Anda di halaman 1dari 4

Comdev Sebagai Suatu Bentuk CSR Konsep Comdev merupakan suatu kebijakan publik berbasis komunitas yang ditujukan

sebagai upaya membantu komunitas untuk menolong dirinya sendiri (Parsons, 2005 : 506 dalam Pardede & Finnahari, 2007 : 207). Pada perkembangannya, konsep tersebut telah mengalami pergeseran nilai, bukan saja menyangkut domainnya yang bergeser dari monopoli negara menjadi domain masyarakat, namun kini bahkan sudah menjadi domain korporasi yang hakikatnya merupakan lembaga berorientasi laba. Namun prinsip dasar pembangunan komunitas baik yang bersumber dari dunia usaha (perusahaan) maupun dari pemerintah masih sama, yakni memandang komunitas lokal yang termasuk di dalamnya komunitas asli, sebagai objek yang harus diperhatikan dan dirubah agar dapat setara kehidupannya dengan komunitas lain dan mandiri (Rudito, 2007). Sejalan dengan para professional lainnya, Budimanta (2004:111, dalam Rudito, 2007) menyebutkan bahwa secara umum Comdev adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis, terencana dan diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat guna mencapai kondisi sosial, ekonomi serta kualitas kehidupan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan pembangunan lainnya. Kemudian Rudito (2007) menambahkan bahwa Comdev merupakan suatu proses adaptasi sosial budaya yang dilakukan oleh industri, pemerintah pusat dan daerah terhadap kehidupan komunitas lokal.

Suharto (2005 : 38) menyebutkan Comdev, dalam diskurusus akademis pekerjaan sosial yang lebih dikenal sebagai community organization atau community development, tidak lagi hanya dilakukan pekerjaan sosial namun sudah menjadi bagian dari kegiatan profesi lain, seperti perencanan kota, pengembangan perumahan, dan bahkan kini sangat populer diterapkan oleh para industriawan di perusahaan-perusahaan besar melalui pendekatan yang dikenal dengan nama corporate social responsibility (CSR) maupun corporate social investment (CSI). Karena itulah, Comdev merupakan salah satu internalisasi aspek sosial yang dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk tanggungjawabnya. Dengan kata lain Comdev merupakan sarana yang dipergunakan dalam rangka implementasi konsep CSR. Pada kegiatan CSR yang terintegrasi dengan tujuan bisnis perusahaan, program Comdev biasanya dilakukan kepada masyarakat yang menjadi salah satu stakeholder perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan sebagai upaya peningkatan kapasitas dan partisipasi masyarakat tersebut dalam kerjasama yang lebih baik dengan perusahaan. Sehingga diharapkan bisa menghasilkan keuntungan yang lebih baik bagi keduabelah pihak. Keberhasilan dalam program Comdev merupakan salah satu keberhasilan dari penerapan CSR. Indikator keberhasilan yang dapat dipakai adalah berjalannya roda kehidupan masyarakat dengan segala perubahan sosial dan lingkungan yang dapat diterima dan diatur oleh pranata sosial yang bersumber dari kebudayaan masyarakat yang bersangkutan (Pardede & Finnahari, 2007 : 208).

Kemudian untuk itu Rudito (2007) menyebutkan diperlukannnya suatu wadah program yang berguna untuk menciptakan kemandirian komunitas lokal untuk menata sosial ekonomi mereka sendiri, maka diciptakan suatu wadah yang berbasis pada komunitas yang disebut sebagai Comdev yang memiliki tujuan untuk pemberdayaan komunitas (empowerment). Empowerment menunjukkan bagaimana anggota komunitas dapat mengaktulisasikan diri mereka dalam pengelolaan lingkungan yang ada di sekitarnya dan memenuhi kebutuhannya secara mandiri tanpa ketergantungan dengan pihak-pihak lain. Sehingga dengan demikian, pranata sosial yang sudah ada di komunitas sebelumnya dapat berjalan tanpa adanya ketergantungan dari pihak perusahaan dan sekaligus perusahaan dapat menjadi bagian dari masyarakat yang bersangkutan. Rudito (2007) menyimpulkan ruang lingkup program-program Comdev dalam kegiatan CSR perusahaan dapat dibagi berdasarkan tiga kategori yang secara keseluruhan akan bergerak secara bersama-sama, ketiga kategori dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Community relation ; yaitu kegiatan-kegiatan yang menyangkut

pengembangan kesepahaman melalui komunkasi daninformasi kepada pihak yang terkait. Dalam kategori ini, program cenderung mengarah pada bentuk-bentuk kedermawanan (charity) perusahaan. Kegiatan

kedermawanan sebagai upaya pendekatan awal perusahan terhadap masyarakat.

2. Community service; merupakan pelayanan perusahaan untuk memenuhi kepentingan komunitas ataupun kepentingan umum. Kegiatan ini ditunjukkan dengan adanya pembangunan secara fisik pada infrastruktur sektor kesehatan, keagamaan, pendidikan, transportasi dan sebagainya. Inti dari kategori ini adalah memberikan pelayan terhadap kebutuhan masyarakat dalam bentuk pembangunan infrastruktur desa. 3. Community empowering ; adalah program-program yang berkaitan dengan memberikan akses yang lebih luas kepada komunitas untuk menunjang kemandiriannya. Seperti pembentukan koperasi dan usaha industri kecil lainnya. Dalam hal ini, komunitas sudah memiliki pranata pendukung dan perusahaan memberi akses agar pranata terus berlanjut. Kemandirian komunitas menjadi hal penting dalam kemampuan mereka menjaring masalah dan memunculkan jalan keluarnya, yang dibantu oleh perusahaan dengan pancingan akses.

Anda mungkin juga menyukai