = (15)(0,4) = 6
Jadi dari Tabel L.1, nilai-p hitungan adalah:
P= 2P(X≤ 8 bila p = 0,4)
= 2x=08b (x ; 15 : 0,4)
= 2. (0,9050)
P = 1,81 > 0,05
6) Keputusan : jangan tolak H0.
Kesimpulannya ialah bahwa cukup kenyataan yang mendukung proporsi
tersebut.

1. Sebuah logam dilantun 20 kali dan menghasilkan 5 muka. Apakah dari sini cukup ada
alasan untuk menolak hipotesis bahwa uang tadi setangkup dan meyakini
tandingannya bahwa muka muncul kurang dari 50%? Sebutkan nilai-P.

Solusi:
1) H0: p = 0,5
2) H1: p ≠ 0,5
3) α = 0,05
4) Uji statistik : peubah binomial X dengan p = 0,5 dan n = 20
5) Perhitungan : x=5 dan np0 = 200,5=10
Jadi dari Tabel L.1, nilai-P hitungan adalah

P= 2P(X≤ 5 bila p = 0,5)


= 2x=06b (x ; 20 : 0,5)
= 2. (0,0207)
P= 0,0414< 0,05

6) Keputusan : tolak H0.


Kesimpulannya ialah bahwa tidak ada cukup alasan untuk menolak
hipotesis tersebut.

1. Suatu perusahan gas menyatakan bahwa 1/5 rumah tangga di kota B menggunakan
kompor gas. Apakah ada alasan meragukan pernyataan ini bila, dalam sampel acak

17
1000 rumah di kota B, di temukan 236 menggunakan kompor gas? Gunakan taraf
keberartian 0,01.

Solusi :
1) H0: p = 15 x 100% = 20% = 0,2
2) H1: p ≠ 0,2
3) α = 0,05
4) Daerah kritis : Z > 1.896
5) Perhitungan : x = 236, n=1000, np0=(1000)(0,2)=500
Z=p1-p2pq1n1+1n2
=236-50010000,20,8
=-26412,6
Z= -20,95
P= P ( Z< -20,95<0,01)
6) Keputusan : tolak H0.
Kesimpulannya ialah tidak ada alasan untuk meragukan pernyataan
tersebut
1. Di suatu perguruan tinggi ditaksir kurang dari 25% mahasiswa memiliki motor.
Apakah taksiran ini kena bila dalam sampel acak 90 mahasiswa, terdapat 28 orang
diantaranya memiliki motor? Gunakan taraf keberartian 0,05.

Solusi :
1) H0: p = 0,25
2) H1: p< 0,25
3) α = 0,05
4) Daerah kritis : Z > 1.95
5) Perhitungan : x=28, n=90, np0 = (90)(0,25) = 22,5
Z=p1-p2pq1n1+1n2
z=28-22,5900,250,75
=5,54,1
=1,34
P=P ( Z>1,34>0,05)
6) Keputusan : Terima H0.
Kesimpulannya ialah kurang dari 25% mahasiswa memiliki motor.

18
1. Suatu peralatan radar baru sedang di pertimbangkan untuk dipakai dalam suatu
system pertahanan rudal. System itu di uji dengan mencobanya dengan pesawat
terbang sungguhan dan mensimulasikan penambakan. Bila dalam 300 kali usaha
penembakan, 250 mengenai sasaran, dengan taraf keberartian 0,04, diterima atau di
tolakkah pernyataan bahwa peluang mengenai sasaran dengan system baru tersebut
tidak melebihi peluang 0,8 dari system yang lama?

Solusi :
1) H0: p=0,8
2) H1: p ≠ 0,8
3) α = 0,04
4) Daerah kritis : Z > 1.84
5) Perhitungan : x=250, n=300, np0= (300)(0,8) = 240

Z=p1-p2pq1n1+1n2
z=250-2403000,80,2
=106,92
= 1,44
P= P ( Z>1,44>0,04)
6) Keputusan : Terima H0.
Kesimpulannya bahwa peluang mengenai sasaran dengan sistem baru
tersebut tidak melebihi peluang 0,8 dari system yang lama.

1. Dalam suatu percobaan laboratorium yang terkontrol para peneliti di University Of


Minesota menemukan bahwa 25% dari suatu jenis tikus yang makanannya terdiri atas
20% biji kopi dan kemudian di beri zat kimia penimbul kanker kemudian
berkembang menjadi kanker. Apakah cukup alasan untuk mempercayai bahwa
proporsi tikus yang kena kanker bila di beri diet tadi meningkat bila percobaan di
ulangi dan ternyata 16 dari 48 tikus kena kanker? Gunakan taraf keberartian 0,05.

Solusi :
1) H0: p = 0,25
2) H1: p ≠ 0,25
3) α = 0,05
4) Daerah kritis : Z > 0.89

19
5) Perhitungan : x=16, n=48, np0=(48)(0,25) = 12
Z=p1-p2pq1n1+1n2

=16-12480,250,75
=43
= 1,33
P= P ( Z<1,33>0,05)
6) Keputusan : Tolak H0.
Kesimpulannya ialah tidak ada kenaikan.

1. Pengalaman menunjukan bahwa waktu yang diperlukan murid kelas 3 SMA untuk
menyelesaikan suatu ujian baku merupakan suatu peubah acak normal dengan
simpangan baku 6 menit. Ujilah hipotesis bahwa σ=6 lawan tandingan bahwa σ<6
bila sampel acak 20 murid SMA kelas 3 mempunyai simpangan baku =4.51 .
gunakan taraf keberartian 0.05.
Solusi
1) H0 : σ=6
2) H1 : σ<6
3) α=0.05
4) Daerah kritis : χ2<30.144 dengan derajat kebebasan
v=n-1=20-1=19
5) Perhitungan :
n=20
σ=6
s=4.51
χ2=(n-1)s2σ2
=(20-1)(4.51)262
=(19)(4.51)262
=19(20.3401)36
=386.461936
=10.73505
6) Keputusan : tolak H0
Kesimpulan : bahwa nilai simpangan baku kurang dari 6.

20
1. Isi kaleng sejenis pelumas diketahui berdistribusi normal dengan variansi 0,03 liter.
Ujilah hipotesis bahwa σ2=0,03 lawan tandingan bahwa σ2≠0,03 untuk sampel acak
10 kaleng di soal 7 halam 365. Gunakan taraf keberartian 0,01.
Solusi:
1) H0 : σ2=0,03
2) H1 : σ2≠0,03
3) α=0.01
4) Daerah kritis : χ2<21,666 dengan derajat kebebasan
v=n-1=10-1=9
5) Perhitungan :
n=10
σ2=0,03
s2=0,03 liter = s = 0,03=0,173
χ2=(n-1)s2σ2
=(10-1)(0,173)(0,03)2
=(9)(0,173)0,0009
=9(0,173)0,0009
=1,5570,009
=17,3
6) Keputusan : Terima H0.
Kesimpulan : Bahwa nilai simpangan baku = 0,03.

1. Kadar nikotin merek rokok tertentu diketahui berdistribusi normal dengan variansi
1,3 Mg. ujilah hipotesis bahwa σ2=1,3 lawan tandingan bahwa σ2≠1,3 bila sampel
acak 8 dari rokok tersebut mempunyai simpangan baku s = 1.8. Gunakan taraf
keberartian 0,05.

Solusi:
1) H0 : σ=1,3
2) H1 : σ≠1,3
3) α=0.05
4) Daerah kritis : χ2<14,067 dengan derajat kebebasan
v=n-1=8-1=7
5) Perhitungan :
n=8

21
σ=1,3
s=1.8
χ2=(n-1)s2σ2
=(8-1)(1,8)262
=(7)(1,8)262
=7(3,24)1,69
=22,6836
=13,42
6) Keputusan : Tolak H0
Kesimpulan : Bahwa nilai simpangan baku tidak sama dengan 1,3

1. Data masa lalu menunjukan bahwa uang yang di sumbangkan di suatu kota pada PMI
berdistribusi normal dengan simpangan baku 1,40 ribu rupiah ada dugaan bahwa
sumbangan dari para pedagang PMI lebih beragam. Bila sumbangan sampel acak 12
pedagang pada PMI mempunyai simpangan baku 1,75 ribu rupiah, dapatkah
disimpulkan, pada tahap keberartian 0,01, bahwa simpangan baku sumbangan dari
para pedagang lebih besar dari pada para karyawan di kota tersebut?

Solusi:
1) H0 : σ=1,40
2) H1 : σ>1,40
3) α=0.01
4) Daerah kritis : χ2<24,725 dengan derajat kebebasan
v=n-1=12-1=7
5) Perhitungan :
n=12
σ=1,40
s=1.725
χ2=(n-1)s2σ2
=(12-1)(1,725)262
=(11)(1,725)2(1,40)2
=11(3,06)1,96
=33,661,96
=17,17
6) Keputusan : Terima H0

22
Kesimpulan : Bahwa nilai simpangan baku s = 1,40

1. Suatu penelitian diadakan untuk membandingkan lamanya waktu yang di perlukan


pria dan wanita merakit sejenis rakitan. Pengalaman lalu menunjukan bahwa
distribusi waktu untuk pria dan wanita hampir normal tapi variansi waktu untuk
wanita lebih kecil dari pada untuk pria. Suatu sampel acak waktu 11 pria dan 14
wanita menghasilkan data berikut.
Pria wanita

n1=11 n2=14
Ujilah hipotesis bahwa
s1 =6,1 s2 =5,3
σ12= σ22 lawan tandingan
bahwa σ12> σ22. Gunakan
taraf keberartian 0,01.
Solusi:
A. Pria :
1) H0 : σ12=σ22
2) H1 : σ12>σ22
3) α=0.01
4) Daerah kritis : χ2<23,209 dengan derajat kebebasan
v=n-1=11-1=10
5) Perhitungan :
χ2=(n-1)s2σ2
=(11-1)(6,1)217
=10(37,21)17
=372,117
=21,88
6) Keputusan : Terima H0
Kesimpulan : σ12=σ22

A. Wanita :
1) H0 : σ12=σ22
2) H1 : σ12>σ22
3) α=0.01
4) Daerah kritis : χ2<27,668 dengan derajat kebebasan
v=n-1=14-1=13

23
5) Perhitungan :
χ2=(n-1)s2σ2
=(14-1)(5,3)217
=13(28,09)17
=365,1717
=21,48
6) Keputusan : terima H0
Kesimpulan : σ12=σ22

24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:
1. Dalam penyajian data yang telah diperoleh dapat digunakan metode grafik
untuk membandingkan rataan karena lebih mudah untuk mengilustrasikan
kondisi yang terjadi pada data tersebut, sehingga dapat dilihat persamaan
maupun perbedaan yang terjadi pada data-data yang disajikan
2. Proses pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan berbagai uji yaitu salah
satunya dengan menggunakan uji menyangkut proporsi, pengujian selisih dua
proporsi, dan uji mengenai variansi.

A. Saran
Dalam mempelajari ilmu statistika diperlukan pemahaman mendasar dalam
memahami materi-materi yang ada pada setiap ilmu pengetahuan, bukan hanya
pada ilmu statistika.

25
DAFTAR PUSTAKA
Walpole, R. E dan Myers, R. H. Ilmu Peluang dan Statistika Untuk Insinyur dan
Ilmuwan. Edisi 4. Bandung : ITB, 1995.
Herrhyanto, Nar dan Hamid, H. M. A. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.
2007.

26
LAMPIRAN TABEL STATISTIK

Tabel L.1 Jumlah Peluang Binomial


Tabel L.5 Nilai Kritis Distribusi Khi-Kuadrat

27

Anda mungkin juga menyukai