Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi. Allah SWT memberikan gambaran dari masyarakat madani dengan Iirman-Nya dalam Q.S. Saba` ayat 15: Sesungguhnya bagi kaum Saba ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan). 'Makanlah olehmu dari re:ki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun`. 2.1.2 Masyarakat Madani Dalam Sejarah Ada dua masyarakat madani dalam sejarah yang terdokumentasi sebagai masyarakat madani, yaitu: 1) Masyarakat Saba`, yaitu masyarakat di masa Nabi Sulaiman. 2) Masyarakat Madinah setelah terjadi traktat, perjanjjian Madinah antara Rasullullah SAW beserta umat Islam dengan penduduk Madinah yang beragama Yahudi dan beragama Watsani dari kaum Aus dan Khazraj. Perjanjian Madinah berisi kesepakatan ketiga unsur masyarakat untuk saling menolong, menciptakan kedamaian dalam kehidupan sosial, menjadikan Al-Qur`an sebagai konstitusi, menjadikan Rasullullah SAW sebagai pemimpin dengan ketaatan penuh terhadap keputusan- keputusannya, dan memberikan kebebasan bagi penduduknya untuk memeluk agama serta beribadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya. 2.1.3 Karakteristik Masyarakat Madani Ada beberapa karakteristik masyarakat madani, diantaranya: 1. Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok ekslusiI kedalam masyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi sosial. 2. Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang mendominasi dalam masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan-kekuatan alternatiI. 3. Dilengkapinya program-program pembangunan yang didominasi oleh negara dengan program-program pembangunan yang berbasis masyarakat. 4. Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara karena keanggotaan organisasi-organisasi volunter mampu memberikan masukan-masukan terhadap keputusan-keputusan pemerintah. 5. Tumbuhkembangnya kreatiIitas yang pada mulanya terhambat oleh rejim-rejim totaliter. 6. Meluasnya kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust) sehingga individu-individu mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri. 7. Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga-lembaga sosial dengan berbagai ragam perspektiI. 8. Bertuhan, artinya bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat yang beragama, yang mengakui adanya Tuhan dan menempatkan hukum Tuhan sebagai landasan yang mengatur kehidupan sosial. 9. Damai, artinya masing-masing elemen masyarakat, baik secara individu maupun secara kelompok menghormati pihak lain secara adil. 10. Tolong menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang dapat mengurangi kebebasannya. 11. Toleran, artinya tidak mencampuri urusan pribadi pihak lain yang telah diberikan oleh Allah sebagai kebebasan manusia dan tidak merasa terganggu oleh aktivitas pihak lain yang berbeda tersebut. 12. Keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial. 13. Berperadaban tinggi, artinya bahwa masyarakat tersebut memiliki kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan memanIaatkan kemajuan ilmu pengetahuan untuk umat manusia. 14. Berakhlak mulia. Dari beberapa ciri tersebut, kiranya dapat dikatakan bahwa masyarakat madani adalah sebuah masyarakat demokratis dimana para anggotanya menyadari akan hak-hak dan kewajibannya dalam menyuarakan pendapat dan mewujudkan kepentingan- kepentingannya; dimana pemerintahannya memberikan peluang yang seluas-luasnya bagi kreatiIitas warga negara untuk mewujudkan program-program pembangunan di wilayahnya. Namun demikian, masyarakat madani bukanlah masyarakat yang sekali jadi, yang hampa udara, taken Ior granted. Masyarakat madani adalah onsep yang cair yang dibentuk dari poses sejarah yang panjang dan perjuangan yang terus menerus. Bila kita kaji, masyarakat di negara-negara maju yang sudah dapat dikatakan sebagai masyarakat madani, maka ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi untuk menjadi masyarakat madani, yakni adanya democratic governance (pemerintahan demokratis) yang dipilih dan berkuasa secara demokratis dan democratic civilian (masyarakat sipil yang sanggup menjunjung nilai-nilai civil security; civil responsibility dan civil resilience hLLp//flxguywordpresscom/makalahmasyarakaLmadanl/
Paradigma Nasyarakat Nadani Dalam pengertian luas, menurut Cellner, masyarakat Nadani di samping merupakan sekelompok institusi/ lembaga dan asosiasi yang cukup kuat mencegah tirani politik baik oleh negara maupun komunal / komunitas, juga cirinya yang menonjol adalah adanya kebebasan individu di dalamnya, dimana sebagai sebuah asosiasi dan institusi, ia dapat dimasuki serta ditinggalkan oleh individu dengan bebas. ebih lanjut Cellner menyatakan bahwa masyarakat Nadani tidak hanya menolak dominasi negara atas dirinya, tetapi juga karena sebagai institusi yang bersifat nonstate, maka dalam penampilan kelembagaanya tidak mendominasi individuindividu dalam dirinya. Disinilah posisi individu sebagai aktor sosial yang bebas yang di istilahkan Cellner sebagai manusia moduler (tidak di pengaruhi kultur), yang menurutnya tidak merupakan prasyarat bagi perwujudan masyarakat Nadani. ]adi masyarakat Nadani tidak hanya menerapkan sifat otonominya terhadap negara, namun dalam konteks internalnya dari sejak hubungan antar anggotanya, ia juga merupakan institusi yang menghargai keniscayaan perlunya menghargai otonomi individual. Sejalan dengan itu Culla mengutip pendapat Hikam, menyatakan bahwa variabel utama masyarakat madani adalah otonomi (kemandirian), publik S civic, sesuatu yang meniscayakan demokrasi bagi masyarakat seperti kebebasan dan keterbukaann untuk berserikat, berkumpul mengeluarkan pendapat serta kesempatan sama dalam mempertahankan kepentingan di depan umum. Sementara Nurcholis dengan "pendekatannya" di atas menyatakan bahwa masyarakat madani yang di bangun oleh Rasul di Nadinah dengan azas yang tertuang di dalam "Piagam Nadinah", memiliki 6 ciri utama yaitu galitarianism, 7nghargaan k7ada orang brdasarkan 7rstasi (bukan kesukuan, keturunan, ras dan sebagainya), ktrbukaan (partisipasi seluruh anggota masyarakat aktif), 7ngakan hukum dan kadilan, tolransi dan 7luralism serta musyawarah. kar Sarah Paradigma Nasyarakat Nadani Cagasan masyarakat Nadani tersebut sebenarnya dilihat dari akar sejarah kemunculannya bukan merupakan wacana baru. "Cellner telah menelusuri akar gagasan ini ke masa lampau melalui sejarah peradaban barat (Eropa dan Amerika), dan antara lain yang menjadi perhatian adalah ketika konsep ini pertama kali di populerkan secara gamblang oleh pemikir terkenal Skotlandia, dam Frguson (1723 1816), dalam karya klasiknya An Essay on History of Civil Society (1767), hingga perkembangan konsep masyarakat Nadani lebih lanjut oleh kalangan pemikir modern seperti Lock, Roussau, Hgl, Narx dan Tocquill, hingga upaya menghidupkan kembali di Eropa Timur dan Barat di zaman kontemporer." ohn Lock seorang pemikir kapitalis mengembangkan istilah civil society menjadi civillian goverment dan ditulis dalam buku yang berjudul Civillian Covernment pada tahun 1630. Buku tersebut mempunyai misi menghidupkan peran masyarakat dalam menghadapi kekuasaankekuasaan mutlak para raja dan hakhak istimewa para bangsawan. Demikian itu demi kepentingan kaum borjuis yang berkembang setelah itu. Sedangkan Roussau yang terkenal dengan bukunya The Social Contract (1762), berbicara tentang otoritas rakyat, dan perjanjian politik yang harus dilaksanakan antara manusia untuk ikut menentukan hari dan masa depannya, serta menghancurkan monooli yang dilakukan oleh kaum elite yang berkuasa demi kepentingan manusia. Narx (dan pendahulunya Hegel) sebagai pencetus ide sosialisme, juga mempunyai konsep pemberdayaan rakyat ini. Narx dan Hegel berpendapat bahwa negara adalah bagian dari suprastruktur, mencerminkan pembagian masyarakat ke dalam kelaskelas dan dominasi struktur politik oleh kelas dominan. Negara tidak mewujudkan kehendak universal tapi kepentingan kelas borjuis. Secara lebih lengkap Narx telah memberikan teori tradisional tentang dua kelompok masyarakat di dalam negara, yang dikenal dengan baesuperstructure. Teori kelas sebagai salah satu pendekatan dalam Narxisme tradisional menempatkan perjuangan kelas sebagai hal sentral, faktor esensial dan menentukan dalam perubahan sosial. Pendekatan ini cenderung melihat masyarakat kapitalis dari perspektif ekonomi. Nasyarakat kapitalis dibagi menjadi dua kelas utama, yaitu proletar dan borjuis. Dari perspektif ini, masyarakat terdiri dari dua unsur esensial yaitu dasar (base) dan superstructur. Adanya dua kelas ini mau tidak mau akan membawa kepada konflik yang tidak dapat dihindarkan ketika keduanya berusaha mendominasi yang lainnya. Selain Narx, ntonio Cramsci salah satu tokoh NoNarxism telah mengembangkan teori ini menjadi lebih luas. Basesuperstructure dalam teori Narx dikembangkan tidak hanya dalam bidang ekonomi. Tetapi bisa juga dalam bidang pendidikan, politik, dsb. Dalam bidang politik, negara menjadi superstructure yang sering memaksakan kehendak kepada rakyat (base). Adanya pembagian kelas ini, menurut Cramsci menuntut untuk terciptanya kemandirian masyarakat (civil society). Agar negara lebih terbatasi dalam melebarkan kekuasaannya.. Dari akar sejarah kemunculan konsep masyarakat Nadani didalangi oleh sosialisme dan kapitalisme hLLp//wwwangelflrecom/md/allhsas/madanlahLml