Anda di halaman 1dari 5

Laju Reaksi

Posted: Oktober 8, 2009 by anggapradana in Jurnal Peneltian Online Tag:katalis, kimia, laju, orde, rekasi

Laju reaksi atau kecepatan reaksi menyatakan banyaknya reaksi yang berlangsung per satuan waktu. Laju reaksi menyatakan konsentrasi zat terlarut dalam reaksi yang dihasilkan tiap detik reaksi. Faktor yang mempengaruhi laju reaksi Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: Luas permukaan sentuh Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi ; sedangkan semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi. Suhu Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu rekasi yang berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil. Katalis Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi. Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas. Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk suatu perantarakimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan katalisnya. Berikut ini merupakan skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan katalisnya:

A + B + AC AB + C (2)

AC

(1)

Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi : A + B + C AB + C Beberapa katalis yang pernah dikembangkan antara lain berupa katalis Ziegler-Natta yang digunakan untuk produksi masal polietilen dan polipropilen. Reaksi katalitis yang paling dikenal adalah proses Haber, yaitu sintesis amoniak menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter katalitik yang dapat menghancurkan produk emisi kendaraan yang paling sulit diatasi, terbuat dari platina dan rodium. Molaritas Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu zat, maka semakin cepat suatu reaksi berlangsung. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan berjalan lebih lambat daripada molaritas yang tinggi. Hubungan antara laju reaksi dengan molaritas adalah: V = k [A]m [B]n dengan: V = Laju reaksi k = Konstanta kecepatan reaksi m = Orde reaksi zat A n = Orde reaksi zat B

Praktikum I
Judul : Pengaruh suhu terhadap laju reaksi Tujuan : Menyelidiki pengaruh suhu terhadap laju reaksi antara larutan
trisulfat (Na2S2O3) dengan larutan asam klorida (HCl) natrium

Alat & Bahan :


No 1 2 3 4 5 6 Alat & Bahan gelas kimia pembakar,kaki tiga,kaca alat pengukur waktu termometer larutan natrium trisulfat asam klorida (HCl) Ukuran / Satuan 125 cm3 0 100 oC 0,1 M 1M Jumlah 2 1 set 1 1 200 cm3 20 cm3

Cara kerja :
1. Membuat tanda silang yang sama pada dua helai kertas dan menempatkan kertas itu pada dua gelas kimia dengan tanda silang menghadap ke dalam. 2. Memasukkan 10 cm3 larutan Na2S2O3 0,1 M ke dalam gelas kimia I, mengukur dan mencatat suhunya. Menambahkan 10 cm3 HCl 1M. Mencatat waktu sejak penambahan itu sampai tanda silang tepat tidak terlihat lagi. 3. Memasukkan 10 cm3 larutan Na2S2O3 0,1M ke dalam gelas kimia II, memanaskan hingga 10oC diatas suhu kamar. Mencatat suhunya kemudian menambahkan 10 cm3 HCl 1M dan mencatat waktu seperti pada reaksi di atas.

Hasil Pengamatan
No 1 2 Suhu Na2S2O3 0,1 M Waktu (0C) (detik) 30 31,73 40 14,42 Kecepatan (M L1 det-1) 0,0315 0.0693

Pembahasan
Persamaan reaksi pada praktikum I adalah (Na2S2O3)(aq) + 2 HCl(aq) ===> 2NaCl(aq) + S(s) + SO2(g) + H2O(l) Pada percobaan ini Variabel manipulasi : suhu larutan natrium trisulfat (Na2S2O3) Variabel respon Variabel kontrol : waktu/laju reaksi : konsentrasi larutan HCl dan Na2S2O3

Setelah melaksanakan percobaan ini, sudah jelaslah bahwa suhu dapat mempengaruhi laju reaksi. Jika suhu dinaikkan, laju reaksi makin besar. Hal itu disebabkan karena dengan menaikkan suhu reaksi akan meningkatkan energi kinetik dari pertikel zat reaktan yang bertumbukan sehingga menghasilkan zat produk yang makin besar. Dapat juga dikatakan bahwa menaikkan suhu reaksi sama dengan meningkatkan fraksi partikel yang memiliki energi melebihi energi aktivasi. Pada reaksi natrium tiosulfat (Na2S2O3) dengan larutan asam klorida (HCl) menghasilkan endapan belerang yang berwarna kuning muda. Laju reaksinya ditentukan dengan mengukur laju pembentukan endapan belerang.

Praktikum II

Judul : Menentukan Tingkat Reaksi Tujuan : :Menetukan tingkat reaksi dari pereaksi pada reaksi antara larutan asam
klorida dengan larutan natrium trisulfat. (Na2S2O3)(aq) + 2 HCl(aq) ===> 2NaCl(aq) + S(s) + SO2(g) + H2O(l)

Alat & Bahan :


No 1 2 3 4 5 Alat & Bahan gelas kimia gelas ukur alat pengukur waktu larutan HCl larutan Na2S2O3 Ukuran / Satuan 50 cm325 cm3 1M 0,1 M Jumlah 7 2 1 75 cm3 125 cm3

Cara Kerja :
1. Membuat tanda silang dengan tinta hitam pada sehelai kertas putih. 2. Memasukkan 10 cm3 larutan HCl 2M ke dalam gelas kimia dan meletakkan gelas kimia itu di atas tanda silang. Menambahkan 20 cm3 larutan Na2S2O3 0,2M. mencatat waktu sejak penambahan larutan sampai tanda silang tepat tidak terlihat lagi dari atas. 3. Mengulangi percobaan dengan menggunakan larutan Na2S2O3 yang lebih encer seperti tercantum pada tabel I. Mengulangi lagi percobaan dengan menggunakan larutan HCl yang diencerkan dengan berbagai volume seperti tercantum pada tabel II.

Tabel Pengamatan
Volume No HCl 1 3 (cm ) 1 10 2 3 4 10 10 10 Volume (cm3) M Na2S2O3 Jumlah Air 0,1M Volume 20 30 15 10 5 5 10 15 30 30 30 Konsentrasi Waktu Na2S2O3 awal (detik) reaksi (M) 0,1 18,70 0,075 0,050 0,025 27,71 44,99 205,71 1/waktu 0,053 0,036 0,022 0,004

Pembahasan
Dari grafik perbandingan di atas dapat dibuat kesimpulan bahwa nilai konsentrasi natrium trisulfat menentukan laju reaksi. Semakin besar konsentrasi,maka laju reaksi akan bertambah cepat (berbanding lurus). Pada percobaan di atas, jumlah volume sengaja dibuat tetap 30 ml untuk mengatur tingkat konsentrasi pada natrium trisulfat (supaya tidak tetap). Dari tabel hasil pengamatan, dapat ditentukan orde reaksi natrium trisulfat (Na2S2O3) sebagai berikut.

Jadi, orde reaksi untuk Na2S2O3 adalah 1,34 Pada percobaan ini, Variabel manipulasi : konsentrasi natrium trisulfat Variabel respon Variabel kontrol : waktu/laju reaksi : suhu & tekanan yang tetap serta konsentrasi larutan HCl

Anda mungkin juga menyukai