Intususepsi disebut juga invaginasi adalah suatu keadaan dimana
segmen usus masuk ke dalam segmen lainnya, yang bisa menyebabkan obstruksi / strangulasi. Umumnya bagian yang peroksimal (intususeptum) masuk ke bagian distal (intususepien). Bagian usus yang masuk disebut intussusceptum dan bagian yang menerima intussuscepturn dinamakan intussuscipiens . Oleh karena itu, invaginasi disebut juga intussusception. Pemberian nama invaginasi bergantung hubungan antara intussusceptum dan intussuscipiens, misalnya ileo-ileal menunjukkan invaginasi hanya melibatkan ileum saja. Ileo-colica berarti ileum sebagai intussusceptum dan colon sebagai intussuscipiens. Kombinasi lain dapat terjadi seperti ileo-ileo colica, colo-colica dan appendical-colica. Ileo-colica yang paling banyak ditemukan (75), ileo- ileo colica 15, lain-lain 10, paling jarang tipe appendical Colica. Intususepsi (invaginasi) sering ditemukan pada anak dan agak jarang pada orang dewasa. Invaginasi pada anak biasanya bersiIat idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Kebanyakan ditemukan pada kelompok umur 2 12 bulan, dan lebih banyak pada anak laki laki. Invaginasi sering dijumpai pada umur 3 bulan 2 tahun, paling banyak 5 -- 9 bulan, Prevalensi penyakit diperkirakan 1--2 penderita di antara 2
1000 kelahiran hidup. Anak lelaki lebih banyak daripada perempuan, 3 : 1. Pada umur 5--9 bulan sebagian besar belum diketahui penyebabnya. Intususepsi pertama kali ditemukan oleh Barbette pada tahun 1692. Hingga pertengahan abad ke-19, intususepsi hampir berakibat Iatal karena tidak adanya penanganan yang memadai. Sejak zaman Hippocrates sudah dikenal pengobatan penyakit ini dengan enema atau memompakan udara dalam anus. Pada tahun 1905 Hirschsprung membuat laporan tentang penggunaan tekanan hidrostatik sebagai pengobatan invaginasi. Pengobatan dengan pembedahan yang dilaporkan pertamakali berhasil adalah Thomson 1835 di Tennessee. Dasar pengobatan pada invaginasi adalah reposisi usus yang telah masuk ke lumen usus lainnya reposisi pada akut invaginasi merupakan prosedur emergensi dan dilakukan segera setelah diagnose ditegakkan. Reposisi dapat dicapai secara konservatiI atau pembedahan. Sejak 1876, barium enema sudah dipergunakan untuk pengobatan invaginasi dan hasilnya memuaskan. Hanya sedikit kemungkinan terjadi perIorasi walaupun usus telah mengalami gangren, asal tekanan hidrostatik tidak melebihi 1 meter. Demikian pula lamanya perawatan pada reposisi barium lebih pendek daripada operasi. Sebaliknya dengan reduksi manual pada operasi ternyata lebih bersiIat traumatik, sehingga lebih mudah terjadi ruptur usus. dengan kelebihan yang disebut tadi, di Skandinavia reposisi barium lebih banyak digunakan. Survival rate 55, masing- masing 81 pada umur kurang 1 tahun dan 15 pada usia kurang 3 bulan Kadang-kadang reposisi barium tidak berhasil, misalnya pada umur kurang 3
3 bulan dan invaginasi ileo-ileal. Bayangan kontras dalam bentuk cupping tidak mencapai ileum terminalis sehingga memerlukan operasi. Jika reposisis konservatiI ini tidak berhasil, terpaksa diadakan reposisi operatiI. Sewaktu oprasi akan dicoba reposisi manual dengan mendorong invaginatum dari oral kea rah sudut ileosaecal. Dorongan dilakukan dengan hati-hati tanpa tarikan dari bagian proksimal Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk mempelajari lebih jauh mengenai terapi barium enema pada penyakit intususepsi anak ditinjau dari ilmu kedokteran dan agama Islam.
I.2 Permasalahan 1. Bagaimanakah mekanisme kerja terapi barium enema? 2. Bagaimanakan eIektivitas terapi barium enema pada penyakit intususepsi anak? 3. Bagaimanakah teknik terapi barium enema pada penyakit intususepsi anak? 4. Bagaimanakah pandangan Islam tentang terapi barium enema pada penyakit intususepai anak?
I.3 Tujuan I.3.1 Tujuan umum enjelaskan tentang terapi barium enema pada penyakit intususepsi anak ditinjau dari ilmu kedokteran dan agama Islam (dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia) 4
I.3.2 Tujuan khusus endapatkan inIormasi tentang : 1. Penyakit intususepsi anak 2. Terapi barium enema pada penyakit intususepsi anak 3. ekanisme dan teknik terapi barium enema pada penyakit intususepsi anak 4. EIektivitas terapi barium enema pada penyakit intususepsi anak 5. Pandangan Islam mengenai terapi barium enema pada penyakit intususepsi anak
I.4 Manfaat 1. anIaat bagi pribadi Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai terapi barium enema pada penyakit intususepsi anak ditinjau dari ilmu kedokteran dan agama Islam dan menambah pengalaman dalam membuat karya ilmiah yang baik dan benar. 2. anIaat bagi Universitas Yarsi Diharapkan skripsi ini dapat menjadi masukan dan sumber inIormasi bagi seluruh civitas akademika Universitas Yarsi terutama mengenai terapi barium enema pada penyakit intususepsi anak ditinjau dari ilmu kedokteran dan agama Islam.
5
3. anIaat bagi masyarakat Diharapkan dengan adanya skripsi ini masyarakat luas akan lebih memahami tentang terapi barium enema pada penyakit intususepsi anak terutama ditinjau dari ilmu kedokteran dan agama Islam.