Anda di halaman 1dari 5

Biofilm adalah kumpulan dari sel-sel mikroorganisme khususnya bakteri yang melekat pada suatu permukaan dan diselimuti

oleh pelekat polisakarida yang diekskresikan oleh sel-sel bakteri. Komposisi biofilm terdiri dari sel-sel mikroorganisme, produk ekstraseluler, detritus, polisakarida sebagai bahan pelekat, dan air yang adalah bahan penyusun utama biofilm dengan kandungan hingga 97%. Polisakarida yang diproduksi oleh mikrob untuk membentuk biofilm termasuk eksopolisakarida (EPS) yaitu polisakarida yang dikeluarkan dari dalam sel. EPS yang disintesis oleh sel mikrob berbeda-beda komposisi dan sifat kimiawi dan fisikanya. Beberapa adalah makromolekul yang bersifat netral, namun mayoritas bermuatan karena keberadaan asam uronat (Asam Dglukuronat), Asam D-galakturonat, dan Asam D- manuroniat. Ada biofilm yang bersifat kaku karena EPS-nya terdiri dari ikatan -1,4 atau -1,3 glikosida (ikatan monosakarida monomer penyusun polisakarida) seperti EPS xanthan gum yang dihasilkan oleh Xanthomonas campestris tetapi ada juga yang bersifat fleksibel karena memiliki ikatan -1,2 atau -1,6 glikosida yang banyak ditemukan pada dekstran. Beberapa contoh EPS selain xanthan gum adalah asam kolanat yang diproduksi oleh Escherichia coli, alginat oleh P. aeruginosa, dan galaktoglukan oleh Vibrio cholerae. Bahan-bahan penyusun biofilm yang lain contohnya adalah protein, lipid, dan lektin. Struktur dari suatu biofilm adalah unik tergantung dari lingkungan tempatnya berada, contohnya adalah kandungan nutrisi dan keadaan fisik. Selain itu, di alam, sangat jarang terdapat biofilm yang hanya terdiri dari satu spesies, biasanya biofilm tersusun dari beberapa spesies dalam lapisan-lapisan yang berbeda. Biasanya mikroorganisme fotosintetik ada di permukaan paling atas, mikroorganisme kemoorganotrof anaerob fakultatif di bagian tengah, sedangkan di bagian dasar adalah mikroorganisme anaerob pereduksi sulfat. Pada bagian atas, cahaya matahari lebih mudah didapat sehingga dapat digunakan untuk fotosintesis, sedangkan bagian tengah dapat dihuni oleh mikrob kemoorganotrof fakultatif anaerob karena dapat mentolerir kandungan udara yang sedikit serta banyak dapat mengakses bahan organik sebagai s umber energinya. Pada bagian dasar, tidak terdapat kandungan udara sehingga mikrob anaerob pereduksi sulfat dapat tumbuh dan energi dengan cara mereduksi sulfat. Tergantung dari kondisi

li ili t t t lit t t t

i il t t l j t

t t

j i

t li

i tt t t

i l t t t

i il

Ket: Komposisi biofilm Fungsi i i il Prot si l : ri sist rt nan sel host dan predator

2. Proteksi dari desikasi 3. Proteksi dari agen anti ikrobial 4. Memberi ruang untuk interaksi metabolisme mikroba Ada 5 tahap pembentukan biofilm yaitu: 1. Pelekatan awal: mikrob melekat pada permukaan suatu benda dan dapat diperantarai oleh fili (rambut halus sel contohnya pada P.aerugi

2. Pelekatan permanen: mikrob melekat dengan bantuan eksopolisakarida (EPS). 3. Maturasi I: proses pematangan biofilm tahap awal. 4. Maturasi II: proses pematangan biofilm tahap akhir, mikrob siap untuk menyebar. 5. Dispersi: Sebagian bakteri akan menyebar dan berkolonisasi di tempat lain.

a.

Ket: roses embentukan Biofilm

Perlekatan sel ke permukaan yang mengandung pelikel diharapkan akan memicu reseptor pada permukaan sel yang akan merangasang ekspresi gen tertentu yang mengakibatkan sintesa eksopolisakarida. Pertumbuhan lingkungan biotik dalam b iofilm berbeda secara signifikan dari fase planktonik sebagai respon dari faktor-faktor pertumbuhan yang mempengaruhi biofilm tersebut. Hal ini diperkirakan karena perubaha dari ekspresi gen dan juga menyebabkan perubahan dari fenotipnya, yaitu perbedaan dari mikroba dalam biofilm tersebut. Resistensi biofilm terhadap agen antimikroba diperkirakan berhubungan dengan umur dan struktur dari biofilm, serta sifat kimia dari agen antimikroba tersebut. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, perlekatan dari sel mikroba menginduksi untuk dilakukannya suatu ekspresi gen. Ekspresi gen yang dihasilkan biasanya bersifat tidak normal untuk sel host yang merubah fenotip dari sel host yang mengakibatkan sel tersebut yang telah ada biofilm pada permukaannya menjadi resisten terhadap agen antimkroba. Biofilm juga mempunyai matriks ekstraseluler yang beberpaa di antaranya dapat berikatan dan menutupi akses dari agen antimikroba dengan cara melakukan interaksi ionuk dengan suatu molekul yang bersifat seperti penyaring. Eksopolimer atau Eksopolisakarida yang dihasilkan dari hasil perlekatan mikroba tadi juga dapat berikatan dengan enzim ekstraseluler misalnya -lactamase yang

mendegradasikan atau menginaktifkan beberapa agen atimikroba. Pemicu pembentukkan biofilm salah satunya adalah kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan atau mencekam. Contohnya adalah produksi EPS oleh Escherichia coli berupa asam dan P. aeruginosa saat ketersediaan nutrisi menipis.

Selain keterbatasan nutrisi, faktor lain yang memicu pembentukan biofilm adalah quorum sensing, yaitu mekanisme untuk memastikan jumlah sel mencukupi sebelum suatu spesies melakukan respon biologi khusus. Jadi, setiap sel mikroba akan menghasilkan molekul sinyal untuk berkomunikasi dengan sel yang lain, bila jumlah sel mikroba tersebut cukup banyak, maka molekul sinyal terseut juga cukup banyak untuk memicu pembentukkan biofilm oleh keseluruhan bakteri tersebut. Molekul-molekul sinyal tersebut berbeda untuk tiap jenis mikroba dan memiliki peranannya masing-masing.

Ket : iagram Quorum Sensing Gambar di atas, pada lajur kiri, jumlah bakteri sediki agen inducer (berwarna biru) juga sedikit mengakibatkan tidak adanya induksi untuk ekspresi gen yang itu berarti menyebabkan tidak adanya ekspresi gen. Pada lajur kanan, saat bakteri banyak sehingga banyak dihasilkan agen inducer untuk merangsang ekspresi gen yang meningkatkan hasil dari ekspresi gen. Ekspresi gen yang dmaksud ini adalah polimer eksopolisakarida yang akan membentuk matriks yang menyelubungi bakteri dalam biofilm nantinya.

3.2 lak Gigi Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas mikroorganism yang kumpulan

berkembang biak diatas suatu matriks yang terbentuk dan

melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Komposisi plak dental terdiri dari mikroorganisme dan matriks interseluler yang terdiri dari komponen organik dan anorganik, komposisi utama adalah mikrooganisme. Matriks interseluler plak merupakan 20%-30% massa plak, terdiri dari bahan organik dan anorganik yang berasal dari saliva, cairan sulkus dan produk bakteri. Bahan organiknya mencakup polisakarida, protein, glikoprotein dan

lemak. Komponen anorganik yang paling utama adalah kalsium dan fosfor, dan sejumlah kecil mineral lain seperti natrium, kalium, dan fluor. Pertumbuhan massa plak terus berlangsung sampai mencapai suatu titik kritis. Meskipun begitu, perkembangan struktural dan re-organisasi dalam plak terus berlangsung secara kontinyu. Dalam plak yang telah matang, jika dilihat dengan mikroskop elektron, maka dapat terlihat mikroba telah menempel secara langsung pada enamel dengan bantuan enzim pada pelikel.

Anda mungkin juga menyukai