Anda di halaman 1dari 2

Anjing.

Kucing, dan Aib


Di suatu kerajaan binatang, ada dua hewan yang bermusuhan satu sama lain, ia adalah kucing dan anjing. Keduanya gemar bertarung, saling mengintai kelemahan masing-masing, dan menyerang jika saatnya tepat. Suatu saat, kucing memeregoki musuhnya berzina secara sembunyi-sembunyi, kucingpun terperanjat namun sekaligus senang karena mendapatkan berita yang akan menjatuhkan lawannya. Segera sang kucingpun mengadu pada Singa sang raja. Paduka Raja, akau memeregoki Anjing itu berzina, hukumlah ia dan permalukanlah ia . Benarkah? , sang Raja terperanjat. Tentu saja Paduka, aku melihatnya dengan mata kucingku yang tajam , tegas Kucing. Namun sang Raja mengatakan hal yang tak diharapkan Kucing, Mungkin kamu salah melihat, bukankah itu saat malam? , sang Kucing pun pulang dengan kecewa, di dalam hatinya tersimpan dendam dan kekesalan. Sang Anjing pun merasa senang, karena aibnya dilindung sang Raja, ia merasa bebas dan leluasa melakukan apapun. Pada suatu kesempatan, ia mengulangi perbuatannya dalam semak-semak rimbun. Ia tak menyadari sepasang mata berkilauan mengamati perbuatannya. Sepasang mata itu tak lain adalah musuhnya. Sang Kucing kemudian berlari kencang setelah melihat kejadian itu, dan segera melaporkan kejadian mengejutkan itu, namun Paduka Raja tetap tak bergeming pada pendapatnya. Apakah ada saksi lain, Kucing? , Tidak ada Paduka, setahu saya tidak ada , Kalau begitu, saya tidak bisa menghukumnya . Sang kucing yang kesal, kemudian, menyebarkan berita ini pada seluruh penghuni kerajaan: burung, binatang melata, serangga, ikan-ikan kemudian menjadi tahu berita menghebohkan ini. Akhirnya seluruh penghuni kerajaanpun mencemooh sang Anjing, dan ia merasa sangat malu dan tertekan. Sang kucing pun merasa puas atas peristiwa ini. Namun sang Raja yang bijaksana menjadi marah, dan berdoa pada Tuhan, sementara sang Anjing yang merasa sangat malu kemudian bertaubat atas perbuatannya dan mengakuinya kepada sang Raja. Ia pun rela dihukum. Sebelum hukuman berlangsung sang Anjing berdo a sangat khusyu agar ia diampuni dan diberi keadilan atas perlakuan kucing. Setalah beberapa hari semenjak hukuman, suatu kejadian yang tak terduga pun terjadi. Do a sang Raja dan sang Anjing dikabulkan Tuhan. Sang Kucing, yang sebetulnya juga sering melakukan Zina, kemudian menjadi sering berteriak-teriak dalam mimpinya. Dalam mimpinya ia mengatakan bahwa aku telah berhubungan badan dengan si anu dan si anu, sehingga seluruh masyarakatpun mengetahui perbuatan hina si kucing. Ia pun merasa sangat malu atas perbuatannya dan mati karena rasa malu yang mendalam, ia telah berzina lebih banyak dari sang Anjing, dan ia telah membuka aib saudaranya. Sang Paduka Raja yang bijakpun menasihati Rakyatnya agar senantiasa menjaga agar tak tergelincir pada hawa nafsu, bahwa nafsu itu seperti seorang anak Kecil yang menetek pada Ibunya, ia akan terus membesar jika terus menerus dilayani. Sang Raja juga kemudian menasehati agar tidak saling membuka aib saudarany, jika pelakunya merasa malu atas perbuatannya. Namun sang Padukan juga menasehati, jika aib kita terbuka, maka itu nasihat untuk pelakunya, mungkin ini teguran dari Tuhan, sebab kita tak pernah mendengar nasihat dan teguran-teguran kecil sebelumnya. Akhirnya sang Paduka bersyair: Kepada Allah Yang Maha Baik

Allah Yang Maha Baik Betapa baik dan rapi Engkau menutupi aib-aibku selama ini Kebanyakan manusia memujiku karena kelebihan yang mereka lihat padaku Namun pada hakikatnya mereka memuji penutup-Mu yang Engkau berikan pada aibku Allah yang Maha Baik Aku selalu berdoa agar Engkau menutupi aibku Alangkah tak tahu dirinya aku, karena hal itu agar aku tak jatuh dalam pandangan manusia Namun aku banyak tak peduli jika jatuh dalam pandangan-Mu Allah yang Maha Baik Pada dasarnya diriku telah jatuh dalam pandangan-Mu dan manusia Namun Engkau Maha Baik telah menutupi kekotoranku, sehingga hanya Engkau saja yang Tahu Namun sungguh bodoh, jika aku membuka aib-aib orang setelah Engkau menutupi aibku Allah yang Maha Baik Seharusnya aku tidak marah jika ada orang membuka aibku, kecuali rasa malu pada-Mu Karena pada dasarnya aku penuh aib, namun Engkau membalutnya dengan kemuliaan-Mu Karena itu, Allah yang Maha Baik, cegahlah aku untuk membongkar aib saudaraku Allah yang Maha Baik Jika ada orang membuka aib-aibku Biarlah Engkau yang marah padanya Dan karuniakan kesabaran dan rasa malu pada-Mu menyelimutiku ... Maha Baik Allah atas penutup aib-aibku dan aibmu Janganlah membuat-Nya murka dengan membukanya

Dari Abu Hurairah Radiyallahu Anhu, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, beliau bersabda, Orang yang menutupi kejelekan orang lain di dunia, kelak Allah Ta ala akan menutupi kejelekkannya di hari Kiamat. (HR.Muslim).

M. Ishaq

Anda mungkin juga menyukai