Anda di halaman 1dari 5

Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru Sorang guru yang mendidik banyak siswa dan siswi di sekolah

harus memiliki kompetensi. kompentensi yang harus dimiliki diantaranya adalah : 1. Kompetensi Pribadi Guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian ideal. Oleh karena itu, pribadi guru sering dianggap sebagai model atau panutan (yang harus digugu dan ditiru). Sebagai seorang model guru harus memiliki kompetensi yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian (personal competencies), di antaranya: (1) kemampuan yang berhubungan dengan pengalaman ajaran agama sesuai dengan keyakinan agama yang dianutnya; (2) kemampuan untuk menghormati dan menghargai antarumat beragama; (3) kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan, dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat; (4) mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru misalnya sopan santun dan tata karma dan; (5) bersikap demokratis dan terbuka terhadap pembaruan dan kritik. 2. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional adalah kompetensi atau kemampuan yang berhubungan dengan penyesuaian tugas-tugas keguruan. Kompetensi ini merupakan kompetensi yang sangat penting. Oleh sebab langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan. Oleh sebab itu, tingkat keprofesionalan seorang guru dapat dilihat dari kompetensi sebagai berikut: (1) kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya paham akan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, institusional, kurikuler dan tujuan pembelajaran; (2) pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham tentang tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori-teori belajar; (3) kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkannya; (4) kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi pembelajaran; (5) kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar; (6) kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran; (7) kemampuan dalam menyusun program pembelajaran; (8) kemampuan dalam melaksanakan unsur penunjang, misalnya administrasi sekolah, bimbingan dan penyuluhan dan; (9) kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk meningkatkan kinerja. 3. Kompetensi Sosial Kemasyarakatan Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan guru sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial, meliputi: (1) kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional; (2) kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarakatan dan; (3) kemampuan untuk menjalin kerja sama baik secara individual maupun secara kelompok.

PENGERTIAN KOMPETENSI GURU Majid (2005:6) menjelaskan kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Diyakini Robotham (1996:27), kompetensi yang diperlukan oleh seseorang tersebut dapat diperoleh baik melalui pendidikan formal maupun pengalaman. Syah (2000:229) mengemukakan pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan. Usman (1994:1) mengemukakan kompentensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif. McAhsan (1981:45), sebagaimana dikutip oleh Mulyasa (2003:38) mengemukakan bahwa kompetensi: is a knowledge, skills, and abilities or capabilities that a person achieves, which become part of his or her being to the extent he or she can satisfactorily perform particular cognitive, affective, and psychomotor behaviors. Dalam hal ini, kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Finch & Crunkilton (1979:222), sebagaimana dikutip oleh Mulyasa (2003:38) mengartikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan.Sofo (1999:123) mengemukakan A competency is composed of skill, knowledge, and attitude, but in particular the consistent applications of those skill, knowledge, and attitude to the standard of performance required in employment. Dengan kata lain kompetensi tidak hanya mengandung pengetahuan, keterampilan dan sikap, namun yang penting adalah penerapan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan tersebut dalam pekerjaan. Selanjutnya masih menurut Syah, dikemukakan bahwa kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak. Jadi kompetensi profesional guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya. Guru yang kompeten dan profesional adalah guru piawi dalam melaksanakan profesinya.Berdasarkan uraian di atas kompetensi guru dapat didefinisikan sebagai penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam menjalankan profesi sebagai guru. DIMENSI DIMENSI KOMPETENSI GURU Menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen pasal 10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi Pedagogik Dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dikemukakan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Depdiknas (2004:9) menyebut kompetensi ini dengan kompetensi pengelolaan pembelajaran. Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan merencanakan program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan kemampuan melakukan penilaian.

Kompetensi Pribadi Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memiliki karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan sumber daya manusia. Kepribadian yang mantap dari sosok seorang guru akan memberikan teladan yang baik terhadap anak didik maupun masyarakatnya, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut digugu (ditaati nasehat/ucapan/perintahnya) dan ditiru (di contoh sikap dan perilakunya).Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan belajar anak didik. Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru dalam menggeluti profesinya adalah meliputi fleksibilitas kognitif dan keterbukaan psikologis. Fleksibilitas kognitif atau keluwesan ranah cipta merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel pada umumnya ditandai dengan adanya keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Selain itu, ia memiliki resistensi atau daya tahan terhadap ketertutupan ranah cipta yang prematur dalam pengamatan dan pengenalan. Kompetensi Profesional Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Surya (2003:138) mengemukakan kompetensi profesional adalah berbagai kemampuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai guru profesional. Kompetensi profesional meliputi kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkannya beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawat guru lainnya. Kompetensi Sosial Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya dengan berhasil mencapai tujuan pengajaran. Mengajar di depan kelas merupakan perwujudan interaksi dalam proses komunikasi.Menurut Undang-undang Guru dan Dosen kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

KOMPONEN STANDAR KOMPETENSI GURU Standar Kompetensi Guru meliputi tiga komponen yaitu : (1) Komponen Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran dan Wawasan Kependidikan; (2) Komponen Kompetensi Akademik/Vokasional sesuai materi pembelajaran; (3) Pengembangan Profesi. Masingmasing komponen kompetensi mencakup seperangkat kompetensi. Selain ketiga komponen kompetensi tersebut, guru sebagai pribadi yang utuh harus juga memiliki sikap dan kepribadian yang positip dimana sikap dan kepribadian tersebut senantiasa melingkupi dan melekat pada setiap komponen kompetensi yang menunjang profesi guru. RUMUSAN STANDAR KOMPETENSI GURU Telah dinyatakan bahwa Standar Kompetensi Guru meliputi 3 (tiga) komponen kompetensi dan masing-masing komponen kompetensi terdiri atas beberapa unit kompetensi. Secara keseluruhan Standar Kompetensi Guru adalah sebagai berikut : 1. Komponen Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran dan Wawasan Kependidikan, yang terdiri atas, Sub Komponen Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran : A. Menyusun rencana pembelajaran B. Melaksanakan pembelajaran C. Menilai prestasi belajar peserta didik. D. Melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta didik. Sub Komponen Kompetensi Wawasan Kependidikan : 1.Memahami landasan kependidikan 2.Memahami kebijakan pendidikan 3.Memahami tingkat perkembangan siswa 4.Memahami pendekatan pembelajaran yang sesuai materi pembelajarannya 5.Menerapkan kerja sama dalam pekerjaan 6.Memanfaatkan kemajuan IPTEK dalam pendidikan 2 Komponen Kompetensi Akademik/Vokasional, yang terdiri atas : a. Menguasai keilmuan dan keterampilan sesuai materi pembelajaran b. Komponen Kompetensi Pengembangan Profesi terdiri atas : c. Mengembangkan profesi. d. Indikator Kompetensi Semua guru mengenal empat kompetensi guru, yaitu pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Penguasaan keempat kompetensi itu merupakan prasyarat seorang guru disebut sebagai guru profesional. Apakah guru profesional identik dengan guru berkarakter? Apakah guru profesional pasti berkarakter? Ataukah guru berkarakter pasti profesional? Untuk memastikan alternatif jawaban manakah yang tepat, perlu dilihat hubungan antarkeempat kompetensi di atas. Kompetensi profesional menggambarkan kedalaman penguasaan terhadap substansi keilmuan yang menjadi konten pemebelajaran, seperti matematika, bahasa Indonesia, sosiologi, sejarah, dan seterusnya. Penguasaan yang dimaksud tentu bukan sekadar menguasai materi pembelajaran yang harus disampaikan kepada peserta didik. Namun, yang terpenting landasan filosofis dan implikasi pragmatis dari materi yang diberikan. Sehingga setiap pengetahuan dan keterampilan yang diterima peserta didik sekaligus memberikan efek edukatif yang jelas. Oleh sebab itu, kompetensi pedagogik terdiri dari

pengauasaan perangkat pembelajaran harus mendukung dan memperkuat proses transfer of knowledge. Kompetensi profesional dan pedagogik merupakan pilar utama yang menopang guru disebut profesional atau tidak. Jelasnya, yang menjadi indikator utama guru profesional adalah kedalaman pengetahuan dan skill yang dikuasasi dalam bidang keahliannya. Contohnya, seorang guru matematika menguasai ilmu matematika sekaligus menguasai perangkat pembelajaran yang dibutuhkan untuk pembelajaran matematika. Kedua, kompetensi itu harus saling bersinergi agar terjadi proses pembelajaran yang mendidik. Dalam rangka pembangunan karakter peserta didik, yang tidak kalah pentingnya bagaimana guru memilih perangkat pembelajaran agar dalam proses pembelajaran terjadi proses pendidikan. Selanjutnya, sinergisitas kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik tidak terlepas dari karakteristik kepribadian guru. Pola berpikir, cara merespons lingkungan, pola pengambilan keputusan seorang guru matematika berbeda dengan guru sejarah dan seterusnya. Guru matematika selalu berpikir linier umpamanya, sedangkan guru sejarah sangat mempertimbangkan peristiwa-peristiwa masa lalu. Betapa kita melihat di sini bahwa kompetensi kepribadian merupakan landasan bagi seseorang untuk menguasi kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik. Untuk menjadi ahli dalam bidang tertentu harus didukung oleh seperangkat potensi pribadi yang dimiliki seseorang, seperti bakat, minat, latar belakang keluarga, dan lain sebagainya. Kompetensi sosial sesungguhnya adalah apresiasi masyarakat terhadap profesionalitas guru. Bagaimana publik menilai apakah seorang guru itu profesional atau tidak dilihat dari beberapa indikator. Apakah ia ahli dalam bidangnya, apakah cara melaksanakan proses pembelajarannya tepat dan menarik, apakah dia berkepribadian sesuai dengan bidangnya. Dengan demikian, kompetensi sosial menjadi referensi. Seorang guru berkarakter atau tidak sangat ditentukan ketiga kompetensi lainnya. Kompetensi sosial pada hakikatnya merupakan pencintraan guru di tengah masyarakat. Guru berkarakter bergantung pada apresiasi sosial publik terhadap dirinya. Apresiasi publik mengacu pada konfigurasi ketiga kompetensi lainnya, di mana kompetensi kepribadian menjadi landasannya

Anda mungkin juga menyukai