Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 1

030-10-002 ADE LAKSONO 030-10-009 ADRIAN PRADIPTA S

030-10-003 ADELITA YULI HAPSARI 030-10-010 AEMA YUNITA AMIR

030-10-004 ADHI RIZKI PUTRA 030-10-011 AGNES YUARNI

030-10-005 ADINDA RATNA PUTRI 030-10-012 AGRIETIA

030-10-006 ADISTI ZAKYATUNNISA 030-10-013 AHMAD REYHAN JAVIER

030-10-007 ADITYA ERDIAN S, SE 030-10-014 AHMAD RUDIANSAH

030-10-008 ADJI INDRA PRAMONO

JAKARTA,

SENIN, 06 DESEMBER 2010


Pendahuluan

Bapak Eri, 44 tahunn, dating ke praktek saudara dengan membawa hasil laboraturium

sebagai berikut : total kolesterol 250 mg% ; trigliserida 200 mg%. bapak Eri memiliki

kebiasaan makan yang gurih dan berlemak.

Permasalahan

1. Bapak Eri mempunyai kadar kolesterol yang tinggi yaitu 250 mg%, sedangkan

untuk kadar kolesterol yang normal adalah 200 mg%

2. Bapak Eri mempunyai kadar trigliserida yang tinggi yaitu 200 mg%,

sedangkan untuk kadar trigliserida yang normal pada umur 40-49 tahun adalah

30-160 mg%

Pembahasan

Kolesterol merupakan senyawa kimia yang secara alami diproduksi oleh tubuh dan

merupakan kombinasi lipid (lemak) dan steroid. Manfaat kolesterol antara lain sebagai bahan

dasar untuk menyusun empedu, jaringan otak, serat saraf, hati, ginjal, dan kelenjar adrenalin.

Bila jumlah kolesterol banyak di aliran darah maka, kolesterol bisa mengendap di dinding

kapiler darah lalu dapat menyumbat aliran darah sehingga dapat menyebabkan Penyakit

Jantung Koroner (PJK). (1)

Trigliserida merupakan senyawa yang terdiri dari 3 molekul asam lemak teresterifikasi

menjadi gliserol dan merupakan lemak netral yang disintesis dari karbohidrat. Trigliserida

merupakan lemak darah yang secara khusus berada di lapisan kedua Low Density Lipoprotein

(LDL). Jadi, apabila kadar trigliserida banyak maka kadar LDL juga tinggi. Apabila tidak ada

keseimbangan antara Low Density Lipoprotein (LDL) dengan High Density Lipoprotein

(HDL) maka dapat menyebabkan atherosclerosis. Asam lemak esensial merupakan sebutan

bagi asam lemak yang tidak dapat dibuat sendiri oleh atau tidak dapat mencukupi kebutuhan
minimal dari manusia. Hal itu terjadi karena manusia tidak memiliki enzim yang bertanggung

jawab dalam melakukan sintesis asam lemak tersebut.(2)

Omega 3 merupakan jenis asam lemak tak jenuh yang dikasifikasikan sebagai asam

lemak esensial, yang berarti bahwa mereka tidak dapat dibuat oleh tubuh dan harus diperoleh

dari makanan. Asam lemak tak jenuh dalam kelompok ini termasuk asam docosahexaenoic

(DHA), asam eicosapentaenoic (EPA), dan asam alpha-linolenat (ALA). Omega 3 digunakan

untuk membentuk dinding sel, meningkatkan sirkulasi O2 pada sel darah merah, dan

menurunkan tekanan darah.

Omega 6 merupakan asam lemak tidak jenuh yang ikatan rangkapnya pada posisi

nomor 6 dari ujung C omega. Omega 6 berfungsi untuk mencegah penyempitan pembuluh

darah akibat menempelnya kolesterol pada pembuluh darah. Contoh omega 6 antara lain asam

linoleat (LA), asam gamma-linoleat, dan asam arachidonic. Omega 6 banyak terdapat pada

biji-bijian matahari, jagung, walnut, dan lain sebagainya.(3)

Anatomi sistem gastrointestinal terdiri dari beberapa bagian antara lain mulut,

pharynx, esophagus, gaster, intestinum tenue (duodenum, jejunum, dan ileum), intestinum

crassum (caecum, colon, appendix vermiformis, rectum, dan anus).(3)


Bagian pertama dari fraktus digestifus ialah mulut dimana mulut mempunyai beberapa

bagian yang berguna di dalam pencernaan yaitu gigi, lidah (lingua), dan kelenjar saliva.

Setelah mulut, bagian selanjutnya ialah pharynx dan esophagus. Pharynx yang

digunakan dalam sistem digesti ini ialah oropharinx dan laringopharinx. Oropharinx terletak

di belakang mulut dan langopharinx terletak dekat dengan laring. Bagian berikutnya ialah
esophagus yang merupakan pipa panjang sepanjang serviks sampai gastes dengan panjang

sekitar 25 cm. kemudian makanan masuk ke dalam gaster melalui hiatus esofagia.(3)

Gaster terbagi atas 3 bagian yakni fundus, corpus, serta antrum. Selanjutnya ialah

intestinum tenue yang terdiri dari 3 bagian yaitu duodenum, jejunum, dan ileum. Pada bagian

pars descendens di duodenum terdapat bagian yang disebut papilla pancreaticoduodeni major

vaterii yang merupakan lubang tempat masuknya dua ductus yang berasal dari kelenjar

empedu (ductus choledochus) dan pancreas (duktus pancreaticus major).

Yang terakhir adalah intestinum crassum. Di intestinum cressum ada bagian yang

disebut ceacum. Ceacum ialah bagian awal masuknya makanan yang telah dicerna dan

diabsorbsi oleh intestinum tenue ke dalam intestinum crassum melalui valvula ileocaecalis.

Kemudian sisa – sisa makanan akan dilanjutkan ke dalam colon. Di dalam colon terdapat

plica yang disebut plica semilunaris. Setelah itu makanan masuk ke dalam rectum dan

berakhir pada anus.

Selain yang dijelaskan di atas, sistem Gastri Intestinal juga memiliki organ – organ

asesoris sebagai pembantu yaitu hepar, pancreas, dan vesika felea. Hepar yang berfungsi

menghasilkan garam-garam empedu untuk emulsi lemak. Pancreas berfungsi untuk

menghasilkan enzym-enzym yang berguna untuk mensintesis karbohidrat, protein, dan lemak.

Vesika falea berguna dalam menyimpan garam-garam empedu yang dihasilkan oleh hati.
Dalam metabolisme lemak, pencenaan yang berarti adalah ketika lemak masuk ke

usus halus dengan menggunakan enzim amylase pankreas yang disekresikan ke usus halus

bersamaan dengan asam empedu melalui ampula vateri. Di mulut dan di lambung memang

ada enzim untuk mencerna lemak, tapi kenyataannya kurang berarti. Enzim lingual lipase

yang ada di mulut tidak berperan banyak mengingat waktu pencernaan di mulut yang

termasuk singkat. Enzim lipase gastrik yang ada di lambung tidak dapat bekerja maksimal

karena ph lambung termasuk asam (ph 1.0 – 2.0) sehingga enzim lipase tidak dapat bekerja
(4)
optimal (enzim lipase bekerja di ph (3.0-6.0).

Pencernaan lemak di dalam usus halus dibantu oleh enzim lipase yang memecah

trigliserida menjadi monogliserida dan asam lemak dan juga garam empedu yang membuat

lemak menjadi lebih larut dalam air karena fungsinya sebagai emulgator. Garam empedu jika

dalam konsentrasi tinggi, dapat membentuk micelles yang berperan dalam proses

pengangkutan monogliserida dan asam lemak (hasil pemecahan trigliserida oleh lipase) ke
dinding usus halus (2). Ketika sampai di dinding usus halus, monogliserida dan asam lemak

berdifusi ke sel absortif. Di dalam sel absorptif, monogliserida dan asam lemak disintesis

ulang menjadi trigliserida dan dibungkus dengan fosfolipid dan kolestrol menjadi kilomikron-

kilomikron. Karena kilomikron tidak bisa masuk ke kapiler darah, maka kemudian kilomikron

masuk ke lacteal (pembuluh limfatik di vilus usus halus) dan melalui pembuluh limfatik

diteruskan ke duktus thoracicus lalu akhirnya masuk ke sistem peredaran darah di vena

subclavicula kiri. Trigliserida dalam kilomikron yang melewati jaringan hati dan jaringan

adiposa dipecah menjadi monogliserida dan asam lemak oleh enzim lipoprotein lipase yang

terdapat di apikal sel endotel kapiler darah dan kemudian berdifusi ke dalam hepatosit dan sel

adiposa. Di dalam kedua sel tersebut kemudian monogliserida dan asam lemak disintesis

ulang menjadi trigliserida. (5)

Fungsi empedu adalah mengelmusikan lemak dan menetralkan asam di chyme yang

masuk di usus halus. Empedu pertama dibuat di sel hati, yang kemudian dipekatkan di

kelenjar empedu (vessica fellea). Sintesis garam empedu dimulai di sel hati dengan prekursor

berupa kolestrol. Kolestrol diubah menjadi asam kolat atau kenodeoksikolat dengan kuantitas

yang seimbang. Kedua asam ini kemudian dikonjugasikan dengan glisin atau taurin menjadi

garam empedu : taurokolat/glikokolat dan glikokenodeoksikolat/taurokenodeoksikolat. Di

usus garam empedu mengalami dekonjugasi dan dehidrolasi oleh bakteri menjadi asam

empedu sekunder (asam kolat menjadi asam deoksikolat dan asam kenodeoksikolat menjadi

asam litokolat). 90-95% dari garam empedu diserap kembali ke sel hati oleh usus halus

dengan proses difusi, dan transport aktif di ileum distal. Garam empedu yang diserap kembali

masuk ke vena porta hepatika dan masuk kembali ke hati. Ketika mencapai hati (terutama di

sinusoid hati) garam empedu diabsorpsi oleh hepatosit dan disekresikan lagi ke kelenjar

empedu (vessica fellea).


Batu empedu dapat terjadi jika kadar kolestrol dalam empedu terlalu banyak sehingga

dapat terjadi pengendapan kolestrol yang membentuk kristal-kristal yang sering disebut

sebagai batu empedu. Kadar kolestrol yang tinggi dapat disebabkan oleh berkurangnya kadar

garam empedu dan lechitin. (5)

Inflamasi epitel kelenjar empedu dapat menyebabkan infeksi kronik yang juga

mengubah karakteristik absorpsi dari lapisan mukosa kelenjar empedu, kadang-kadang

menyebabkan absorpsi air dan garam empedu yang berlebihan dan hanya menyisakan

kolestrol. Batu empedu juga dapat disebabkan oleh: terlalu banyak absorpsi empedu dan

terlalu banyaknya absorpsi asam empedu dari empedu. (4)

Daftar Pustaka

1. http://www.medicinenet.com/cholesterol/article.htm

2. http://www.klikdokter.com/kolesterol/read/2010/07/23/160/trigliserida

3. http://www.virtualmedicalcentre.com/anatomy.asp?sid=7

4. Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology. In: Schmitt W,Gruliow R, editors.

Gastrointestinal Physiology. 11th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2006. p. 802-11.


5. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology.In: Roesch B, Trost K,

Newman H, editors. The Digestive System. 11 th ed. Danvers;2006. p. 921-30.

Anda mungkin juga menyukai