Anda di halaman 1dari 11

Pengelolaan Penyakit Menular

Seksual Di Klinik Umum


Oleh Soedarmadi

Kelompok 11
Muhammad Aprizal Triwarhamdi
Anita Hasanah
Nindi hapsari
Nur Baeti R
Nurrizma
Resha Fadhilah
abstrak
%he social economic condition of most scieties
has not improved the procedures of sexualy
transmitted disease management.therefore, a
fast and reliable diagnostic methode known
as on the spot diagnosis or real time analysis
is very significant in the sexually transmitted
disease management, especially on the
epidemological side. Although at present it is
known that there are many sexually
transmitted germs causing sexually
transmitted disease and sexually transmitted
syndrom disease
Pendahuluan
ondisi sebagian masyarakat belum
mendukung prosedur pengelolaan
penyakit menular seks secara canggih.
Meningkatnya penyakit menular seks
karena sumber infeksi asimtomatik dalam
masyarakat, sedangkan penderita
penyakit menular seks adalah golongan
seksual aktif.
eterbatasan fasilitas untuk mendapatkan
diagnosis yang tepat, data yang ada tidak
realistik
Metodologi penelitian
Materi diambil dari pengunjung poliklinik
Penyakit menular seks RSUP Dr. Sardjito.
Diagnosis yang dipakai dalam membuat
spektrum PMS adalah on the spot
diagnosis atau real time analysis.
Penderita yang datang dikelompokkan
dalam sindrom yang diderita, baru
kemudian dikelompokkan dalam jenis
penyakit menular seks dan penyebabnya.
asil dan Pembahasan
Dengan on the spot diagnosis, 85ektrum 8ndrom PMS d 5ol RSUP Dr. Sardjto
8elama 5 tahun terakhr da5at dlhat 5ada tabel berkut
Keterangan :
UMS = Uretrt8 Menular Sek8ual KMS = Ke5uthan Menular Sek8ual
MPC = Muco Purulent Cervct8 UGMS = Uretrt8 Gonore Menular Sek8ual
Sndrom kln8 5ada Tabel 4 dkelom5okkan dalam
PMS 8ebaga 5enyakt dengan kau8a 8ama
UG (Uretrt8 Gonore)
ber8ama CG (Cerv8t8
Gonore) konjungtvt8
gonoreal
UNG (Ur. Non Gonore)
dkelom5okkan dalam
GNS (nfek8 Gental
Non S5e8fk) ber8ama
NGC (Non Gonore
Cerv8t8) dan
bartolont8 /
orchoe5ddymd8
Pengelolaan UMS dan CMS
%es deteksi PMS ini untuk penderita sistomatik yang
ditandai dengan discar uretral (cat garam) dan discar
vaginal (wet mount)
Hasilnya terlihat dalam tabel berikut ini:
Kriteria Deteksi PMS Berdasarkan PMN
,lekosit polimoronukelar,
Dalam sediaan uretral :
PMN = 4 cut off point uretritis
PMN = 5 uretritis (pada pria)
Pada MS (Multiple Sclerosis) diagnosis
dengan cut off point lekosit PMN = 4
sebagai kriteria uretritis:
UG : PMN > 4, DGNI : (+)
UNG : PMN > 4, DGNI : (-)
Penanganan PMS
Golongan penisillin masih dapat dipakai
untuk pengelolaan UMS bila adanya
mikroskop
Penilaian dapat dilakukan pada hari
ketiga, jika:
PMN < 4, DGNI (-) = Sembuh
PMN > 4, DGNI (+)= resisten terhadap
penisillin
%ahap Berikutnya
ika PMN > 4, DGNI (-) pada hari ketiga =
PGU berarti kasus UG juga menderita UNG
pada saat diobati
ika PMN < 4, DGNI (-) tetapi pada hari
ke-7, 14 atau ke-21/28 PMN meningkat
menjadi > 4, apalagi kalau discar uretral
(+), berarti UPG yang saat diobati masih
dalam masa inkubasi dan selanjutnya
diterapi dengan regimen klamidia
Kasus Resisten Penisilin
Dianggap PPNG/NGPP karena dosis
penisilin sudah maksimal
umlah PMN = 4 sebagai cut off point PMN
= 10, atau PMN > jumlah sel epitel untuk
vaginistis
Untuk CMS yang simtomatik cut off point
PMN = 5 lebih sensitif daripada PMN = 10.
Penangan UMS dan CMS yang cepat dan
benar akan berdampak positif untuk
sindroma PMS yang lain

Anda mungkin juga menyukai