Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS DAMPAK KEMISKINAN TERHADAP PERILAKU SOSIAL

DI SUSUN OLEH : YAN AJIE PRASETIA 17111481 1 KA 40

PROGRAM SARJANA SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2011

Mata Kuliah : Ilmu Sosial Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

Topik Makalah : Analisis Dampak Kemiskinan Terhadap perilaku sosial Kelas : 1- KA40 Tanggal Penyerahan Makalah : 29 Desember 2011 Tanggal Upload Makalah : 30 Desember 2011 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam tugas ini, saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain. Apabila terbukti benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.

Penyusun

NPM

Nama Lengkap

Tanda Tangan

17111481

Yan Ajie Prasetia

Program Sarjana Sistem Informasi UNIVERSITAS GUNADARMA i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang berkat rahmat dan perlindunganNya memberi kelancaran bagi saya untuk menyelesaikan makalah dengan judul

ANALISIS DAMPAK KEMISKINAN TERHADAP PERILAKU SOSIAL. Makalah ini disusun atas dasar data-data, tugas dan pengetahuan yang saya dapatkan dari berbagai sumber. Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar dan sebagai pengembangan softskill. Dengan penuh keterbukaan saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna karena pengetahuan saya yang terbatas, untuk segala bentuk kritik dan saran yang membangun, saya harapkan guna kesempurnaan makalah - makalah berikutnya. Semoga makalah tentang analisis dampak kemiskinan terhadap perilaku sosial ini ini dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pihak.

ii

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN.................i KATA PENGANTAR.............................................................................................................................ii DAFTAR ISI...........................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG...1 1.2. TUJUAN................2 1.3. SASARAN.............................2 BAB II PERMASALAHAN 2.1. KEKUATAN (STRENGTH).........3-5 2.2. KELEMAHAN (WEAKNESS).....................5-7 2.3. PELUANG (OPPORTUNITY).............................................................................................7 2.4. TANTANGAN/HAMBATAN (THREATS)8 BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 3.1. KESIMPULAN..................................................9 3.2. REKOMENDASI.........................................9-10 REFERENSI...........................................11

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori , yaitu Kemiskinan absolut dan Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten , tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa). Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai hidup dg pendapatan dibawah USD $1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari, dg batasan ini maka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $2/hari." Proporsi penduduk negara berkembang yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi 21% pada 2001. Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yang hidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi , nilai dari $1 juga mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut. Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran kota dan ghetto yang miskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan dalam pengertian ini keseluruhan negara kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma ini, negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara berkembang.

1.2. TUJUAN Makalah ini bertujuan untuk memperluas wawasan dan meningkatkan softskill serta pemahaman mengenai dampak kemiskinan terhadap perilaku social. Kemiskinan merupakan hal yang kompleks karena menyangkut berbagai macam aspek seperti hak untuk terpenuhinya pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya. Agar kemiskinan di Indonesia dapat menurun diperlukan dukungan dan kerja sama dari pihak masyarakat dan keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini. Melihat kondisi negara Indonesia yang masih memiliki angka kemiskinan tinggi. Oleh karena itu, makalah ini di harapkan dapat membantu memperluas pandangan kita tentang dampak dari kemiskinan dan menumbuhkan kepedulian sosial untuk menurunkan tingkat kemiskinan serta dampak terhadap perilaku social.

1.3. SASARAN Makalah ini ditujukan kepada seluruh pihak yang terkait dalam pelaksanaan sebuah gagasan yang nantinya akan mengurangi kemiskinan dan dampak yang terjadi akibatnya, sehingga semua masalah yang timbul akibat kemiskinan dapat terpecahkan.

BAB II PERMASALAHAN

Lebih dari 110 juta orang Indonesia hidup dengan penghasilan kurang dari US$ 2 per hari. Jumlah ini sama dengan jumlah penduduk Malaysia, Vietnam dan Kamboja digabungkan. Sebagian besar penduduk miskin di Asia Tenggara tinggal di Indonesia. Selain itu, Indonesia juga tidak mampu meningkatkan berbagai indikator utama pembangunan sosial dibandingkan dengan Negara negara Asia Timur lainnya. Tingkat kematian ibu hamil di Indonesia, misalnya, dua kali lebih tinggi dari tingkat kematian di Filipina dan lima kali lebih tinggi dari Vietnam. Hampir setengah dari penduduk Indonesia tidak mempunyai akses yang cukup terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi. Indonesia memang telah mencapai hasil yang memuaskan dalam menurunkan tingkat kemiskinan sejak tahun 1960-an dan juga telah berhasil mengurangi efek dari krisis. Pada saat ini masalaah akibat kemiskinan sangatlah berpengaruh terhadap perilaku sosial, kita bisa sering melihat banyak pengemis, pengamen, dan anak jalanan yang banyak berkeliaran di jalan besar khusus nya pada kota kota besar agar dapat mengais rejeki dari pengguna jalan. Ada yang meminta secara baik-baik dengan cara mengemis, namun ada juga yang melakukan tindakan criminal. Semua ini disebabkan oleh dampak dari kemiskinan. Kebutuhan hidup yang semakin tinggi namun dengan penghasilan yang sangat kecil bahkan tidak punya penghasilan, mendorong mereka untuk melakukan hal hal untuk menghasilkan uang dengan cara apapun. Kemiskinan memang belum ada solusinya saat ini, tetapi tampaknya pemerintah masih belum maksimal dalam menangani masalah kemiskinan. Sebenarnya, hal ini bukan hanya masalah pemerintah saja, kita pun harus ikut serta dalam mengatasi kemiskinan tersebut. Karena untuk mengubah kemiskinan harus dibutuhkan mental yang bagus. Kemiskinan memang dapat mengganggu kesejahteraan masyarakat, dan itu sangat tampak dari adanya rumah kumuh di pinggiran sungai, adanya penyakit busung lapar. Kemiskinan terjadi karena tidak dapat membiayai kehidupan secara langsung dan itulah yang terjadi sekarang ini, bahwa kemiskinan saat ini terjadi dimana-mana. Jika pemerintah tidak mengatasi masalah kemiskinan secepat mungkin, mungkin kemiskinan akan bertambah terus menerus. Kemiskinan tidak hanya berdampak bagi para rakyat miskin semata, namun kemiskinan juga dapat berdampak bagi warga sekitarnya karena kemiskinan juga dapat meningkatkan tindak kriminal.

2.1 KEKUATAN YANG MENDORONG TERJADINYA KEMISKINAN Faktor penyebab kemiskinan dan pengangguran adalah kemalasan untuk mencarinya. Kemiskinan merupakan sebuah masalah yang sudah umum. Keadaan ini hampir dikeluhkan oleh setiap negara dan sering menjadi program utama mengenai masalah pengentasan kemiskinan. Kemiskinan identik dengan tidak dapatnya seseorang memenuhi kebutuhan, selalu berada dalam kesulitan dan kekurangan dalam berbagai keadaan. Kemiskinan identik pula dengan negara berkembang. Sebenarnya, apa yang terjadi di negara berkembang hingga sulit untuk menjadi maju? Ada beberapa faktor penyebab yang berasal dari individu sebuah negara yang menyebabkan mereka tetap dianggap miskin. Faktor kemiskinan tersebut banyak sekali dihubungkan dengan beberapa penyebab, mulai dari individu sampai masalah struktural yang menyebabkan sulitnya mengentaskan kemiskinan.

Faktor Individu Penyebab individual yakni kemiskinan sebagai akibat dari perilaku atau kemampuan dari orang tersebut. Misalnya, malas atau malah menunggu sesuatu yang sifatnya spekulasi. Faktor Keluarga Penyebab keluarga bukan lagi faktor individu yang sering dilontarkan oleh kelompok yang mengatakan kemiskinan tidak akan timbul jika adanya kemauan kuat dari dirinya. Faktor ini menghubungkan kemiskinan karena keadaan dan pendidikan keluarga. Faktor Subkultural Penyebab sub-budaya atau kebiasaan yang menghubungkan faktor kemiskinan disebabkan oleh kehidupan sehari-hari yang dipelajari atau dijalankan dalam lingkungannya. Karena lingkungannya sudah seperti itu, orang pun secara tidak sengaja akan menjalani pola hidup yang sama. Misalnya, penduduk suatu daerah bekerja sebagai tukang bangunan. Maka, secara tidak disadari, hal ini menular kepada penduduk yang lain. Selain itu, kita sering menjumpai orang yang berjualan berasal dari suatu daerah yang sama. Faktor Agensi Penyebab agensi sosial melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi. Misalnya, keputusan pemerintahan Amerika Serikat untuk berperang bisa menyebabkan turunnya kesejahteraan rakyat. Bukan hanya terjadi pada negara yang diserangnya, melainkan berdampak besar pula terhadap negaranya sendiri. Perekonomian dan kas negara yang seharusnya dianggarkan untuk perekonomian, pendidikan, dan kesehatan, akan terserap untuk kebijakan perang tersebut. Faktor Struktur Penyebab struktural sering menimbulkan pertanyaan, kenapa ada yang di sebut struktur? Ini lebih erat kaitannya dengan struktur sosial, baik dalam masyarakat maupun dalam pekerjaan. Misalnya, seorang pejabat yang sudah memiliki tingkatan lebih tinggi bisa diartikan lebih kayadaripada rakyat yang ada di bawahnya.

2.2. DAMPAK KEMISKINAN Dampak dari kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan kompleks. Dengan banyaknya pengangguran berarti banyak masyarakat tidak memiliki penghasilan karena tidak bekerja. Karena tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya. Secara otomatis pengangguran telah menurunkan daya saing dan beli masyarakat. Sehingga, akan memberikan dampak secara langsung terhadap tingkat pendapatan, nutrisi, dan tingkat pengeluaran rata-rata. Dalam konteks daya saing secara keseluruhan, belum membaiknya pembangunan manusia di Tanah Air, akan melemahkan kekuatan daya saing bangsa. Ukuran daya saing ini kerap digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu bangsa dalam bersaing dengan bangsa-bangsa lain secara global. Dalam konteks daya beli di tengah melemahnya daya beli masyarakat kenaikan harga beras akan berpotensi meningkatkan angka kemiskinan. Razali Ritonga menyatakan perkiraan itu didasarkan atas kontribusi pangan yang cukup dominan terhadap penentuan garis kemiskinan yakni hampir tiga perempatnya [74,99 persen]. Pengangguran Meluasnya pengangguran sebenarnya bukan saja disebabkan rendahnya tingkat pendidikan seseorang. Tetapi, juga disebabkan kebijakan pemerintah yang terlalu memprioritaskan ekonomi makro atau pertumbuhan [growth]. Ketika terjadi krisis ekonomi di kawasan Asia tahun 1997 silam misalnya banyak perusahaan yang melakukan perampingan jumlah tenaga kerja. Sebab, tak mampu lagi membayar gaji karyawan akibat defisit anggaran perusahaan. Akibatnya jutaan orang terpaksa harus dirumahkan atau dengan kata lain meraka terpaksa di-PHK [Putus Hubungan Kerja]. Kekerasan Kekerasan, sesungguhnya kekerasan yang marak terjadi akhir-akhir ini merupakan efek dari pengangguran. Karena seseorang tidak mampu lagi mencari nafkah melalui jalan yang benar dan halal. Ketika tak ada lagi jaminan bagi seseorang dapat bertahan dan menjaga keberlangsungan hidupnya maka jalan pintas pun dilakukan. Misalnya, merampok, menodong, mencuri, atau menipu [dengan cara mengintimidasi orang lain] di atas kendaraan umum dengan berpura-pura kalau sanak keluarganya ada yang sakit dan butuh biaya besar untuk operasi. Sehingga dengan mudah ia mendapatkan uang dari memalak.

Pendidikan Pendidikan, tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi dewasa ini. Mahalnya biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat lagi menjangkau dunia sekolah atau pendidikan. Jelas mereka tak dapat menjangkau dunia pendidikan yang sangat mahal itu. Sebab, mereka begitu miskin. Untuk makan satu kali sehari saja mereka sudah kesulitan.

Bagaimana seorang penarik becak misalnya yang memiliki anak cerdas bisa mengangkat dirinya dari kemiskinan ketika biaya untuk sekolah saja sudah sangat mencekik leher. Sementara anak-anak orang yang berduit bisa bersekolah di perguruan-perguruan tinggi mentereng dengan fasilitas lengkap. Jika ini yang terjadi sesungguhnya negara sudah melakukan "pemiskinan struktural" terhadap rakyatnya. Akhirnya kondisi masyarakat miskin semakin terpuruk lebih dalam. Tingginya tingkat putus sekolah berdampak pada rendahya tingkat pendidikan seseorang. Dengan begitu akan mengurangi kesempatan seseorang mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. Ini akan menyebabkan bertambahnya pengangguran akibat tidak mampu bersaing di era globalisasi yang menuntut keterampilan di segala bidang. Kesehatan Kesehatan, seperti kita ketahui, biaya pengobatan sekarang sanngat mahal. Hamper setiap klinik pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan tarif atau ongkos pengobatan yang biayanya melangit. Sehingga, biayanya tak terjangkau oleh kalangan miskin.

2.3. PELUANG (OPPORTUNITY) Kemiskinan memang banyak di sekitar kita. Namun, selama ini yang kita ketahui adalah dampak negative dari kemiskinan. Antara lain kriminalitas dan prostitusi. Tapi bila kita perhatikan, kemiskinan juga dapat memberikan peluang untuk kita, antara lain : Menambah nilai guna suatu barang. Jika kita memiliki pakaian bekas, atau barang bekas lainnya. Biasanya kita membuangnya dan menganggapnya sudah tidak memiliki nilai guna lagi, namun bagi orang miskin barang tersebut masih bernilai. Memperkuat Status sosial Seseorang Jika kita menjadi orang kaya, kita akan lebih terpandang bila memiliki supir pribadi atau anak buah untuk menunjukan kekuasaan dan status social. Namun, apakah yang menjadi supir atau anak buah tersebut orang yang memiliki kekuasaan yang sama dan status social yang sama?. Tentu tidak, pasti orang miskin yang akan menjadi supir atau anak buah. 6

Sebagai Sarana Ibadah Setiap agama pasti diajarkan menyantuni orang miskin. contoh dalam islam adalah zakat. Zakat wajib di lakukan oleh orang yang beragama islam. Zakat biasanya di berikan kepada fakir miskin, namun jika semua orang di dunia ini adalah orang kaya, kepada siapa kita berzakat? Membuka Lapangan Kerja Aneh memang, namun pada kenyataanya dari kemiskinan akan terbuka lapangan kerja baru. Antara lain, tukang kredit, jasa transprtasi seperti becak dan yang paling menghasilkan dan beromset milyaran dollar perhari dari seluruh dunia adalah judi. Judi merupakan sarana untuk menjadikan uang yang sedikit menjadi berlipat. 70% orang yang berjudi adalah orang miskin.

2.4. TANTANGAN (THREATS)

Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi. Jumlah penduduk miskin tidak akan dapat dikurangi secara signifikan tanpa adanya

pertumbuhan ekonomi yang bermanfaat bagi orang miskin. Pada periode setelah krisis, berkurangnya penduduk miskin lebih banyak disebabkan karena membaiknya stabilitas ekonomi dan turunnya harga bahan makanan. Untuk menurunkan tingkat kemiskinan lebih jauh lagi, pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi merupakan suatu keharusan.

Peningkatan Pelayanan Sosial Bagi Masyarakat Miskin. Indonesia harus dapat menyelesaikan masalah dalam bidang pelayanan sosial agar manfaat dari

pembangunan lebih dirasakan. Peningkatan dalam efektifitas dan efisiensi pemberian pelayanan sosial, dapat dicapai dengan mengusahakan perbaikan dalam sistem kelembagaan dan kerangka hukum, termasuk dalam aspek-aspek yang terkait dengan desentralisasi. Hal ini akan membuat penyedia jasa mengenali tanggung jawab mereka dalam menjaga kualitas pelayanan yang diberikan, disamping memberikan kesempatan bagi pemerintah dan masyarakat untuk mengawasi aktifitas tersebut.

Perlidungan Bagi Si Miskin Kebanyakan penduduk Indonesia rentan terhadap kemiskinan. Hampir 40 persen dari penduduk,

hidup hanya sedikit di atas garis kemiskinan nasional dan mempunyai pendapatan kurang dari US$2 per hari. Perubahan sedikit saja dalam tingkat harga, pendapatan dan kondisi kesehatan, dapat menyebabkan mereka berada dalam kemiskinan, setidaknya untuk sementara waktu. Program perlidungan sosial yang ada tidaklah mencukupi dalam menurunkan tingkat resiko bagi keluarga miskin, walaupun memberikan manfaat pada keluarga yang lebih berada. Kondisi ini dapat diperbaiki dengan menyediakan program perlindungan sosial yang lebih bermanfaat bagi penduduk miskin serta masyarakat yang rentan terhadap kemiskinan.

BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

3.1. KESIMPULAN

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut: Masalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan kita terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam kehidupan. Dalam artian bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan pun akan semakin banyak. Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah tugas dan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Ketika terjalin kerja sama yang romantis baik dari pemerintah, nonpemerintah dan semua lini masyarakat. Dengan digalakkannya hal ini, tidak perlu sampai 2030 kemiskinan akan mencapai hasil yang seminimal mungkin.

3.2. REKOMENDASI Untuk mengurangi kemiskinan yang ada di Negara ini. Pemerintah dan masyarakat harus melakukan langkah langkah sebagai berikut : Menciptakan lapangan kerja. Dengan menciptakan lapangan kerja baru memberikan kesempatan untuk mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari. Sehingga tindakan criminal yang terjadi akibat desakan ekonomi pun tidak terjadi. Namun sebelum bekerja ada baiknya pemerintah memberikan bekal dengan mengadakan pelatihan tenaga kerja agar masyarakat dapat memiliki kemampuan yang di perlukan perusahaan. Memberikan pendidikan yang layak dan gratis kepada masyarakat miskin. Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi zaman globalisasi ke depan mau tidak mau dengan meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah standar global namun untuk memeliki pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas dan moralitas di perlukan sebuah pendidikan. Tapi kita bisa melihat bahwa pendidikan di Indonesia tampaknya tidak cukup di peroleh oleh masyarakat yang kurang mampu,

walau pada kenyataan pemerintah mengadakan program wajib belajar 9 tahun, namun masih banyak saja anak anka yang tidak bersekolah, terutama anak-anak miskin. Memberika Pelayanan Gratis Kepada Rakyat Miskin. Kenyataan yang paling memilukan saat ini adalah ketika orang miskin sedang jatuh sakit, untuk mendapatkan pelayanan medis di rumah sakit sangat sulit. Dalam hal ini kita dapat melihat tingkat kematian ibu pada saat persalinan. Hamper 310 wanita di Indonesia meninggal dunia pada setiap 10.000 kelahiran hidup. Angka ini merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara. Tingkat kematian menjadi tinggi terkait dua sebab. Pertama karena lambanya bantuan medis untuk ibu miskin yang sedang melahirkan. Dan juga tidak tersedianya peralatan medis yang di butuhkan untuk proses persalinan. Untuk itu, di himbau kepada pemerintah agar memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat yang tidak mampu serta menyediakan peralatan medis yang lengkap.

REFERENSI http://www.anneahira.com/faktor-penyebab-kemiskinan.htm http://www.indomp3z.us/showthread.php/92287-Dampak-positif-kemiskinan-sapa-takut http://smpkebondalem.blogspot.com/2009/04/dampak-kemiskinan-terhadap-masyarakat.html http://theblogandri.blogspot.com/2010/11/dampak-kemiskinan-di-indonesia-dan.html http://siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resources/Publication/2800161106130305439/617331-1110769011447/810296-1110769073153/reducingpoverty.pdf http://fosmake.blogspot.com/20/07/08/kemiskinan-25.html http://lasonearth.wordpress.com/makalah/makalah-kewarganegaraan-kemiskinan/

10

Anda mungkin juga menyukai