Anda di halaman 1dari 43

Seminar radiologi 07-06-2011

ANOMALI GIGI

Oleh:
Laura Kristy
Indry Herdiyani
Puput Nurani
Nabila Mayanda

Pembimbing:
Drg. Azhari
Anomali Gigi
Kelainan Dapatan (kondisi
Kelainan Perkembangan patologis)

 Atrisi
 Jumlah Gigi
 Abrasi
 Ukuran Gigi  Erosi

 Erupsi Gigi  Resorpsi


 Dentin Sekunder
 Morfologi Gigi
 Batu Pulpa
 Sklerosis Pulpa
 Hipersementosis
Kelainan Perkembangan

 Jumlah Gigi
1. Gigi Supernumerary
 Disebut juga hyperdontia, distodens,
mesiodens, peridens, parateeth, dan
supplemental teeth
 Radiografi  bervariasi, mulai terdapat pada
tahap gigi permanen pada anak (9 – 12 th).
Digunakan foto periapikal, foto oklusal untuk
melihat lokasi, jumlah gigi supernumerary
 Perawatan berupa ektraksi, jika
dibutuhkan
2. Missing Teeth

Kehilangan gigi dapat terjadi


Dapat berupa
karena adanya mekanisme
hypodontia, oligodontia,
patologis, kekurangan tempat
anodontia
untuk pertumbuhan gigi pada
rahang, atau tidak
proporsionalnya ukuran antara
bentuk gigi dan bentuk rahang

Perawatan berupa pemasangan alat ortodonti


 Ukuran Gigi
1. Makrodonsia

 kondisi dimana ukuran gigi lebih besar dari ukuran normal


 Diagnosa banding: fusi dan geminasi
 Perawatan menggunakan alat
ortodonti jika disertai maloklusi

Radiografi  peningkatan ukuran


pada gigi makrodontia baik yang
tidak erupsi maupun yang erupsi
2. Mikrodontia

 gigi terlihat lebih kecil dari biasanya


 Gigi akan terasa kecil dan mungkin mengalami perubahan
morfologi.
 radiografi  memperlihatkan gambaran malformasi
 Perawatan restoratif dan prostetik dianggap dapat
mengembalikan bentuk normal dari gigi tersebut
 Erupsi Gigi

1. Transposisi
 kondisi dimana dua gigi yang berdekatan telah bertukar posisi
dalam lengkung gigi
 paling sering mengalami transposisi adalah gigi kaninus dan
premolar pertama gigi permanen

 perawatan prostetik untuk mengembalikan fungsi yang


terganggu dengan memperhatikan faktor estetik
 Morfologi Gigi

1. Fusi
 merupakan hasil penyatuan dari mahkota gigi yang
berdekatan pada masa perkembangan

 Radiografi  bentuk yang tidak


biasa atau ukuran gigi menyatu

 Diagnosa banding: geminasi dan


makrodontia
 Perawatan yang dilakukan adalah
ekstraksi jika pada gigi sulung, dan perawatan restoratif
2. Concrescence

 terjadi ketika akar dari dua atau lebih gigi menyatu


melalui sementumnya
 Gigi molar rahang atas adalah gigi yang paling sering
mengalami concrescence
 radiografi  akan sulit
membedakan antara
concrescence dan superimpose
 Perawatan berupa ekstraksi
dengan memperhatikan
teknik pencabutan
Email atau dentin gigi geminasi
menjadi hipoplasia atau
hipokalsifikasi

kelainan gigi yang terjadi karena


satu benih gigi terbagi dua pada terdapat 2 mahkota gigi yang
proses invaginasi sehingga tidak sempurna, biasanya
terbentuk dua gigi yang tidak tidak ada kelainan jumlah
sempurna akar dan saluran akar
radiografi 
menunjukkan outline
email radioopak
menguraikan celah di
mahkota, dan kamar
pulpa yang tunggal
dan membesar
4. Taurodontia

Radiografi  badan gigi terlihat memanjang dengan akar


yang pendek. Kamar pulpa memanjang dan posisi furkasi
lebih ke apikal
5. Dilaserasi

 Gangguan dalam pembentukan gigi yang menghasilkan


lengkungan atau kurva tajam di mahkota atau akar gigi

Jika akar terdilaserasi ke


arah mesial atau distal

Jika akar terdilaserasi ke arah


bukal (labial) atau lingual
6. Dens Invaginatus (Dens in Dente)

 Disebut juga Gestant odontome dan “gigi dalam gigi”


 Merupakan malformasi gigi akibat dari lipatan dental
papilla selama perkembangan gigi

 Dens invaginatus: pit kecil antara cingulum


& permukaan lingual gigi insisif
 Dens in dente:
pit terletak di tepi insisal
gigi
Gambaran radiografi

menunjukkan lipatan Gambaran radiolusen


lapisan email lebih berbentuk butiran air mata
radioopak terbalik dengan batas
radioopak
7. Dens Evaginatus

 Disebut juga Premolar Leong

Merupakan kelainan pada gigi


berupa sebuah tonjolan seperti
polip pada central groove atau
lingual ridge dari bonjol bukal gigi
posterior dan fossa cingulum gigi
anterior

radiografi  memperlihatkan
perluasan tuberkulum dentin pada
permukaan oklusal
8. Amelogenesis Imperfecta

 Merupakan kelainan herediter dimana email gigi tidak


berkembang dengan baik, sering kali karena kurangnya
kalsifikasi
 Jenisnya  1.Hipoplasia
2. Hipomaturasi
3. Hipokalsifikasi
4. Hipomaturasi atau hipokalsifikasi
 Hipoplasia

• email abnormal, kasar atau Gambaran radiografi


mengkilap, warna coklat kekuningan menunjukkan lapisan radiopak
pada gigi email relatif tipis
• Mahkota gigi terlihat kecil
dengan bentuk persegi kasar,
ketebalan email berkurang
 Hipomaturasi

 email memiliki gambaran berbintik-bintik


 email lebih halus dari biasanya
 warnanya berawan putih, kuning atau coklat
 gigi tertutup dengan warna putih dan email radioopak,
disebut sebagai "gigi yang diselimuti salju“
 Gambaran radiografi : ketebalan email normal, tetapi
kepadatan sama dengan dentin
 Hipokalsifikasi

ukuran dan bentuk mahkota gigi normal


email kurang termineralisasi, akan retak dan abrasi
email terdapat noda dan lebih gelap

 Gambaran radiografi : ketebalan email normal tetapi kepadatan


kurang (lebih radiolusen) dibandingkan dengan dentin
 Hipomaturasi / hipokalsifikasi

 kombinasi hipomaturasi dan hipokalsifikasi

 Jika kelainan dominan adalah hipomaturasi, disebut


hipomaturasi-hipokalsifikasi, email berbintik-bintik,
berubah warna menjadi warna kuning atau coklat

 Jika kelainan dominan adalah hipokalsifikasi, disebut


hipokalsifikasi-hipomaturasi. Gambaran gigi hampir
sama, tetapi email tipis.
9. Dentinogenesis Imperfecta

 Disebut juga Hereditary opalescent dentin


 anomali genetik yang melibatkan terutama dentin, walaupun
email mungkin lebih tipis
 Jenisnya :
Gambaran klinis Gambaran radiografi

• warna gigi dari kuning ke biru  Tipe I dan II ada


keabu-abuan, Email dengan penghilangan lengkap dari
mudah retak saat fungsi kamar pulpa
pengunyahan.  Tipe III menunjukkan
dentin yang tipis dan
• Beberapa pasien menunjukkan kamar pulpa yang sangat
open bite anterior besar
10. Dentin Dysplasia

 Jenisnya:
 Tipe I (perubahan radikular)
 Tipe II (perubahan coronal)

 Gambaran Radiografi
 Pada tipe I dentin dysplasia, gigi sulung dan gigi permanen
memiliki akar yang pendek atau bentuk yang tidak normal
 Pada tipe II dentin dysplasia hilangnya kamar pulpa dan
pengecilan diameter root canal
11. Enamel Pearl

 Disebut juga Enamel drop, nodule email, enameloma


 Enamel pearl sering terjadi pada dentin, Enamel pearl berbentuk
globule berdiameter 1 ke 3 mm pada akar gigi molar
 Enamel pearl yang khas mengembang di furkasi sekitar gigi
molar, seringkali di apikal CEJ
Gambaran radiografi: enamel pearl tampak
seperti bulatan yang halus, bayangan radiolusen
pada pusatnya dan radiopaque pada emailnya
12. Talon cusp

Ukuran Talon cusp bervariasi mulai dari


sebesar tonjolan cingulum sampai seperti
pelebaran cusp sampai dengan tepi insisal

Gambaran radiopaque pada talon cusp


merupakan gambaran superimpose pada
mahkota pada insisal yang terlibat

Gambaran radiografis dapat tidak


menampilkan gambaran tanduk pulpa

menyerupai adanya gigi supernumerary


13. Tuner’s Hypoplasia

 Disebut juga Tuner’s Tooth


 Tuner’s hipoplasia adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan gigi tetap dengan kelainan lokal hypoplastic
di mahkota, yang terjadi akibat trauma

 Gambaran radiografi: Bagian mahkota yang terkena


tampak radiolusen berbatas tidak jelas
14. Sipilis Kongenital

Gigi Insisal berbentuk sekrup dengan permukaan mesial dan


distal meruncing dari bentuk bagian mahkota
menuju ke tepi insisal dan bagian tepi lebih
sempit daripada bagian servikal
Gigi Molar
permukaan oklusal yang lebih sempit daripada
servical, membentuk globular irregular, seperti
mulberry
Kelainan Dapatan

1. Atrisi

Gigi yang aus merupakan karakteristik


gigi atrisi, dentin terekspos, biasanya
adanya pewarnaan gigi

lingual cups maxilla dan buccal cups


mandibulla gigi posterior yang paling
besar tingkat keausannya

Gambaran radiografi: mahkota gigi menjadi


pendek dan hilangnya permukaan enamel
insisal dan oklusal
2. Abrasi

Merupakan proses pengausan non fisiologis dari gigi


yang kontak dengan substansi asing akibat dari
kebiasaan buruk : penyikatan gigi yang berlebihan

 Dapat terjadi karena : toothbrush injury, dental floss


injury
2.1 Tooth brush injury

Gigi yang terabrasi menjadi sensitive ketika dentin terekspos

Pergerakan maju mundur yang salah ketika menggosok gigi


disertai tekanan yang besar
2.2 Dental floss injury

 Penggunaan berlebihan oleh dental floss, yang dapat


mengakibatkan abrasi pada gigi.

 Gambaran radiolusen semilunar yang sempit pada


permukaan interproksimal di daerah serviks, permukaan
distal lebih sering terkena daripada mesial

 Perawatan: Eliminasi agen penyebab atau kebiasaan


3. Erosi

• akibat kontak asam dengan • gambaran radiolusen


gigi baik karena gangguan pada mahkota yang
pencernaan atau makanan rusak serta margin gigi
kaya akan asam ditemukan tidak jelas
(difus)

EROSI

• Perawatan: Menghilangkan
agen penyebab, bila • Diagnosa banding : abrasi
penyebabnya muntahan kronis
maka pasien diberikan flourida
4. Resorpsi

 Resorpsi diklasifikasikan sebagai Internal Resorpsi atau

Eksternal Resorpsi, keadaan tersebut bergantung pada


bagian permukaan gigi yang teresorpsi
4.1 RESORPSI INTERNAL: GAMBARAN RADIOGRAFI
terjadi pada kamar pulpa atau Lesi terlokalisasi,
kanal yang melibatkan radiolusen, bulat, oval,
resorpsi dentin sekitarnya. Outline biasanya telihat tajam
Hasilnya berupa pembesaran atau agak bergerigi.
ukuran kamar pulpa yang
mengenai struktur gigi.
4.2 RESORPSI EKSTERNAL:
resorpsi akar eksternal adlh
akibat inflamasi lesi periapikal.
lamina dura menghilang di
sekitar apeks

 PERAWATAN  penghentian penggunaan kekuatan mekanis


berlebihan, pencabutan gigi impaksi, atau pemberantasan
tumor, kista atau sumber peradangan lainnya
5. Dentin Sekunder

hasil penuaan fisiologis & hasil rangsangan berbahaya seperti


trauma pengunyahan mengakibatkan berkurangnya sensitivitas
stimulus terhadap lingkungan eksternal

DD  Batu pulpa

Gambaran Radiografi terlihat


tipis, kamar pulpa sempit, tanduk
pulpa menghilang lbh awal, &
penyempitan saluran akar
6. Batu Pulpa

• proses yang terfokus pada TANDA RADIOGRAFI 


pengapuran di pulpa gig dgn stuktur radiopak pada kamar
ukuran yang bervariasi (2 atau pulpa atau saluran akar dgn
3 mm) yg hampir mengisi Outline bervariasi dari tajam
ruang pulpa. hingga difus pada
margin,Gigi M plg sering
terkena.
7. Sklerosis Pulpa

 bentuk lain dari kalsifikasi pada kamar pulpa dan


kanal gigi, menyulitkan perawatan endo

TANDA RADIOGRAFI  Pulpa sklerosis yang difus


terlihat menyeluruh, bagian yang terpapar ditetapkan
sebagai gambaran radiopak yang menyebar pada
kamar pulpa dan kanal pulpa.
8. Hipersementosis
 perluasan deposisi sementum pada akar gigi tanpa tanda
klinis,sering terjadi penderita paget’s disease dan
gigantisme serta akromegali

 TANDA RADIOGRAFI terlihat sebagai penumpukan


sementum yang irregular pada seluruh atau beberapa
bagian akar dan ujung apikal.

 PERAWATAN  Apabila terkait dengan inflamasi harus


segera dilakukan tindakan sesegera mungkin.

Anda mungkin juga menyukai