Apa yang terasa di dada anda ketika menyelipkan Rupiah warna biru dan merah itu di tangan sang pengamen buta. Senyum bahagia seperti apa yang akan dipersembahkan pada anda ketika sang bapak itu mendengar kata-kata anaknya, itu uang seratus ribu pak. Getar apa yang anda rasakan ketika besoknya anda melintas lagi di THM dan mendengar lantunan kecapi sang pengamen buta itu. Masihkah terbayang senyum bahagianya setelah sebulan kemudian ? setelah setahun berlalu, masihkah anda bisa membayangkan ucapan syukur si bapak, senyum bahagia anak dan isterinya ketika melihat sang suami bisa membawa pulang lembaran merah seratus ribu ? Nah, itulah sedekah yang berasa. Pada saat itu anda pasti akan merasakan sedang bersedekah. Dan pada saat itu anda pasti dengan percaya dirinya mengucap rentetan doa kepada Allah. Pada saat itu anda yakin sedang berbuat suatu kebaikan, dan anda juga yakin Allah akan membalasnya dengan kebaikan yang lebih besar dari itu. Tapi sayang, anda ternyata hanya bersedekah dua ribu Rupiah. Makanya tidak berasa. Dan anda pasti rada-rada malu untuk meminta sesuatu kepada Allah. Kecuali anda memang tak punya rasa malu, bersedekah dua ribu Rupiah trus minta bahagia hidup di dunia, sukses usahanya, sukses kariernya, lancar rezekinya dan di akhirat masuk syurga. Aminnya panjang berulang-ulang sampai tiga kali ....., ya saya aminin juga lah, sambil membacakan firman Allah yang artinya Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (QS. Ali Imron : 93). Memberikan sesuatu yang dicintai kepada orang lain, membuat sesuatu itu berasa.