Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Intususepsi disebut juga invaginasi adalah suatu keadaan dimana


segmen usus masuk ke dalam segmen lainnya, yang bisa menyebabkan
obstruksi / strangulasi. Umumnya bagian yang peroksimal (intususeptum)
masuk ke bagian distal (intususepien).
Bagian usus yang masuk disebut intussusceptum dan bagian yang
menerima intussuscepturn dinamakan intussuscipiens . Oleh karena itu,
invaginasi disebut juga intussusception. Pemberian nama invaginasi
bergantung hubungan antara intussusceptum dan intussuscipiens, misalnya
ileo-ileal menunjukkan invaginasi hanya melibatkan ileum saja. Ileo-colica
berarti ileum sebagai intussusceptum dan colon sebagai intussuscipiens.
Kombinasi lain dapat terjadi seperti ileo-ileo colica, colo-colica dan
appendical-colica. Ileo-colica yang paling banyak ditemukan (75), ileo-
ileo colica 15, lain-lain 10, paling jarang tipe appendical Colica.
Intususepsi (invaginasi) sering ditemukan pada anak dan agak jarang
pada orang dewasa. Invaginasi pada anak biasanya bersiIat idiopatik
karena tidak diketahui penyebabnya. Kebanyakan ditemukan pada
kelompok umur 2 12 bulan, dan lebih banyak pada anak laki laki.
Invaginasi sering dijumpai pada umur 3 bulan 2 tahun, paling banyak
5 -- 9 bulan, Prevalensi penyakit diperkirakan 1--2 penderita di antara
2

1000 kelahiran hidup. Anak lelaki lebih banyak daripada perempuan, 3 : 1.
Pada umur 5--9 bulan sebagian besar belum diketahui penyebabnya.
Intususepsi pertama kali ditemukan oleh Barbette pada tahun 1692.
Hingga pertengahan abad ke-19, intususepsi hampir berakibat Iatal karena
tidak adanya penanganan yang memadai. Sejak zaman Hippocrates sudah
dikenal pengobatan penyakit ini dengan enema atau memompakan udara
dalam anus. Pada tahun 1905 Hirschsprung membuat laporan tentang
penggunaan tekanan hidrostatik sebagai pengobatan invaginasi.
Pengobatan dengan pembedahan yang dilaporkan pertamakali berhasil
adalah Thomson 1835 di Tennessee.
Dasar pengobatan pada invaginasi adalah reposisi usus yang telah
masuk ke lumen usus lainnya reposisi pada akut invaginasi merupakan
prosedur emergensi dan dilakukan segera setelah diagnose ditegakkan.
Reposisi dapat dicapai secara konservatiI atau pembedahan.
Sejak 1876, barium enema sudah dipergunakan untuk pengobatan
invaginasi dan hasilnya memuaskan. Hanya sedikit kemungkinan terjadi
perIorasi walaupun usus telah mengalami gangren, asal tekanan hidrostatik
tidak melebihi 1 meter. Demikian pula lamanya perawatan pada reposisi
barium lebih pendek daripada operasi. Sebaliknya dengan reduksi manual
pada operasi ternyata lebih bersiIat traumatik, sehingga lebih mudah
terjadi ruptur usus. dengan kelebihan yang disebut tadi, di Skandinavia
reposisi barium lebih banyak digunakan. Survival rate 55, masing-
masing 81 pada umur kurang 1 tahun dan 15 pada usia kurang 3 bulan
Kadang-kadang reposisi barium tidak berhasil, misalnya pada umur kurang
3

3 bulan dan invaginasi ileo-ileal. Bayangan kontras dalam bentuk cupping
tidak mencapai ileum terminalis sehingga memerlukan operasi. Jika
reposisis konservatiI ini tidak berhasil, terpaksa diadakan reposisi operatiI.
Sewaktu oprasi akan dicoba reposisi manual dengan mendorong
invaginatum dari oral kea rah sudut ileosaecal. Dorongan dilakukan
dengan hati-hati tanpa tarikan dari bagian proksimal
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk
mempelajari lebih jauh mengenai terapi barium enema pada penyakit
intususepsi anak ditinjau dari ilmu kedokteran dan agama Islam.

I.2 Permasalahan
1. Bagaimanakah mekanisme kerja terapi barium enema?
2. Bagaimanakan eIektivitas terapi barium enema pada penyakit intususepsi
anak?
3. Bagaimanakah teknik terapi barium enema pada penyakit intususepsi
anak?
4. Bagaimanakah pandangan Islam tentang terapi barium enema pada
penyakit intususepai anak?

I.3 Tujuan
I.3.1 Tujuan umum
enjelaskan tentang terapi barium enema pada penyakit
intususepsi anak ditinjau dari ilmu kedokteran dan agama Islam (dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia)
4

I.3.2 Tujuan khusus
endapatkan inIormasi tentang :
1. Penyakit intususepsi anak
2. Terapi barium enema pada penyakit intususepsi anak
3. ekanisme dan teknik terapi barium enema pada penyakit intususepsi
anak
4. EIektivitas terapi barium enema pada penyakit intususepsi anak
5. Pandangan Islam mengenai terapi barium enema pada penyakit
intususepsi anak

I.4 Manfaat
1. anIaat bagi pribadi
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai terapi
barium enema pada penyakit intususepsi anak ditinjau dari ilmu
kedokteran dan agama Islam dan menambah pengalaman dalam membuat
karya ilmiah yang baik dan benar.
2. anIaat bagi Universitas Yarsi
Diharapkan skripsi ini dapat menjadi masukan dan sumber inIormasi bagi
seluruh civitas akademika Universitas Yarsi terutama mengenai terapi
barium enema pada penyakit intususepsi anak ditinjau dari ilmu
kedokteran dan agama Islam.



5

3. anIaat bagi masyarakat
Diharapkan dengan adanya skripsi ini masyarakat luas akan lebih
memahami tentang terapi barium enema pada penyakit intususepsi anak
terutama ditinjau dari ilmu kedokteran dan agama Islam.

Anda mungkin juga menyukai