Anda di halaman 1dari 2

Perkecambahan dan Pertumbuhan Kecambah

Leguminoceae Dibawah Pengaruh Medan Magnet

Pendahuluan
Secara kemagnitan, semua bahan/unsur yang ada di alam semesta dibedakan ke dalam
bahan atau unsur yang lebih memiliki sifat kemagnetan feromagnetik, paramagnetik,
atau diamagnetik, termasuk unsur-unsur hara penyusun jaringan tumbuhan dan
berbagai senyawa organik di dalam sitoplasma tumbuhan. Keberadaan medan magnet
di sekitarnya diduga mempengaruhi polarisasinya/magnetisasinya. Keberadaan medan
magnit di sekitar bahan/unsur yang bersifat diamagnetik akan menyebabkan
bahan/unsur tersebut mengalami magnetisasi dengan arah yang berlawanan dengan
medan magnit tersebut sedangkan arah magnetisasi bahan/unsur yang bersifat
feromagnetika dan paramegnetik akan searah dengan medan magnet (Reitz dkk.,
1994).
Sebagai organisma yang tidak dapat bergerak bebas, tumbuh kembangnya tanaman
sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan di sekelilingnya termasuk
gelombang elektromagnetik baik berupa gelombang medan magnit maupun medan
listrik. Fenomena respon tumbuhan terhadap medan magnit telah menarik para
peneliti untuk mengkajinya lebih jauh.
Pengaruh medan magnet terhadap metabolisma tumbuhan telah banyak dilakukan,
namun respon tumbuhan terhadap perlakuan medan magnet berbeda tergantung pada
kuat medan magnet dan lama perlakuan, jenis, dan umur tumbuhan (Putra, 2003,
Esitken dan Turan 2004, dan Fahmi 2006).
Observasi pada kultur tunas nilam (Pogestemon cablin Benth) yang diletakkan di atas
kutub utara magnet menunjukkan adanya pembesaran diameter batang dan
pertumbuhan akar adventitif pada ruas batang. Fenomena yang serupa tidak terlihat
pada nilam yang tidak mendapat perlakuan medan magnet (Putra, 2003). berdasarkan
fenomena di atas, studi ini dilakukan untuk melihat kemungkinan pemanfaatan energi
medan magnet untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Metode Penelitian
Bahan dan alat

Bahan
Benih kedelai (Glycin max (L.) Merr.) varietas Krakatau diperoleh dari Lab Benih
Jurusan Budi Daya Pertanian Unila. Benih yang digunakan adalah yang mempunyai
berat ± 0, 1 gram, berkulit halus dan tenggelam saat direndam.
Benih kacang hijau (Vigna radiata Linn.) diperoleh dari toko benih. Benih yang
digunakan adalah yang berkulit halus, dan tenggelam saat direndam
Kemikalia yang digunakan adalah kemikalia untuk larutan Hoagland lengkap untuk
permbuhan
kecambahan kedelai.

Alat
Sebagai sumber medan Magnet digunakan solenoida yang dihubungkan dengan
transformator yang telah diberi dioda. Kuat arus, jumlah lilitan, jari-jari soleinoda
ditentukan sedemikian rupa sehingga dapat dihasilkan kuat medan Magnet sesuai
dengan yang diinginkan dalam penelitian ini (110, 165, dan 275 A/m untuk kacang
hijau dan 220 A/m untuk kedelai). Posisi arah arus diatur sehingga arah medan
Magnet menjauhi pusat bumi (Gambar 1)
Metode
Benih dikecambahkan pada media kapas berair dalam petridish yang diletakkan di tas
soleinoda (Gambar 1). Selama pengamatan, kandungan air media dikontrol sehingga
kandungan air untuk setiap perlakuan diusahakan tetap sama. Pada studi kedelai,
setelah hijau daun mulai terbentuk (hari ke-5), air diganti dengan larutan Hoagland
lengkap.

Perlakuan dalam penelitian medan Magnet terhadap kacang hijau dan kedelai dapat
dilihat pada

Hasil dan Pembahasan


Pengukuran terhadap kecepatan perkecambahan baik pada kacang hijau maupun
kedelai menunjukkan pengaruh yang sama yaitu Medan Magnet meningkatkan
kecepatan perkecambahan dibandingkan control

Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian lain yang menunjukkan bahwa medan magnet
memberikan efek positif terhadap perkecambahan beberapa spesies tanaman obat
yaitu: Calendula officinalis (Criveanue dan Georgeta, 2006); tembakau (Aladjadjian
dan Ylieva, 2003); gandum, jagung, dan beet (Rochalska dan Orzesko-Rywka, 2005).
Baik pada kecambah kacang hijau maupun kedelai pemberian medan magnet tidak
memberikan perbedaan yang nyata terhadap laju pertumbuhan kecambah. Namun
demikian, data Tabel 3 Gambar 2 (pertumbuhan kecambah kacang hijau) dan Tabel 4
Gambar 3 (pertumbuhan kecambah kedelai) menunjukkan bahwa medan perlakuan
medan magnet menyebabkan perbedaan terhadap laju penurunan pertumbuhan
kecambah seperti terlihat pada sigmoid pertumbuhan kecambah kacang hijau dan
kecambah kedelai kecuali untuk perlakuan kuat medan magnet 275 A/m pada kedelai.
Pada kacang hijau, laju penurunan pertumbuhan kecambah mulai teramati setelah hari
ke-8 perkacambahan kecambah.

Lebih lanjut tentang: Perkecambahan

Anda mungkin juga menyukai