Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MANDIRI FILSAFAT ILMU CRITICAL THINKING: LOGIKA

Oleh: Yosep Sutandar NIM: 10-2008-007

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta, 2008

Pengertian Istilah-istilah:
1. 2. Klarifitas : kejelasan dari suatu ungkapan, pengertian konsep, gagasan sehingga kita dapat memahaminya secara objektif. Konsistensi /konsistnsi/ :n 1 ketetapan dan kemantapan (dl bertindak); ketaatasasan: kebijakan pemerintah mencerminkan suatu konsistensi dl menghadapi pembangunan yg sedang kita l aksanakan; 2 kekentalan: konsistensi agar-agar; 3 kepadatan, kepejalan, atau ketetalan jaringan yg menyusun bagian tubuh buah; 4 Geo a ketahanan suatu material terhadap perubahan bentuk atau perpecahan; b derajat kohesi atau adhesi massa tanah; konsistensi kontekstual Ling kualitas terjemahan yg diperoleh dengan menerjemahkan ungkapan yang cocok untuk konteks tertentu dan bukannya untuk semua konteks. Akurasi :n kecermatan; ketelitian; ketepatan yang didapat dari informasi yang tepat: akurasi pilihan kata pd laporan itu kurang baik Relevansi : /rlevansi/ n hubungan; kaitan, memiliki hubungan atau sangkut pautnya dengan sesuatu: setiap mata pelajaran harus ada relevansi nya dng keseluruhan tujuan pendidikan. Kebenaran Logis : Berpikir secara logis adalah bernalar secara benar, yaitu menyimpulkan dengan tepat dari keyakinan yang kita miliki. Beralasan dengan tepat dari keyakinan untuk menyimpulkan dengan logika darinya. Presisi /prsisi/ :n ketepatan; ketelitian; kecermatan dalam melakukan suatu kegiatan. Fairness : kb. kejujuran, keadilan, kewajaran. In all f. I must admit... Dengan segala kejujuran saya harus mengakui.... Kelengkapan : dibutuhkan dalam menilai dan menyimpulkan.

3. 4. 5.

6. 7. 8.

Contoh contoh hambatan berpikir kritis:


y

y y

Kurangnya pengetahuan yang relevan dengan latar belakang informasi Contoh:Dokter A menempuh studi kedokterannya di Universitas Negeri di daerah terpencil di Indonesia, karena keterbatasan pengajar dan teknologi kedokteran, maka ilmu pengetahuan yang didapat oleh dokter A sangat jauh dengan rekan sejawatnya yang menempuh studi kedokteran di ibukota Jakarta dengan segala teknologi dan pengajar yang berkualitas. Kurangnya kemampuan atau kesempatan untuk membaca Contoh:Dokter A yang jarang membaca buku tentang ilmu kedokteran terbaru karena ia tinggal di desa terpencil. Dokter A menghadapi pasien dengan gejala-gejala yang mirip dengan influenza, tetapi ternyata pasien menderita penyskit SARS. Prasangka Contoh:Ada seorang pasien kanker yang sudah stadium lanjut. Dokter A langsung memvonis pasien tersebut bahwa pasien tersebut tidak dapat ditolong dan akan meninggal dunia dalam waktu tiga bulan lagi. Padahal sebenarnya pasien masih dapat diselamatkan dengan berbagai metode pengobatan yang terbaru dan canggih. Penstreotipan Contoh: D Kebohongan Contoh:Dokter A mengatakan bahwa penyakit yang diderita pasien harus dilakukan USG dan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui keadaan lebih lanjut, padahal pasien hanya menderita typhus yang tidak memerlukan pemeriksaan USG, hanya memerlukan pemeriksaan laboratorium. Rasionalisasi Contoh:Dokter menyarankan memberikan daun-daunan untuk mengatasi mimisan karena dokter itu menganggap daun-daunan itu berkhasiat. Padahal belum ada uji klinis yang membenarkan hal itu. Pentahyulan Contoh:Dokter A akan melakukan bedah kepada seorang kakek yang menderita tumor di kepalanya, pihak keluarga mengatakan bahwa kakek harus dioperasi pada hari B, tanggal C karena menurutnya, itu adalah hari baik bagi si pasien padahal operasi harus segera dilakukan untuk menyelamatkan nyawa kakek. Egoisentrisme Contoh:Dokter A adalah seorang dokter spesialis bedah yang mengajar di salah satu fakultas kedokteran swasta. Dalam mengajar, ia tidak pernah mau mendengarkan dokter spesialis bedah

lainnya dalam mengajar. Ia menganggap bahwa ia adalah dokter terpintar karena lulusan dari luar negeri. Sosiosentrisme Contoh:Dokter A adalah seorang doketr yang ditugaskan untuk menolong korban bencana tsunami, ia mengatakan bahwa ia memerlukan peralatan-peralatan canggih agar ia bisa melakukan tindak korupsi. Padahal peralatan tersebut tidak dibutuhkan sama sekali. Tekanan kelompok Contoh:Dokter A adalah kepala bagian radiologi dari suatu rumah sakit pemerintah. Ia yang bertugas membeli seluruh peralatan untuk fasilitas rumah sakit itu. Suatu saat ia dipaksa utnuk membeli peralatan oleh rekan-rekannya agar dapat menerima imbalan dari perusahaan alat tersebut. Karena mendapat paksaan dan tekanan berupa ancaman -ancaman, maka ia menuruti rekannya tersebut. Mayoritasisasi Contoh:Dokter di suatu daerah yang terpencil akan menyelamatkan seorang asing. Namun, kepala desa dan masyarakat lainnya mengatakan tidak boleh ada orang asing yang tidak dikenal di daerahnya apalagi harus ditolong. Kedaerahan Contoh:Dokter A mendahulukan seorang pasien yang berasal dari daerahnya sendiri pada saat melakukan praktik di rumah sakit tanpa menghormati pasien yang telah menunggu lebih awal. Adat/tradisi Contoh: Dokter

Kamapanan Contoh:Seorang pasien yang kaya raya datang ke rumah sakit dan minta diperiksa. Dengan sombongnya ia meminta dokter A untuk memeriksa ia terlebih dahulu karena ia akan membayar lima kali lipat dari biaya pemeriksaan biasanya. Prasangka Contoh:Dokter A melakukan pemeriksaan yang berlebihan pada saat menggunakan stetoskop, ia diprasangka buruk oleh pasien-pasien nya karena melakukan pelecehan. Primordialisme Contoh:Dokter A adalah dosen dalam program pendidikan dokter spesialis Ilmu Bedah, dalam memberikan nilai kepada mahasiswanya, ia mendasari atas apakah mahasiswa tersebut berasal dari daerah Surabaya, tempat asal dokter itu.

Anda mungkin juga menyukai