Anda di halaman 1dari 15

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini, dapat kita rasakan perbedaan yang begitu besar dalam jiwa pemuda-pemudi generasi bangsa yang mengalami penurunan moral dan rasa nasionalisme secara drastic. Realita yang kita temukan sehari-hari sudah cukup membuktikan bahwa jiwa patriotisme para pemuda sekarang ini mulai hilang. Sebagai contoh, banyaknya pelajat-pelajar sekolah yang tidak serius dalam menempuh pendidikan. Di sekolah juga tidak lagi menghiraukan sejarah perjuangan para pahlawan dalam merebut dan mempertahankan bangsa Indonesia. Hal diatas merupakan satu dari sekian contoh realita yang dapat kita rasakan mengenai turunnya jiwa Nasiolisme dan Patriotisme pemuda secara umum. Kurangnya kesadaran para pemuda dalam mengisi kemerdekaan membuat hilangnya jati diri bangsa dalam bersaing di kancah Internasional. Pudarnya jiwa Nasiolisme para pemuda akan menimbulkan dampak negative yang luar biasa terhadap perkembangan suatu bangsa. Yang menjadi pertanyaan adalah siapa yang akan kita salahkan atas rangkaian fenomena yang terjadi? Usaha apa yang kita lakuakan ? Karya sastra yang hadir ditengah-tengah masyarakat selama ini masih menjadi kebuthan langka, yan jarang sekali dicari. Pandangan masyarakat bahwa karya sastra hanya hadir sebagai hiburan dan karya fiktif belaka tidak sepenuhnya salah, karena selama ini banyak karya sastra yang sulit untuk dipahami. Dalam karya tulis ini penulis akan mencoba mengusung ide tentang puisi sastra karya Taufiq Ismail sebagai upaya untuk menumbuhkan kembali semangat nasionalisme danpenanaman jiwa patriotisme para pemuda yang mulai hilang. Sebagai contoh puisi yang berjudul Malu Aku Jadi Orang Indonesia(MAJOI) karya Taufiq Ismail ingin mengingatkan bahwa dahlu kita bangga terhadap tanah air Indonesia yang sangat dihormati dunia. Kemerdekaan kita rebut dengan

tetesan darah, membuat bangsa lain tekagum-kagum dengan perjuangan yang gigih dan semangat gotong royong rakyat Indonesia. Rakyat dan para pemimpin bersatu melawan penjajah. Selain pesan moral, juga disampaikan rasa syukur kepada sang pencipta. Sebagai makhluk yang memiliki kelebihan yang tidak dimiliki makhluk lain. Ide membaca dan memahami puisi inilah yang akan dijabarkan dalam karya tulis ini sebagai upaya menanamkan kembali jiwa patrioisme para pemuda. B. Pembatasan Masalah Mengingatkan luasnya tema tentang pelaku dan peristiwa sejarah, maka penulis membatasi masalah bahwa dengan membaca dan memahami karya sastra seperti puisi karya Taufiq Ismail mampu menumbuhkan jiwa patriotisme para generasi muda. Penelitian ini akan diterapkan pada beberapa siswa SMA MTA Surakata, khususnya siswa X-2 yang mempunyai jumlah siswa 36 siswa. Alasan pembatasan masalah ini mengingatkan bahwa siswa di kelas X-2 merupakan salah satu kelas bertaraf internasional di SMA MTA Surakarta. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana puisi-puisi karya Taufiq Ismail ini dapat direlisasikan, dibaca dan dipahami oleh para pemuda sebagai salah satu upaya untuk menumbuhkan kembali jiwa nasionalisme dan patriotismenya yang mulai pudar? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini memberikan pertimbangan-pertimbangan ide direalisasikan puisi-puisi karya Taufiq Ismail kepada para pemuda yang sudah diterapkan di kelas X-1 SMA MTA Surakarta sebagai salah satu upaya untuk menumbuhkan kembali jiwa nasionalisme dan patriotismenya yang mulai pudar. Selain itu para pemuda dapat menerapkan apa yang telah diperoleh dari karyakarya Taufiq Ismail sebagai tindakan konkret untuk mengisi kemerdekaan.

E. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain: a. Bagi Penulis: 1. Meningkatkan wawasan dan menambah pengalaman dalam suatu penelitian karya ilmiah. 2. Menambah pengetahuan tentan manfaat membaca dan memahami puisi-puisi karya Taufiq Ismail sebagai upaya menumbuhkan semangat nasionalisme. b. 1. 2. Bagi Pembaca dan Pemuda: Memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan tentang manfaat yang diperoleh dari karya-karya puisi Taufiq Ismail. Mengajak pembaca dan generasi muda untuk dapat mengambil hikmah dan pesan-pesan moral dari puisi Taufiq Ismail. c. 1. 2. Bagi Sekolah: Memberikan tambahan wawasan tentang upaya-upaya untuk mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia. Mendorong sekolah-sekolah untuk merealisasikan puisi-puisi Taufiq Ismail kepada para siswa sebagai upaya untuk menanamakan jiwa patriotismenya.

BAB II PEMBAHASAN
A. Kajian Teori a. Biografi Sastrawan Taufik Ismail Tokoh sejarah bernama Taufik Ismail lahir di Bukittinggi, 25 juni 1935. Masa kanak-kanak sebelum sekolah dilalui di Pekalongan. Ia pertama masuk sekolah rakyat di Solo. Selanjutnya, ia berpindah ke Semarang, Salatiga dan menamatkan sekolah rakyatnya di Yogya. Ia masuk SMP di Bukittinggi, SMA di Bogor dan kembali ke Pekalongan. Pada tahun 19561957 ia memenangkan beasiswa American Field Service Internasional School guna mengikuti Whitefish Bay High School di Milwaukee, Wisconsin, AS, angkatan pertama dari Indonesia. Ia melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan, Universitas Indonesia (sekarang IPB), dan tamat pada tahun 1993. Karena pecah Perang Teluk, Taufik pulang ke Indonesia sebelum selesai studi bahasanya. Semasa mahasiswa Taufik Ismail aktif dalam berbagai kegiatan. Tercatat, ia pernah menjadi Ketua Senat Mahasiswa FKHP UI (1960-1961) dan Wakil Ketua Dewan Mahasiswa (1960-1962). Ia pernah mengajar sebagai guru bahasa di SMA Regina Pacis, Bogor (1963-1965), guru ilmiah Pengantar Peternakan di Pesantren Darul Fallah, Ciampea (1962), dan asisten dosen Manajemen Peternakan Fakultas Peternakan, Universitas Indonesia Bogor dan IPB (1961-1964). Karena menandatangani Manifes Kebudayaan, yang dinyatakan terlarang oleh Presiden Soekarno,ia batal dikirim untuk syudi lanjutan ke Universitas Kentucky dan Florida. Ia kemudian dipecat sebagai pegawai negeri pada tahun 1964. Taufik bersama Mochtar Lubis, P.K. Oyong, Zaini, dan Arief Budiman mendirikan Yayasan Indonesia, yang kemudian juga melahirkan majalah sastra Horison (1966). Sampai sekarang ini ia memimpin majalah itu.

Taufik Ismail merupakan salah seorang pendiri Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Taman Ismail Marzuki (TIM), dan Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ) (1968). Di ketiga lembaga itu Taufik mendapat berbagai tugas, yaitu Sekertaris Pelaksana DKJ, Pj. Direktur TIM, dan Rektor LPKJ (1968-1978). Setelah berhenti dari tugas itu, Taufik Ismail bekerja di perusahaan swasta, sebagai Manejer Hubungan Luar PT Unilever Indonesia (1978-1990). Pada tahun 1993 Taufik diundang menjadi pengarang tamu di Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur, Malaysia. Sebagai penyair, Taufik Ismail telah membacakan puisinya di berbagai tempat, baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Dalam setiap peristiwa yang bersejarah di Indonesia Taufik selalu tampil dengan membacakan puisi-puisinya, seperti jatuhnya Rezim Soeharto, Persitiwa trisakti, dan Peristiwa Pengeboman Bali.

b. Karya-karya Taufik Ismail 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tirani, Birpen KAMI Pusat (1966) Benteng, Litera (1966) Buku Tamu Muslim Perjuangan, Dewan Kesenian Jakarta (1972) Sajak Ladang Jagung, Pustaka Jaya (1974) Kenalkan, Saya Hewan (sajak anak-anak) Aries Lima (1976) Puisi-puisi Langit, Yayasan Ananda (buklet baca puisi) (1990) Tirani dan Benteng, Yayasan Ananda (cetak ulang gabungan) (1993) Prahara Budaya (bersama D.S. Moeljanto), Mizan (1995) Ketika Kata Ketika Warna, Yayasan Ananda (1995)

10. Seulawah A- Antologi Sastra Aceh (editor bersama L.K. Ara dan Hasyim K.S.) Yayasan Nusantara bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Khusus Istimewa Aceh (1995) 11. Malu Aku Jadi Orang Indonesia, Yayasan Ananda (1998) 12. Dari Fansuri ke Handayani (antologi sastra Indonesia dalam program SBSB 2001), Horison kakilangit-Ford Foundation (2001) 13. Horison Sastra Indonesia (2002), empat jilid meliputi Kitab puisi, Kitab Cerita Pendek, Kitab Nukilan Novel, dan Kitab Drama.

Puisi-puisi Taufik Ismail adalah puisi hati nurani. MAJOI mewakili pandangan orang banyak tentang Orde Baru. Imaji yang suram berupa sejumlah perilaku negatif seperti pragmatisme, hutang Indonesia, korupsi, keserakahan penguasa, Indoktrinasi, kecurangan pemilu, dan pengingkaran Undang-Undang Dasar yang merupakan kegelisahan kolektif juga menjadi topik MAJOI.

Atas kerja sama dengan musisi sejak 1974, terutama dengan Himpunan Musik Bimbo (Hardjakusuma bersaudara), Chrisye, Ian Antono, dan Ucok Harahap, Taufik telah menghasilkan sebanyak 75 lagu. Ia pernah mewakili indonesia baca puisi dan festival sastra di 24 kota Asia, Amerika, Australia, Eropa, dan Afrika sejak 1970. Puisinya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa, Sunda, Bali, Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, dan Cina. Kegiatan kemasyarakatan yang dilakukannya, antara lain menjadi pengurus perpustakaan PII Cabang Pekalongan (1954-1956), bersama S.N. Ratmana merangkap sekertaris PII Cabang Pekalongan, Ketua Lembaga Kesenian Alam Minangkabau (1984-1986), Pendiri Badan Pembina Yayasan Bina Antarbudaya (1985) dan kini menjadi ketuanya, serta bekerja sama dengan badan beasiswa American Field Service, AS menyelenggarakan pertukaran pelajar. Pada tahun 1974-1976 ia terpilih sebagai anggota Dewan Penyantun Board of Trustees AFS internasional, New York.

Taufik Ismail juga membantu LSM Geram (Gerakan Antimadat, pemimpin Sofyan Ali). Dalam kampanye antinarkoba ia menulis puisi dan lirik lagu Genderang Perang Melawan Narkoba dan Himne Anak Muda Keluar dari Neraka dan digubah Ian Antono). Dalam kegiatan itu, bersama empat tokoh masyarakat lain, Taufik mendapat penghargaan dari Presiden Megawati (2002). Kini Taufik menjadi menjadi anggota Badan Pertimbangan Bahasa, Pusat Bahasa dan Konsultan Balai Pustaka, di samping aktif sebagai redaktur senior majalah Horison.

Taufik Ismail, MAJOI (Jakarta : PT.Cakrawala Budaya Indonesia, 2004) hlm.

xiv.

c. Anugerah yang diterima 1. Anugerah Seni dari Pemerintah RI (1970)


2. Cultural Visit Award dari Pemerintah Australia(1977) 3. South East Asia (SEA) Write Award dari Kerajaan Thailand (1994)

4. Penulisan Karya Sastra dari Pusat Bahasa (1994) 5. Sastrawan Nusantara dari Negri Johor, Malaysia (1999). 6. Doctor honoris cause dari Universitas Negri Yogyakarta (2003).

Taufik Ismail menikah dengan Esiyati Yatim pada tahun 1971 dan dikaruniai seorang anak laki-laki, Bram Ismail. Bersama keluarga ia tinggal di Jalan Utan Kayu Raya No. 66 E, Jakarta timur 13120.

d. Pesan Moral dan Religius Karya-karya Taufik Ismail dalam kumpulan puisinya membawa pesan moral dan pesan religius yang sangat edukatif. Setelah membaca puisi MAJOI maka para pemuda pesan relegius yang mendidik, menjadikan karya ini mempunyai nilai lebih. Peristiwa masa lalu dan juga kejadiankejadian di lingkungan penyair, dikemas begitu mendetail dan menyentuh hati para pembacanya. Dalam karya tersebut, Taufik Ismail banyak memberi gambaran tentang pengorbanan mahasiswa demi nusa dan bangsa, penderitaan rakyat kecil yang tiada habisnya, keserakahan para pemimpin bangsa yang semakin merajalela, kebobrokan moral dan melemahnya jiwa patriotisme para pemuda. Semua ini hendaknya menjadi pelajaran berharga untuk memperbaiki dan menuju masa depan yang lebih baik. Perkembangan politik di masa awal pemerintahan RI masih mencoba belajar berdemokrasi, sehingga tidak heran muncul berbagai ideologi dan partai politik antara lain yang bersifat nasionalis, agama dan sosialis komunis. Hal ini berpengaruh terhadap strategi menghadapi Belanda. Dampak lainnya adalah terjadi konflik antar kelompok politik.
2

Wayan Badrika. Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Menengah Atas.

Jakarta: Erlangga. B. Kerangka Berpikir Menumbuhkan semangat nasionalisme dan jiwa patriotisme pemuda merupakan hal yang perlu dikembangkan untuk mendorong para generasi muda dalam mengisi kemerdekaan. Banyak hal yang dapat dilakukan agar generasi muda lebih percaya diri dan bersikap arif dalam bertindak sesuai dengan norma yang berlaku.

Oleh karena itu, perlunya keterlibatan salah satu tokoh perjungan seperti Taufik Ismail dengan hasil sastranya yang dapat menumbuhkan jiwa patriotisme para pemuda.Setelah membaca dan memahami karya puisi Taufik Ismail, Jiwa nasionalisme pemuda akan tumbuh dan dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbagsa dan bernegara.

C. Pengajuan Hipotesa Ada pengaruh positif dari karya Taufik Ismail untuk menumbuhkan semangat patriotisme para pemuda. Dengan adanya puisi tentang pesan moral dan unsur pendidikan, para pemuda mampu menerapkan dalam kehidupan dari puisi tersebut. Taufik Ismail tumbuh di lingkungan yang taat beragama, sehingga hasil sastranya pun banyak mengandung pesan moral. Semangat nasionalisme dan penanaman jiwa patriotisme dapat

ditumbuhkan melalui pesan-pesan dalam puisinya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Daerah Penelitian Dalam penelitian karya tulis ini, kami mengambil daerah di lingkungan SMA MTA Surakarta, tepatnya di kelas X-2 yang mana kelas X-2 merupakan salah satu kelas bertaraf internasional di SMA MTA Surakarta. Siswanya berasal dari berbagai daerah dan sekarang tinggal di Ponpes MTA. Alasan kami mengambil kelas X-2 adalah sebagian siswanya memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi. Kelas X-2 mempunyai 36 siswa, dan yang bersedia memberikan pendapat di angket sebanyak 27 siswa. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian karya tulis ilmiah ini adalah siswa SMA MTA Surakarta dan menggunakan sampel siswa kelas X-2 di SMA MTA Surakarta. C. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut : 1. Metode Observasi Cara ini dipakai untuk memperoleh data yang berhubungan dengan besarnya minat siswa untuk membaca dan memahami karya Taufiq Ismail 2. Metode Angket Cara ini dilakukan penulis untuk mendapatkan data dengan membagikan angket terhadap siswa di kelas X-2 SMA MTA Surakarta 3. Studi Literatur Cara ini dilakukan penulis dengan cara membaca buku-buku dan browsin di internet untuk mencari data yang berhubungan dengan tokoh sejarah seperti Taufiq Ismail

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

10

A. Subyek Penelitian Kurangnya penanaman jiwa patriotisme dan nasionlaisme dikalangan generasi muda mengakibatkan kurang berkembangnya suatu bangsa. Untuk itu diperlukan cara-cara supaya jiwa patriotisme dan nasionalismenya tumbuh kembali SMA MTA Surakarta merupakan salah satu lembaga pendidikan untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan. Yang beralamat di Jalan Kyai Mojo Semanggi Pasar Kliwon Solo Surakarta. Banyaknya siswa yang berasal dari berbagai daerah membuat lingkungan di SMA MTA Surakarta menjadi semboyan bangsa, Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu juga. SMA MTA Surakarta mempunyai 25 ruang kelas. Kelas X sebanyak sembilan kelas, kelas XI IPA sebanyak empat kelas, XI IPS sebanyak empat kelas, XII IPA sebanyak tiiga kelas dan kelas XII IPS sebanyak lima kelas. Dalam penelitian karya tulis ilmiah ini, sampel yang digunakan adalah kelas X-2 yang merupakan salah satu kelas bertaraf internasional. Kami memperoleh berbagai data yang mendukung dari metode observasi, metode angket dan studi literatur.

B. Pengujian Hipotesis Setelah diadakan pengajuan hipotesis, berdasarkan hasil angket yang kami peroleh di kelas X-2, diperoleh data siswa yang memberikan pendapatnya sebanyak 27 siswa sebagai berikut:

11

Diagram 1. Hasil Angkat Penelitian Siswa X-1


T k ida 4%

Ya T idak
Ya 96%

Dari data tersebut diatas, dapat kita ketahui begitu besarnya pendapat siswa yang merasa jiwa patriotisme dan nasionalismenya tumbuh setelah membaca dan memahami hasil karya Taufiq Ismail seperti dalam kumpulan puisi MAJOI. Para siswa juga mengatakan selain rasa nasionalismenya tumbuh dalam puisinya tersebut, ternyata juga mengandung unsur pendidikan agama dan timbul semangat baru untuk terus berkarya.

C. Hasil Pengujian Hipotesis Dari hasil penelitian dalam diagram 1 sebelumnya, hasil sastra seperti puisi ternyata mampu menumbuhkan jiwa patriotisme dan nasionalisme dalam diri pemuda, seperti hasil karya Taufiq Ismail. Keterlibatan seperti tokoh Taufiq Ismail tentunya sangat mendukung untuk menanamkan jiwa patriotisme pemuda. Untuk itu, Taufiq Ismail perlu dinobatkan sebagai tokoh sejarah yang telah mempertahankan sastra bela negaranya. Kita dapat memperoleh

12

data,bahwa Taufiq Ismail merupakan tokoh sejarah yang pantas untuk dikenang dengan diagram sebagai berikut:

Diagram 2. Frekuensi Hasil Angket X-1

Dari data tersebut diatas kita dapat ketahui bahwa para pemuda sangat mendukung perlu adanya keterlibatan tokoh sejarah seperti Taufiq Ismail untuk mengisi kemerdekaan. Dengan membaca dan memahami hasil karyanya, para pemuda akan tumbuh semangat patriotisme dan nasionalismenya.

D. Pembahasan Dari data penelitian yang diperoleh, hasil karya sastra Taufiq Ismail, ternyata mampu menumbuhkan semangat jiwa patriotisme dan nasionalisme para pemuda di lingkungan SMA MTA Surakarta di kelas X-2. Untuk itu, hasil

13

karya puisi MAJOI dapat dibaca dan dipahami oleh seluruh pemuda di Indonesia. Hasil angket yang diperoleh di kelas X-2 dengan jumlah siswa 36 dan yang mengisi angket sebanyak 26 siswa mengatakan ya, bahwa setelah membaca karya puisi MAJOI jiwa Patriotisme dan semangat Nasionalismenya mulai tumbuh, sedangkan hanya 1 orang siswa yang mengatakan tidak. Hal ini menunjukkan, bahwapuisi MAJOI mampu mendorong para generasi pumuda untuk mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif dan menggunakan semangat nasionalisme yang tertanam kuat dalam diri pemuda.

BAB V PENUTUP
A. Simpulan Dari hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil karya puisi Taufiq Ismail perlu direalisasikan dan dipublikasikan kekpada generasi pemuda. Dalam kumpulan puisi MAJOI banyak mengandung pesan moral yang dapat menumbuhkan kembali jiwa patriotisme dan semangat nasionalisme para pemuda. Membaca dan memahami isi puisi karya Taufiq Ismail merupakan ide penulis yang mengacu pada tindakan konkret untuk mendorong para pemuda dalam mengisi kemerdekaan.. Karya sastra yang hadir di tengah-tengah masyarakat selama ini masih menjadi kebutuhan langka, untuk itu, perlu direalisasikannya hasil-hasil karya seperti Taufiq Ismail kepada generasi muda. Selain pesan moral, juga disampaikan rasa syukur kepada Sang Pencipta. Sebagai makhluk yang memiliki kelebihan yang

14

tidak dimiliki makhluk lain. Dengan membaca kesimpulan puisi MAJOI, jiwa patriotisme dan nasionalisme pemuda akan tumbuh. B. Saran Untuk merealisasikan hasil karya sastra Taufiq Ismail ini kepada seluruh pemuda-pemudi, dibutuhkan kerjasama semua pihak terkait. Pesan serta keterlibatan siswa-siswi menjadi sangat penting mengingat generasi mudalah yang menjadi subyek dan objek dari ide ini. Para generasi pemuda perlu disadarkan pentingnya membaca dan memahami karya-karya Taufiq Ismail untuk mengembalikan semangat patriotisme pemuda yang mulai hilang. Penulis berharap, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis pafa khususnya dan pembaca pada umumnya, serta dapat dikembangkan lagi sehinga dapat memacu para pemuda untuk meningkatkan kembali jiwa patriotisme dan semangat nasionalismenya.

15

Anda mungkin juga menyukai