Anda di halaman 1dari 3

TINJAUAN PUSTAKA I.

PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala aktivitas hidup seharihari. Untuk bisa hidup sehat, kita harus mempunyai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan masyarakatnya (Depkes, 2006). Dalam PHBS juga dilakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat (empowerment), bina suasana (social support), dan kepemimpinan (advocacy). Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice). Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan social yang mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosisal dimana pun ia berada. Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders) (Ony Linda & Retno Mardhiati, 2010). II. Sanitasi Dasar Sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk menyediakan lingkungan pemukiman sehat yang memenuhi syarat kesehatan meliputi penyediaan air bersih, pembuangan kotoran manusia (jamban/wc), pembuangan air limbah dan pengelolaan sampah (tempat sampah). Sarana sanitasi ini merupakan prasarana pendukung untuk melakukan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) (Azwar, 1999) III. Promosi Kesehatan Promosi kesehatan adalah proses memberdayakan dan memandirikan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan kesadaran,

kemauan dan kemampuan, serta pengembangan lingkungan yang sehat (Depkes, 2000). Promosi kesehatan perlu diberikan dalam masyarakat khususnya usia dini terutama pada anak-anak usia sekolah. Materi promosi kesehatan sekolah yang diberikan bukan hanya teori tetapi juga keahlian dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatan (Gero, 2004). Promosi kesehatan ditujukan untuk menggugah kesadaran, memberikan atau meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaan dan peningkatan kesehatan baik bagi dirinya sendiri, keluarga, maupun masyarakat. Proses promosi kesehatan dalam mencapai tujuan melalui perubahan perilaku yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya ialah materi atau pesan yang disampaikan, alat bantu atau alat peraga pendidik yang dipakai, metode yang digunakan serta pendidik atau petugas yang melakukan promosi kesehatan (Notoatmodjo,2007). IV. Perilaku Sehat

V.

Kemampuan Anak Usia Taman Kanak-Kanak

Anak usia prasekolah dan taman kanak-kanak merupakan masa yang sangat tepat untuk diberikan berbagai informasi yang sesuai dan banyak melalui aktivitas gerak dalam bentuk berbagai model permainan. Pendidikan prasekolah dan usia dini merupakan tempat dimana mereka dibantu dan didorong serta distimulasi agar multi potensinya dapat berkembang secara optimal. Bantuan, dorongan, dan stimulasi itu diberikan oleh pamong, pembimbing, dan guru anak usia dini dan taman kanak-kanak melalui bermain yang menyenangkan, rileks, dan menggembirakan anak. Bermain yang dapat menumbuhkan kemampuan multi potensi pada anak, memerlukan desain dan rancangan berbagai model, sehingga permainan itu tetap cocok bagi kebutuhan perkembangan anak. Oleh karena itu, bermain itu perlu dinilai ketepatannya, peralatannya, tujuannya, tempat dan waktunya (Yusuf, 2009). Tumbuh kembang anak dapat dilihat dari berbagai aspek, diantaranya aspek kognitif, fisik motorik, social, bahasa, moral. Namun, aspek yang paling dapat mempengaruhi aspek lainnya adalah aspek kognitif dan fisik motorik. Perkembangan fisik motorik kasar usia 4-6 tahun adalah meloncat, mengendarai sepeda kecil, menangkap bola, dan bermain olahraga. Sedangkan perkembangan fisik motorik halus meliputi kemampuan menggunakan pensil dan gunting.

Perkembangan kognitif anak usia TK meliputi berpikir konvergen (memusat) menuju ke suatu jawaban yang paling mungkin dan paling benar terhadap suatu persoalan. Tahap praoperasional (piaget), anak belum mampu menguasai operasi mental secara logis, fungsi simbolis

Anda mungkin juga menyukai