Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Untuk mendapatkan tenaga-tenaga kepemimpinan bagi bermacam-macam

usaha yang diciptakan oleh masyarakat modern, juga untuk keperluan proses

regenerasi, diperlukan penyiapan dan pembinaan calon-calon pemimpin. Tugas

ini dibebankan terutama kepada pemerintah dan partai-partai politik. Juga

dilakukan oleh organisasi-organisasi masyarakat/sosial yang menyelenggarakan

bermacam-macam kegiatan kemasyarakatan.

Demikian juga pemimpin tertinggi pemerintahan dan para top managers di

dunia bisnis harus memilih pembantu-pembantunya untuk meringankan tugas-

tugas kepemimpinan. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon

pemimpin, dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk melatih para

calon/kandidat tersebut.

II. Rumusan Masalah

Ada beberapa Pokok Pembahasan yang akan diuraikan, yaitu :

1. Memilih calon pemimpin

2. Pembinaan kepemimpinan pemuda di Indonesia

3. Kegagalan dalam proses memilih pemimpin

4. Kriteria keberhasilan kepemimpinan

5. Program latihan

1
BAB II

PEMBAHASAN

MEMILIH DAN MELATIH PEMIMPIN

PEMBINAAN KEPEMIMPINAN PEMUDA

A. Memilih Calon Pemimpin

Untuk memenuhi kebutuhan kepemimpinan suatu organisasi, seorang

pemimpin tertinggi atau top manager diharuskan memilih pembantu-

pembantunya untuk memimpin kelompok, bidang, bagian, seksi dan urusan,

yang menjadi bagian dari organisasi tersebut. Pembantu-pembantu ini bisa

diambil dari organisasi sendiri, namun juga dapat dicari dari luar organisasi

dengan persyaratan-persyaratan tertentu.

Persyaratan paling utama bagi seorang calon pemimpin ialah dapat

memimpin orang lain kea rah pencapaian tujuan organisasi, dan dapat

menjalin komunikasi antar manusia, karena organisasi itu selalu bergerak atas

dasar interaksi antar manusia.

Menurut O. Jeff Harris, orang-orang yang perlu dipilih sebagai

kandidat-kandidat atau calon pemimpin adalah mereka yang mempunyai

kualifikasi antara lain sebagai berikut :

1. Memiliki kemauan untuk memikul tanggung jawab

Bila seorang pribadi menerima tugas kepemimpinan, dia harus berani

memikul tanggung jawab bagi setiap tingkah lakunya, sehubungan dengan

tugas-tugas dan peranan yang harus dilakukan. Menerima tanggung jawab

2
kepemimpinan mengandung risiko menerima sanksi-sanksi tertentu bila ia

tidak mampu mencapai hasil yang diharapkan. Kebanyakan pemimpin

merasakan, bahwa peranan sebagai pemimpin itu mengandung banyak

tekanan dan tuntutan. Terutama penggunaan waktu, usaha dan

pengetahuan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas secara

efektif. Dan tugas-tugas ini menuntut energi yang banyak sekali.

2. Kemampuan untuk menjadi perseptif

Persepsi adalah kemampuan untuk melihat dan menanggapi realitas

nyata. Dalam hal ini pemimpin perlu mempunyai daya persepsi disertai

kepekaan yang tinggi terhadap semua situasi organisasi yang dibawahinya

yaitu mengamati segi-segi kekuatan dan kelemahannya.

3. Kemampuan untuk menanggapi secara objektif

Objektivitas merupakan kemampuan untuk melihat masalah-masalah

secara rasional, impersonal (zakelijk) tanpa prasangka. Objektifitas adalah

kelanjutan dari perseptifitas dengan mengabaikan sebanyak mungkin

faktor-faktor pribadi dan emosional yang bias mengakibatkan kaburnya

kenyataan.

4. Kemampuan untuk menetapkan prioritas secara tepat

Seorang pemimpin itu harus benar-benar mahir memilih mana bagian yang

penting dan harus didahulukan, dan mana yang kurang penting sehingga

bisa ditunda pelaksanaannya. Jadi, mampu mengambek-paramartakan

pemecahan masalah. Juga sanggup memilih keputusan secara bijaksana

dari sekian banyak alternatif dengan tepat.

3
5. Kemampuan untuk berkomunikasi

Kemampuan untuk memberikan informasi dengan cermat, tepat dan jelas

juga kemampuan untuk menerima informasi dari luar dengan kepekaan

tinggi, merupakan syarat mutlak bagi pemimpin yang efektif. Dia mampu

menjabarkan “bahasa policy” kedalam “bahasa operasional” yang jelas

dan singkat. Maka segenap tanggung jawabnya akan menjadi lebih mudah

sehubungan dengan tugas-tugas yang harus didistribusikan kepada

bawahan atau pengikut-pengikutnya.

Setiap usaha bersama yang bertujuan dan sistematis itu perlu dipimpin

dan memerlukan pemimpin. Untuk memenuhi kebutuhan kepemimpinan

disegala bidang atau sector kehidupan kita ini, perlu dipersiapkan tenaga-

tenaga kepemimpinan, terutama kepemimpinan pemuda sebagai tenaga

penggerak dan pembangunan di era pembangunan sekarang.

B. Pembinaan Kepemimpinan Pemuda di Indonesia

Beberapa landasan bagi pembinaan kepemudaan di Indonesia, yakni :

a) Landasan ideologi dan konstitusional

Pancasila sebagai sumber hukum dari segala hukum yang berlaku di

segenap wilayah NKRI harus menjadi landasan ideology sekaligus juga

merupakan pancaran sikap setiap insan Indonesia, terutama dari para

pemimpin bangsa.

UUD 1945 merupakan dasar hukum tertulis yang tertinggi, dan merupakan

perwujudan kehendak pancasila secara konkret. UUD 1945 merupakan

pula bagian yang tak terpisahkan dari pancasila sebagai dasar Negara dan

4
pandangan hidup bangsa serta mengikat setiap WNI secara yuridis formal-

inklusif para pemimpin.

b) Landasan kultural

Sikap hidup kekeluargaan dan kegotongroyongan sebagai nilai-nilai luhur

cultural bangsa Indonesia harus melandasi cara berpikir dan perilaku

pemimpin Indonesia.

c) Landasan strategis

Landasan strategis dalam mewujudkan pelatihan kepemimpinan pemuda

Indonesia adalah GBHN (Tap MPR No. IV/MPR/1978), antara lain berisi :

 Pengembangan generasi muda diarahkan untuk mempersiapkan

kader-kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional,

dengan memberikal bekal keterampilan, kepemimpinan, kesegaran

jasmani, daya kreasi, patriotisme, idealisme, kepribadian dan budi

pekerti yang luhur.

 Pengembangan wadah pembinaan generasi muda seperti sekolah-

sekolah, organisasi-organisasi fungsional kepemudaan, pramuka,

organisasi olah raga, dan lain-lainnya.

 Perlu adanya suatu kebijaksanaannasional tentang kepemudaan secara

menyeluruh dan terpadu bagi upaya pengembangansegenap potensi dan

bakat generasi muda Indonesia dalam menempuh perjalanan kehidupan

berbangsa bagi setiap insane WNI.

5
d) Landasan operasional

 Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0323/1978,

tentang pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda, yang

memberikan penjelasan tentang landasan, pengertian-pengertian,

masalah, dan potensi generasi muda; asas, arah, dan tujuan pembinaan

serta pengembangan generasi muda, strategi dan sasaran, jalur

pembinaan dan pengembangan generasi muda serta melaksanakan

kebijaksanaan yang menyeluruh dan terpadu.

 Keputusan Presiden No. 23 Tahun 1979 tentang Badan Koordinasi

Penyelenggaraan Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda,

merupakan perwujudan dari amanat GBHN, untuk lebih meningkatkan

koordinasi dan penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan

generasi muda secara menyeluruh dan terpadu.

C. Kegagalan Dalam Proses Memilih Pemimpin

Ada kalanya calon-calon pemimpin yang terpilih itu di dalam praktiknya

tidak/kurang menunjukkan persyaratan-persyaratan, kegagalan pemilihan

tersebut antara lain dapat disebabkan oleh :

 Kurang tepatnya cara pemilihan calon pemimpin misalnya lewat sistem

katabelletje, pilih kasih, sistem kruiwagen, nepotisme dan lain-lain

 Tanpa melalui sistem tes secara objektif, seleksi dan pengujian fisik serta

mental terlebih dahulu. Ditambah kurang matangnya persiapan dan

masa training, sehingga pemimpin (orang-orang muda) yang baru dilatih

itu tidak mampu menjalankan tugas-tugasnya.

6
 Tugas-tugas yang harus dipikul oleh “calon pemimpin” tadi ada jauh di

atas daya pikul dan kapabilitasnya.

 Tidak diterima oleh bawahan, karena pimpinan yang diangkat itu tidak

mampu menyesuaikan diri dalam iklim social dan iklim psikis baru.

 Oleh perubahan tugas atau mutasi yang mendadak dan kurang adanya

adaptasi (daya penyesuaian diri), dan kurang kemampuan teknisnya.

Bila kesalahan pilihan hanya terletak pada factor personnya (faktor manusia)

dan bukan pada segi-segi teknis organisatoris dan procedural, maka hal ini

dapat diatasi melalui usaha pengembangan staf dan in-service training.

D. Kriteria Keberhasilan Kepemimpinan

Keberhasilan pemimpin itu pada umumnya diukur dari produktifitas dan

efektifitas pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan pada dirinya. Bila

produktifitas naik dan semua tugas dilaksanakan dengan efektif, maka ia

disebut sebagai pemimpin yang berhasil. Sedang apabila produktifitasnya

menurun dan kepemimpinannya dinilai tidak efektif dalam jangka waktu

tertentu, maka ia disebut sebagai pemimpin yang gagal.

Beberapa indikator yang dapat kita pakai sebagai petunjuk

keberhasilan kepemimpinan dalam suatu organisasi, ialah sebagai berikut :

1. Meningkatnya hasil-hasilproduksi dan pemberian pelayanan oleh

organisasi (aspek ekonomis dan teknis).

2. Semakin rapinya sistem administrasi dan makin efektifnya manajemen.

3. Semakin meningkatnya aktifitas-aktifitas manusiawi atau aspek social yang

lebih human sifatnya.

7
E. Program Latihan

Untuk dapat menyusun suatu program latihan yang tepat dan sukses,

langkah pertama yang perlu diambil adalah menentukan tujuannya, yaitu

tujuan latihan yang akan diprogramkan. Tujuan harus jelas dan tegas, karena

tujuan menjadi pedoman bagi penentuan kebijakan pengadaan training dan

pendidikan kepemimpinan.

Langkah kedua ialah menentukan kebutuhan latihan, yaitu segi-segi

dan keterampilan apa yang amat dibutuhkan oleh seseorang untuk dapat

menjadi pemimpin yang efektif. Dengan kata lain, keterampilan dan

pengetahuan apa yang masih belum dikuasai oleh (calon-calon) pemimpin

dan perlu terus dilatihkan. Teknik survei kebutuhan latihan atau training needs

survey dapat dilakukan dengan pengamatan, wawancara, angket dan

sebagainya.

Langkah ketiga ialah memilih mata pelajaran yang tepat dan dapat

memberikan motivasi untuk mengadakan perubahan sikap, dapat

melancarkan komunikasi, serta membangun kerja sama dengan semua pihak,

yaitu dengan atasan, teman sejawat yang sederajat dan dengan bawahan.

Bila semua kebutuhan latihan telah ditemukan, maka tinggal

menentukan kurikulum, metode dan teknik latihannya. Baru kemudian dipilih

para pelatihnya, yang mampu memberikan training sesuai dengan kurikulum

yang ditetapkan. Kebutuhan lain yang harus dipersiapkan ialah fasilitas

tempat pendidikan, perlengkapan, alat-alat bantu latihan, biaya, buku-buku

pelajaran dan lain-lain.

8
BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Untuk mendapatkan tenaga-tenaga kepemimpinan bagi bermacam-macam

usaha yang diciptakan oleh masyarakat modern, juga untuk keperluan proses

regenerasi, diperlukan penyiapan dan pembinaan calon-calon pemimpin. Tugas ini

dibebankan terutama kepada pemerintah dan partai-partai politik. Juga dilakukan

oleh organisasi-organisasi masyarakat/sosial yang menyelenggarakan bermacam-

macam kegiatan kemasyarakatan.

II. Saran

Kami masih mengharapkan masukan yang sifatnya membangun dalam

penyelesaian tugas ini.

Anda mungkin juga menyukai