Anda di halaman 1dari 35

Penyesuaian Pemeriksaan Antenatal

pada Pandemi COVID-19


di Era Adaptasi Kebiasaan Baru
COVID-19 Kehamilan & Nifas | DRL |
15.04.20

sekresi respiratorik masuk via


mata
/ mulut / hidung / saluran nafas

menyentuh permukaan benda yang


terkontaminasi lalu menyentuh mata /
mulut / hidung
• Tidak ada bukti bahwa ibu
hamil lebih rentan untuk
infeksi dibandingkan populasi
umum, TETAPI bila positif
dapat memberikan gejala
yang lebih berat.

Risiko • Data terkini: transmisi


vertikal probable.
Pada • 2 studi ditemukan SARS-
COV-2 IgM pada neonates
Kehamilan yang lahir dari ibu COVID-
19 (+).
• Karena IgM tidak melewati
plasenta, hal ini dapat
menunjukkan adanya
respon imun terhadap
infeksi in utero.
Luaran Maternal Jumlah studi n/N (%)
Preterm < 37 minggu 6 14/32 (41.11%)
Preterm < 34 minggu 6 4/32 (15.03%)
Pre-eclampsia 3 1/12 (13.55%)
Ketuban pecah dini 5 5/31 (18.78%)
Pertumbuhan janin terhambat 3 0/12 (0%)
Abortus / early pregnancy loss - -
Persalinan sesar 6 38/41 (91.04%)
Luaran Perinatal Jumlah studi n/N (%)
Gawat janin 4 12/30 (43.02%)
Skor APGAR < 7 5 1/41 (4.53%)
Asfiksia neonatorum 3 0/21 (0%)
Perawatan NICU 2 1/10 (8.71%)
Kematian perinatal 5 2/41 (7%)
Transmisi vertikal 6 0/42 (0%)

Saat ini: tidak ada bukti bersifat


teratogenik
Prinsip
Tatalaksana
Antenatal
TANTANGAN PELAYANAN
OBSTETRI PADA MASA 4

PANDEMI COVID-19
1. Pengetahuan ibu 2. Belum semua tenaga 3. Di era pandemi COVID-19, -
keluarga terkait COVID-19
dan kesehatan tersosialisasi fasilitas kesehatan baik
dan pelayanan kesehatan pedoman pelayanan KIA, primer / tempat PMB
bagi ibu dan bayi baru K B & Kespro di era maupun rujukan harus betul-
di era
lahir pandemi dan New Normal betul siap dalam
pandemi pemenuhan APD, sarana
prasarana dan S D M

4. Keselamatan dokter & pasien 6. Tingginya kasus


harus dilindungi - 5.Akses pelayanan kebidanan
diera pandemi covid-19 penderita C O V I D 19
diperlukan penyesuaian
pelayanan agar terhindar mengalami perubahan – yang dirawat di RS
dari penularan. faskes primer/PMB rujukan berpengaruh
membatasi terhadap penanganan
pelayanan. . pelayanan rujukan maternal
dan neonatal
Standar Pelayanan ANC
sebelum COVID
Pelayanan Kesehatan Masa Hamil
dilakukan sekurang-kurangnya 4
(empat) kali selama masa kehamilan
yang dilakukan:
a. 1 (Satu) kali pada trimester
pertama;
b. 1 (Satu) kali pada trimester
kedua;
c. 2 (Dua) kali pada trimester ketiga
Penyesuaian Jadwal Kunjungan Antenatal (Umum)
saat Pandemi COVID-19

v
Kunjungan • Pertemuan antenatal, growth scans, TTGO ditunda
sampai masa isolasi mandiri selesai.
Antenatal
pada Pasien • Pertemuan yang lebih urgent (pemantauan
janin risiko tinggi, kondisi maternal risiko tinggi)
Suspek / memerlukan pertimbangan konsultan senior &
Positif COVID- menimbang risk-benefit.
19 • 14 hari setelah onset acute illness USG untuk
evaluasi IUGR
ANC
• Persalinan
Bersih
dan
Aman
• Asuhan
10T BBL

ANC dilaksanakan minimal 6x selama masa


Pemeriksaan DOKTER kehamilan Pemeriksaan dokter 1x pada
1x pada Trimester 1 Trimester 3 (untuk deteksi
(untuk skrining Trimester 1 Trimester 2 Trimester 3
komplikasi
kesehatan ibu 21x 12x
3x kehamilan/mempersiapkan
seutuhnya) rujukan persalinan jika perlu)
• Isolasi pasien sejak dini
• Prosedur pencegahan & pengendalian
infeksi
• Pemeriksaan SARS-CoV-2 & ko-infeksi
lain
• Gold standard: RT-PCR spesimen
swab
Prinsip • Pemeriksaan lain: rontgen toraks, CT
Scan toraks dengan shield, EKG
Umum • Penanda lab: limfopenia (lanjut
dengan RT-PCR), trombositopenia,
Tatalaksana peningkatan enzim transaminase
(pikirkan DD/ HELLP Syndrome)
• Jika ada keraguan  investigate and
treat as susp. COVID-19
• Terapi oksigen sesuai kebutuhan target
SaO2 > 94%
• Mencegah overload cairan
• Antibiotik empirik untuk
mencegah infeksi bakterial
sekunder / superimposed
• Kardiotokografi perubahan
Prinsip pola detak jantung janin
adalah tanda awal perburukan
Umum sistem respirasi maternal
Tatalaksana • Ventilasi mekanik dini bila
menunjukkan tanda gagal nafas
• Individualized delivery planning
• Pendekatan tim &
multispesialistik
Persalinan Elektif

Populasi Umum:
• Cuti kerja / isolasi mandiri sejak 14 hari sebelum taksiran persalinan
(biasanya sejak 37 minggu) untuk mengurangi risiko paparan COVID-
19.
• Telfon pasien H-1 rencana operasi/induksi: skrining kondisi.
• Secara umum, terminasi persalinan pada kelompok asimptomatik
tidak ditunda, tetapi perlu memperhatikan status pandemi & beban
fasilitas kesehatan.
Persalinan Elektif

Suspek / Positif COVID-19:


• SC / induksi persalinan elektif: secara umum ditunda, dilakukan
individualized risk assessment terlebih dahulu.
• COVID-19 memberat pada minggu kedua, pada pasien COVID-19
dengan gejala ringan dapat dipertimbangkan untuk terminasi lebih
awal (Boelig et al, 2020)

RAPID TEST (+) PERTOLONGAN DENGAN APD LEVEL 3 DAN


MENGGUNAKAN DELIVERY CHAMBER
Tatalaksana Intrapartum
1. Pantau frekuensi nafas & saturasi O2, balans cairan
1. Peningkatan frekuensi nafas meskipun SaO2 normal
menandakan perburukan gangguan respirasi  titrasi kadar
oksigen.
2. Target SaO2 > 94%.
2. Continuous electronic fetal monitoring.
3. Metode persalinan: COVID-19 bukan kontraindikasi persalinan
pervaginam. SC atas indikasi obstetri / gangguan pernafasan
berat.
4. Tidak ada bukti bahwa sekresi vagina mengandung virus.
5. Hindari penggunaan birthing pools.
RAPID TEST--> WAJIB UNTUK SEMUA IBU BERSALIN
6. Anestesi regional bukan kontraindikasi pada COVID-19.

RAPID TEST (-)  APD LEVEL 2


RAPID TEST (+)  RUJUK KE RS RUJUKAN COVID
Tatalaksana Intrapartum

1. Tidak ada perbedaan tatalaksana pada kala 1, kala 2, kala 3,


kala 4 persalinan.

2. Delayed cord clamping  belum cukup bukti


1. RCOG  Tetap menganjurkan DCC
2. Boelig et al  Bergantung pada data baru apakah ada
bukti transmisi vertikal.

RAPID TEST (+) PERTOLONGAN DENGAN APD LEVEL 3 DAN


MENGGUNAKAN DELIVERY CHAMBER
Tanda Awal Dekompensasi / Perburukan
pada Ibu Hamil

Adanya:
1. Peningkatan kebutuhan oksigen atau FiO2 >
40%
2. RR > 30 kali / menit
3. Penurunan output urin
4. Drowsiness

Meskipun saturasi oksigen masih > 94%


APD untuk Petugas Medis
Prinsip umum untuk melindungi sonographer &
1. Skrining di triase sebelum masuk ke unit USG
pasien:
2. Dianjurkan tidak melakukan pemeriksaan bila: sonografer memiliki risiko tinggi /
masalah kesehatan spesifik, ATAU sonografer junior yang membutuhkan waktu periksa
lebih lama.
3. Dianjurkan menggunakan single-use gel packs
4. Pasien umum: gunakan 3-ply surgical mask & disposable gloves
5. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan.

Pemeriksaan pasien suspek / positif COVID-19


6. Gunakan APD lengkap (N-95 / FFP3, goggle, face shield, gown, glove)
SEBELUM masuk ruang periksa.
7. Jika memungkinkan ada alat USG khusus
8. Jika tidak memungkinkan urutan pasien terakhir
Jenis APD yang Dianjurkan

(Termasuk: SC dengan anestesi umum)


Jenis APD yang Dianjurkan
• POLIKLINIK
• KAMAR BERSALIN
(RAPID TEST (-))
• IGD KEBIDANAN &
KANDUNGAN
• PASIEN RAPID
TEST (+)
• PASIEN SWAB (+)
• > 28 minggu, atau ada kondisi ko-
morbid:
dianjurkan untuk di
rumah
• < 28 minggu:
• Gunakan APD yang sesuai
• Dianjurkan untuk tidak
Petugas bekerja menangani
pasien suspek / positif
Medis COVID-19

yang Hamil • Penggunaan N95 pada


kehamilan: ⬇ volume tidal
23%, minute ventilation
• 26%, lower oxygen uptake
(14%), ⬆ produksi CO2 (9%)
•  hati-hati pada kehamilan
terutama dengan IUGR /
penyulit lainnya
Take-home message
• Skrining kasus yang memerlukan kunjungan ke dokter

• 6 kali pemeriksaan Antenatal, dua di antaranya di

dokter.

• Suplementasi dan nutrisi ibu hamil tetap diperhatikan

• Penggunaan APD yang sesuai untuk tenaga medis

• Optimalisasi telemedicine pada bidang Obstetri &

Ginekologi untuk pelayanan pasien pada musim pandemic

COVID-19
STAY AT HOME Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai