Anda di halaman 1dari 15

TATA TERTIB

1.

Praktikum datang tepat pada waktunya. Keterlambatan lebih dari 15 menit, tidak diperbolehkan mengikuti praktikum. Sebelum melakukan praktikum, praktikan menghadap kepada asisten untuk mendapatkan tugas atau test pendahuluan dan pengarahan. Selama melakukan praktikum, praktikan harus memakai jas lab dan menjaga kondisi kerja dan suasana serta peralatan praktikum. Setelah praktikum selesai, praktikan diharuskan membuat laporan sementara. Selama praktikum, praktikan tidak boleh meninggalkan laboratorium tanpa ijin. Absensi dilakukan pada saat mulai dan berakhirnya praktikum. Penyerahan laporan dilaksanakan satu minggu sesudah praktikum, diserahkan kepada asisten. Setelah semua praktikum berakhir, diadakan test akhir.

2.
3.

4. 5. 6. 7. 8.

Demikian Tata Tertib praktikum, harap dilaksanakan dengan baik demi kelancarannya.

Kasie Lab. Kimia Fisika

FORMAT LAPORAN
Laporan ditulis dengan kertas ukuran kwarto, diketik dengan 2 spasi dengan format sebagai berikut : 1. ABSTRAK 2. DAFTAR ISI 3. DAFTAR GAMBAR 4. DAFTAR TABEL 5. DAFTAR NOTASI Bab I Pendahuluan Bab II Tinjauan Pustaka Bab III Metodologi Bab IV Pembahasan Bab V Kesimpulan Daftar Pustaka Lampiran

PERCOBAAN 1

KECEPATAN REAKSI

1) Tujuan Percobaan : a. Menghitung konstanta kecepatan reaksi b. Menentukan nilai orde reaksi dari penyabunan ethyl asetat 2) Prosedur Percobaan :

a. Membuat x ml larutan 0,04 N ethyl asetat, y ml larutan 0,04 N NaOH,


dan z ml larutan 0,04 N HCl.

b. Memasukkan 25 ml larutan 0,04 N NaOH kedalam erlenmeyer c. Menambahkan 25 ml larutan 0,04 N ethyl asetat dan mengocoknya
selama t1 detik.

d. Menghentikan proses pengocokan setelah t1 detik kemudian


menambahkan 25 ml larutan 0.04 N HCl dan mengocoknya kembali selama t1 detik.

e. Menambahkan indikator PP sebanyak 2 tetes kedalam 10 ml


campuran f. Mentitrasi campuran tersebut dengan larutan 0,04 N NaOH

g. Mengulangi prosedur a sampai f sebanyak 3 kali dengan variabel


waktu yang berbeda yaitu selama t2 detik, t3 detik, dan t4 detik

PERCOBAAN 2

BINARY LIQUID VAPOR PHASE DIAGRAM

1) Tujuan Percobaan : Mengetahui titik azeotrop pada sistem binary antara kloroform dan aseton 2) Prosedur Percobaan : a. Menyiapkan peralatan destilasi lengkap

b. Menyiapkan 20 buah tabung reaksi untuk wadah sampel dan memberi


label yaitu 1L hingga 10L untuk tempat residu dan 1V sampai 10V untuk tempat destilat. Volume sampel yang diambil sebanyak 2 ml.

c. Memasukkan 50 ml aseton murni kedalam labu, mendidihkannya, dan


mencatat titik didihnya yang besarnya harus sekitar 56,5 oC pada 760 mmHg. Selanjutnya mengumpulkan sampel sebanyak 2 ml sebagai 1L dan 1V.

d. Menghentikan proses destilasi dan mendinginkan labu, kemudian


mengembalikan sisa destilasi tahap c kedalam labu, menambahkan 20 ml kloroform dan memulai proses destilasi kembali. Mengambil 2 ml sampel berupa residu dan destilat ketika suhunya telah mencapai 58oC dan memasukkannya kedalam tabung reaksi berlabel 2L dan 2V.

e. Melanjutkan proses distilasi dan mengambil 2 ml sampel berupa


residu dan destilat ketika suhunya telah mencapai 60 memasukkannya ke dalam tabung reaksi berlabel 3L dan 3V.
0

C dan

f. Meneruskan proses destilasi hingga suhu 61 0C mendinginkannya


kemudian menambahkan 15 ml kloroform dan 25 ml aseton.

g. Meneruskan proses destilasi hingga suhu 65 0C, kemudian mengambil


2 ml sampel berupa residu dan destilat dan memasukkannya kedalam tabung berlabel 4L dan 4V.

h. Mendinginkan labu, kemudian menambahkan 15 ml kloroform dan 25


ml aseton. Selanjutnya mengambil 2 ml sampel berupa residu dan destilat ketika suhunya telah mencapai 63 0C dan memasukkannya ke dalam tabung reaksi berlabel 5L dan 5V. i. Melanjutkan proses destilasi kembali hingga titik didihnya tidak berubah, kemudian mengambil 2 ml sampel berupa residu dan destilat lalu memasukkannya kedalam tabung reaksi berlabel 6L dan 6V.

j. Mencuci labu dan membilasnya dengan sedikit kloroform kemudian


mengeringkannya. Selanjutnya labu diisi dengan 50 ml kloroform, mendidihkannya hingga suhu sekitar 56,5 0C dan mengambil 2 ml sampel berupa residu dan destilat lalu memasukkannya kedalam tabung reaksi berlabel 7L dan 7V.

k. Mendinginkan labu, mengembalikan destilat dari tahap j dan


menambahkan 20 ml campuran destilat dan residu dari tahap g, h, dan i. Melanjutkan proses destilasi kembali pada suhu 62,5 0C, kemudian mengambil 2 ml sampel berupa residu dan destilat lalu memasukkannya ke dalam tabung reaksi berlabel 8L dan 8V.

l. Mendinginkan labu, menambahkan destilat dari tahap k dan


menambahkan 50 ml campuran destilat dan residu dari tahap e dan f, kemudian meneruskan proses destilasi hingga suhu 64 0C dan mengambil 2 ml sampel berupa residu dan destilat lalu memasukkannya ke dalam tabung reaksi berlabel 9L dan 9V m. Melanjutkan proses destilasi hingga suhu konstan dan mengambil 2 ml sampel berupa residu dan destilat lalu memasukkannya ke dalam tabung reaksi berlabel 10L dan 10V

PERCOBAAN 3

DISTILASI UAP

1) Tujuan Percobaan : Mempelajari dan mengetahui pengaruh uap pada titik didih 2) Prosedur Percobaan : a. Membuat duhring line steam sesuai variable b. Memastikan tekanan distilasi sebesar 1 atm c. Mencari suhu distilasi uap dari during line steam d. Memasukkan sejumlah bahan yang akan diambil minyaknya dalam tangki B e. Mengisi tangki A dengan air secukupnya f. Memasang semua peralatan dan memastikan agar tidak terjadi kebocoran g. Memanaskan tangki A h. Memanaskan tangki B hingga mencapai suhu mendekati besarnya suhu distilasi uap yang telah diperkirakan kemudian mencatat suhu cairan sampai distilat keluar i. Menampung distilat secukupnya untuk analisa, selanjutnya menunggunya sampai minyak dan air terpisah dengan sempurna j. Memisahkan masing-masing komponen distilat dan menimbangnya k. Membandingkan a1/a2 secara teoritis dengan hasil percobaan l. Membandingkan suhu distilasi uap secara teoritis dengan hasil percobaan

PERCOBAAN 4

PELAPISAN LOGAM

1) Tujuan Percobaan : Mengamati reaksi redoks pada elektroda.


2) Prosedur Percobaan : a. Membersihkan logam pelapis dan yang dilapisi b. Meninbang logam yang akan dilapisi sebagai berat sebelum percobaan c. Memasang logam yang akan dilapisi dikatoda (-) dan yang akan melapisi di anoda (+) d. Mencelupkan kedua logam kedalam larutan elektrolit pelapis selama variable waktu tertentu e. Mengeringkan logam-logam tersebut f. Menimbang logam-logam yang dilapisi tersebut sebagai berat setelah percobaan g. Mengulangi langkah a sampai f untuk kuat arus listrik yang berbeda

PERCOBAAN 5

Potensial Sel, Esel 3) Tujuan Percobaan : Mengukur potensial sel pada sel elektrokimia.
4) Prosedur Percobaan : a. Isi beaker glass yang berisi lempengan logam tembaga dengan larutan CuSO kensentrasi x M. b. Isi beaker glass lain yang berisi lempengan logam sampel dengan larutan garam sejenis konsentrasi x M c. Hubungkan kedua beaker glass dengan jembatan garam.

d. Hubungkan kutup negatif voltmeter pada elektroda tembaga dan


kutup positif pada elektroda sampel e. Amati voltase yang terjadi. f. Ulangi percobaan dengan memakai elektroda yang lain.

PERCOBAAN 6

TIMBAL BALIK PHENOL AIR

1) Tujuan Percobaan :

Mencari larutan kritis dari phenol-air 2) Prosedur Percobaan :


a. Menimbang 3 gram phenol dan memasukkan kedalam tabung reaksi

besar yang telah dilengkapi dengan thermometer dan pengaduk. b. Menambahkan x ml aquadest c. Memanaskannya dalam waterbath
d. Mencatat besarnya temperatur ketika larutan mulai jernih

e. Mengangkatnya dari waterbath


f. Mencatat besarnya temperatur ketika larutan mulai keruh g. Menambahkan aquadest sesuai variabel volume h. Mengulangi tahap b sampai f

i. Menambahkan aquadest terus menerus hingga tidak terjadi kekeruhan pada suhu kamar.

PERCOBAAN 7

KOEFISIEN DISTRIBUSI

1) Tujuan Percobaan : Mencari harga koefisien distribusi (K) 2) Prosedur Percobaan : a. Mengambil 30 ml larutan 1,25 N NaOH dan memasukkannya ke dalam corong pemisah b. Menambahkan 20 ml kloroform dan mengocoknya hingga terjadi kesetimbangan. c. Mengambil 10 ml lapisan atas dan memasukkannya ke dalam Erlenmeyer d. Mentitrasinya dengan larutan 0,5 N HCl dengan menggunakan indikator MO e. Mengulangi titrasi sebanyak 2 kali dan menghitung total NaOH pada lapisan atas f. Menambahkan 20 ml klorofom lagi dan mengocoknya hingga terjadi kesetimbangan. g. Ulangi langkah c, d, e, f sampai NaOH tidak terdistribusi lagi kedalam khoroform. h. Cuci corong pemisah sampai bersih. i. Mengambil 30 ml larutan 1,25 N NaOH dan memasukkannya kedalam corong pemisah. j. Menambahkan kloroform sebanyak V ml ( 20+ 20 +20 + ..) dan mengocoknya hingga terjadi kesetimbangan. k. Mengambil 10 ml lapisan atas dan memasukkannya ke dalam Erlenmeyer l. Mentitrasinya dengan larutan 0,5 N HCl dengan menggunakan indikator MO m. Mengulangi titrasi sebanyak 2 kali dan menghitung total NaOH pada lapisan atas

PERCOBAAN 8

Sifat Koligatif Larutan

1) Tujuan Percobaan : Mengamati kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan non elektrolit dan elektrolit. 2) Prosedur Percobaan : Melarutkan m gram sukrosa atau glukosa dalam air v cc air. a. Menuangkan larutan tersebut kedalam tabung reaksi besar. b. Ukur titik didih dan titik beku larutan. c. Ulangi percobaan untuk zat terlarut lainnya,

PERCOBAAN 9

ADSORBSI ISOTHERMIS

3) Tujuan Percobaan : Mengamati peristiwa adsorbs isothermis dari suatu larutan pada suhu konstan 4) Prosedur Percobaan : Membersihkan dan mengeringkan Erlenmeyer yang dilengkapi penutup sebanyak 7 buah. d. Meletakkan 1 gram karbon aktif ke dalam 6 Erlenmeyer e. Membuat larutan asam asetat dengan konsentrasi 0,15N; 0,12N; 0,09N; 0,06N; 0,03N; dan 0,015N dengan volume masing-masing 100 ml. Larutan 0,12 N ; 0,09 N ; 0,06 N; 0,03 N dan 0,015 N dibuat dari larutan 0,15 N. f. Memasukkan 100 ml larutan 0,03 N asam asetat ke dalam Erlenmeyer yang tidak ada karbon aktifnya, yang selanjutnya akan digunakan sebagai control g. Menutup semua Erlenmeyer tersebut dan mengocoknya secara periodic selama 30 menit, kemudian mendiamkannya paling sedikit selama 1 jam agar terjadi kesetimbangan. h. Menyaring masing-masing larutan memakai kertas saring halus, membuang 10 ml pertama dari filtrate untuk menghindarkan kesalahan akibat adsorbs oleh kertas saring. i. Menitrasi 25 ml larutan filtrate dengan larutan 0,1 N NaOH baku dengan indicator PP. tahap ini dilakukan sebanyak 2 kali untuk setiap larutan.

PERCOBAAN 10

VISKOSITAS CAIRAN

1) Tujuan Percobaan : Menghitung koefisien viscositas dari suatu cairan 2) Prosedur Percobaan : a. Memasukkan aquadest ke dalam viscometer ostwald yang diletakkan dalam water bath variable suhu X0C, Y0C, dan Z0C b. Menghisap cairan dengan karet penghisap sehingga melewati batas atas pada viscometer ostwald c. Membiarkan cairan mengalir kebawah hingga tepat pada batas atas d. Mencatat waktu yang diperlukan larutan untuk mengalir dari batas atas ke batas bawah dengan menggunakan stopwatch e. Mengulangi percobaan tersebut dengan mengganti aquadest dengan variable cairan yang lain. dan mengkondisikan cairan pada

PERCOBAAN 10 KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

1) Tujuan Percobaan : Menentukan kelarutan dan menghitung pana pelarutan differensial pada larutan jenuh asam oksalat 2) Prosedur Percobaan : Dalam percobaan ini, kelarutan asam oksalat akan diselidiki pada variable suhu W0C, X0C, dan Z0C dengan jalan menganalisa jumlah mol asam oksalat per 1000 gram air dalam larutan jenuhnya. Tahapan percobaannya yaitu :
a. Membuat larutan oksalat yang jenuh pada suhu W0C. Caranya,

melarutkan asam oksalat Kristal ke dalam aquadest hingga kristalnya tidak mau larut. b. Mencatat suhu larutan, kemudian mengukur 10 ml larutan sebanyak 2 kali, dimana 10 ml larutan yang pertama dimasukkan ke dalam picnometer dan menimbangnya sampai dengan ketelitian 0,01 gram c. Menitrasi 10 ml larutan yang kedua dengan menggunakan NaOH baku dengan indikator PP
d. Mengulangi tahap a sampai c untuk variable suhu X0C, Y0C, dan

Z0C e. Mesing-masing variable suhu percobaannya dilakukan sebanyak 2 kali

Anda mungkin juga menyukai