Anda di halaman 1dari 2

1 SEL Mari berkeliling menyusuri lorong demi lorong mengenali kembali jengkal-jengkal ruang yang lama, mungkin terlalu

lama, kita kenal. Jangan, jangan bertanya hanya berjalan, memutar, berjalan sebab di sini, juga di luar, kita tahu tak ada jawaban --pada ruang demi ruang yang terdengar hanya keluhan, tangisan, racauan-mari berjalan memutar, memutar, dan hanya memutar mencoba kagum pada apa yang mungkin terabaikan mencoba bertahan pada apa yang mungkin tercampakkan. Jangan, jangan tanya ke mana sebab telah lama kita tahu jalan-jalan itu, lorong-lorong itu, ternyata buntu. --ruang demi ruang semakin penuh keluhan, ratapan, racauan-Di sini mungkin hanya perlu menunggu di antara tembok waktu dari balik jeruji hari matahari melaju, berlalu, berlalu

2 di sini dalam ruang tak lapang mungkin hanya bisa menunggu hari melaju, berlalu, berlalu hingga sang penjaga datang membuka pintu membuka pintu 2005 *Catatan: Puisi ini termuat dalam buku Lagu Cinta Para Pendosa karya Zaim Rofiqi, Penerbit: Pustaka Alvabet, 2009). Buku ini bisa dipesan ke penerbit atau dibeli di tokotoko buku ONLINE.

Anda mungkin juga menyukai