Anda di halaman 1dari 5

MEMBUKA KEMBALI KRIMINOLOGI P.

Topinard (1830-1911) seorang antropolog Prancis, memberikan nama kriminologi yang secara harafiah berasal dari kara Crimen yang berarti kejahatan dan Logos yang berarti ilmu; maka kriminologi merupakan ilmu tentang kejahatan. Bonger memberikan definisi kriminologi sebagai ilmu pengetahuan yang bertujuan menyelediki gejala seluas-luasnya. Dan membagi kriminologi menjadi enam cabang, yakni: 1. Kriminal anthropology 2. Kriminal sociology 3. Kriminal psychology 4. Psikopatologi dan neuropatologi kriminal 5. Penology Bonger juga mengatakan adanya kriminologi terapan, antara lain: 1. Higinie kriminil 2. Politik kriminal 3. Kriminalistik

A. Kriminologi klasik dan ruang lingkupnya 1. Cessare Beccaria (1738-1798) Cessare Beccaria bukan merupakan ahli hukum, namun ahli matematika dan

ekonomi, berasal dari kalangan bangsawan di Italia. Ia merupakan tokoh yang paling keras menentang kesewenangan lembaga peradilan saat itu. Dalam bukunya ia menguraikan keberatannya terhadap hukum pidana, hukum acara pidana dan sistem penghukuman. Beccaria juga berpendapat bahwa tidak ada pembenaran untuk hukuman berat. 2. Jeremy Bentham (1748-1832) Jeremy Bentham adalah seorang filsuf inggris dan pakar politik yang radikal. Ia terutam dikenal sebagao pemuka filsafat moral. Karyanya yang paling teoritis adalah pengantar prinsip moral dan perundang-undangan (1789) dan teori perudangundangan diterbitkan pertama dalam bahasa perancis oleh muridnya, Ettiene Dumont.

B. Mengapa harus mempelajari kriminologi? 1. Teks yang merangkum kriminologi klasik: studi awal Membahas secara umum teori kriminologi, dimana konsep-konsepnya relevan untuk menganalisis kejahatn, penjahat, reaksi sosial terhadap kejahatan dan penjahat serta kedudukan korban kejahatan yang sering menjadi masalah sosial di dalam masyarakat. Kedua, memuat uraian tentang kejahatan serta arti status penjahat. Ketiga membahas tentang korban kejahatan Keempat, dibahas berbagai reaksi sosial terhadap kejahatan dan penjahat. Kelima dibahas penggolongan ajaran-ajaran dalam kriminologi. Keenam adalah kejahatan yang dijumpai dalam struktur sosial dan struktur fisik dari suatu lingkungan dimana lingkungan dapat memicu timbulnya kejahatan. Ketujuh, membahas berbagai teori yang terkait dengan korelasi antara struktur sosial dan timbulnya kejahatan. Kedelapan, dibahas peran dari proses sosial berkaitan dengan timbulnya kejahatan. Kesembilan, dibahas mengenai kejahatan yang merupakan produk dari konflik sosial. Adapun teks yang merangkum kriminologi antara lain, teori differential association dari Surtherland. Pemikiran Administration of Justice. Teori Stark mengenai kejahatan, dan lain-lain. 2. Mengapa kriminologi: sebuah jawaban bagi studi lanjut Ada sebuah kenyataan bahwa hukum pidana tidaklah efektif, Thomas More membuktikan bahwa sanksi yang berat bukan;ah factor yang utama untuk memacu evektifitas dari hukum pidana. Pada perkembanganya ada dua faktor yang memicu perkembangan kriminologi, yaitu: a. Ketidakpuasan terhadap hukum pidana, hukum acara pidana dan system penghukuman Dalam hukum acara pidana, tersangka diperlakukan selayaknya barang untuk diperiksa. Dilakukan dengan rahasia, tergantung keinginan si pemeriksa. Sehingga hak-hak tersangka dilanggar secara total. Selanjutnya muncul gerkan yang anti terhadap system tersebut.

Cessare Beccaria bukan merupakan ahli hukum, namun ahli matematika dan ekonomi, berasal dari kalangan bangsawan di Italia. Ia merupakan tokoh yang paling keras menentang kesewenangan lembaga peradilan saat itu. Dalam bukunya ia menguraikan keberatannya terhadap hukum pidana, hukum acara pidana dan sistem penghukuman. b. Munculnya penerapan metode statistik Quetelet (1976-1829) ahli ilmu pasti dan sosiologi dari belgia yang pertama kali menerapkan statistik dalam pengamatannya tentang kejahatan. Untukk menganalisis data kriminal, dapat dihitung tingkat kriminalitas dengan menggunakan rumus Tingkat kriminalitas = (jumlah laporan kejahatan/total populasi) x 100.000 Statistik kriminal memiliki tiga alas an utama dalam mengukur kejahatan dan pola tingkah laku kriminal, yaitu : 1. Untuk mengumpulkan dan menganalisis data untuk menguji teori tentang mengapa orang melakukan kejahatan 2. Untuk mempelajarai karakteristik kejahatan da untuk mengembangkan strategi preventif 3. Untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan dari pola-pola kriminalitas pada setiap harinya. c. Upaya mencari penjelasan mengenai sebab kejahatan Dilakukan upaya untuk mencari penjelasan mengenai sebab kejahatan, dengan pendekatan spiritualisme, naturalism yang memiliki empat mazhab (klasik, kartografik, sosialis, dan tipologis)

C. Kriminologi sebuah ilmu Bonger yang memberikan definisi kriminologi sebagai ilmu pengetahuan yang bertujuan menyelediki gejala seluas-luasnya. Ia menganggap telah adanya syarat metode, system, dan objektivitas dalam ilmu ini.

D. Pendekatan kriminologi

Ada tiga pendekatanyang digunakan dalam kriminologi, yaitu pendekatan deskriptif yang menggunakan observasi dan pengumpulan fakta-fakta. Pendekatan kausalitas yang menganggap bahwa suatu peristiwa merupakan hubungan dengan peristiwa sosial lainnya. Dan pendekatan normatif.

E. Perkembangan kriminologi dalam sebuah aliran 1. Aliran klasik (the classical school) Mahzab ini dipelopori oleh Cessare Beccaria, yang bukan merupakan ahli hukum, namun ahli matematika dan ekonomi, berasal dari kalangan bangsawan di Italia. Ia merupakan tokoh yang paling keras menentang kesewenangan lembaga peradilan saat itu. Dalam bukunya ia menguraikan keberatannya terhadap hukum pidana, hukum acara pidana dan sistem penghukuman. Pada dasarnya aliran ini berpandangan adanya kebebasan kehendak sedemikian rupa, sehingga tidak ada kemungkinan untuk menyelidiki lebih lanjut sebab-sebb kejahatan atau berusaha mencegah kejahatan. 2. Aliran kartografik ( the cartographic school) Muncul karena ketidak puasan terhadap aliran klasik, penganutnya adalah Quetelet dan Guerry. 3. Aliran sosialis (the sosialist school) Dianut oleh tokoh yang menjadikan marxisme sebagai pedoman terutama Friedrich Engels. Sejak abad ke-19 cabang aliran sosialisme telah berkembang ke banyak aliran yang berbeda. Mahzab ini menganggap bahwa kejahatan timbul karena motif ekonomi. 4. Aliran positif (the positive school) Penolakan terhadap mahzab sosialis dilancarkan oleh kaum tipologi yang menganggap bahwa kejahatan bukan dihasilkan melalui pengaruh ekonomi namun dari pengaruh perilaku manusia itu sendiri. Pelopor aliran ini adalah Casare Lombroso (1835-1909). Teorinya yang terkenal adalah mengenai born kriminal insance kriminal, dan criminoloids. 5. Aliran sosiologis (the sociological school)

Aliran sosiologis merupakan pengembangan dari ajaran Enrico Ferri yang mengatakan bahwa setiap kejahatab adalah hasil dari unsur-unsur yang terdapat dalam individu, masyarakat, dan keadaan fisik. F. Untuk apa mempelajari kriminologi? Kita dapat mengetahui bagaimana sebab orang melakukan kejahatan. Dapat memahami lebih baik mengenai perilaku manusia yang menyimpan kecenderungan penyimpangan moral. Bagi politik hukum pudana, berguna untuk melaksanaakan kebijaksanaan. Kriminologi dapat dikatakan sebagai control sosial terhadap pelaksanaan hukum pidana. G. Kriminologi di Indonesia; pemahaman awal menuju pintu gerbang buku ini. 1. Kejahatan dan Masyarakat 2. Kejahatan dan ketidakadilan sosial 3. Ketidakadilan sosial dan epidemi kriminalitas: sebuah wacana

Anda mungkin juga menyukai