Anda di halaman 1dari 2

Wakil Gubernur Kaltim H Farid Wadjdy menyarankan agar Badan Amil Zakat (BAZ) Kota

Tarakan menjadi referensi dan percontohan bagi BAZ Kabupaten/Kota lainnya di Kaltim.
Sejumlah sukses yang diraih, menurut  Farid Wadjdy layak menjadi pembanding sukses badan
amil zakat lainnya.
”Saya pikir tidak perlu jauh-jauh belajar tentang manajemen pengelolaan zakat. BAZ Kota
Tarakan dan Bazda Provinsi sudah layak menjadi referensi bagi BAZ Kabupaten/Kota yang
lain,” kata Farid Wadjdy saat membuka Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) ke 4 BAZ di Aula
Kantor Walikota Tarakan, Rabu (13/3).

Keberhasilan yang diraih BAZ Kota Tarakan dalam membangun kepercayaan umat dengan
berbagai terobosan yang dilakukan tergambar jelas dari peningkatan nilai zakat infaq dan
sedekah (ZIS) yang terus meningkat. Tahun lalu, BAZ Kota Tarakan bahkan mampu
mengumpulkan ZIS hingga mencapai Rp2,84 miliar. Angka tersebut merupakan angka tertinggi
penerimaan ZIS di kota Tarakan yang diawali sejak 2006 lalu.

Peningkatan tersebut terlihat sebagai berikut, 2006 ZIS terkumpul Rp472 juta, 2007 terkumpul
Rp688 juta, 2008 naik lagi menjadi Rp1,18 miliar, 2009 meningkat menjadi  Rp2,23 miliar dan
2010 lalu terus meningkat menjadi Rp2,84 miliar. Sukses ini pula yang mengantarkan BAZ Kota
Tarakan menjadi salah satu nominator Zakat Award 2011 yang diserahkan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono di Jakarta, awal tahun ini.

”Saya sangat yakin, penerimaan ZIS dan kepercayaan masyarakat Tarakan akan terus bertambah
setiap tahunnya. Dan itu yang kita harapkan,” tegas Farid Wadjdy.

Sementara itu, Ketua BAZ Kota Tarakan yang juga mantan Walikota Tarakan, H Yusuf SK
secara jujur menyampaikan keberhasilan BAZ Kota Tarakan tidak lepas dari dukungan dan
motivasi yang terus disampaikan Gubernur Awang Faroek Ishak dan Wakil Gubernur H Farid
Wadjdy, serta motivasi lain dari Bazda Provinsi.

”Apa yang kami lakukan adalah bentuk dukungan kepada Gubernur dan Wakil Gubernur untuk
menekan angka kemiskinan dan pengangguran yang masih terjadi di daerah ini. Perjuangan 
untuk mengubah para mustahiq (penerima zakat) menjadi para muzakki (pembayar zakat),”
ungkap Yusuf SK.

Berbagai terobosan yang mendorong sukses BAZ Kota Tarakan meraih Zakat Award 2011
diungkapkan Yusuf SK diantaranya adalah layanan zakat jemput bola dan mendatangi kantong-
kantong para muzakki. Selain itu, BAZ juga terus melakukan sosialisasi untuk memberikan
pemahaman kepada masyarakat tentang kewajiban membayar zakat.

BAZ Kota Tarakan juga melakukan kerjasama dengan Pemkot Tarakan untuk pembayaran zakat
pegawai dan bekerja sama dengan pengelola haji untuk zakat para calon jemaah haji.

”Saat bulan ramadhan, kami juga melakukan sosialisasi zakat bahkan hingga ke mal dan pusat
perbelanjaan untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang kewajiban membayar zakat,”
imbuhnya.
Bukan hanya itu, secara internal dalam pengelolaan dan manajemen BAZ, mereka juga
menetapkan standar operasional prosedur (SOP) yang fleksibel dan tidak kaku. Sehingga
pelayanan kepada masyarakat bisa dilakukan dengan lebih cepat, namun tetap terarah.

”Misalkan untuk bantuan beasiswa untuk pelajar dari keluarga kurang mampu. Jika melalui
bansos di pemerintahan, mungkin diperlukan waktu 3 – 4 hari atau lebih.  Di BAZ Kota
Tarakan,   asal persyaratannya lengkap, proses bisa dilakukan dalam waktu tidak lebih dari satu
jam,” ungkap Yusuf SK.

Sukses mereka juga tidak lepas dari dukungan Pemkot Tarakan dalam bentuk dukungan sumber
daya manusia (SDM) pegawai Pemkot yang ditugaskan untuk membantu BAZ Kota Tarakan.
Perpaduan antara ulama dan umaro tersebutlah yang juga memberi perubahan besar bagi sistem
dan pengelolaan zakat di Tarakan menjadi lebih baik.

Berkat kepercayaan masyarakat pula, BAZ Kota Tarakan berhasil membangun gedung bernilai
Rp2 miliar atas pembiayaan dan partisipasi masyarakat. Di Indonesia, hanya BAZ Kota Tarakan
yang mampu mewujudkan itu. (vb/mas)

Anda mungkin juga menyukai