Anda di halaman 1dari 18

Kata Pengantar

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan draft dokumen SOP Analisa Dinamik dengan Software ANSYS untuk PT INKA ini. Dalam penyusunan dokumen ini, penulis memperoleh banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1. Bpk. Abdurrohman Farid, S.T. dan Bpk Toto Isdarto S.T, sebagai pembimbing magang di PT. INKA, 2. Bpk. Yunendar Aryo Handoko., sebagai manajer departemen desain dan rekayasa di PT. INKA, 3. Dr. Rachman Setiawan, sebagai pembimbing tugas akhir penulis yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran. 4. Seluruh pegawai PT. INKA, 5. Orang tua dan teman-teman atas dukungan doa yang telah diberikan, 6. Semua pihak yang turut membantu pelaksanaan dan penyelesaian dokumen SOP ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa laporan ini tak lepas dari kesalahan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan masukan, saran, dan kritik yang membangun demi perbaikan laporan ini. Semoga dokumen SOP ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang membutuhkan terutama PT INKA. Bandung, 2011

Penulis

Daftar Isi

Kata Pengantar........................................................................................................................................ 1 Daftar Isi .................................................................................................................................................. 2 1 Pendahuluan ................................................................................................................................... 3 1.1 1.2 1.3 1.4 2 Latar Belakang......................................................................................................................... 3 Tujuan ..................................................................................................................................... 3 Batasan Masalah ..................................................................................................................... 3 Sistematika Penulisan ............................................................................................................. 3

Standard Operating Procedure ....................................................................................................... 4 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 Cakupan dan Aplikasi .............................................................................................................. 4 Ringkasan Metode .................................................................................................................. 4 Gangguan ................................................................................................................................ 4 Peralatan dan Perangkat ......................................................................................................... 4 Prosedur Pelaksanaaan ........................................................................................................... 4 Persiapan......................................................................................................................... 4 Preprocessing .................................................................................................................. 5 Solution Analisa Modal ................................................................................................... 8 Solution Analisa Harmonik ............................................................................................ 11 Postprocessing Analisa Modal ...................................................................................... 13 Postprocessing Analisa Hamonik .................................................................................. 15

2.5.1 2.5.2 2.5.3 2.5.4 2.5.5 2.5.6 3

Pustaka .......................................................................................................................................... 18

1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Standard Operating Procedure (SOP) adalah suatu dokumen berisikan tentang instruksi tertulis tahapan kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang di suatu organisasi atau perusahaan. Pengembangan dan pemanfaatan SOP merupakan bagian penting dalam kualitas sistem yang dikembangkan. Dalam SOP biasanya diatur ketentuan-ketentuan umum yang berlaku dalam suatu unit kerja. 1.2 Tujuan SOP ini dibuat dengan tujuan sebagai berikut Memperbaiki sistem kerja di PT INKA Meminimalisir kesalahan dalam analisa desain awal suatu produk Memberikan gambaran umum mengenai prosedur pelaksanaan analisa desain awal menggunakan software ANSYS 1.3 Batasan Masalah Dalam dokumen SOP ini hanya akan dijelaskan mengenai prosedur analisa dinamik, yakni analisa modal dan analisa harmonik pada suatu desain produk dengan menggunakan software ANSYS. 1.4 Sistematika Penulisan Dokumen ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah pendahuluan yang berisi tentang latar belakang dan tujuan dari pembuatan dokumen ini. Batasan masalah juga dibahas pada bagian ini. Bagian kedua adalah isi dari dokumen ini, yaitu SOP (Standard Operating Procedure) dari analisa dinamik dengan software ANSYS. Langkah analisa dijelaskan secara detail pada bagian ini.

2 Standard Operating Procedure


2.1 Cakupan dan Aplikasi Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik dinamik getaran dari desain awal yang telah dibuat, sebelum akhirnya dilanjutkan kepada proses produksi. Karakteristik dinamik disini diuji dalam bentuk model elemen hingga dan akan ada beberapa optimasi desain yang dilakukan bila diperlukan. 2.2 Ringkasan Metode Desain awal dimodelkan pada software ini, kemudian seluruh definisi dari material, ketebalan, dimensi, dan lain-lain diberikan di tahap Preprocessing. Tahap berikutnya adalah pemberian rentang frekuensi yang ingin diamati dan memilih jumlah moda getar yang ingin diamati lebih lanjut, serta pemberian kondisi batas sesuai kondisi operasi. Kemudian dilanjutkan kepada proses analisa (solving) pada software. Kemudian tahap terakhir adalah pengambilan output hasil analisa dan pengambilan keputusan untuk dilakukan atau tidaknya proses optimasi pada desain. 2.3 Gangguan Proses analisa terkadang membutuhkan waktu yang cukup lama. Ketika software berhenti tiba-tiba, maka dokumen proses maupun hasil analisa akan hilang. Berhentinya software dapat disebabkan berbagai hal, salah satunya adalah matinya komputer karena terputusnya aliran listrik. Untuk alasan ini, penggunaan UPS (Uninterruptable Power Supply) sangat disarankan. 2.4 Peralatan dan Perangkat Perangkat yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini adalah computer (sangat disarankan untuk menggunakan Workstation) dan software ANSYS. 2.5 Prosedur Pelaksanaaan

2.5.1 Persiapan Untuk memudahkan dan kerapian dalam penyimpanan data hasil analisa, maka dianjurkan untuk membuat direktori khusus untuk setiap produk yang berbeda. Perintah : Start > Program > ANSYS 11.0 > ANSYS Product Launcher

Kemudian isikan kolom Job Directory dan Jobname sesuai desain produk yang akan dianalisa. Setelah langkah tersebut dilakukan, kemudian klik tab Run. Setelah masuk ke jendela utama, tentukan judul pekerjaan yang dilakukan Perintah : Utility Menu > File > Change Title Perhatian!! Pada soaftware ANSYS ini tidak ada fasilitas Undo atau Redo. Maka dari itu untuk keamanan data dalam proses analisa ini, simpanlah file database analisa ini secara berkala untuk mencegah kesalahan fatal. Untuk melakukannya, klik tab SAVE_DB pada ANSYS Toolbar, dan untuk kembali ke tahapan pada saat di-save, klik RESUM_DB. 2.5.2 Preprocessing Pada tahap ini dilakukan pemodelan, pendefinisian material, dan meshing 2.5.2.1 Pemodelan Perintah : Preprocessor > Modelling Basis pemodelan dari software ini adalah KEYPOINT yang dipisahkan dalam jarak koordinat (X, Y, dan Z). Perintah : Preprocessor > Modelling > Create > Keypoints > In Active CS Preprocessor > Modelling > Create > Keypoints > On Line Preprocessor > Modelling > Create > Keypoints > KP between KPs Dari KEYPOINT yang dibuat, bisa digunakan untuk membuat garis (LINE) atau suatu luasan (AREA). Perintah : Preprocessor > Modelling > Create > Lines > Lines > Straight Lines Preprocessor > Modelling > Create > Areas > Arbitrary > Through KPs Dalam software ini juga dapat dibuat suatu bangun ruang (VOLUME) dari AREA yang telah dibuat, ataupun langsung berdasarkan KEYPOINT Perintah : 5

Preprocessor > Modelling > Operate > Extrude > Areas > Along Normal Preprocessor > Modelling > Operate > Extrude > Areas > About Axis Preprocessor > Modelling > Create > Volumes 2.5.2.2 Pendefinisian Tipe Elemen ANSYS memiliki lebih dari 150 tipe elemen yang berbeda. Setiap elemen memiliki penomoran dan prefix khusus yang mencirikannya berdasarkan kategori. Untuk penggunaan pada pemodelan produk PT INKA, maka pemilihan elemen harus sesuai dengan jenis pembebanan dan hasil keluaran yang diharapkan. Perintah : Preprocessor > Element Types > Add/Edit/Delete > Add Untuk pemodelan pelat, gunakan tipe elemen SHELL. Jika pelat yang akan didefinisikan tidak berlapis, maka gunakanlah SHELL63. Untuk pelat berlapis, gunakan SHELL99 (lihat Help). Untuk pemodelan rangka-rangka atau batang berprofil, gunakan elemen BEAM. Jika batang yang akan dimodelkan hanya untuk ditinjau hasil rata-rata saja, gunakan BEAM4. Untuk batang yang ditinjau hasil per permukaan atau spesifik pada suatu lokasi, gunakan BEAM188 (lihat Help). Untuk pemodelan struktur yang cukup kecil dan tebal, sebaiknya gunakan elemen SOLID. Pada umumnya, analisa benda yang

menggunakan elemen solid akan menggunakan elemen SOLID95 (lihat Help). Elemen SHELL dan BEAM membutuhkan pendefinisian tebal dan penampang. Definisikan kedua parameter tersebut dalam Real Constant. Dalam kotak dialognya, isikan semua parameter yang dibutuhkan dalam bagian yang akan didefinisikan tersebut. Perintah : 6

Preprocessor > Real Constants > Add/Edit/Delete Definisikan bentuk penampang batang pada perintah Section Perintah : Preprocessor > Sections > Beam > Common Sections 2.5.2.3 Material Model Definisikan material yang sesuai dengan simulasi yang diinginkan. Jika diinginkan kelakuan elastisnya saja yang ditinjau, maka pilih sifat material Linear Elastic, dan untuk melihat kelakuan hingga deformasi plastisnya, pilih Nonlinear Inelastic. Namun untuk mendefinisikan sifat plastis dari suatu material, terlebih dulu definisikan sifat elastisnya. Kemudian masukkan datadata material yang digunakan pada model Perintah : Preprocessor > Material Props > Material Models 2.5.2.4 Meshing Pertama kali yang dilakukan adalah memberikan atribut pada elemen, yaitu dengan perintah Mesh Attributes. Sesuaikan elemen dengan real constant dan penampang yang dibutuhkan pada bagian yang akan dimesh (lihat Help). Perintah : Preprocessor > Meshing > Mesh Attributes Kemudian berikan ukuran elemen sesuai kebutuhan. Bila diperlukan hasil analisa yang detail pada bagian tertentu, maka ukuran elemen di bagian tersebut harus diperkecil. Konsekuensi dalam pemberian ukuran elemen ini adalah makin kecil elemennya, maka makin lama waktu yang diperlukan untuk running pada software ini. Perintah : Preprocessor > Meshing > Size Cntrls > Manual Size Lakukan meshing pada model. Usahakan pola mesh serapi mungkin karena akan berpengaruh pada hasil akhir nanti. Bila perlu gunakan

mapped meshing. Jika tidak bias digunakan mapped meshing, maka aturlah ukuran elemen agar dapat dibuat mesh yang rapi. Perintah : Preprocessor > Meshing > Mesh 2.5.3 Solution Analisa Modal Pada tahap ini, dilakukan pemilihan jenis analisa, pendefinisian kondisi batas, dan analisa pada model. Pertama kali lakukan pemilihan jenis analisa yang akan dilakukan, dalam hal ini Modal. Solution > Analysis Type > New Analysis > Modal 2.5.3.1 Mode Ekstraksi Mode Ekstraksi diberikan kepada model berdasarkan metode analisa yang digunakan, jumlah mode yang akan diekstrak dan diekspan, serta rentang frekuensi yang bekerja pada model saat analisa berlangsung. Jumlah mode yang diekstrak merupakan jumlah moda getar yang nantinya akan diamati berdasarkan frekuensi naturalnya. Biasanya jumlah moda yang diambil adalah beberapa moda pertama hasil analisa (Gambar 2-1)

Gambar 2-1 Moda ekstraksi analisa modal

Untuk metode ekstraksi, terdapat beberapa pilihan. Pilihan ini dapat di ambil berdasarkan kebutuhan dalam analisa. (lihat Help) Untuk memilih rentang frekuensi yang diamati, setelah mengklik OK pada toolbar seperti pada Gambar 2-1, maka akan muncul toolbar baru seperti pada Gambar 2-2. Dua box teratas terisikan rentang frekuensi yang ingin dipilih. Meski demikian, andai kata tidak diketahui rentang frekuensi untuk suatu model tertentu, dapat diisikan angka 0 (nol) pada masing-masing box, menandakan model akan dianalisa pada

keseluruhan frekuensi dan di ambil moda getar dan frekuensi pribadi berdasarkan jumlah dari moda ekstraksi yang telah dipilih sebelumnya.

Gambar 2-2 Toolbar pemilihan rentang frekuensi

Dalam analisa modal, beban atau gaya yang diberikan tidak akan mempengaruhi analisa. Hal ini dikarenakan dalam teori modal analisa tidak memperhitungkan gaya sebesar apapun. Perintah : Solution > Analysis Type > Analysis Option

2.5.3.2 Kondisi Batas Berikan kondisi batas yang sesuai dengan kondisi dalam pengujian atau operasi (harus sesuai dengan standard). Kondisi batas diberikan dengan cara memberikan Constraint pada (beberapa) titik yang dijadikan tumpuan. Constraint tersebut berupa perpindahan titik, dimana besar perpindahannya adalah 0 (nol). Hindari over-constrained. Usahakan memberikan Constraint pada satu titik saja dengan cara membuat garis bantu. Cara ini efektif untuk menghindari over-constrained. Perintah : Solution > Define Loads > Apply > Structural > Displacement 2.5.3.3 Gravitasi Berikan percepatan gravitasi pada model jika berat dari struktur termasuk dalam perhitungan. Pastikan arah dari percepatan gravitasi disesuaikan dengan sumbu vertical pada model (cek sumbu koordinat global). Sesuaikan satuan yang digunakan dengan satuan yang telah digunakan dalam model Perintah : Solution > Define Loads > Apply > Structural > Inertia > Gravity > Global 2.5.3.4 Solving Pastikan semua pilihan analisa telah diaplikasikan dengan benar, dan tidak ada over-constrained pada model. Melakukan solving pada satu LS saja, dilakukan langkah berikut o Lakukan solving pada LS yang sedang ditampilkan Perintah : Solution > Solve > Current LS

10

Perhatikan setiap pesan Warning yang ada. Jika terdapat error pada proses solving, maka lakukan koreksi sesuai dengan pesan error yang dikeluarkan (lihat Help).

2.5.4 Solution Analisa Harmonik Pada tahap ini, dilakukan pemilihan jenis analisa, pendefinisian kondisi batas, dan analisa pada model. Pertama kali lakukan pemilihan jenis analisa yang akan dilakukan, dalam hal ini Harmonik. Solution > Analysis Type > New Analysis > Harmonic 2.5.4.1 Pilihan Analisa Harmonik Dalam analisa harmonik, terdapat beberapa hal yang harus dipilih dalam analisanya. Salah satunya adalah metode solusi, DOF print out format. Selain itu juga di pilih persamaan solver yang digunakan berdasarkan teori analisa harmonik berikut toleransi yang diambil berupa nilai toleransi (Gambar 2-3)

Gambar 2-3 Pilihan analisa harmonik

2.5.4.2 Kondisi Batas Berikan kondisi batas yang sesuai dengan kondisi dalam pengujian atau operasi (harus sesuai dengan standard). Kondisi batas diberikan dengan cara memberikan Constraint pada (beberapa) titik yang 11

dijadikan tumpuan. Constraint tersebut berupa perpindahan titik, dimana besar perpindahannya adalah 0 (nol). Hindari over-constrained. Usahakan memberikan Constraint pada satu titik saja dengan cara membuat garis bantu. Cara ini efektif untuk menghindari over-constrained. Perintah : Solution > Define Loads > Apply > Structural > Displacement 2.5.4.3 Pemberian Beban Pemberian beban pada analisa harmonik berbeda dengan pemberian beban pada analisa statik. Dalam analisa harmonik, beban yang diberikan dalam bentuk bilangan real dan imaginer, sehingga dapat diinputkan dalam bentuk fasa dan magnitude (Gambar 2-4). Namun demikian bila diinputkan bagian real nya saja, maka akan didefinisikan sebagai beban dengan fasa 0 (nol).

Gambar 2-4 Toolbar pemberian beban pada analisa harmonik

Perintah : Solution > Define Loads > Apply > Structural > Force/Moment 2.5.4.4 Pemilihan Rentang Frekuensi Rentang frekuensi dipilih sesuai dengan frekuensi operasi yang akan diaplikasikan pada model. Dalam pemberian rentang frekuensi juga dapat ditentukan sifat frekuensi terhadap beban yang diberikan. Dapat bersifat stepped ataupun ramped (Gambar 2-5). Frekuensi dengan pilihan stepped, maka didefinisikan bahwa model akan diberikan beban pada frekuensi 1 Hz, 2 12

Hz, 3 Hz, ..., n Hz, sebesar beban yang telah didefinisikan sebelumnya dengan amplitudo yang sama pada setiap frekuensi. Untuk pilihan ramped akan memberikan nominal amplitudo beban sama besar dengan frekuensi yang diberikan. Dengan kata lain, saat dibebani dengan frekuensi 1 Hz, maka akan disertai beban dengan amplitudo 1 N pada model.

Gambar 2-5 Pemilihan rentang frekuensi dan sifat pembebanan

2.5.4.5 Solving Pastikan semua pilihan analisa telah diaplikasikan dengan benar, dan tidak ada over-constrained pada model. Melakukan solving pada satu LS saja, dilakukan langkah berikut o Lakukan solving pada LS yang sedang ditampilkan Perintah : Solution > Solve > Current LS Perhatikan setiap pesan Warning yang ada. Jika terdapat error pada proses solving, maka lakukan koreksi sesuai dengan pesan error yang dikeluarkan (lihat Help).

2.5.5 Postprocessing Analisa Modal 2.5.5.1 Pembacaan Frekuensi Pribadi Hasil Analisa Pembacaan hasil analisa dapat dilihat dalam tabel berdasarkan frekuensi naturalnya. General Postproc > Results Summary

13

2.5.5.2 Plot Moda Getar Hasil Analisa Moda getar dapat diplot pada masing-masing set / frekuensi pribadi. Untuk memilihnya dapat digunakan perintah : General Postproc > Read Results > By Pick Kemudian untuk menampilkan moda getaran dapat dilakukan dengan Perintah : General Postproc > Plot Results > Deformed shape Maka akan keluar gambar moda getaran dari model berdasarkan frekuensi pribadinya. Hasil dari plot moda getar tersebut dapat disimpan dalam gambar Perintah : Tab PlotCtrls > Capture Image 2.5.5.3 Animasi Moda Getar Data plot moda getar hasil analisa juga dapat ditampilkan dalam bentuk animasi. Animasi ini dalam bentuk gerakan berulang dari moda getar, sehingga mirip dengan getaran sebenarnya. Perintah : Utility Menu (Menu at the top) > Plot Ctrls > Animate > Mode Shape 2.5.5.4 Optimasi Rancangan Jika terdapat frekuensi pribadi struktur memiliki besar yang sama dengan frekuensi operasi dari komponen yang berpotensi menyebabkan

resonansi, maka kekakuan struktur harus diubah/diotimasi kembali dengan menambah kekakuan struktur. Hal ini dilakukan untuk menjauhkan frekuensi pribadi struktur terhadap frekuensi operasi komponen.

Kegagalan struktur dalam analisa dapat berupa kegagalan fatigue yang terjadi akibat struktur kelelahan menerima beban dinamik berupa getaran dengan amplitudo maksimum akibat resonansi. Diskusikan hal ini dengan para drafter dan konseptor untuk medapatkan optimasi rancangan yang sesuai, kemudian ulangi seluruh langkah diatas untuk kembali memulai analisa dinamik pada model yang telah dioptimasi. 14

2.5.6 Postprocessing Analisa Hamonik 2.5.6.1 Penentuan Variabel Data Time History Untuk menampilkan data hasil analisa harmonik, maka dilakukan terlebih dahulu pengambilan variabel data time history yang diinginkan. Perintah : Main Menu > TimeHist Postpro Dengan perintah seperti di atas, maka akan muncul toolbox seperti Gambar 2-6.

Gambar 2-6 Toolbox variabel data time history analisa harmonik

Defaultnya, variabel frekuensi akan menjadi pertama kali muncul dalam tabel data time history, karena frekuensi merupakan basis data yang dibutuhkan dalam analisa. Untuk menambahkan variabel kedalam data tabel, dilakukan pemilihan add yang diwakili dengan tanda + hijau di pojok kiri atas. Kemudian toolbox baru akan muncul seperti yang digambarkan pada Gambar 2-7.

15

Gambar 2-7 Penambahan variabel data time history

Berdasarkan Gambar 2-7 tersebut, dapat diambil berbagai data yang dijadikan variabel untuk dimasukkan kedalam tabel data time history. Data tersebut bisa berupa defleksi, tegangan, dan pilihan-pilihan lainnya. Namun demikian, data yang ditampilkan berlaku pada satu nodal yang dipilih saja. Dengan menambahkan variabel baru kedalam tabel data time history, maka akan terdapat 2 atau lebih variabel dalam tabel data time history. 2.5.6.2 Penampilan Grafik Data Time History Untuk menampilkan grafik data time history, dapat dilakukan melalui toolbar pada toolbox seperti pada Gambar 2-6, dengan memilih terlebih dahulu penentuan variabel yang menjadi axisnya. Data variabel yang bercetak biru, akan menjadikan data variabel sebagai ordinatnya. Berikut gambar grafik hasil plot dari variabel data time history.

Gambar 2-8 Plot grafik variabel data time history

16

Dari Gambar 2-8 dapat diketahui nilai axis dan ordinatnya berdasarkan data time history basis frekuensi. Skala yang diberikan dapat juga ditampilkan dalam bentuk skala logaritmik yang biasanya juga diamati lebih lanjut. Perintah : Utility Menu > PlotCtrls > Style > Graphs > Modify Axis Setelah diubah maka tampilan grafik akan berubah seperti Gambar 2-9.

Gambar 2-9 Plot grafik data time history skala logaritmik

2.5.6.3 Validasi Data Analisa Modal Dengan Data Analisa Harmonik Hasil dari analisa harmonik bisa menjadi validasi benar atau tidaknya analisa modal yang dilakukan. Hal ini dikarenakan hasil dari analisa harmonik juga menunjukkan frekuensi pribadi pada struktur. Puncakpuncak dari plot grafik hasil analisa harmonik, bila ditarik garis lurus kearah aksisnya, akan menunjukkan frekuensi pribadi struktur yang diamati pada satu nodal tertentu. Hasil analisa harmonik tidak hanya digunakan sebagai validasi untuk analisa modal, namun dapat dikembangkan lebih jauh menjadi analisa respon suatu model yang terbebani oleh beban, sehingga dapat ditampilkan hasil respon berbasis frekuensi dengan amplitude suatu magnitude.

17

3 Pustaka
1. ANSYS Help 2. http://www.mece.ualberta.ca/tutorials/ansys/IT/Modal/Modal.html 3. http://www.mece.ualberta.ca/tutorials/ansys/IT/Harmonic/Harmonic.html

18

Anda mungkin juga menyukai