AGENDA
I. PENDAHULUAN II. HAL MENONJOL SEPANJANG 2011 III. RENCANA KERJA SEPANJANG 2012 IV. PERMEN LARANGAN PUNGUTAN V. MONITORING MEDIA
2
I
PENDAHULUAN
3. Membangun Dua Institut Teknologi Baru di Sumatera dan di Kalimantan. 4. Perubahan dari Tender ke Swakelola Perubahan Besar yang Diharapkan Bukan Saja Dapat Meningkatkan Kualitas Bangunan, tapi Juga untuk Mempraktekkan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). 5. Memilih Percetakan UN Terseleksi dengan Persyaratan Memiliki Sertifikat Security Printing. 6. Menyiapkan Pembangunan Institut Seni dan Budaya Bagian dari Menjalankan Tupoksi Kebudayaan. 7. Meninggalkan Pendekatan Proporsional ke arah Pendekatan Keadilan (justice) 8. Dibentuknya BLU untuk Mengelola Dana Abadi Pendidikan untuk Keperluan Pengembangan SDM Pendidikan (Beasiswa)
6
Koridor Papua
Penyediaan SDM
Peningkatan Akses & Kualitas Pendidikan Menengah Umum & Relevansi Pendidikan Vokasi (SMK + Politeknik)
7
Inpres
4* 1 13
1**
Catatan: *) Termasuk pembangunan PAUD Terpadu sebagai pengganti TK-SD Satu Atap **) Monitoring DAK
= pencapaian 76-100%;
= pencapaian 51-75%;
No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. BOS SD BOS SMP Rintisan BOS SMA Rintisan BOS SMK
Out Put
Sasaran
28.006.000 siswa 10.354.000 siswa 4.105.139 siswa 3.800.000 siswa 106.185 siswa 3.530.305 siswa 1.295.450 siswa 505.290 siswa 617.576 siswa 180.000 mhs
Satuan Biaya
580 710 125 125 814 364 600 787 786 4.200
Anggaran
16.243.480.000 7.351.340.000 513.142.375 475.000.000 86.413.595 1.285.031.000 777.270.000 397.782.940 485.414.736 756.000.000
Penyelenggaraan Pendidikan Khusus Siswa SD Penerima Subsidi Miskin Siswa SMP Penerima Subsidi Miskin Siswa SMA Penerima Subsidi Miskin Siswa SMK Penerima Subsidi Miskin Subsidi Mhs Berprestasi dari Keluarga Tidak Mampu Bantuan Beasiswa Bidik Misi a. Angkatan Baru - Beasiswa - Biaya Kedatangan - Biaya Pendaftaran b. On Going TOTAL
II
HAL MENONJOL SEPANJANG 2011
10
1. Status Disclaimer
11
12
Peraturan Presiden
Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara
Manusia
-Pikiran -Perasaan -Logika -Etika -Estetika
Masyarakat
Teknologi
Budaya
Seni
Alam
Pembudayaan Aktualisasi
Eksistensi
Abstraksi
Ekspresi
Pengetahuan
Bahasa
Peradaban
Pembudayaan
Pengembangan
SEKRETARIAT DITJEN
16
17
Penyaluran BOS 2011 mengalami banyak kendala dan hambatan terutama dari sisi ketepatan waktu, sehingga berdampak pada prinsip pengelolaan sekolah wajib belajar 9 tahun (semaraknya pungutan)
Triwulan ke Sisa Kab./Kota Belum Mencairkan
3 4
28 258
18
Triwulan 1
120%
Bulan ke-1
100%
Bulan ke-2
Bulan ke-3
97.80% 92.00% 84.70% 88.10%
2010
40% 27.00% 36.00% 38.20%
43.30%
47.90%
32.20% 25.20%
20%
12.30% 12.10% 0% 4.60% 0% Mingg-1 Mingg-2 Mingg-3 0% Mingg-4 Mingg-1 Mingg-2 Mingg-3 7.40%
17.30%
2011
0%
Mingg-4
Mingg-1
Mingg-2
Mingg-3
Mingg-4
19
Triwulan 2
120.0%
Bulan ke-1
100.0% 93.6%
Bulan ke-2
97.8% 97.8% 100.0%
Bulan ke-3
92.2% 88.3% 80.5% 83.7% 76.1%
2010
80.0% 69.2% 74.8%
88.9%
66.8% 60.8%
2011
0.0% Ming-1 Ming-2 Ming-3 Ming-4 Ming-1 Ming-2 Ming-3 Ming-4 Ming-1 Ming-2 Ming-3 Ming-4 20
Triwulan 3
120.0%
Bulan ke-1
Bulan ke-2
99.8% 99.8%
Bulan ke-3
99.8% 99.8% 100.0%
100.0%
2010
93.0%
95.8%
97.0%
98.0%
82.5% 80.0% 71.0% 67.2% 61.8% 60.0% 46.3% 38.4% 40.0% 30.0% 20.3% 20.0% 5.8% 1.0% 0.0% Ming1 Ming2 Ming3 Ming4 Ming1 Ming2 Ming3 Ming4 Ming1 Ming2 Ming3 Ming4 21 12.3% 63.4% 66.2% 76.5%
2011
48.3%
s.d. 5 Desember 2011 masih ada 44 Kabupaten/Kota belum mencairkan BOS Triwulan III
22
23
umber Rembuk Nasional Tahun 2011
SMP Negeri SMP Negeri SMP Swasta Jumlah 63.927 18.965 82.892 (21,43%) (6,36 %) (27,79 %) 77,12 % 22,88 % 100 % SMP Swasta Jumlah
Sumber Rembuk Nasional Tahun 2011 & Lembar Kerja Individu Sekolah (LKIS) 2011
24
SMP
(negeri dan swasta)
34.71 % 1,450 1,094 755 762 1,086 1,017 2,142 2,209 1,377 301 586 6,688 171 544 2,955 5,416 398 531 887 1,336 627 922 586 598
12.3%
14.2%
Total = 110.598
Total = 42.428
25
Total Kebutuhan Jenjang Jumlah Ruang Kelas Rusak Berat 110.598 42.428 Jumlah Kebutuhan Anggaran
Jumlah Anggaran
SD SMP TOTAL
2.297.671 518.420
153.026
21.500
2.816.090
26
(Rp. Juta)
Jumlah
Provinsi Kab/Kota
Dana yang Disalurkan Jumlah 617.192 128.970 746.162 % 100 100 100 29 8 29 171 42 171
SD SMP Jumlah
27
7.4 35.0
19.2
38.4
0% - 25%
26% - 50%
51% - 75%
76% - 100%
28
29
30
31
32
33
NTT
54.5 59.8 60.5 61.4 62.9 63.9 64.9 65.0 65.3 65.6 65.8 Rata-rata NTT tahun 2009 = 66,6 66.0 66.6 66.8 66.9 67.1 67.3 67.8 68.2 69.0 76.9 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0
Kota Kupang
55.00
Sumber: BPS (2010)
60.00
65.00
70.00
75.00
80.00
34
90.0
NTT
61.8 62.6 63.4 63.4 64.6 64.8 65.2 65.6 66.2 66.5 66.6 66.7 66.9 67.0 67.1 67.3 67.6 67.8 68.1 68.7 72.3 56.0 58.0 60.0 62.0 64.0 66.0 68.0 70.0 72.0 74.0 Rata-rata NTT tahun 2009 = 67,3
55.00
Sumber: BPS (2010)
60.00
65.00
70.00
75.00
35
NTT
71.9 72.2 74.4 78.4 83.0 83.0 84.4 87.7
Sumba Tengah Sumba Barat Daya Sabu Raijua Sumba Barat Belu Sumba Timur Timor Tengah Selatan Timor Tengah Utara Manggarai Barat Rote Nda Kupang Flores Timur Manggarai Timur Manggarai Sikka Lembata Ende Nageko Ngada Alor Kota Kupang 0.0 20.0 40.0 60.0 Rata-rata NTT tahun 2009 = 88,0
88.7 88.9 89.0 89.1 89.3 91.1 91.3 92.8 93.5 94.0 94.9 96.0 98.5 80.0 100.0
96.4 96.8 96.9 97.2 97.2 97.7 98.1 98.1 98.9 99.4
0.0
Sumber: BPS (2010)
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
36
120.0
NTT
4.5 5.2 5.7 6.0 6.0 6.1 6.1 6.2 6.2 6.2 6.3 6.4 6.5 6.6 6.7 6.7 6.7 7.0 7.0 7.4 10.9 Rata-rata NTT tahun 2009 = 6,6
Sabu Raijua Sumba Tengah Sumba Barat Daya Sumba Barat Sumba Timur Timor Tengah Selatan Sikka Manggarai Timur Rote Nda Belu Manggarai Barat Timor Tengah Utara Lembata Flores Timur Kupang Manggarai Nageko Ngada Ende Alor
10.9
7.9 7.9 8.0 8.0 8.2 8.2 8.5 8.6 8.6 8.6 8.6 8.7 8.8 8.8 8.9 9.0
0.0
Sumber: BPS (2010)
2.0
4.0
6.0
8.0
10.0
12.0
37
12.0
...pada akhir tahun 2014 ditargetkan APM-SD/MI Papua Barat sama dengan rata-rata nasional yang ditargetkan dalam RPJMN ... 95.30 95.70 95.80 96.00 96.0
SD/MI Papua tertinggal 12,6 Tahun dibanding Rerata Nasional
95.13
95.20
APM SD/MI
95.00 93.00 91.00 89.00 87.00 85.00 2009 2010 2011 2012 2013
94.7
(
92.0
93.3
90.7 86.2
2014
RPJMN
NO 1 2 USIA PENDUDUK USIA 7-12 NASIONAL USIA 7-12 PROV. PAPUA JUMLAH 2010 26.515.180 376.609
Papua
Percepatan
Capaian Nasional
38
PERCEPATAN PENUNTASAN WAJAR DIKDAS: SMP/MTs ...pada akhir tahun 2014 ditargetkan APM-SMP/MTs Papua Barat sama
90 85
dengan rata-rata nasional yang ditargetkan dalam RPJMN ... 75.40 76.10 76.8 76.80 73.2 69.5 65.9 62.2 59.1
SMP/MTs Papua tertinggal 15,8 Tahun dibanding Rerata Nasional
APM SMP/MTS
80 75 70 65 60 55 50 45 40 2009
73.30
74.00
74.70
2010
2011
2012
2013
PERCEPATAN
RPJMN
Papua
NO 1 2
39
...pada akhir tahun 2014 ditargetkan APM-SD/MI Papua Barat sama dengan rata-rata nasional yang ditargetkan dalam RPJMN ...
100.00
APM SD/MI
95.13
95.00
95.20
95.30
95.70
95.80
96.00 96.0
90.00
93.7
(
89.0
91.3
85.00
86.6 82.3
2009 2010
80.00
2011
2012
2014
RPJMN
NO 1 2 JUMLAH PENDUDUK USIA 7-12 NASIONAL USIA 7-12 Papua Barat
Papua Barat
JUMLAH 26.515.180 132.480
Percepatan
40
PERCEPATAN PENUNTASAN WAJAR DIKDAS: SMP/MTs ...pada akhir tahun 2014 ditargetkan APM-SMP/MTs Papua Barat sama
90 85
APM SMP/MTS
73.30
74.00
74.70
75.40
76.10
76.8 76.80
72.8
(
64.8
68.8
59.7
60.8
2012 RPJMN
NO 1 2
41
Latar Belakang
Kondisi Pembangunan di Provinsi NTT yang relatif tertinggal, termasuk bidang pendidikan, dibandingkan dengan wilayah lain. Pembangunan pendidikan merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional Provinsi NTT mempunyai potensi ekonomi yang dapat mendorong pembangunan ekonomi yang lebih tinggi Pembangunan pendidikan mempunyai peran penting dalam mendukung pembangunan ekonomi
42
Latar Belakang (lanjutan...) Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2011 tentang RKP 2012
Percepatan Pembangunan Nusa Tenggara Timur dengan fokus pada: a) pengembangan sentra produksi komoditas unggulan pertanian, peternakan serta produksi rumput laut dan garam; b) pengembangan pariwisata; c) pengembangan infrastruktur untuk mendukung pengembangan komoditas unggulan dan pariwisata serta penyediaan infrastruktur sosial dasar bagi warga pendatang baru (eks Timor-Timur); d) peningkatan kualitas sumberdaya manusia; serta e) pembangunan daerah tertinggal dan kawasan strategis.
43
Tujuan
1) Diperolehnya pemahaman yang sama diantara para pemangku kepentingan mengenai identifikasi masalah, tantangan, sasaran dan langkah-langkah strategis percepatan pembangunan pendidikan di Provinsi NTT. 2) Diperolehnya kesepakatan antara Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan masyarakat mengenai Rencana Aksi Percepatan Pembangunan Pendidikan Provinsi NTT.
44
NO
OUTPUT
1 Penyediaan Biaya Operasional Penyelenggaraan (BOP) TK, KB dan TPA 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Penyediaan Alat Peraga Edukatif (APE) PAUD Pembangunan RKB SD Rehab Ruang Kelas Rusak SD Beasiswa Miskin SD Pembangunan RKB SMP Rehab Ruang Kelas Rusak SMP Beasiswa Miskin SMP Pembangunan RKB SMA BKMM SMA Pembangunan RKB SMK BKMM SMK Peningkatan Kualifikasi guru Sertifikasi guru
TOTAL
NO
OUTPUT
1 Penyediaan Biaya Operasional Penyelenggaraan (BOP) TK, KB dan TPA 2 3 4 5 6 7 8 9 Penyediaan Alat Peraga Edukatif (APE) PAUD Pembangunan RKB SD Beasiswa Miskin SD Pembangunan RKB SMP Beasiswa Miskin SMP Pembangunan RKB SMA BKMM SMA BKMM SMK
TOTAL
46
47
BIDIK MISI
Program Bantuan Dana Pendidikan untuk Lulusan SMA/SMK/MA/Paket C Memasuki Perguruan Tinggi Negeri di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama yang Berasal dari Keluarga Miskin (Tidak Mampu), Namun Memiliki Potensi Akademik Baik. Selama di Perguran Tinggi Penerima Bidik Misi Bebas dari Uang Kuliah Selama 4 tahun (Hingga Lulus) dan Tiap Bulan Menerima Biaya Hidup yang Besarnya Antara Rp 500 Ribu sampai Rp 600 Ribu. Pada Tahun 2011, Besar Biaya Hidup Per Mahasiswa Per Bulan Dinaikkan Minimal Rp 600 Ribu.
709 (4,34%) 2.832 (17,33%) 9.605 (58,77%) 3.050 (18,66%) 146 (0,90%)
2.
3.
4.
5.
Kesimpulan
1. Program Bidikmisi telah berhasil memberi kesempatan kepada mahasiswa tidak mampu untuk dapat melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi. 2. Rata-rata Indeks Prestasi Semester (IPS) mahasiswa penerima Bidikmisi tahun 2010 telah memenuhi target program bidikmisi, yaitu lebih dari 3.0. 3. Perlu ditindak lanjuti terhadap mahasiswa penerima bidik misi yang mempunyai Indeks Prestasi kurang dari 2.00 agar keberlanjutan studi dapat dipertahankan sampai akhir masa studi. 4. Perlu dilakukan peningkatan jumlah penerima Bidikmisi dengan melibatkan BUMN dan perusahan swasta.
51
52
39.22 26.48 26.45 19.93 19.92 19.70 18.90 17.13 16.63 15.21 13.92 12.19 11.55 11.25 11.09 11.00 10.71 8.07 7.98 7.46 6.55 6.19 5.93 5.00 4.34 4.09 3.95 3.83 Nasional = 8,65% 3.66 3.32 3.24 2.85 2.42 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00
46.2 41.2 39.3 35.9 30.5 23.7 22.2 19.9 19.5 19.4 16.1 14.7 14.3 14.1 12.8 12.4 10.7 10.0 9.2 9.1 8.6 5.8 5.0 4.9 4.9 4.3 4.0 Nasional = 10.07% 3.9 3.2 3.1 2.8 2.8 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00
Turun 1,42%
0.00
51.9 46.1 44.8 42.5 41.1 36.9 36.2 35.1 34.6 34.6 34.3 34.0 27.8 22.3 20.8 17.3 17.2 15.5 14.4 14.2 13.5 13.5 10.6 8.0 7.8 7.7 7.1 6.1 5.9 4.6 3.9 2.9 2.5 10.00
SULSEL ACEH NTB JATIM DIY JATENG KALSEL KALTENG SULTENG SUMBAR SUMUT KALBAR SULBAR BANTEN PABAR KALTIM KEPRI LAMPUNG BABEL BALI JABAR NTT SUMSEL PAPUA DKI JAKARTA RIAU SULUT JAMBI GORONTALO
Turun 3,46%
Nasional = 10,70%
% Tidak Lulus SMK (N+S) per provinsi, T.A. 2010/2011 41.2 29.9 27.06 25.27 22.49 21.06 19.52 19.34 17.71 17.59 16.71 16 14.9 12.66 12.28 12.26 11.54 10.76 10.08 8.97 8.76 5.95 5.72 5.27 5.09 4.99 4.18 3.9 3.54 Nasional = 7,24% 3.08 2.67 1.53 0.96 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00
0.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
0.00
SMA
UN Tahun 2010
SMK
UN Tahun 2010
6,78
6,14
Kesimpulan
1. Intervensi kebijakan pada 100 Kab./Kota yang punya nilai UN terendah pada TA.2009/2010 membuahkan hasil yang sangat baik. Berdasar nilai UN-murni, terjadi peningkatan rata-rata kelulusan 14,44% (SMA/MA) dan 15,58% (SMK). 2. Intervensi kebijakan perlu diteruskan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada daerah-daerah yang nilai UN-nya rendah (berdasar pemetaan hasil UN).
III
RENCANA KERJA SEPANJANG 2012
57
58
10 11 12 13 14
Wajib belajar memiliki korelasi positif yang sangat tinggi dengan nilai PDB per Kapita (koefisien korelasi r = 0,93)
Wajib belajar memiliki korelasi positif yang sangat tinggi dengan nilai GCI (koefisien korelasi r = 0,96)
Wajib belajar memiliki korelasi positif yang sangat tinggi dengan nilai Indeks Pendidikan (koefisien korelasi r = 0,97)
Indonesia
Wajib belajar memiliki korelasi positif yang sangat tinggi dengan IPM (koefisien korelasi r = 0,99)
10
11 12
13 14
Wajib belajar (tahun) 1. Wajib belajar adalah data terkini yang diambil dari nation master http://www.nationmaster.com/graph/edu_dur_of_com_edu-education-duration-of-compulsory 2. Nilai IPM diambil dari Human Development Report 2011
BOMM/Rintisan BOS-SM
1. Perpres No. 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014 menegaskan bahwa pendidikan jenjang menengah diarahkan untuk meningkatkan potensi kebekerjaan Dalam rangka meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan menengah maka kualitas proses pembelajaran perlu terus ditingkatkan. Saat ini Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) adalah Rp90 ribu/siswa/tahun dengan cakupan 6,2 juta siswa (76% dari populasi siswa SMA/SMK). Dalam APBN Tahun 2012 satuan biaya BOMM dinaikkan menjadi Rp120 ribu/siswa/tahun yang mencakup seluruh siswa SMA/SMK (7,9 juta siswa). Pemberian BOMM ini diharapkan dapat membantu pembiayaan operasional pendidikan jenjang menengah sekaligus sebagai Rintisan BOS-SM menuju Wajar 12 tahun
2. 3.
4. 5.
63
Fokus 2012
Setiap SMA/SMK memperoleh biasa rintisan BOS-SM (BOMM) berdasarkan jumlah siswa, dengan satuan biaya Rp. 120 ribu/siswa/tahun Peningkatan daya tampung SMA/SMK, melalui pemabanguan USB dan RKB SMA/SMK Penyediaan sarana perpustakaan, laboratorium dan workshop Penyediaan dan peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan
64
65
1/2
1 2 3 4 5 6
Subsidi Siswa Miskin SD Subsidi Siswa Miskin SMP Subsidi Siswa Miskin SMA Subsidi Siswa Miskin SMK Bantuan Pendidikan Mahasiswa Miskin PT (Bidik Misi) Bantuan Pendidikan Calon Guru
66
2/2
2011
} 1,5 juta
PT
5,3 juta
} 1,2 juta } 227 ribu
2012
48.4 %
2,2 % 0,4 %
9,28 juta
205 ribu } 228 ribu
10,34 juta
} 53 ribu
} 466 ribu
} 183 ribu
10,9 %
1.6 %
12,83 juta
13,44 juta
} 366 ribu
4,1 %
SMP/MTs
SMP/MTs
37,4 %
4,0%
SMA/MA/SMK
SMA/MA/SMK
1,3 %
7,2 %
0,3 %
30,58 juta
= % drop out
31,43 juta
Kondisi 2009/2010
SD/MI
SMP/MTs
SMA/MA/SMK
= % drop out = % lulusan tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tingg
1,5%
(465 ribu)
1,8%
(228 ribu)
4,3%
(389 ribu)
8,6%
(445 ribu)
24,0%
(1 juta)
51,7%
(1,6 juta)
Penerima subsidi siswa miskin akan dijamin keberkelanjutan pendidikannya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi
2,2 %
67
SD/MI
SD/MI
Fokus 2012
Keberlanjutan dan peningkatan cakupan pemberian subsidi siswa/mahasiswa miskin (Pro-Poor Policy). Pengurangan beban pengeluaran keluarga miskin untuk pendidikan Peningkatan angka melanjutkan siswa antar jenjang pendidikan Penurunan angka putus sekolah di semua jenjang pendidikan Penurunan kesenjangan pendidikan antara kelompok sosial ekonomi dan antar wilayah.
68
69
Intervensi: SD-SMP Satu Atap USB/RKB SMK Berasrama Rehab RK Rusak Berat Tunjangan Khusus
Provinsi KALBAR Kabupaten Sambas Bengkayang Sanggau Sintang Kapuas Hulu Kutai Barat Malinau Nunukan Provinsi NTT Kabupaten Kupang TTU Belu Rote Ndao Alor Merauke Bovendigul Peg. Bintang Keerom Kota Jayapura Supiori
KALTIM
PAPUA
KEPRI
Kabupaten Kota Sabang Serdang Bedagai Rokan Hilir Bengkalis Indragiri Hilir Kep. Meranti Kota Dumai Natuna Kep. Anambas Kota Batam 70
SD Kelas 4-6 SD Kelas 7-9 4SMPKelas 4-6 Satu Atap 7SMP Kelas 7-9
Satu Atap
Fasilitas Olahraga Perumahan Guru
SD Kelas 1-3
SD Kelas 1-3
71
Aceh
Sumut Kepri Sumbar Riau Jambi Kalteng Babel Sumsel Bengkulu Lampung Banten Kalsel Sulbar Sultra Sulteng Maluku Kalbar Kaltim Gorontalo Sulut
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Sulsel
NTB
NTT
: Rencana Lokasi pembangunan/pengembangan sekolah daerah nelayan (klaster 4) : Daerah khusus penguatan pendidikan
72
SD Kelas 4-6 SD Kelas 7-9 4SMPKelas 4-6 Satu Atap 7SMP Kelas 7-9
Satu Atap
Fasilitas Olahraga Perumahan Guru
SD Kelas 1-3
SD Kelas 1-3
73
Aceh
Sumut Kepri Sumbar Riau Jambi Kalteng Babel Sumsel Bengkulu Lampung Banten Kalsel Sulbar Sultra Sulteng Maluku Kalbar Kaltim Gorontalo Sulut
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Sulsel
NTB
NTT
: Rencana Lokasi pembangunan/pengembangan sekolah daerah nelayan (klaster 4) : Daerah khusus penguatan pendidikan
74
4.486
2.633 1.038
2.266
1.035 761 2.202 7.446 3.626 7.596 9.588 32.380 10.644 43.021 37.476 3.452 4.496 4.679 3.891 4.393
1.713
ITKalimantan
8.033
2.231 1.531
2.851
ISB
Legenda
4.273
ITSumatera
237.348
Uni. Sikka
75
4. Sertifikasi Guru
76
< 2011
guru guru
2012
Proses PLPG
Tidak Lulus
Tidak Lulus
Sistem baru akan menjamin: Peningkatan kompetensi Kesesuaian keahlian dengan mata pelajaran yang diampu
Tidak Lulus
77
78
Akhlak Baik
Ujian Sekolah
Mengukur kompetensi dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik siswa secara melekat dalam keseluruhan proses belajar mengajar dengan alat ukur yang dibuat oleh guru dan sekolah pada semua mata pelajaran/kegiatan.
Mengukur kompetensi dalam ranah kognitif siswa dengan alat ukur yang dibuat seragam secara nasional pada mata pelajaran khusus.
79
Fokus 2012
Naskah Pencetakan UN dilakukan Terpusat oleh Percetakan Bersertifikat Security Printing. Dilakukan Pengamanan Naskah dengan Memberikan Kode-kode Rahasia. Pelibatan Perguruan Tinggi Lebih Maksimal Nilai UN Menjadi Salah Satu Faktor untuk Penerimaan di Jenjang Perguruan Tinggi Melalui Jalur Undangan.
81
82
Latar Belakang
1. Jumlah nominal BOS tahun 2012 mengalami kenaikan sekitar 40 % dari BOS 2011 (Rp 16,3 T Rp 23,5 T), dengan harapan bisa memastikan prinsip pengelolaan sekolah Wajib Belajar 9 th berjalan dengan baik 2. Target kita adalah memastikan bahwa, mekanisme penyaluran dan pemanfaatan BOS 2012 memenuhi prinsip ketepatan: waktu, jumlah, sasaran dan penggunaannya (peraturan dan tatalaksananya harus menjamin)
83
Penyampaian Permendikbud alokasi dana BOS, nomor rekening dan NPHD persekolah per-Kab/Kota
Hibah berupa uang ditransfer ke masing-masing rekening Sekolah tanpa melalui kas kab/kota
Sekolah Negeri/Swasta
Catatan: Penyaluran dana BOS tahun anggaran 2012 akan dilakukan melalui pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas Umum Daerah Provinsi, untuk selanjutnya diteruskan ke satuan pendidikan dasar baik negeri maupun swasta dalam bentuk hibah sesuai dengan daftar sekolah dan sesuai petunjuk teknis yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan 84 Nasional.
UU APBN 2012
Naskah Hibah
SEKOLAH
85
86
Total Kebutuhan Jenjang Jumlah Ruang Kelas Rusak Berat 110.598 42.428 Jumlah Kebutuhan Anggaran
Rencana Rehabilitasi 2012* Jumlah Ruang Kelas 92.598 38.928 Jumlah Anggaran 11.819.983 5.766.010
Jumlah Anggaran
SD SMP TOTAL
2.297.671 518.420
153.026
21.500
2.816.090
131.526
17.585.994
DAK-2012 Rp.9 T
87
88
1/4
89
2/4
90
9. Reformasi Birokrasi
91
IV
PERMEN LARANGAN PUNGUTAN
92
Seragam Sekolah Uang Buku/LKS Pembangunan/Gedung Administrasi Pendaftaran SPP Uang Ekstra Kurikuler Uang Laboratorium Uang Masa Orientasi Uang Ujian 0 7.7 4.3 1.5 2.5 1.6 1.9 2.5 1.5 0.3 0.3 0.3 0.3 0.2 0.0 16.2 14.2
52.0 46.7
Persentase SD yang melakukan pungutan untuk uang buku/LKS, pembangunan gedung, dan seragam sekolah pada penerimaan peserta didik baru tahun ajaran 2011/2012 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya
10
20
(%)
30
40
50
60
T.A. 2010/2011
T.A 2011/2012
Catatan: Monitoring penerimaan peserta didik baru untuk jenjang SD mencakup 675 sekolah di 33 Provinsi pada 84 Kabupaten/Kota 93
Seragam Sekolah Uang Buku/LKS Pembangunan/Gedung Administrasi Pendaftaran SPP Uang Ekstra Kurikuler Uang Laboratorium Uang Masa Orientasi Uang Ujian
Persentase SMP yang melakukan pungutan untuk uang buku/LKS, pembangunan gedung, seragam sekolah, dan SPP pada penerimaan peserta didik baru tahun ajaran 2011/2012 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya
20
(%)
30
40 T.A 2011/2012
50
60
T.A. 2010/2011
Catatan: Monitoring penerimaan peserta didik baru untuk jenjang SMP mencakup 414 sekolah di 33 Provinsi pada 84 Kabupaten/Kota 94
Larangan Pungutan
Pungutan Sekolah Biaya Operasional Biaya Investasi
A. Sekolah yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah B. Sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat yang menerima BOS
: Dilarang
C. Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama yang bertaraf internasional tidak boleh melakukan pungutan tanpa persetujuan tertulis dari Menteri atau pejabat yang ditunjuk (Pasal 6) D. Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama yang dikembangkan menjadi bertaraf internasional tidak boleh melakukan pungutan tanpa persetujuan tertulis dari bupati/walikota atau pejabat yang ditunjuk (Pasal 6)
Sanksi
Pasal 9:
a) pembatalan pungutan; b) untuk kepala sekolah yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah berupa: 1) teguran tertulis; 2) mutasi; atau 3) sanksi administratif lain sesuai ketentuan kepegawaian c) untuk sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat berupa pencabutan ijin penyelenggaraan.
V
MONITORING MEDIA 2011
100
UN; 18%
Program & Kebijakan; 17% SNMPTN & PPDB; 9% Fasilitas Pendidikan; 16% Anggaran & Biaya Pendidikan; 16%
1054
1000
871 868 823 873
Fasilitas Pend (124) Prog & Kebijakan (121) Fasilitas Pend (123) Prog & Kebijakan (92)
559
800
619
727
UN (262) Prog & Kebijakan (140) UN (227) SNMPTN & PPDB (188)
254
600
Anggaran & Biaya Pend (212) Prog & Kebijakan (121)
444
449
400
200
Fasilitas Pend (134) Prog & Kebijakan (133) Anggaran&Biaya Pend (88) Prog & Kebijakan (53)
276
0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Desember
Negatif
Netral
Positif
Dikti; 13,9%
Dikdas; 31,4%
Balitbang; 17,1%
Dikmen; 23,1%
TERIMA KASIH
...pendidikan hari esok harus lebih baik dari hari ini...
Insya Allah
106