Anda di halaman 1dari 12

D A R S U S

Nomor : 41/Isy/PB/2003 Lampiran : 1 (satu) set Perihal : SURAT EDARAN KHUSUS Bogor, 24 Oktober 2003 M. Tabuk 1382 HS. Kepada Yth. Para Pengurus dan Anggota JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA Di tempat.

Assalamu alaykum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu Semoga Saudara-saudara senantiasa ada dalam limpahan rahmat dan karunia Allah Taala. Amin Dalam DARSUS ini dimuat khutbah Jumah Hadhrat Khalifatul Masih V Atba. di mesjid Fadhal London, tanggal 11-7-2003. Antara lain Hudhur bersabda: perasan/kesan bahwa kebenaran Jemaat Rasulullah pun tatkala dan kebenaran Ahmadiyah kalian menyerukan ajakan mubahalah pada tengah persyaratkan dengan syaratkaum Yahudi dan Nasrani beliau tidak syarat yang kalian buat atau kalian serukan atas keinginan beliau sendiri. tengah mempersyaratkan (kebenaran Selama Tuhan belum mengatakan pada Ahmadiyah) dengan doa-doa kalian. beliau dan Tuhan belum Ahmadiyah jelas merupakan kebenaran memberitahukan caranya beliau dan bahwasanya kedatangan Hadhrat senantiasa terus menerus memnjatkan Masih Mau'ud adalah sesuai dengan doa-doa petunjuk bagi mereka. khabar-khabar gembira dari Allah dan Demikian pula Hadhrat Masih Mau'ud selaras dengan nubuatan-nubuatan juga tatkala caci makian para penentang Rasulullah saw. dan lebih dari 100 telah sampai pada puncaknya maka tahun sejarah Ahmadiyah menjadi saksi dengan izin Allah Swt. beliau akan hal itu bahwa Hadhrat Masih melakukan seruan mubahalah pada Mau'ud a. s. yang telah menyerukan orang-orang bebagai kalangan. tantangan mubahalah kepada berbagai Kemudian pada zaman ini kalian kalangan dan kepada penganutmelihat bahwa Hadhrat Khalifatulpenganut berbagai agama, siapapun Masih IV juga telah menyerukan mereka yang telah tampil berdiri di tantangan mubahalah. Nah, itu pun hadapan beliau dengan niat untuk dengan izin Allah-lah itu beliau mubahalah kita telah melihat terbang lakukan. potongan-potongan tubuhnya. Jadi, ini bukanlah suatu perkara sedemikian rupa yang siapapun yang Wassalam, tampil kemudian menciptakan dalam Ttd hatinya pemikiran serupa itu, bahkan dalam diskusi dan tukar fikiran pun Anwar Said SE. MSi tidak ada izin untuk menetapkan syaratsyarat seperti itu (bahwa harus Sekr. Isyaat PB, penyelesaian diskusi itu adalah mubahalah) yang dari mana timbul ..

HADHRAT KHALIFATUL MASIH

Tanggal 11 Juli 2003 di mesjid Fadhal -- London Tentang: PERANG UHUD & HIKMAHNYA

Setelah membaca tasyahud, ta'awwudz dan surah A1 Fatihah selanjutnya Hudhur Atba. menilawatkan ayat berikut: "Dan (ingatlah), ketika engkau berangkat pada dini hari dari keluarga engkau untuk menempatkan orang-orang mukmin pada beberapa tempat untuk berperang. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui" (Ali Imran 122). yat ini turun dalam kaitan dengan situasi dan kondisi yang terjadi di perang Uhud. Di dalamnya termasuk kesalahan-kesalahan yang terjadi dari pihak orang-orang Islam dalam perang itu, misalnya, dari sejak awal merupakan musyawarah (usul/keinginan) sejumlah pemuda dari kalangan para sahabah untuk berperang setelah keluar dari Madinah--yang merupakah musyawarah yang bertentangan dengan keinginan Rasulullah saw.. Kemudian, di medan perang, tatkala untuk pengamanan sebuah jalan di antara dua celah bukit beliau menempatkan 50 ahli pemanah. Maka tatkala para sahabah yang ditempatkan di sana melihat bahwa medan perang dapat dikuasai oleh orangorang Islam dan kemenangan tengah diraih, lalu kendatipun adanya perintah Rasulullah saw. bahwa "Apapun situasi yang terjadi kalian jangan mengosongkan jalan di celah bukit itu", tetapi karena keserakahan akan harta rampasan dan ketidak-patuhan, mereka meninggalkan tempat itu. Kemudian dampaknya jelas bahwa apa yang sedianya akan terjadi (meraih kemenangan) ternyata orangorang Islam menderita kerugian, dan

ABTA V HISAM LUTAFILAHK TARHDAH HAMUJ HABTUHK

TAMUJ HABTUHK

berkenaan dengan itu kepada Rasulullah saw.. juga diberitahukan melalui rukya bahwa akan terjadi situasi seperti itu bahwa orang-orang Islam akan ditimpa kerugian. Jelas tentunya bahwa Hudhur saw. mungkin telah banyak juga memanjatkan doa sebelum perang itu. Terkait dengan perang Badar juga banyak referensireferensi yang didapatkan. Singkat kata, Tuhan telah mendengarkan doa-doa itu dan dalam kondisi seperti itu hasil lahiriah yang seharusnya timbul, tatkala orang-orang Islam telah unggul ternyata para sahabah yang duduk di celah bukit meninggalkan celah bukit itu yang merupakan suatu tindakan pembangkangan; dan kemudian orangorang kafir balik kembali melakukan penyerangan dan menimpakan kerugian besar kepada orang-orang Islam. Nah, dampak yang seyogianya timbul seharusnya sangat fatal mengerikan, tetapi ini merupakan hasil dari doa-doalah yang karenanya meskipun orang-orang Islam mendapat kerugian berat namun seberapa banyak kemenangan yang musuh ingin raih mereka tidak dapat raih kemenangan itu. Kendatipun banyak para sahabah yang syahid dan Rasulullah saw.. sendiri pun

mengalami cidera, tetapi musuh tetap saja tidak dapat kembali dalam kapasitas/kedudukan sebagai pemenang. Sebab, pada zaman itu tradisi yang umum dalam peperangan adalah harta rampasan dikumpulkan dan dilakukan sebanyakbanyaknya perampasan dan perampokan, itu sedikitpun tidak dapat mereka lakukan. Imam Fahruddin Razi Dalam penjelasan ini saya ingin menyampaikan kutipan Imam Fakhruddin Razi. Beliau bersabda: (dan ketika engkau bertolak dini hari dari keluarga engkau -- Ali Imran 122). Sebelumnya Tuhan berfirman : jika
kalian bersabar dan bertakwa maka upaya jahat mereka tidak akan dapat sampai kepada kalian. Di dalam ayat ini

perlengkapan perang, mereka menyerang Madinah. Kondisi emosi penduduk Mekkah sesudah perang Badar sedemikian memucaknya sehingga mereka mengumumkan bahwa siapapun tidak diperkenankan untuk meratapi mayatmayat famili mereka yang terbunuh, dan kafilah-kafilah dagang yang akan datang keuntungannya akan dikumpulkan untuk perang yang akan datang. Karena itu sesudah persiapan besar-besaran, suatu lasykar berjumlah lebih dari 3000 prajurit telah menyerang Madinah di bawah komando Abu Sufyan. Musyawarah Strategi Menghadapi Musuh & Rukya Rasulullah saw. Rasulullah saw. bermusyawarah dengan para sahabah, apakah menghadapi musuh dengan tetap tinggal di dalam kota atau [berperang] sesudah keluar kota? Beliau sendiri berpendapat bahwa musuh dibiarkan melakukan penyerangan supaya mereka jugalah yang bertanggung jawab atas pecahnya/mulainya perang dan orangorang Islam sambil tinggal di rumah-rumah mereka dapat dengan mudah menghadapi mereka. Tetapi, orang-orang Islam yang tidak mendapat peluang ikut serta di Perang Badar -- dan di dalam hati mereka terus terdapat hasrat yang keras agar mereka pun mendapat peluang untuk syahid di jalan Allah -- mendesak kenapa mereka dimahrumkan/dijauhkan dari kesyahidan? Maka Rasulullah menerima keinginan mereka dan pada saat bermusyawarah itu beliau pun memperdengarkan sebuah mimpi beliau. Bersabda: "Di dalam kasyaf saya melihat beberapa ekor lembu dan melihat ujung pedang saya patah; dan melihat juga lembu-lembu itu tengah disembelih, dan kemudian saya memasukkan tangan saya di dalam sebuah baju besi yang kokoh dan terlindung (mengenakan baju besi) dan juga melihat diri saya menunggang seekor domba jantan."

Allah menerangkan akan sunnah pertolongan dan bantuan-Nya. Tetapi, pada hari Uhud cukup banyak jumlah orangorang Islam namun tatkala mereka tidak mentaati perintah-perintah Rasulullah saw.. sehingga mereka terpaksa menuai kekalahan. Sementara di perang Badar mereka jumlahnya sedikit tetapi karena orang-orang Islam mematuhi Rasulullah saw.. maka mereka meraih kemenangan atas musuh mereka. Suatu faktor penyebab kekalahan itu adalah juga bahwa Abdulllah bin Ubayy bin Sulul (Salul) mengingkari janji lalu memisahkan orang-orangnya. Dari itu terbukti bahwa jangan seyogianya percaya kepada orang-orang munafik" Tafsir Imam Razi Dalam kaitan ini Hadhrat Mushlih Mau'ud r.a. menerangkan dalam Pengantar Tafsir Al-Quran dengan terinci, itu saya akan sajikan. Beliau bersabda: "Pada saat lasykar Mekkah lari dari medan tempur Badar, mereka mengumumkan akan menyerang Madinah pada tahun berikutnya dan akan menebus kekalahan mereka dari kaum Muslimin. Maka setahun sesudahnya setelah mempersiapkan segenap

Para sahabah bertanya, "Ya Rasulullah, Bagaimana Tuan menabirkan mimpi-mimpi itu?" Beliau bersabda, "Ta'bir lembu disembelih adalah sejumlah sahabah-sahabah saya akan syahid, sedangkan maksud patahnya ujung pedang adalah nampaknya dari kerabat dekat saya akan ada wujud penting yang akan syahid, atau mungkin saya yang akan mengalami kesusahan dalam missi itu. Ada pun maksud memasukkan tangan ke dalam baju besi, pada hemat saya itu saya ta'birkan bahwa tinggalnya kita di Madinah merupakan hal yang tepat; sedangkan ru'ya mimpi menunggang di atas seekor domba jantan nampak maksudnya ialah bahwa kita akan menang-di atas pemimpin orangorang musyrik, yakni dia akan terbunuh di tangan orang-orang Islam". Kendatipun di dalam mimpi ini dizahirkan kepada orang-orang Islam bahwa tetap tinggalnya mereka di Madinah/menunggu musuh di Medinah adalah lebih baik, namun karena ta'bir mimpi merupakan ta'bir yang Rasulullah saw. sendiri lakukan, bukan merupakan ilham Ilahi, maka beliau menerima musyawarah mayoritas dan beliau memutuskan pergi ke luar kota untuk berperang. Tatkala beliau keluar [untuk berperang] maka di dalam hati para pemuda timbul penyesalan lalu mereka berkata. "Ya Rasulullah saw., musyawarah Tuan itulah yang benar. Kita seyogianya menghadapi musuh dengan tinggal di Madinah". Beliau bersabda, "Nabi Allah apabila telah mengenakan (memakai) baju besi maka dia tidak akan membuka/ melepaskannya. Kini apapun yang akan terjadi kita akan tetap berderap maju. Jika kalian melaksanakan dengan sabar, maka kalian akan meraih pertolongan Tuhan". Sesudah mengatakan demikian beliau keluar bersama 1000 prajurit. Setelah menempuh perjalanan yang tidak jauh maka di sana beliau berhenti lalu membuat tenda untuk bermalam. Senantiasa

merupakan strategi beliau bahwa setelah sampai di dekat musuh, beliau memberikan kesempatan kepada para prajurit beliau untuk sedikit lama beristirahat supaya mereka mernpersiapkan peralatan dll. Tatkala beliau keluar pada waktu subuh maka beliau mengetahui bahwa ada beberapa orang Yahudi juga datang dengan alasan membantu suku-suku [dalam Islam] yang terikat perjanjian [saling membela] dengan mereka. Berhubung beliau telah mengetahui betul akan tipu muslihat kaum Yahudi, beliau berkata, "Orang-orang itu harus dikembalikan". Maka Abdullah bin Ubayy bin Sulul, yang merupakan pimpinan orang-orang munafik diapun dengan bersama 300 teman-temannya kembali sambil berkata bahwa "Ini tidak lagi merupakan peperangan, bahkan pergi memasukkan diri di mulut kehancuran", karena pendukung-pendukungnya sendiri dicegah untuk ikut berperang. Sebagai dampaknya, orang-orang Islam hanya tersisa sebanyak 700 orang yang dari segi jumlah kurang lebih empat kali lipat dari jumlah orang-orang musyrik dan dari segi peralatan pun tambah lemah, karena di dalam tentara orang-orang kafir ada 700 orang yang mengenakan baju besi sementara di dalam tentara Islam hanya ada 100 orang; di dalam pasukan orang-orang kafir sebanyak 200 orang pasukan berkuda, sementara di dalam pasukan Islam hanya ada 2 ekor kuda. Pada akhirnya beliau sampai di medan Uhud. Sesampainya di sana beliau menetapkan 50 tentara untuk menjaga sebuah celah bukit dan menegaskan kepada pimpinan lasykar bahwa, "Celah bukit ini penting sedemikian rupa sehingga seandainya kami terbunuh atau menang kalian jangan pernah bergerak dari tempat ini". Sesudah itu dengan membawa yang sisanya 650 orang beliau keluar berhadapan dengan musuh, yang kini kurang lebih 5 kali lipat (kurangnya) dari jumlah musuh.

Kemenangan Awal Yang Berubah Menjadi "Kekalahan" Pertempuran pecah dan dengan pertolongan dan bantuan Ilahi, ketika menghadapi 650 prajurit Islam, dalam waktu yang relatif singkat 3000 prajurit Mekkah yang mahir dan berpengalaman dalam perang lari terbirit-birit mengambil langkah seribu. Dalam rangkaian ini ada sebuah hadits yang sangat rinci itu saya bacakan disini: "Hadhrat Barra' bin Azib meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. mengangkat Abdullah bin Jabir sebagai amir (pimpinan) sebuah pasukan yang terdiri dari 50 prajurit dan pada saat menempatkan mereka di sebuah celah bukit {jalan di antara dua buah bukit), beliau bersabda, "Jika kalian melihat burung-burung menyambar kami, lalu membawa terbang dan memakan dagingdaging kami, maka bagaimanapun kalian jangan meninggalkan celah bukit dimana saya tengah menugaskan kalian. Dan jika kalian melihat bahwa kami telah mengalahkan musuh dan musuh terus diburu, maka tetap kalian sampai pada waktu itu jangan meninggalkan tempat itu selama saya tidak menyuruh mengirimkan pesan pada kalian untuk kembali (turun dari bukit)". Tatkala perang pecah dan orangorang Islam mengalahkan orang-orang kafir dan kami melihat perempuanperempuan musyrik sambil menarik [ujung] kain hingga dengan betis telanjang mereka berlari-lari. Maka tatkala regu Abdullah bin Jabir melihat ini mereka berkata, "Kini mau tunggu apa lagi, orang-orang Islam telah menang kita seyogianya harus berjalan (turun)!" Abdullah bin Jabir berkata, "Apakah kalian melupakan sabda Rasulullah saw. bahwa: Selama saya tidak mengirimkan pesan kepada kalian untuk kembali (turun) maka jangan meninggalkan tempat itu. Tetapi orang-orang mengatakan bahwa, Kemenangan telah diraih, sekarang kitapun seyogianya ikut

serta dalam mengumpulkan harta rampasan. Oleh karena itu mereka turun ke bawah meninggalkan celah bukit; tetapi, tatkala musuh melihat kesalahan bahwa celah bukit kosong maka mereka kembali dan dengan melewati jalan dua celah bukit itu mereka menyerang orangorang Islam. Oleh sebab itu kemenangan orang-orang Muslim berubah menjadi kekalahan (kisah peristiwa tetera dalam Al-Qur'an) bahwa Rasul terus memanggil mereka dari belakang. Ghairat Rasulullah saw. Akan Keagungan Tauhid Ilahi Pada kecelakaan/tragedi itu terjadi saat saat dimana hanya 12 sahabah tersisa bersama Rasulullah saw. dan hampir 70 sahabah yang terus berperang hingga menjadi syahid. Sementara di Perang Badar 140 orang mendapatkan nasib buruk mereka di tangan orang-orang Islam, 70 orang ditahan dan 70 orang terbunuh. Pada waktu itu Abu Sufyan dengan suara yang lantang 3 kali mengatakan {berteriak}, "Apakah di antara kalian ada Muhammad?" Hudhur saw. melarang untuk menjawabnya. Kemudian dia berkata (berteriak), "Apakah di antara kalian ada putra Abu Quhafah, Abu Bakar?" Kemudian dia 3 kali dengan suara yang lantang berkata, "Apakah ada di antara kalian putra Khaththab, Umar?" Tatkala dia tidak mendapatkan jawaban maka dia balik menoleh kepada kaumnya lalu berkata, "Semuanya telah terbunuh!" Hadhrat Umar tidak tahan mendengar perkataannya ini dan dengan suara lantang berkata, "Hai musuh Allah! Demi Allah! Nama-nama orang yang engkau sebut itu, mereka kesemuanya hidup dan untuk kalian kecuali kehinaan tidak ada lagi yang tersisa!" Maka Abu Sufyan berkata, "Balasan [kekalahan] Perang Badar telah dirasakan/ditebus dan perang itu seperti sebuah timba, terkadang cenderung ke sana dan

terkadang ke sini. Di antara orang-orang kalian akan mendapatkan mayat-mayat yang telah terpotong telinga dan hidungnya dan bentuknya sudah dirusak. Saya tidak memerintahkan untuk melakukan ini, tetapi sayapun tidak menyesalinya. Kemudian dia memekikkansemboyan, (uglu hubul-uglu hubal- hidup berhala Hubal dan ketinggiannya/ keunggulannya!). Pada waktu itu Hudhur saw. bersabda, "Kenapa kalian tidak menjawab?" Sahabah berkata, "Ya Rasulullah, jawaban apa yang kami akan berikan?" Hudhur bersabda, "Kalian katakanlah - Allah-lah yang Mahatinggi dan Maha Besar, selain Dia tidak ada yang tinggi!" Dalam memberikan jawaban ini Abu Sufyan berkata, lana uzza wala uzza lakum kami mendapatkan pertolongan dewa Uzza dan kalian tidak mendapatkan pertolongan dewa manapun!). Hudhur saw. bersabda, "Jawablah: (Allahu maulana lakum-Allah adalah Penolong kami dan Majikan kami sementara kalian tidak mempunyai Penolong dan Majikan seperti itu yang menolong kalian dalam menghadapiNya!). Shahih Bhukari Kitabul Jihad wassair bab yakrahu minattanaazu, wal ikhtilaf filharb. Pengorbanan Abu Thalhah r.a. Kini, saya membacakan keterangan Hadhrat Mushlih Mau'ud r. a dalam kaitan itu. Bersabda, "Akibat melakukan pengejaran terhadap orang-orang kafir, orang-orang Islam sedemikian rupa bertebaran ke mana-mana sehingga tidak ada pasukan Islam secara reguler yang berhadapan dengan orang-orang itu. Sendiri-sendiri prajurit [Muslim] terlihat di medan tempur, di antara mereka sebagian [orang-orang kafir] mereka bunuh, sementara yang tersisa yang lain

lari ke belakang dalam kondisi heran bahwa apa gerangan yang telah terjadi? Beberapa orang sahabah lari berkumpul di sekeliling Rasulullah saw., yang jumlahnya sebanyhk-banyaknya 20 orang. Orang-orang kafir melakukan serangan gencar ke arah posisi dimana Rasulullah saw. berada. Satu demi satu para sahabah mulai berguguran dalam melindungi beliau saw.. Selain para musuh pemberani yang menguasai permainan pedang para pemanah sambil berdiri di atas bukitbukit yang tinggi menghujankan panah mereka bertubi-tubi ke arah Rasul yang mulia saw... Pada waktu itu Thalhah yang merupakan salah seorang dari antara orang-orang Quraisy dan termasuk seorang muhajir, saat melihat bahwa segenap anak-anak panah [musuh] melesat ke arah wajah Rasulullah saw. maka beliau mendirikan tangan beliau untuk melindungi wajah Rasulullah saw.. Panah demi panah yang tepat mengenai sasarannya itu jatuh di atas tangan Thalhah. Tetapi sahabah pemberani dan setia itu sama sekali tidak menggerakkan tangannya. Demikianlah panah-panah melesat bertubi-tubi sehingga tangan Thalhah akibat cidera yang parah sama sekali menjadi tidak berfungsi/lumpuh dan hanya satul/sebelah tangan beliaulah yang tersisa. Setelah perang Uhud usai seorang bertanya kepada Thalhah bahwa, "Tatkala panah-panah itu kena melesat di tangan Tuan, apakah tidak terasa sakit dan apakah suara aduh/keluhan tidak keluar dari mulut Tuan?" Thalhah menjawab, "Memang sakit juga,dan kata "aduh"pun ingin saya keluhkan, tetapi saya tidak mengatakan aduh supaya jangan sampai terjadi bahwa saat mengatakan aduh tangan saya bergerak dan anak-anak panah jatuh mengenai wajah Rasulullah saw.." Akan tetapi sejumlah kecil orangorang sampai kapan dapat menghadapi lasykar besar yang di hadapannya. Sebuah

regu pasukan orang-orang kafir maju ke depan dan dengan melakukan desakan/serangan-serangan gencar pada prajurit-prajurit Islam yang ada di sekeliling Rasulullah saw. dia/grup itu berhasil mendesak mereka ke belakang. Rasulullah saw. sendiri satu-satunya tegar berdiri di sana bagaikan gunung, tiba-tiba sebuah lemparan batu dengan kerasnya mengenai topi besi beliau dan paku topi besi itu masuk menancap ke dalam kepala beliau dan beliau pingsan lalu jatuh di atas jenazah jenazah para sahabah yang berperang sampai syahid di sekeliling beliau. Sesudah itu ada beberapa sahabah lain yang berperang sampai syahid melindungi tubuh beliau dan jenazah jenazah mereka jatuh di atas tubuh beliau saw.. Setelah melihat tubuh beliau tertutup di bawah jenazah jenazah para syuhada orang-orang musyrik menyangka bahwa beliau telah syahid. Maka lasykar Mekkah untuk meluruskan (mengatur) barisan mereka bergeser ke belakang. Dari antara para-sahabah yang tadinya berdiri di sekeliling beliau lalu yang setelah desakan arus lasykar orangorang kafir mendesak memaksa mereka ke belakang, di antaranya terdapat juga Hadhrat Umar r.a. . Tatkala beliau melihat bahwa medan tempur telah sepi dari orangorang yang berperang, maka beliau yakin bahwa Rasuiullah saw. telah syahid. Dan orang itu (Umar) -- yang sesudahnya (dl kemudian hari) dalam waktu yang bersamaan/serempak mampu menghadapi Kaisar Roma dan Kaisar Iran dengan penuh keberanian dan hatinya tidak pernah gentar dan takut -- menangis duduk di atas sebuah batu seperti anak-anak kecil. Semangat Jihad Para Sahabah r.a. Dalam saat-saat itu salah seorang sahabah bernama Malik -- yang pada saat kemenangan lasykar Islam karena lapar tidak makan apa-apa dari sejak malam mundur ke belakang; dan tatkala diraih kemenangan maka dengan membawa

beberapa kurma dia pergi di belakang memakan itu untuk dapat menghilangkan laparnya. Dia sebagai ungkapan rasa gembira tatkala tengah berjalan jalan santai tiba-tiba dia terus berjalan jalan dan berjalan hingga sampai kepada Hadhrat Umar. Melihat Hadhrat Umar dalam keadaan menangis, dia heran tak kepalang tanggung lalu dengan heran dia bertanya, "Umar, apa yang terjadi dengan diri Tuan atas kemenangan Islam? Tuan seharusnya gembira, kenapa menangis?" Dalam jawabannya Umar berkata, "Ma1ik, mungkin segera setelah kemenangan [awal] engkau mundur ke belakang hingga engkau tidak mengetahui bahwa lasykar orangorang kafir dengan memutar dari lereng perbukitan mereka melakukan penyerangan terhadap lasykar Islam; dan akibat dari orang-orang Islam telah bercerai berai maka mereka tidak dapat melakukan perlawanan terhadap musuh. Dan Rasulullah saw. bersama sejumlah sahabah bangkit menghadapi mereka dan mereka syahid dalam upayanya terus melakukan perlawanan". "Umar" kata Malik, "Jika kejadian ini benar, lalu kenapa Tuan duduk di sini dan kenapa menangis? Ke alam mana Kekasih hati kita [saw.] telah pergi tentu ke sanalah kitapun seharusnya pergi". Inilah yang beliau ucapkan, dan itu kurma terakhir yang ada di tangan beliau yang siap beliau masukkan ke dalam mulut beliau, itu beliau lemparkan ke tanah seraya berkata kepada kunna itu, "Hai buah kurma Di antara Malik dan surga selain engkau barang lain mana yang merupakan penghalang?" Setelah berkata demikian beliau menghunus pedang lalu menerjang ke lasykar musuh. Berhadapan dengan 3000 prajurit seorang diri apalah yang bisa dia kerjakan, tetapi ruh/semangat seorang penyembah Tuhan Yang Esa walau pun hanya satu tetapi menjadi berat bagi orang banyak. Malik berperang dengan gagah berani

hingga musuh menjadi heran. Tetapi akhirnya ia cidera, kemudian jatuh dan setelah jatuhpun terus melakukan penyerangan kepada tentara-tentara musuh, yang akibatnya orang-orang kafir Mekkah menyerang beliau dengan sedemikian buas hingga setelah perang orang-orang menemukan tujuh puluh potonganpotongan jenazah beliau sehingga jenazah beliau tidak dapat dikenal. Akhirnya, saudara perempuannya setelah dapat mengenalnya dari sebuah kelingking beliau memberitahukan bahwa itu adalah jenazah Malik, saudaranva. Mereka (para sahabah) yang tadinya berada di sekeliling Rasulullah saw. dan akibat arus tekanan gencar orang-orang kafir mereka terdesak ke posisi belakang, begitu orang-orang kafir bergerak ke belakang, mereka kemudian kembali berkumpul di sekeliling Rasulullah saw.. Mereka mengangkat tubuh beliau yang penuh berkat itu. Dan seorang sahabah, Abdullah bin Al-Jarrah, akibat kerasnya mencabut paku [topi besi] yang menancap di kepala Rasulullah saw. dengan giginya sehingga dua giginya copot Amanat Terakhir Seorang Sahabah Sebelum Syahid & Kecintaan Seorang Perempuan Tua Terhadap Rasutullah saw. Tidak lama kemudian Rasulullah saw. siuman dan para sahabah berlari ke empat penjuru medan Uhud supaya orang-orang Islam kembali berkumpul. Lasykar Islam yang lari bercerai-berai kemudian kembali berkumpul dan Rasulullah saw. membawa mereka pergi ke lereng gunung dan tatkala musuh bergeser (mundur) ke belakang maka beliau mengirim sejumlah sahabah untuk pergi ke medan tempur guna mencari tahu orang-orang yang cidera. Seorang sahabah sesudah lama mencari menemukan seorang Anshar yang cidera berat. Kini lihatlah, dalam kondisi seperti itu contoh sahabah. Setelah dia lihat ternyata sahabah itu dalam kondisi kritis,

sedang mendekati ajalnya. Sahabah ini sampai ke dekatnya lalu mengucapkan assalaamu 'alaykum. Dia (sahabah yang cidera berat itu) mengangkat tangan yang gemetar untuk bersalaman dan sambil memegang tangan sahabah yang datang itu dia berkata, "Saya tengah menunggu ada saudara (orang Islam) yang datang". Beliau bertanya kepada sahabah [yang terluka] itu, "Kondisi Tuan nampak sangat berbahaya, apakah ada amanat yang ingin Tuan sampaikan kepada sanak famili Tuan?" Sahabah yang dekat akan wafat itu berkata, "Ya, ya, dari saya sampaikanlah salam kepada sanak keluarga saya, dan katakanlah kepada mereka bahwa saya tidak lama lagi akan wafat, tetapi di belakang (sepeninggal) saya ada sebuah amanat suci Allah, wujud Muhammad saw. tengah ditinggalkan/ titipkan kepada kalian. Hai saudarasaudaraku dan sanak keluargaku, ia adalah benar Rasul Allah. Saya mengharapkan bahwa dalam melindunginya kalian hendaknya tidak akan segan-segan mengorbankan jiwa jiwa kalian dan akan tetap mengingat wasiat saya ini". (Muwwatha Imam Malik dan Zarqani). Tatkala Rasulullah saw. sudah kembali ke Madinah setelah memakamkan jenazah para syuhada, maka kemudian perempuan perempuan dan anak-anak keluar kota untuk penyambutan. Tali kekang unta betina Rasulullah saw., Saad bin Ma'ad r.a. pemimpin Madinah-yang memegang-nya, dan dengan bangga dia berlari-lari di depan. Mungkin beliau tengah mengatakan kepada dunia bahwa "Lihat, kan Muhammad saw. kami bawa dengan selamat kembali ke rumah kami!" Di pinggir kota dia bertemu ibunya yang sudah tua lagi lemah penglihatan juga datang. Di Uhud Umar bin Wad, anak wanita tua tersebut juga terbunuh. Setelah melihat dia, Saad bin Ma'ad berkata, "Ya Rasulullah, Allah ibu saya sedang datang (datang menyambut)". Beliau bersabda, "Dia datang dengan berkat-berkat Tuhan".

Nenek itu tampil ke depan dan dengan matanya yang lemah dan sakit itu dia melihat ke sana ke mari dengan harapan syukur-syukur jika wajah Rasulullah saw. dapat terlihat olehnya. Pada akhirnya dia dapat mengenal wajah Rasulullah dan dia pun gembira. Rasulullah bersabda, "Nek, saya sangat prihatin atas kesyahidan putra Anda". Maka Nenek yang salehah itu berkata, "Hudhur, apabila saya telah melihat Hudhur selamat kembali maka anggaplah bahwa masalah saya sudah tidak ada lagi (asalkan Tuan selamat saya tidak mempedulikan hal itu)". Kemenangan Besar Nilai-nilai Rohani Hadhrat Mushlih Mau'ud bersabda, "Walhasil, Rasulullah saw. dengan selamat sejahtera sampai ke Madinah. Kendatipun banyak juga orang-orang Islam yang syahid dan cidera dalam peperangan itu, namun tetap saja [dalam] peperangan Uhud [umat Islam] tidak dapat dikatakan kalah. Dengan mencermati peristiwa-peristiwa yang telah saya terangkan di atas jelas sekali itu merupakan kemenangan besar, kemenangan yang sedemikian rupa yang sampai hari qiamat dengan mengingat itu orang-orang Islam dapat meningkatkan iman mereka dan akan terus mereka tingkatkan." Pengantar untuk mempelajari Al-Quran, hal. 151-157. Kegigihan Seorang Sahabah r.a. Mempertahankan Panji-panji (Bendera) Pasukan Dalam kaitan ini ada sebuah hadits. Ucapan-ucapan terakhir Mas'ab bin Umair. Hadhrat Mas'ab bin Umair adalah seorang pembawa bedera Islam di perang Uhud. Tatkala situasi perang berubah secara tibatiba, maka beliau inipun terperangkap dalam kerumunan (kepungan) orang-orang kafir. Pada saat itu seorang musyrik, Ibnu Qimah, tentara berkuda orang-orang musyrik maju ke depan dan menebaskan pedang, yang akibatnya tangan kanan beliau menjadi syahid/putus, tetapi dengan segera dia memegang bendera dengan tangan kirinya.

Pada saat itu meluncur dari mulutnya ayat ini (Muhammad tidak lain melainkan seorang Rasul sunggguh telah berlalu sebelumnya rasul-rasul). Ibni Qimah mengayunkan pedang untuk kedua kalinya maka tangan kirinyapun terputus. Maka beliau mendekap bendera di dada dengan ke dua lengan beliau dengan cara membuat lingkaran. Musuh melemparkan (mengayunkan) pedang dan tombak dengan sedemikian kerasnya sehingga ujung tombak patah sehingga tertinggal di dada beliau, dan pejuang Islam yang sejati ini hadir di hadapan Tuhan sambil melantunkan ayat itu". Attabaqaatul-qubra Li ibni Sa'ad jilid 3; Dzikri Saad bin Umair. Dar ihyaa-l.ct-turaats al 'arabi Bairut Libanon. Hadhrat Anas bin Malik meriwayatkan bahwa, "Paman saya Anas bin Nadhar tidak dapat ikut dalam perang Badar. Dan beliau sangat menyesali hal itu. Pernah pada suatu saat beliau berkata bahwa: Hai Rasul Allah, perang pertama (Badar) yang Tuan lakukan dengan musuh, saya tidak dapat ikut serta di sana. Jika saya - memperoleh taufik untuk berperang melawan orang-orang musyrik maka saya akan memperlihatkan kepada Allah apa yang saya lakukan". Orang-orang heran atas ucapannya ini. Kemudian tatkala terjadi pertempuran Uhud maka terjadi suatu peluang di mana orang-orang Muslim pada bercerai-berai dan barisan-barisan mereka tidak dapat bertahan. Maka atas terjadinya peristiwa itu Anas berkata, "Hai Allah-ku! Saya memohon maaf di hadapan-Mu atas atas apa yang orang-orang (para sahabah) itu telah perbuat (bercerai-berai), dan saya menyatakan berlepas diri dari perlakuan aniaya orang-orang musyrik itu/musuhmusuh itu". (Yakni maafkanlah kesalahan yang dilakukan oleh para sahabah itu) Kemudian dia maju ke depan, maka dia berjumpa dengan Saad bin Ma'ad. Anas bin

Nadhar berkata kepadanya, "Hai Sa'ad! Lihatlah, surga dekat. Demi Rabb-nya Ka'bah, tercium oleh saya harum baunya (surga) dari Uhud sebelah sini". Hadhrat Sa'ad berkata saat menerangkan peristiwa ini kepada Rasulullah saw. bahwa, "Anas telah mengucapkan [saya akan memperlihatkan kepada Tuhan] dan telah menunjukkan kebenaran ucapannya, sementara saya tidak dapat melakukan hal serupa itu". Hadhrat Anas yang merupakan perawi peristiwa itu meriwayatkan bahwa: Kami mendapatkan paman Anas syahid dalam kondisi lebih dari 80 bekas tebasan pedang, tombak atau panah di tubuh beliau. Orang-orang musyrik merusak bentuk/wajah beliau. Kecuali saudara perempuannya yang dapat mengenalnya dari jari jarinya; kalau tidak, tak ada yang dapat mengenal jenazahnya. Kami yakin bahwa ayat ini turun berkenaan dengan orang-orang seperti itu bahwa "Dari antara orang-orang ada orang yang telah berjanji dan telah memenuhi janjinya dan dia terbukti benar dalam janjinya". Bukhari Kitabic jihad. Rasa Gentar Pihak Musuh Tatkala lasykar Islam telah kembali ke Madinah maka datang berita bahwa lasykar orang-orang musyrik berkumpul kembali ingin menyerang Madinah. Pada waktu itu tatkala Hudhur (setelah perang Uhud) pada malam sabtu kembali dari Uhud maka beliau dan para sahabah bermalam di Madinah dan sepanjang malam orang-orang Islam terus mengobati cidera-cidera mereka. Yakni, yang anakanak pun mereka juga dalam kondisi luka berat. Setelah Rasulullah saw. selesai shalat subuh maka beliau memerintahkan kepada Hadhrat Bilal untuk mengumumkan kepada orang-orang dan katakan kepada mereka bahwa: Rasulullah saw. memerintahkan untuk pergi menyongsong musuh. Sebelum musuh melakukan penyerangan terhadap Madinah beliau memerintahkan bahwa kita

seharusnya berjalan dan yang akan keluar bersama beliau adalah orang yang kemarin ikut serta dengan beliau dalam perang. Beliau [saw.] menyuruh mengambil bendera beliau dan tanpa membukanya beliau menyerahkannya kepada Hadhrat All. Rasulullah saw. dan para sahabah beliau r. a. keluar untuk bertempur dengan musuh dalam kondisi semua dalam keadaan cidera berat. Tatkala beliau sampai ke Hamra-ul-Asad (yang dari Madinah berjarak 16 km) Maka orang-orang Muslim membuat api unggun yang sangat besar yang dari jauh-jauh dapat terlihat sehingga nampak [dari kejauhan] seperti banyak orang-orang yang tengah berkumpul Di dalam hati orang-orang musyrik sedemikian rupa Allah menciptakan ru'ub/rasa takut sehingga dengan melihat itu mereka (musuh) dengan segera kembali ke Mekkah. Rasulullah beserta para sahabah tinggal di Hamra-ul-Asad pada hari Senin, Selasa dan Rabu dan kemudian baru kembali ke Madinah. Taarikh At-Tabari jilid 4 ha1. 75. Sabda Hadhrat Khalifataul Masih I r.a. Kemudian ini merupakan gambaran kronologi/asbabunnuzul ayat ini dan gambaran sejarah yang saya telah bacakan dengan terinci, tetapi dalam ka.itan ini Hadhrat Khalifatul-Masih I r. a telah menyajikan satu lagi point/sisi yang sangat penting. Beliau bersabda: -Dan (ingatlah), ketika engkau berangkat pada pagi hari dari (rumah) keluargamu akan menempatkan para mu'mirr pada beberapa tempat untuk berperang. Dari ayat itu terdapat sebuah pelajaran bahwa [dalam rangka melakukan] perlawanan terhadap musuh, diskusi dan tukar fikiran boleh kalian lakukan, tetapi harus sesuai dengan kehendak imam. Sebab, tertib/disiplin ini yang hasil akhirnya adalah kemenangan dan kesuksesan hanya hamba-hamba Allah lah yang

mengetahuinya." Haqaaaqul-Furqan jilid I hal. 525-526. Nah, akibat dari beberapa surat timbul kekhawatiran dalam diri saya karena itu di sini saya ingin menerangkan. Seorang rekan menulis bahwa karena musuh-musuh setiap saat senantiasa mengeluarkan kata-kata lancang dan berkenaan dengan Jemaat mereka mengaitkan/menisbahkan kata-kata yang benar-benar dusta dan sia-sia. Kemudian terkait dengan tabiligh mereka menulis bahwa dalam diri orang-orang yang saya tablighi mereka menciptakan pahampaham yang keliru dan dengan menisbahkan hal-hal yang keliru/salah terhadap kita, mereka dibertahukan bahwa, "Jika orang-orang ini, yakni orang Ahmadi benar maka lakukanlah mubahalah dengan kami". Maka orang-orang yang menulis itu naenulis: Dia memahami bahwa seharusnya dia menerima tantangan mubahalah itu dan itu diizinkan kepada mereka". Nah, hanya sepucuk surat ini tentu saya tidak khawatirkan, namun dari berbagai tempat rangkaian ini mulai dan dari itu timbul kekhawatiran. Maka, dalam kaitan ini kaiian seyogianya mengingat sebagaimana sabda ucapan Hadhrat Khalifatul-Masih I bahwa dalam segenap perkara seyogianya berjalan di belakang imam/mengikuti imam. Diantara kalian siapapun tidak berhak berupaya mendahului imamnya, atau menyerukan tantangan kepada siapapun untuk bermubahalah. Sama sekali bukan hak setiap orang. Itu pun ada kaidah-kaidah dan peraturan-peraturannya. Rasulullah pun tatkala menyerukan ajakan mubahalah pada kaum Yahudi dan Nasrani beliau tidak serukan atas keinginan beliau sendiri. Selama Tuhan belum mengatakan pada beliau dan Tuhan belum memberitahukan caranya beliau senantiasa terus menerus memnjatkan doa-doa petunjuk bagi mereka. Demikian pula Hadhrat Masih Mau'ud juga tatkala caci

makian para penentang telah sampai pada puncaknya maka dengan izin Allah Swt. beliau melakukan seruan mubahalah pada orang-orang bebagai kalangan. Kemudian pada zaman ini kalian melihat bahwa Hadhrat Khalifatul-Masih IV juga telah menyerukan tantangan mubahalah. Nah, itu pun dengan izin Allah-lah itu beliau lakukan. Jadi, ini bukanlah suatu perkara sedemikian rupa yang siapapun yang tampil kemudian menciptakan dalam hatinya pemikiran serupa itu, bahkan dalam diskusi dan tukar fikiran pun tidak ada izin untuk menetapkan syarat-syarat seperti itu (bahwa harus penyelesaian diskusi itu adalah mubahalah) yang dari mana timbul perasan/kesan bahwa kebenaran Jemaat dan kebenaran Ahmadiyah kalian tengah persyaratkan dengan syarat-syarat yang kalian buat atau kalian tengah mempersyaratkan (kebenaran Ahmadiyah) dengan doa-doa kalian. Ahmadiyah jelas merupakan kebenaran dan bahwasanya kedatangan Hadhrat Masih Mau'ud adalah sesuai dengan khabar-khabar gembira dari Allah dan selaras dengan nubuatan-nubuatan Rasulullah saw. dan lebih dari 100 tahun sejarah Ahmadiyah menjadi saksi akan hal itu bahwa Hadhrat Masih Mau'ud a. s. yang telah menyerukan tantangan mubahalah kepada berbagai kalangan dan kepada penganut-penganut berbagai agama, siapapun mereka yang telah tampil berdiri di hadapan beliau dengan niat untuk mubahalah kita telah melihat terbang potongan-potongan tubuhnya. Tuhan sendiri yang menuntut balas dari pihak kita/Tuhan sendiri yang menghukum para penentang dan akan terus menghukum, kemudian apa yang kalian khawatirkan dan takutkan. Imam Merupakan Perisai Oleh karena itu perisai imam yang Dia siapkan untuk kalian tetaplah tinggal berada di belakangnya dan metode serta

argumentasi-argumentasi yang Hadhrat Masih Mau'ud a.s. telah ajarkan pada kita sesuai dengan itu lakukanlah terus dakwat ilallah. Sebagaimana beliau bersabda: . jiski fitrat nekhe woh aega anjam kar - "bagi yang fitratnya baik maka dia akan datang untuk melaksanakan pekerjaan ini". Dan yang paling penting dari semua itu ialah berdoalah dan mintalah pertolongan dengan doa-doa. Tuhan kita adalah Tuhan yang hidup dan kinipun Dia memperlihatkan kebesaran dan keagunganNya dan - Insya Allah -- akan terus memperlihatkan kebesarannya. Janganlah kalian khawatir. Ya, ada suatu syarat bahwa tunduklah dengan tulus kepada-Nya dan mintalah pertolongan pada-Nya. Para penentang yang sedemikian mempunyai hobi (kegemaran)

bermubahalah penuhilah hobinya kegemaran mereka itu. Silakan kalian seru Tuhan seberapapun kalian inginkan, geseklah hidung-hidung kalian dan geseklah dahi kalian/bersujud sebanyakbanyaknya memohon kepada Tuhan. Doadoa mereka itu tidak akan pernah didengar, yang mereka akan panjatkan untuk menentang jemaat. Dan - insya Allah kemenangan adalah akan menjadi milik Ahmadiyah, yakni milik Islam yang hakiki." Dan senantiasa ingatlah kalimah Hadhrat Masih Mau'ud a. s ini bahwa: "Saya ditugaskan/dutus oleh-Nya dan telah diberikan khabar suka kemenangan kepadaku". Pent. Mln. Qomaruddin Sy.

Anda mungkin juga menyukai