Anda di halaman 1dari 38

KUMPULAN ASUHAN KEPERWATAN

DI INTERNE RSUP M. DJAMIL PADANG


PADANG

Disusun Oleh :

KELOMPOK V

Yessy Fauzi
Stevhanie
Suryani
Rosmiarti
Syofidar
Syafrida
Sukilawati
Mardianto
Jasri
Sri Hamdani

AKPER PEMDA KAB. PADANG PARIAMAN


2007
TINJAUAN TEORITIS

KONSEP DASAR

1. Defenisi

CHF (congestive heart failure) adalah keadaan patofisiologi adanya kelainan

fungsi berakibat jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi

kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuan adanya kalau disertai

peninggalan tekanan ventrikel kiri.

(Syaifaellah Noer, 1996 : 915).

2. Etiologi

Faktor pencetus terjadinya gagal jantung adalah :

a. Kelainan mekanisme

• Peningkatan beban tekanan

• Peningkatan beban volume

• Obstruksi pengisian ventrikel

b. Kelainan mokardium

1. Primer

- Kardiomiopati

- Miokarditis

- Kelainan metabolic

- Faksitas
2. Sekunder

- kekurangan O2

- Iflamsi

- PPOM

3. Perubahan irama jantung

- Hati jantung

- Fibrilasi

- Takikardi / bradikardi

- Gangguan konduksi

3. Manifestasi Klinis

• Dispnea

• Batuk produktif / non produktif

• Edema perifer

• Nokturia / diuresis pada malam hari

• Kulit pucat

• Keletihan

• Anoreksia

• Ronchi

• Acites

• Orthopnea (sesak nafas saat berbaring)


4. Anotomi Fisiologi

Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung

merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya

sama dengan otot obat serat lintang. Tetapi cara bekerjanya menyerupai otot

polos yaitu diluar kemauan kita dipengaruhi oleh susunan saraf otonom.

Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal

jantung) dan disebut juga basiss krodis. Disebelah bahwa agak runang yang

disebut juga basis Apeks Kordis. Jantung terletak di dalam rongga dada

sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah kiri bawah dari

pertengahan rongga dada diatas diafragma dan pangkalnya terdapat

dibelakang kiri antara kosta V dan VI dua jari dibawah papilla mamae. Pada

tempat ini teraba adanya pukulan jantung yang disebut iktus kordis. Ukuran

jantung lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kiar

350-300 gram.

Lapisan jantung terdiri atas :

1. Endokardium

Merupakan lapisan jantung yang terdapat disebelah dalam sekali yang

terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir yang melapisi permukaan

rongga jantung.

2. Miokardium

Merupakan lapisan inti jantung yang terdiri dari otot-otot jantung, otot

jantung ini membentuk bundalan-bundalan otot yaitu :

 Bundalan otot atria yang terdapat dibagian kiri/kanan basis

kordis yang membentuk serambi atau aurkula kordis.


 Bundalan otot ventrikuler, yang membentuk bilik jantung yang

dimulai dari cincin atrio ventrikuler yang merupakan dinding pemisah

antara serambi dan bilik jantung.

3. Perikardium

Lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput pembungkus terdiri

dari 2 lapisan yaitu lapisan parietal dan visceral yang bertemu di pangkal

jantung membentuk kantung jantung.

Diantara 2 lapisan jantung ini terdapat lendir sebagai pelian untuk menjaga

agar pergesekan antara perkardium pleura tidak menimbulkan gangguan

terhadap jantung. Jantung bekerja selama kita masih hidup. Karena itu

membutuhkan makanan yang dibawa oleh darah pembuluh darah yang

terpenting dan memberikan darah untuk jantung dari aorta asendens

dinamakan arteri kronaria.

Jantung dipersyarafi oleh :

Nervus simpatikus/nervus akselerantis untuk menggiatkan kerja jantung

dan nevus parasimpatikus, khususnya cabang dari nervus vagus yang

bekerja memperlambat kerja jantung.

5. Patofisiologi

Penyebab gagal jantung adalah kelainan mekanisme, kelainan miokardium,

perubahan irama jantung akibat terjadinya gangguan pengosongan ventrikel

sehingga kontraktita ventrikel menurjn dan akan meningkatkan volume residu


ventrikel. Terjadinya peningkatan tekanan atrium kriri dan perubahan

kontraktilitas miokardial.

Peningkatan atrium kiri menyebabkan beban atrium bertambah terjadi

hambatan masukanya daerah katrium kiri sehinggan menyebabkan

peningkatan tekanan kapiler pumonal dapat menjadi hambatan ventrikel kanan

dan trasudasi cairan.

Hambatan ventrikel kanan terjadi hipertropi dan dilatasi sehingga gaga jatung

kanan mengakibatkantekanan atrium kanan meningkat, terjadi hambatan aliran

darah dari bena cava terjadilah bendungan sismteik menuju hati. Terjadi

bendungan hati muncul masalah hepatomegali menuju saluran cerna dengan

dan anoreksia, mual, muntah transudasi cairan menyebabkan cairan merembes

ke alveoli terjadi edema pumonal, kongesti vaskuler dan tekanan aliran udara

dengan gejala dispinca, otropnoe, bautk produktif dan rochi


Woc.

Kelainan Metabolisme Kelainan Miokardium

Gagal Jantung

Menganggu Pengosongan Ventrikel

Kontruksi Ventrikel, meningkat volume residu ventrikel

Tekanan atrium keiri meningkat

Beban atrium >>

Hambatan masuknya darah ke atrium kiri

Meningkat tekanan kapiler dan pulmonal Curah jantung menurun Perubahan kontraksi
Miokardium

Hambatan ventrikel kanan Transudasi cairan Vasokontriksi perifer


Aliran O 2 menurun

Hipertropi dan dilatasi Cairan merembes kealveoli Tekanan nadi menurun


Kelainan Kulit pucat
kelemahan dan sianosis
Gagal jantung kanan Odem pulmonal Denyut nadi lemah letargi
MK : Intoleransi
Tekanan atrium kanan meningkat Kongesti vaskuler aktivitas

Hambatan aliran darah Tekanan aliran darah


dari vena cava (Dispnoe, ortopne, ronchi)

MK : Gangguan
Hati Saluran cerna Penimbunan cairan pertukaran gas
interstitial dan
interperitoneal
Bendungan Anoreksia, mual - Odem perifer
dan muntah - Asites

Hepatomelogi MK : Kelebihan volume


cairan
Komplikasi

• Acites

• Hepatomegali

• Edema paru

• Hidro thoraks

Penatalaksanaan

1. Meningkatkan oksigenisasi dengan pemberian O2 dan

meminimalkan penggunaan O2 melalui istirahat / pembatasan aktivitas.

2. Memperbaiki kontraksi otot jantung (digikalisasi)

3. Menurunkan beban jantung

- Dii rendah garam

- Diuretek

- Vasolidator

4. Pemeriksaan Fisik

- Terapkan adanya fase istirahat siang

- Hentikan olahraga dan kerja yang berat

- Batasi aktivitas di tempat tidur


AKSEP TEORITIS

1. Pengkajian

Merupakan langkah pertama dan landasan dalam proses keperawatan yang

mempunyai tujuan memberikan gambaran secara terus menerus mengenai

keadaan klien yang memungkinkan perawat merencanakan asuhan

keperawatan.

a. Biodata

Meliputi nama, umur, alamat, jenis kelamin, pekerjaan status, pendidikan,

No. Mr, penanggung jawab dan lain-lain.

b. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat Kesehatan Sekarang

• Keluhan utama

Yaitu keluhan yang mendasari klien berobat ke RS, biasanya klien

mengalami sesak napas, lelah bila beraktivitas dan lain-lain.

• Keluhan saat di data

Yaitu keluhan klien sat dilakukan pengkajian

2. Riwayat Kesehatan Dahulu

Yaitu riwayat kesehatan klien dahulu yang ada hubungannya dengan

penyakit sekarang.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga

Yaitu kemungkinan apakah ada anggota keluarga yang menderita

penyakit seperti ini atau penyakit lain yang ada hubungan dengan

penyakit k klien.
c. Dasa Data Pengkajian

• Aktivitas / istirahat

Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton.

Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,

takipnoe

• Sirkulasi

Gejala : riwayat hipertensi, arterosklerosis, penyakit jantung kroner,

penyakit serebrovaskuler

Tanda : kenaikan TD, hipotensi postural, tachikardi perubahan warna

kulit.

• Integritas Ego

Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas depresi, euforia atau

marah kronik, faktor stres multiple (hubungan keuangan

yang berkaitan dengan pekerjaan)

Tanda : letupan suasana hati, gelisah, tangisan yang meledak, gerak

tangan empati, otot muka tegang (khususnya sekitar mata)

• Eliminasi

Gejala : gangguan ginjal sat ii atau yang lalu (seperti infeks/obstruksi

dengan pekerjaan)

• Makanan / cairan

Gejala : mual muntah, perubahan BB, riwayat penggunaan diuretic

Tanda : BB normal atau obesitas, adanya odem, kongesti vena,

glikosuria.
• Neuro Sensori

Gejala : pusing, sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun tidur

dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam),

kelemahan pada suatu sisi tubuh, gangguan penglihatan,

epistaksis

Tanda : status mental  perubahan keterjagaan orientasi pola/oso

bicara, efek proses pikir atau memori (ingatan). Respin

motorik  penurunan kekuatan genggaman tangan, reflek

tendon dalam, perubahan retinal optic, perubahan sklerotik

dengan adem atau papiledemo eksudat, dan hemorogi,

tergantung pada berat/lamanya hipertensi

• Nyeri/ ketidaknyamanan

Gejala : angina (penyakit arteri kroner/keterlibatan jantung), nyeri

hilang timbul pada tungkat/klaudikasi, sakit kepala oksipital

berat, nyeri abdomen/massa.

• Pernapasan

Gejala : dispena yang berkaitan dengan akticitas, takipnea, ortopena

dispnea nocturnal parok sismal, batuk dengan atau tanpa

pembentukan sputum dan riwayat merokok.

Tanda : distress resprirasi/penggunaan obat aksesoris pernafasan,

bunyi nafas tambahan, sianosis.

• Keamanan

Gejala : gangguan koordinasi/cara berjalan

Tanda : episode parestesia unilateral transient, hipertensi postural.


d. Data Diagnostik

• EKG

• Radiologi

• Echo cardiography

• Pemeriksaan labor

e. Data Spiritual

Biasanya terdapat gangguan dalam aktivitas melakukan ibadah

sehubungan dengan keterbatasan dan keadaan klien lemah.

f. Data Psikologis

Biasanya klien mengalami kegelisahan, kecemasan, ketakutan dan mudah

tersinggung karena beranggapan bahwa penyakit sukar di sembahkan.

g. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul

1. Penurunan curah jantung berhubungan

dengan kontraktilitas miokardia perubahan struktual.

2. Perubahan nutrisi, kurang berhubungan

dengan menurunnya laju filtrasi glomerolus dan meningkatnya

produksi ADH dan retensi natrium air.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan

ketidakseimbangan antara suplay O2 dengan kebutuhan..

4. Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas

berhubungan dengan perubahan membrane kapiler alveolus.

5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan odem, penurunan perfusi jaringan.


2. Perencanaan

a. Penurunan curah jantung

berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokardia.

Intervensi :

• Catat-catat bunyi jantung

Rasional : S1 dan S2 mungkin lemah karena menurunnya kerja

pompa, irama gallop umum (S3 dan S4) dihasilkan

sebagai aliran darah ke dalam serambi yang distensi.

• Palpasi nadi perifer

Rasional : Penurunan curah jantung dapat menunjukkan menurunnya

nadi radial, popliteal, dorsalis pedis, dan popstibial.

• Kaji kulit terhadap pucat dan

sianosis

Rasional : Menunjukkan menurunnya perfusi perifer sekunder

terhadap tidak adekuatnya curah jantung, vasokontriksi,

dan anemio.

• Kaji perubahan pada sensori,

seperti letargi, bingung, diorientasi, cemas dan depresi.

Rasional : Menunjukkan tidak adekuatnya perfusi serebral terhadap

penurunan curah jantung.

• Berikan istirahat psikologis

dengan lingkungan tenang, membantu pasien menghindari stres.


Rasional : stres emosi menghasilkan vasokontriksi, yang

meningkatkan TD dan meningkatkan kerja jantung.

b. Intoleransi aktivitas berhubungan

dengan ketidakseimbangan antara suplay O2 dengan kebutuhan tubuh

Intervensi :

• Monitor tanda vital klien

sebelum dan segera setelah aktivitas

Rasional : hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena

efek obat, perpindahan cairan (diuretic) atau pengaruh

fungsi jantung.

• Kaji penyebab kelemahan,

contoh pengobatan, nyeri, obat, nyeri dan program penuh stres juga

memerlukan negeri dan menyebabkan kelemahan.

• Evaluasi peningkatan

intoleransi aktivitas

Rasional : menunjukkan peningkatan dekompesasai jantung dari

pada kelebihan aktivitas.

• Berikan bantuan dalam

aktivitas perawatan diri sesuai indikasi.

Rasional : pemenuhan kebutuhan perawatan diri klien tanpa

mempengaruhi stres miokard/kebutuhan oksigen

berlebihan.
• Atur posisi klien dengan

posisi semi fowler

Rasional : Menurunkan konsumsi O2 dan meningkatkan ekspansi

paru.

• Berikan O2 sesuai kebutuhan

Rasional : Meningkatkan sediaan O2 untuk kebutuhan miokard

3. Implementasi

Setelah rencana keperawatan tersusun, selanjutnya diterapkan dalam tindakan

yang nyata untuk mencapai hasil yang diharapkan.

4. Evaluasi

Merupakan akhir dari proses keperawatan, di mana perawat menilai hasil yang

diharapkan terhadap perubahan klien dan sejauh mana masalah klien dapat

diatasi.
ASUHAN KEPERAWATAN

No. Rencana Keperawatan


Diagnosa Keperawatan Rasionalisasi
Dx. Tujuan Intervensi
1. Penurunan curah jantung Tanda-tanda vital dalam • • S1 dan S2 mungkin lemah karena
berhubungan dengan batas normal Catat bunyi jantung menurunnya kerja pompa. Irama fallop
kontraktibilitas miokardia umum (S3 dan S4) dihasilkan sebagai
aliran darah ke dalam serambi yang
hipertensi.
• Penurunan curah jantung dapat
• menunjukkan menurunnya nadi radial,
Palpasi nadi perifer popliteal, dorsalis pedis dan postigial
• Menunjukkan menurunnya perfusi
periceri sekunder terhadap tidak curah
• Kaji kulit klien terhadap adekuatnya curah jantung vasokontriksi
pucat dan sianosis dan anemia
• Menunjukkan tidak adekuatnya perfusi
serebral terhadap penurunnya curah
• Kaji perubahan pada sensori jantung
seperti letargi, bingung,
disorientasi, cemas dan
depresi pada klien
ASUHAN KEPERAWATAN

No. Rencana Keperawatan


Diagnosa Keperawatan Rasionalisasi
Dx. Tujuan Intervensi
• Berikan istirahat psikolgosi • Stres emosi menghasilkan vasoontriksi,
dengan lingkungan tenang yang meningkatkan tekanan darah dan
membantu klien menghindari meningkatkan kerja jantung.
stres
2. Intoleransi aktivitas Aktivitas klien kerja • Monitor tanda vital klien • Untuk mengetahui keadaan umum klien
berhubungan dengan kembali normal dengan sebelum dan segera setelah
ketidakseimbangan antara kriteria aktivitas
suplay O2 dengan - Nafas klien tidak sesak • Kaji penyebab kelemahan, • Kelemahan adalah efek samping
kebutuhan tubuh lagi contoh pengobatan, nyeri beberapa obat, nyeri, dan program penuh
- Frekuensi nafas obat stres juga memerlukan energi dan
kembali normal menyebabkan kelemahan
• Evaluasi peningkatan • Menunjukkan peningkatan dekompenssai
intoleransi aktivitas jantung dari pada kelebihan aktivitas
• Berikan bantuan dalam • Pemenuhan keutuhan keperawatan diri
aktivitas perwatakan diri klien tanpa mempengaruhi
sesuai indikasi
ASUHAN KEPERAWATAN

No. Rencana Keperawatan


Diagnosa Keperawatan Rasionalisasi
Dx. Tujuan Intervensi
• Atur posisi klien dengan • Stres miokard/kebutuhan oksigen
posisi semi flower berlebihan
• Berikan O2 sesuai kebutuhan • Menurunkan konsumsi O2dan
meningkatkan ekspansi paru
3. Perubahan nutrisi kurang Kebutuhan nutrisi klien • Kaji pola makan klien • Meningkatkan sediaan O2 untuk
dari kebutuhan tubuh terpenuhi dengan kriteria kebutuhan miokard
berhubungan dengan - Klien tidak lemah dan • Berikan diet dalam porsi • Mengetahui pola makan klien
intake makan yang tidak lesu lagi kecil tapi sering • Diharapkan klien tidak cepat bosan
adekuat - Klien dapat
dengan diet yang diberikan
menghabiskan diet
• Berikan diet dalam keadaan • Diharapkan dapat mengurangi reflek
yang diberikan : 1 porsi
hangat muntah
• Mengetahui sejauh mana pemasukan
• Monitor diet yang diberikan nutrisi

• Kolaborasi dengan ahli gizi


tentang diet
DAFTAR PUSTAKA

 Doenges Marilm E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC ; Jakarta.

 J. Corwin, Elizabeth. 1997 Patofisiologi. EGC ; Jakarta

Asuhan keperawatan
TUGAS

METODOLOGI KEPERAWATAN

Oleh :

FIRSTMAYOLA
NIM. 07121153
S.1 Keperawatan

Dosen Pembimbing :

Isesreni, S.Kp
STIkes MERCUBAKTIJAYA
PADANG
2008
TINJAUAN KASUS

Identitas
Nama : Ny. n

Umur : 50 tahun

Suku Bangasa : Minang

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Kawin

Alamat : Bukit Lintang Cacang, Tj. Mutiara

No.MR : 57 – 46 - 51

Pekerjaan : Rumah Tangga

Penanggung Jawab : Askeskin / Suami

Ruang Rawat : Irna D Penyakit Dalam Interne Wanita

Tanggal masuk : 18 Januari 2008

Diagnosa Medik : CHF

Yang Mengirim : IGD

Cara masuk : Dengan Brankar

Alasan Masuk : Sesak Nafas sejak 1 minggu sebelum masuk RS

Suhu : 36.30C

Nadi :

Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
• Keluhan Utama

Klien masuk RSUP pada Tanggal 24-11-07 dengan keluhan sesak

nafas meningkat sejak 2 tahun yang lalu, sesak nafas meningkat waktu

beraktivitas

• Keluhan saat didata

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 27-11-07 klien tampak

lemah nafas sesak klien mengatakan sesak nafas meningkat waktu

beraktivitas klien juga mengatakan sering bangun tengah malam

karena sesak, klien terpasang O2 3l/i dan klien juga terpasang infuse

dextrose 5 % 20 tts/menit, klien mengatakan dada nya berdebar kiri

dan kanan, klien juga mengatakan sakit kepala bila menanduk.

b. Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien juga mengatakan pernah dirawat di RSUP 2 kali karena sakit

jantung dan sesak nafas pada tahun 2004 dan April 2007.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga (RKK)

Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga keluarga yang sakit seperti

ini.

Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda vital

TD : 150 / 90 mmHg

S : 37 OC

P : 40x/i
N : 110x/i

Kesadaran : CMC
2. Rambut dan hygiene kepala

Rambut klien sedikit berubah rambut dan kulit kepala agak kotor kepala

berketombe

3. Mata

Posisi mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis sclera tidak

ikterik, pupil respon cahaya baik klien tidak memakai alat bantu

4. Hidung

Posisi hidung simetris kiri dan kanan pada hidung terpasang O2 3 t/i

5. Telinga

Posisi mata simetris kiri dan kanan, tidak terlihat cerumen pad atelinga

klien tidak memakai alat bantu pendengaran

6. Gigi dan Mulut

Gigi tidak lengkap, gigi klien caries mukosa mulut lembab

7. Leher

Tidak terdapat pembesaran kelenjer tiroid dan kelenjer getah bening, JVP

5 + 2 cmH2O

8. Dada / paru

I : Simetris kiri kanan

P : fremitus kiri kanan

P : sonor

A : Broncivesikuler, ronchi basah halus tidak nyaring di basal paru


9. Jantung

I : Ictus cordis tidak terlihat

P : ictus teraba medical MCS RIC VI

P : Batas jantung atau RIC II Ka : LSP, kiri 1 jari CMCS RIV VI

A : Irama teratur

10. Perut

I : Perut membuncit

P : Hepar teraba 2 jari, kenyal, rata, tumpul

P : Tympani

A : Bising usus normal (+) N

11. Genitalia : Tidak ada memakai kateter dan tidak terdapat kelainan

12. Ektremitas

ekstrerimitas atas : pada tangan kiri tersapang infuse dextrose 5 % 20 tts/i

Ekstremitas bawah : tidak ada kelainan

Aktivitas sehari-hari
d. Makan dan Minum

Sehat Makan : 3 x sehari dengan menu nasi + lauk pauk + sayur +

buah habis 1 porsi

Minum : 6-8 gelas / hari

Sakit Makan : 3 x sehari, makan lunak dengan menu nasi + lauk

pauk + sayur buah menu yang diberikan habis ½

porsi
Minum : + 5 – 6 gelas sehari

e. Eliminasi

Sehat BAB : 1 x sehari, warna kuning, bau khas, konsistensi

lembek dan tidak ada kelainan

BAK : + 5-6 / hari, warna kuning jernih, bau khas dan

amoniak dan tak ada keluhan

Sehat BAB : + 6-8 x sehari, warna kuning, bau khas, tidak ada

keluhan

BAK : + 1 x 2 hari, warna kuning jernih, bauk khas tak

ada keluhan

f. Personal hygiene

Sehat : + mandi 2x sehari pake sabun gosok gigi 2 x sehari pakai odol

dan pepsodent

Sakit : + 1x/hari hanya dilap

g. Istirahat dan tidur

Sehat : + 6-8 jam / hari

Sakit : + 4-5 jam/hari sering terbangun karena sesak

Data Psikologi
Klien terlihat cemas karena pada hidungnya terdapat tumor dan akan

dioperasi, klien mengatakan ingin cepat sembuh dan cepat pulang


Data Sosial Ekonomi
Klien seorang ibu rumah tangga suami klien seorang petani klien mengatakan

memakai kartu askeskin dalam pengobatan

Data Spiritual
Klien mengatakan agama Islam, waktu sehat klien rajin melakukan ibadah

namun sewaktu masuk RS klien jarang menjalankan ibadah.

Data penunjang

Labor tanggal 24-11-07

Hb : 12,0 g %

Leukosit : 19 mg %

Hematokrit : 7100 / mm

Trombosit : 198.000 /mm


Labor Klinik 24-11-07

Gula darah puasa : 122 mg%

Ureum darah : 19 mg%

Kreatinin darah : 0,6 mg %

Natrium : 145 me g/l

Kalium : 2,7 me g/l

Clorida serum : 108 me g/dl

Labor Khusus
GDR : 122 mg%

Ureum : 19 mg %

Kreatinin : 0,6 mg %

Natrium : 145 me g/l

Kalium : 2,7 me g/l

Hasil pemeriksaan EKG

Irama / frekuensi : SR / 85 1 m

Posisi jantung : N

Transitional : -

Gelombang P : N

Axis

Interval P.R : 0,14 “

Komplek QRS : 0,10”

Axis : N

Vat : 0,05 “

Segmen ST : Iso elebsi

Gelombang T : T intered (-)

Interval QT : -

Kesimpulan : Konsul EGC


ANALISA DATA
No Data Masalah Etiologi
1 DO : Penurunan Perubahan

- Klien terpasang O2 3 l/i curah jantung kontrakbilitas

- Akral dingin miokard

- Tanda-tanda vital

TD : 150/90 mmHg

S : 370C

P : 40 x/i

N : 110x/i

Kesadaran CMC

DS :

- Klien mengatakan nafasnya sesak

- Klien mengatakan jantungnya

berdebar-debar kiri dan kanan


2 DO : Intoleransi Tidak

- Aktivitas klien dibantu oleh aktivitas seimbangnya

keluarga suplay O2 dengan

- Klien tampak lemah kebutuhan tubuh

- Klien terpasang O2 3 l/i

- Nafas klien sesak

- Tanda-tanda vital

TD : 150/90 mmHg

S : 370C
P : 40 x/i

N : 110x/i

Kesadaran CMC

DS :

- Klien mengatakan nafasnya sesak

waktu beraktivitas

- Klien mengatakan sering

terbangun tengah malam karena

sesak
ASUHAN KEPERAWATAN

Rencana Keperawatan
No Dx. Kep
Tujuan Intervensi Rasional
1 Penurunan curah Tanda-tanda vital 1. Catat bunyi jantung - S1 S2 mungkin lemah
jantung b/d dalam batas normal karena menurunnya
kontraksibilitas kerja pompa, irama
miokardia Fallop umum (S3 dan
S4) dihasilkan sebagai
aliran darah kedalam
serambi yang
hipertensi
2. Papasi nadi perifer - Penurunan curah
jantung dapat
menunjukkan
menurunnya nadi
radial, papliteal,
dorsalis pedis dan
postigial.
3. Kaji kulit klien - Menunjukkan
terhadap pucat dan menurunnya perfusi
sianosis perifer skunder
terdapat vasokontriksi
dan anemia
4. Kaji perubahan - Menunjukkan tidak
pola sensori seperti adekuatnya perfusi
alergi, bingung, serebral terhadap
disorientasi, cemas penurunan curah
dan depresi pada jantung
klien - Stres emosi
menghasilkan
vasokan friksi yang
meningkatkan tekanan
darah yang
meningkatkan kerja
jantung.
2 Intoleransi Aktivitas klien 1. Monitor TTV - Untuk mengetahui
aktivitas b/d kembali normal kien sebelum dan keadaan umum klien
ketidakseim- dengan kriteria sesudah - Kelemahan adalah
bangan antara - Nafas klien tidak efek samping
beraktivitas
suplay O2 sesak lagi beberapa obatnya dan
dengan - Aktivitas klien program penuh, stres
kebutuhan tubuh tidak dibantu lagi juga memerlukan
- Frekuensi nafas energi dan
kembali normal menyebabkan
kelemahan
- Menunjukkan
peningkatan
dekompensasi jantung
dari pada kelebihan
aktivitas
2. Kaji penyebab - Pemenuhan
kelemahan contoh kebutuhan

pengobatan, nyeri keperawatan diri klien


tanpa mempengaruhi
otot
- Menurunkan
konsumsi O2 dan
3. Evaluasi meningkatkan

peningkatan ekspensi paru

intoleransi
aktivitas

4. Berikan bantuan
dalam aktivitas
perawatan dan
sesuai indikasi
5. Berikan O2 sesuai
kebutuhan
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari / No.
No Implementasi Evaluasi
Tanggal DX
1 28-11-07 I - M S: -
encatat bunyi jantung Klien mengatakan
- M nafasnya tidak sesak
elakukan palpasi pada nadi lagi
perifer O:

- M -
engkaji kulit klien terhadap Klien tidak sesak lagi
pusat dan sianosis -
- M TIV kembali normal
engkaji perubahan pola A : -
sensori seperti letargi, Klien tidak terpasang O2
bingung, disorientasi cemas P : lagi
dan depresi pada klien
- M -
emberikan istirahat psikologi Intervensi tercapai
dengan lingkungan tenang
membantu klien menghindari -
stres Klien rencana mau
pulang
2 29-11-07 II - M S: -
emonitor TTV klien sebelum Klien mengatakan
dan sesudah istirahat aktivitasnya tidak
- M dibantu lagi
engkaji penyebab kelemahan -
contoh pengobatan, nyeri Klien mengatakan tidak
obat sesak lagi
- M -
engevaluasi peningkatan O : Klien mengatakan ingin
intoleransi aktivitas pulang
- M
emberikan bantuan dalam A : -
aktivitas perawatan diri Aktivitas klien tidak
sesuai indikasi P: dibantu lagi
- M
emberikan O2 sesuai -
kebutuhan Intervensi tercapai

-
Klien ingin pulang

TINJAUAN KASUS

Identitas
Nama : Ny. J

Umur : 53 tahun

Pendidikan : SLTP

Alamat : Penggambiran

Agama : Islam

Status : Janda

No.MR : 567206

Penanggung Jawab

Nama : Ny. S

Umur : 26 tahun

Alamat : Penggambiran

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga


Hubungan Keluarga : Anak Kandung

Tanggal masuk : 17 November 2007

Tanggal Data : 20 November 2007

Anda mungkin juga menyukai