Anda di halaman 1dari 38

Kuliah Integrasi Farmakologi Modul Pernafasan

OBATOBAT-OBAT SALURAN PERNAFASAN : - Obat TBC - Obat Batuk (Expectoran, Mukolitik & Mukolitik) Expectoran, - Bronchodilator (Obat Asma) (Obat Asma)

Dr. H. Masyhudi AM, M.Kes. M.Kes.

OBAT TBC

Pengertian


 

Tuberculosis (TB) adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis Bisa terjadi pada seluruh organ, terutama paru organ, Pada TBC paru terjadi kerusakan parenchim paru gangguan faal pada stadium lanjut terjadi kalsifikasi dan fibrosis elastisitas paru menurun bahkan hilang Menjadi masalah utama penyakit infeksi di Indonesia menjadi program khusus DEPKES

Epidemiologi


 

Angka Kesakitan dan angka kematian tinggi  Di Dunia diperkirakan 7 juta penderita & sekitar 23 juta meninggal  Di Indonesia diperkirakan setiap 4 menit satu orang meninggal akibat TB  Angka kesakitan di Indonesia rentangnya diantara 0,21 % s/d 0,65 % Banyak terjadi pada penduduk miskin Faktor resiko : kemiskinan, malnutrisi & lingkungan kemiskinan, tidak sehat

Sejarah Pengobatan TB

Sebelum ditemukan OAT (Obat Anti-Tuberculosis) (Obat Anti

Terapi diet/istirahat diet/istirahat Terapi Kolaps Terapi reseksi

SANATORIUM

Sejarah penemuan OAT

Tahun 1944 ditemukan streptomisin dari jamur Streptomisin Griceus oleh Walksman Pada tahun 1952 penemuan sifat aktivitas anti TBC INH Th 1956 Sanatorium mulai ditinggalkan obat jalan dengan OAT

Klasifikasi Penderita TB
Ada 4 hal yang dijadikan dasar klasifikasi :  Organ tubuh yang terkena : paru atau extra paru  Hasil pemeriksaan sputum : BTA positif atau negatif  Riwayat pengobatan sebelumnya : baru atau pernah diobati  Tingkat keparahan : ringan atau berat

Klasifikasi berdasar Riwayat Pengobatan


     

Kasus baru Kasus kambuh Kasus pindahan Kasus berobat setelah lalai Kasus gagal Kasus lainnya

Tata Laksana (Pengobatan) TB Pengobatan)


Tujuan Pengobatan :  Menyembuhkan penderita  Mencegah kematian  Mencegah kekambuhan  Menurunkan resiko penularan  Mencegah penyebaran kekebalan terhadap obat

KEMOTERAPI TBC
Obat TBC dibagi 2 kelompok :  Kelompok obat primer/first line drugs
  

Isoniazid ( INH ) Streptomisin Pirazinamid Etionamid Sikloserin Kanamisin

- Rifampisin - Ethambutol

Kelompok obat sekunder/second line drugs sekunder/second


  

- PAS - Amikasin - Kapreosin

(Digunakan jika ada resistensi atau kontra indikasi) indikasi)

Prinsip Pengobatan


Terapi harus merupakan kombinasi obat (minimal 2 macam baktericid) menghindari resistensi baktericid) Jangka panjang - short treatment ( 6-9 B1n) 6- long treatment ( 18 24 Bln) Bln) Sesuai perjalanan hidup POPULASI bakteri (Frekuensi pembelahan dan aktivitas metabolisme ) Bi fasik - fase inisial menghentikan pembiakan penularan menurun - fase intermitten sterilisasi kuman

Rejimen Pengobatan
      

Paduan 9HR HR/8H2R2 2HRZ/4HR 2HR/4H2R2 2HRZ/4H3R3 2HRZE/4H3R3, dipakai Indonesia sejak 1993 2HRZ/2HR3

ISONIASID / INH (1)


   

Paling banyak digunakan Murah dan efektif Pemakaian tunggal untuk terapi profilaksis Sifat anti mikrobakterium
  

Bekerja intrasel dan extrasel Bactericid Bekerja pada kuman yang aktif dengan menghambat sintesis asam mikolat

KHM 0,2 u/mL u/mL

ISONIASID / INH (2)




Farmakokinetik
 

Absorbsi sempurna di usus Distribusi meluas dalam jaringan tubuh, tidak tubuh, terikat protein darah Eliminasi --- metabolisme asetilasi di hepar
 

asetilator cepat, T < 2,5 jam cepat, asetilator lambat, T > 2,5 jam lambat,

Dosis harian : - dewasa 5 mg/KgBB/hari mg/KgBB/

- anak 6 mg/KgBB/hari mg/KgBB/

ISONIASID / INH (3)




Efek samping


 

  

Neuropati perifer, berkurang jika diberi piridoksin perifer, (vit B6) Hepatotoksik (hepatitis) Hipersensitifitas, demam, Hipersensitifitas, demam, UUK morbiliform, morbiliform, urtikaria Sakit sendi Pusing, mual, Pusing, mual, kejang Hematologis : trombositopeni, agranulosis trombositopeni,

STREPTOMISIN
 

 

OAT yang pertama Antibiotika golongan aminoglokosida / jamur Streptomyces Griceus Tidak diabsorbsi di sal. Cerna sal. hanya diberikan per injeksi Eliminasi Utama : Ekskresi ginjal Bekerja ekstrasel, dengan cara menghambar sintesis ekstrasel, Asam Nucleat Dosis : - Dewasa 0.75 gr 1 gr/hari gr/ - Anak 20 40 mg/KgBB/hari mg/KgBB/ selanjutnya 2 3 x/minggu x/minggu

STREPTOMISIN (2)


Efek samping
  

Nefrotoksis Ototoksik Neurotoksis dengan gejala paresthesia disekitar mulut Hipersensitifitas, Hipersensitifitas, sampai shok

Rifampisin


 

Antibiotika dari jamur Streptomyces Mediteranei Bekerja bakterisid intra dan ekstra sel, sel, menghambat sintesa DNA sel Absorbsi per oral bagus --- dipengaruhi makanan Distribusi luas urin & tinja merah Metabolisme ----- proses de-asetilasi de-

Rifampisin (2)


Dosis anjuran :  Dewasa harian 450 mg/hari mg/hari  Intermitten 600 mg/hari mg/hari  Anak 20 mg/KgBB/hari mg/KgBB/ Interaksi obat :  dg PAS absorbsi terganggu  dg obat KB oral, Hipoglikemik oral, korticosteroid memacu metabolismenya sehingga tidak mencapai efek terapi Efek samping  Gangguan faal hepar  Gangguan renal syndrome hepatorenal

ETHAMBUTOL
 

    

Senyawa sintetik Bekerja bakteriostatik dengan menghambat sintesis metabolit sel Digunakan untuk mengurangi resistensi obat lain Absorbsi oral baik Eliminasi utama : ginjal 50% dan feses 20% Dosis 15-25 mg/Kg/hari diberikan 1 atau 2 kali 15- mg/Kg/hari Efek samping neuritis optic :  Ketajaman penglihatan menurun  Lapangan pandang menurun  Kemampuan membedakan warna menurun

PIRAZINAMID
     

Senyawa sintetik Biasanya hanya diberikan pada fase inisial Baktericid intrasel ( sel makrofag ) Absorbsi oral bagus Eliminasi utama ginjal Dosis 20 30 mg/KgBb/hari mg/KgBb/
 

500 mg 4x/hari 4x/hari 750 mg 2x/hari 2x/hari

Efek samping : Ganggual faal hepar, pirai hepar,

PARA AMINO SALISILAT (PAS)


  

Senyawa sintetik Absorbsi oral bagus Eliminasi


 

Metabolisme asetilasi Ekskresi ginjal

 

Dosis 10 12 gr/hari dlam 3-4 kali pemberian gr/ Efek samping


  

Gejala sal. Cerna sal. Nyeri sendi Hipersensitifitas

Strategi DOTS
(Directly Observed Treatment Short-Course) Short

 

DOTS merupakan program WHO yang mulai diperkenalkan sejak tahun 1993. Indonesia mulai program DOTS tahun 1995 DOTS terbukti efektif utk pengobatan TB

Lima Komponen Strategi DOTS




 

Komitmen bersama untuk mengobati TB (KEPMENKES No. 203/Menkes/III/1999 Tentang 203/Menkes/III/1999 Gerdunas TB) Penggunaan Paduan obat jangka pendek yg ampuh & gratis Penemuan penderita atau diagnosis TB dengan pemeriksaan sputum secara mikroskopis langsung Adanya Pengawas Menelan Obat (PMO) Jaminan kelangsungan penyediaan obat & Pencatatan dan pelaporan

Regimen (Paduan) Obat




KategoriKategori-1 (2HRZE/4H3R3), digunakan utk :




Penderita baru BTA positif yg belum pernah berobat atau berobat kurang dari 1 bln Penderita baru BTA negatif / rontgen positif yang sakit berat Penderita extra paru berat

KategoriKategori-2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3), digunakan utk : kambuh dan gagal

Regimen


KategoriKategori-3 (2HRZ/4H3R3), digunakan utk : penderita baru BTA negatif / rontgen positif Obat Sisipan (HRZE) utk penedita yg pada fase awal BTA masih positif

Pemantauan Hasil Pengobatan




Pemeriksaan sputum pada Akhir Tahap Intensif Pemeriksaan sputum pada sebulan sebelum akhir pengobatan Pemeriksaan sputum pada akhir pengobatan

Hasil Pengobatan
      

Sembuh Pengobatan Lengkap Meninggal Pindah Mangkir / lalai Drop out (putus obat) Gagal

KEGAGALAN TERAPI
      

Tidak patuh Dosis tidak cukup Makan obat tidak teratur Masa pengobatan kurang Ada kuman resisten atau menjadi resisten Putus obat Kerusakan jaringan yang luas

OBAT BATUK

Pengertian  Batuk merupakan mekanisme fisiologis tubuh untuk membersihkan dan melindungi saluran nafas dari sekret, benda asing dan zat-zat berbahaya lain. sekret, zat Batuk terdiri dari 2 macam : batuk produktif (berdahak) dan batuk non produktif (kering) berdahak) kering)

Pengobatan batuk ada 2 cara :




Pengobatan spesifik : yaitu pengobatan untuk menyembuhkan penyakit yang mendasari, misal mendasari, Antibiotik untuk infeksi paru TBC dll. dll. Pengobatan simtomatik : yaitu pengobatan untuk menghilangkan /menekan batuk, misalnya batuk, pemakaian Antitusif, Ekspektoran dan Mukolitik Antitusif,

ANTITUSIF


 

Pengertian : Obat penekan batuk yang bekerja dengan cara menekan refleks batuk Pembagian Antitusif : Antitusif yang bekerja sentral :


Antitusif Narkotik : Kodein, Dihidrokodein, Folkodin dll Antitusif non Narkotik : Dekstrometorfan, Dekstrometorfan, Noskapin, Noskapin, Difenhidramin dll

Antitusif yang bekerja perifer : Lidocain, Lignokain, Demulcent

EXSPEKTORAN
Pengertian :  Obat yang digunakan untuk memperbanyak batuk yang produktif (berdahak) dengan meningkatkan berdahak) volume sekret bronkial. Disebut juga mukokinetik. bronkial. mukokinetik.  Macam :  Sirup Ipekak  Gliceril Guaikolat (GG)  Obat Batuk Hitam (OBH) : tediri dari campuran Amonium Klorida dan Kayu Manis (Succus Liquiritae) Liquiritae)  Obat Batuk Putih (OBP) : campuran sirup sipleks dan minyak pepermin (Oleum Minthae Piperitae) Piperitae)

MUKOLITIK
Pengertian :  Obat yang dapat membantu menurunkan viskositas / mengencerkan sputum (dahak), (dahak), khususnya dari saluran nafas bawah. bawah. Mekanisme :  Mengurangi atau menghilangkan benangbenangbenang mukoprotein dan mukopolisakarida yang terdapat dalam sputum.

MUKOLITIK


Macam :


 

Bromheksin : Sintesis dari alkaloid tumbuhan Adhatoda Vasica; dosis oral 8-18 mg 3-4 x sehari; Vasica; 83- sehari; efek sampingiritasi saluran cerna (mual, muntah, mual, muntah, perih); perih); kontra indikasi ulkus peptikus Ambroksol Asetilsistein

OBAT BRONKODILATOR & ASMA BRONKIAL

Obat Bronkodilator (Obat Asma) Asma)


Pengertian :  Obat yang dapat menghilangkan spasme otot polos bronkus (melebarkan bronkus). Obat ini umumnya digunakan untuk bronkus). penderita Asma Bronkial

Pembagian Obat Asma: Asma:  Obat Golongan Bronkodilator :


 

Golongan Metilxantin : teofilin dan aminofilin Golongan Adrenoseptor Agonis : epineprin, efedrin, epineprin, efedrin, isoproterenol Golongan Agonis Beta-2 : salbutamol, terbutalin Beta- salbutamol, Kortikosteroid : prednison, prednisolon, deksametason dll prednison, prednisolon, Kromolin

Obat Golongan Pencegahan / antiinflamasi :




Anda mungkin juga menyukai