Anda di halaman 1dari 25

ARTIKEL: KOMUNIKASI DAN EMPOWERMENT DI ERA DESENTRALISASI Penulis: James Sianipar Komunikasi yang nyata adalah sikap, komunikasi

tersebut melibatkan lebih banyak proses mendengarkan dari pada proses berbicara, merupakan suatu proses interaktsi yang tetap yang ditujukan untuk suatu kesepakatan. Komunikasi yang baik akan membentuk pengetahuan dan tanggung jawab: orang orang yang dilibatkan dalam era desentralisasi dan tetap dipertahankan di dalam keadaan tersebut akan merasa bahwa mereka merupakan bagian dari keadaan tersebut dan dapat mengerjakan pekerjaan mereka dengan kemampuan yang maksimal. Sebaliknya lawannya adalah banyak rahasia, tidak tahu apa-apa, menerima sadikit komunikasi akan membuat mereka merasa ditinggalkan, lemah dan tersingkir, yang akan menyulut suasana ketidak percayaan antara komunikator dan komunikan. Komunikasi yang efektif merupakan tanda dari empowerment yang berhasil dan sarana untuk memastikan bahwa empowerment tersebut benar-benar terjadi. Semakin besar organisasi, komunikasi harus semakin menyeluruh dan sistematis. Proses komunikasi dapat dipetakan untuk memastikan bahwa pemimpin organisasi mengikutsertakan para karyawan dengan kebutuhan yang berbeda-beda dari semua tingkatan dan fungsi.

KOMUNIKASI YANG BAIK BERARTI MENDENGARKAN DENGAN BAIK. Komunikasi di dalam organisasi yang berempowerment bentuknya terbuka, dua arah dan sering dilakukan. Harus ada bukti yang dapat dilihat tentang adanya proses mendengarkan yang baik, mekanisme umpan balik, informasi dan diskusi tetap tentang bagaimana organisasi tersebut melakukan semuanya. Komunikasi yang baik dapat menunjukkan rasa hormat kepada orang lain dan meperlihatkan bahwa pandangan dan opini mereka dihargai. Selanjutnya hal ini dapat membuat karyawan mau mengambil keputusan sendiri dan mengusulkan ide-idenya. Hendaknya organisasi menciptakan suatu program yang disebut Mendengarkan Tim Organisasi menyediakan informasi yang diberikan melalui buletin internal atau forum atau papan pengumuman. Team pendengar mendorong para pimpinan untuk menyisihkan waktu mereka untuk bertemu dengan para staf , dimana selama diskusi tersebut pimpinan akan berbicara paling lama hanya lima menit, sedangkan sisanya harus mendengarkan. Tetapi kenyataan banyak kita jumpai pada organisasi pimpinan tidak mendengarkan dengan sungguh-sungguh dan malah lebih berat lagi mereka lebih banyak berbicara dan untuk didengarkan oleh para stafnya. Jika hal itu terjadi, para pimpinan organisasi tidak perlu terkejut bahwa mereka telah gagal menarik minat yang bertujuan memperbaiki kualitas organisasi dalam era desentralisasi melalui empowerment. Kami percaya bahwa tindakan mendengarkan dengan baik merupakan kunci dari

kepemimpinan empowerment. Untuk memastikan bahwa orang disekitar kita merasa dihormati dan dimengerti sebagai dasar dari empowerment, tunjukkan bahwa Anda mendengarkan dengan aktif:

Jangan terlalu banyak bicara ( banyak orang melakukannya)Cobalah untuk tidak menyela.

Jangan meneruskan kalimat mereka atau mengantisipasi apa yang sedang mereka ucapkan.

Tanyakan apabila Anda merasa kurang jelas.

Lebih baik membicarakan sesuatu dengan cara bertatap muka, daripada berkomunikasi secara tertulis.

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF, KATALISATOR BAGI EMPOWERMENT. Proses menggalakkan empowerment membutuhkan komunikasi yang baik dan terbuka. Program perubahan utama dalam organisasi di era desentralisasi ini memberikesempatan kepada organisasi untuk berhasil didalam membentuk komunikasi. Katalisator perubahannya adalah program komunikasi membentuk hubungan (making connection) yang dilaksanakan bagi para pimpinan tingkat atas, menengah dan operational yang digalakkan melalui pendekatan pengetahuan terapan (action learning approach) untuk berbagi masalah yang ada hubungannya dengan pekerjaan. Strategi fungsi silang ini mengarahkan kepada penemuan solusi yang dilakukan bersama-sama untuk menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi. Cara ini akan memberikan hasil yang lebih baik dalam jaringan kerja dan komunikasi dua arah antara team kerja yang akan sangat mempengaruhi proses empowerment diseluruh bagian organisasi.

PERANAN PIMPINAN DIDALAM MENGEMBANGKAN KOMUNIKASI. Pimpinan pada semua tingkatan perlu menyampaikan informasi, tetapi mereka juga harus menunjukkan perhatian dan mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Ada beberapa cara yang sistematis untuk mencapainya:

Melaksanakan penjelasan singkat kepada team yang ada.

Jangan mengabaikan mereka yang pada posisi rendah.

Secara tetap berbagi informasi tentang program sebagai bagian dari percakapan seharihari.

Setiap orang mempunyai peran penting masing-masing baik sebagai programer maupun pelaksana.

Berikan penghargaan tem untuk berbagi keberhasilan Dan mengakui keberadaan para kontributor.

Adakan acara perbaikan secara periodik untuk menstimulasikan ide-ide baru.

Memikirkan rencana pemberian saran untuk menaikan minat terhadap ide-ide baru.

Kenali kekuatan yang ada pada setiap individu. Gunakan semua teknologi yang ada.

Berikan harapan-harapan yang positif.

Jaga agar jalur komunikasi tetap ada untuk menghindari terjadinya distorsi dan perlambatan disemua bidang.

Melihat kembali komunikasi komunikasi yang ada.

Ingatlah kekuatan dari bahasa tubuh di dalam komunikasi tatap muka.

PERTEMUAN-PERTEMUAN. Pertemuan adalah alat utama yang digunakan oleh team yang berempowerment untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di dalam organisasi dan untuk mempengaruhi perkembangannya. Namun yang sering terjadi adalah para partisipan merasa frustasi dengan pertemuan tersebut, terutama pertemuan yang tidak terstruktur atau yang terlampau panjang, tidak jelas tujuannya dan sama-samar ditinjau dari sudut tanggung jawab atas tindakan yang diambil. Salah satu alasan kenapa rasa tidak puas tersebut begitu tinggi adalah bahwa sedikit sekali orang yang mau menyisihkan waktu untuk secara tetap meninjau efektifitas pertemuan yang telah mereka lakukan. Team yang ber empowerment perlu menyisihkan waktu untuk mengadakan peninjauan terhadap :

Tujuan

Hubungannya

Waktu

Koordinasi

Kontribusi

Keterbukaan dan kejujuran

Tindakan.

1. Tekanan Dan Ekspresi. Modal berkomunikasi adalah suara. Dengan suara yang berintonasi baik, jelas, dinamis, bertempo yang tepat dan dijeda dengan baik. Anda dapat mengutarakan maksud atau ide dengan efektif. Selain itu, latihlan ekspresi untuk menunjang komunikasi verbal. 2. Kekuatan Kata-kata. Akan lebih baik kalau Anda sendiri merasa nyaman dengan kata-kata yang diucapkan. Rasa percaya yang Anda ungkapkan lewat kata-kata yang maknanya kuat bagi diri sendiri, akan mudah ditangkap oleh lawan bicara Anda. 3. Percakapan. Keahlian berkomunikas dapat ditunjukan dengan menggunakan kata-kata yang mudah dipahami oleh lawan bicara. Konsep-konsep yang penting dan berbobot dapat diungkapkan dengan kata-kata yang sederhana. Di sinilah, keindahan dari kesederhanaan dapat dipancarkan. 4. Pendengar Yang Aktif. Dengarkan apa yang diungkapkan lawan bicara dengan baik dan tampilkan bahwa Anda benar-benar tertarik. Anda juga harus mengetahui, kapan waktunya harus bicara, kapan mesti diam dan kapan waktunya Anda harus menyela percakapan. Semuanya ini dapat diraih bila Anda memberikan perhatian yang cukup, bersikap sensitif dan menunjukan rasa simpati.

12 cara berkomunikasi yang baik yaitu :1.

Berbicaralah dengan jelas.2. Dengarkanlah apa yang diucapkan lawan bicaramu dan berikan respon yang

baik.Pandanglah lawan bicaramu.3. Peliharalah kontak mata pada tingkatan yang sama-sama antara terus menatap dengansaling

menghindari tatapan. Cobalah menangkap petunjuk-petunjuk tentang bagaimanayang leluasa bagi lawan bicaramu.4.

Berupayalah semampumu untuk memahami apa maksud lawan bicaramu, kalau adasesuatu yang tidak kamu pahami, tanyakanlah.5.

Pekalah terhadap bahasa tubuh dan petunjuk-petunjuk lisan-punyamu maupun lawan bicaramu. Tampillah peka dan berminat.

Amatilah tandatanda kalau lawan bicaramukehilanga nn minat, ingin mengubah topiknya atau perlu mengakhiri percakapannya.6.

Berikanlah umpan baik kalau diminta. Mintalah juga umpan balik.7. Berikanlah contoh-contoh

untuk mendukung apa maksudmu.8. Berikanlah pendapatmu kalau diminta.9. Bergantianlah berbicara.10.

Sesuaikanlah tingkat dan bahasa lawan bicaramu. Umpamanya, kamu tentu akan berbicara dengan cara yang berbeda kepada

seorang anak daripada kepada seorangdewasa (gunakan kata-kata dan kalimat yang sederhana, bukan omongan bayi).11.

Dengarkanlah permintaan lawan bicaramu (ini tidak selalu datang dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan langsung).12.

Gunakan intuisimu. Terkadang katakata tidak perlu dan kamu bisa berkomunikasiden gan perasaan, ekspresi, gerakgerik.Larangan

yang perlu diingat1. Jangan terlalu ingin tahu2. Jangan bergosip3.

Jangan menginterupsi4. Jangan mengganti topiknya.5. Jangan menentang atau mengoreksi apa yang

dikatakan lawan bicaramu.6. Jangan sesumbar 7. Jangan tertidur


Komunikasi Komunikasi adalah tentang pertukaran informasi, berbagi ide dan pengetahuan. Hal ini berupa proses dua arah dimana informasi, pemikiran, ide, perasaan atau opini disampaikan/dibagikan melalui kata-kata, tindakan maupun isyarat untuk mencapai pemahaman bersama. Komunikasi yang baik berarti bahwa para pihak terlibat secara

aktif. Hal ini akan menolong mereka untuk mengalami cara baru mengerjakan atau memikirkan sesuatu, dan hal ini kadang-kadang disebut pembelajaran partifipatif. Semua aktifitas manusia melibatkan komunikasi, namun karena kita sering menerimanya begitu saja, kita tidak selalu memikirkan bagaimana kita berkomunikasi dengan yang lain dan apakah efektif atau tidak. Komunikasi yang baik melibatkan pemahaman bagaimana orang-orang berhubungan dengan yang lain, mendengarkan apa yang dikatakan dan mengambil pelajaran dari hal tersebut. Perbedaan antara pendekatan komunikasi yang melibatkan berbagi informasi/information sharing dengan pemberian informasi (information giving) disajikan pada box berikut: PEMBERIAN INFORMASI Pengajaran formal Berbicara secara top-down Menguraikan laranganlarangan Para professional yang paling mengetahui Tergantung kepada pemaparan pengajar Pengajar adalah pengambil keputusan Tergantung kepada poster (media visual miskin) Dibatasi waktu pengajar INFORMATION SHARING (komunikasi) Pembelajaran partisipatif Mengedepankan dialog Menjadikan ide menarik Bekerjasama Menggunakan metode partisipatif Udiens terlibat dalam pengambilan keputusan Menggunakan berbagai media visual Menambah waktu jika perlu

BAB II PEMBAHASAN MENGAPA KOMKES DIPERLUKAN DI BIDANG KESEHATAN A. Pengertian 1. Komunikasi

Istilah komunikasi (communication) berasal dari bahasa Latin communicatusyang artinya berbagi atau menjadi milik bersama. Dengan demikian komunikasi menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Menurut Effendi (1995) komunikasi itu sendiri bisa diartikan sebagai suatu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberikan atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara langsung (lisan) maupun tak langsung Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lain (khalayak). (Hovland, Janis dan Kelley : 1953) Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain. (Barelson dan Steiner, 1964). 2. Kesehatan Kata dasarnya adalah sehat, yang berarti baik itu sehat jasmani maupun rohani. Jadi, Kesehatan adalah salah satu konsep yang sering digunakan namun sukar untuk dijelaskan artinya. Faktor yang berbeda menyebabkan sukarnya mendefinisikan kesehatan, kesakitan dan penyakit (Gochman,1988; De Clercq,1993). Setidaknya definisi kesehatan harus mengandung paling tidak komponen : biomedis,personal dan sosiokultural. keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani), dan sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Definisi tersebut tidak hanya meliputi tindakan yang dapat secara langsung diamati dan jelas tetapi juga kejadian mental dan keadaan perasaan yang diteliti dan diukur secara tidak langsung. 3. Komunikasi Kesehatan Setelah tahu pengertian komunikasi dan kesehatan, apa itu Komunikasi Kesehatan ? Proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator melalui saluran/media tertentu kepada komunikan dengan tujuan untuk mendorong perilaku manusia tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani), dan sosial. Jadi, komunikasi Kesehatan adalah proses penyampaian informasi tentang kesehatan. B. Kharakteristik Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses artinya komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan- serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. Sebagai proses komunikasi tidak statis tapi dinamis dalam arti akan mengalami perubahan secara terus menerus. Komunikasi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat. Komunikasi bersifat simbolis. komunikasi bersifat transaksional. Komunikasi menembus faktor waktu dan ruang.

C. Komponen Komunikasi Kesehatan Komunikator adalah orang atau lembaga yang menyampaikan pesan, misalnya berisikan himbauan untuk melakukan 3M dalam mencegah dan memberantas penyebaran dan perkembangan nyamuk aedes agyphti yang menyebabkan penyakit DBD. Pesan adalah pernyataan yang didukung oleh lambang yang mempunyai arti, contohnya bias berupa slogan tentang hidup sehat dan lain-lain. Komunikan adalah orang yang menerima pesan. Komunikan bias berupa manyarakat maupun lembaga tertentu yang bertanggung jawab atas peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Media adalah sarana atau saluran yang mendukung proses penyampaian pesan. Media dimaksud bias berupa media cetak maupun elektronik yang dahulu biasa dilakukan dengan kegiatan penyuluhan. Efek adalah dampak atau akibat yang ditimbulkan oleh pesan . efek atau dampak ialah nilai ketercapaian kita dalam penyanpaian pesan. Nilai baik maupun sebaliknya tergantung cara kita dalam menyampaikan pesan tersebut. D. Landasan Komunikasi Kesehatan Dalam Undang-undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal 63 dijelaskan perlunya pengembangan Sistem Informasi Kesehatan yang mantap agar dapat menunjang sepenuhnya pelaksanaan manajemen dan upaya kesehatan dengan menggunakan teknologi dari yang sederhana hingga yang mutakhir disemua tingkat administrasi kesehatan. Sistem Informasi Kesehatan dikembangkan terutama untuk mendukung manajemen kesehatan. Pendekatan sentralistis di waktu lampau menyebabkan tidak berkembangnya manajemen kesehatan di unitunit kesehatan dan di Daerah. Manajemen memang akan berkembang dengan baik pada saat suatu unit atau Daerah diberi kewenangan untuk mengurus dirinya sendiri (otonom). Dengan kurang jelasnya manajemen kesehatan diwaktu lampau, maka kebutuhan informasi dan datanya pun menjadi tidak jelas pula. Oleh karena itu, tahun 2001 yang merupakan awal pelaksanaan Otonomi Daerah dapat dianggap sebagai momentum yang tepat untuk mulai mengembangkan kembali Sistem Informasi Kesehatan. Mendukung hal tersebut maka pada tahun tersebut di terbitkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 551/Menkes/SK/V/2002 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS). Seiring dengan pesatnya perkembangan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) maka pada tahun 2003 dikeluarkan Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengem-bangan egovernment. Kemudian dijabarkan lagi melalui Surat Keputusan Menteri Informasi & Komunikasi nomor 56/KEP/M.KOMINFO/12/2003 tentang Panduan Manajemen Sist Dokumen Elektronik (versi 1.0) dan Surat Keputusan Kepala Badan Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/ 2003 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. . E. Fungsi Komunikasi Komunikasi merupakan hal terpenting dalam kehidupan. Komunikasi dibuat untuk menyebarluaskan pesan kepada publik, mempengaruhi khalayak dan menggambarkan kebudayaan pada masyarakat. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah satu institusi yang kuat di masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan berinteraksi yang bersifat antarpribadi,

dipenuhi melalui kegiatan komunikasi interpersonal atau antarpribadi. Sedangkan kebutuhan untuk berkomunikasi secara publik dengan orang banyak, dipenuhi melalui aktivitas komunikasi massa. Dengan demikian komunikasi menjadi unsur penting dalam berlangsungnya kehidupan suatu masyarakat. Selain merupakan kebutuhan, aktivitas komunikasi sekaligus merupakan unsur pembentuk suatu masyarakat. Sebab tidak mungkin manusia hidup di suatu lingkungan tanpa berkomunikasi satu sama lain. Komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi kepada khalayak massa dengan menggunakan saluran-saluran media massa. Jadi komunikasi massa tidak sama dengan media massa. Media massa hanyalah salah satu faktor yang membentuk proses komunikasi massa tersebut, yaitu sebagai alat atau saluran. Iklan merupakan berita pesanan untuk mendorong, membujuk orang agar tertarik pada barang yang ditawarkan. Secara garis besar iklan dibagi menjadi dua, yang pertama iklan komersil yaitu iklan yang bertujuan untuk meningkatkan pemasaran suatu produk dan jasa. Yang kedua iklan non komersil yaitu bagian dari kampanye sosial dengan tujuan mengajak, menghimbau atau menyampaikan gagasan demi kepentingan umum. Iklan non komersil lebih dikenal dengan iklan layanan masyarakat. F. Mengapa Komunikasi Kesehatan Diperlukan di Bidang Kesehatan Komunikasi Kesehatan menjadi semakin populer dalam upaya promosi kesehatan selama 20 tahun terakhir. Contoh, komunikasi kesehatan memegang peranan utama atau pengontribusi dalam pemenuhan 219 dari 300 tujuan khusus dalam Healthy People 2010. Apabila digunakan secara tepat, komunikasi kesehatan dapat mempengaruhi sikap, persepsi, kesadaran, pengetahuan dan norma sosial yang kesemuanya berperan sebagai precursor dapa perubahan prilaku. Komunikasi kesehatan sangat efektif dalam mempengaruhi prilaku karena didasarkan pada psikologi sosial, pendidikan kesehatan, komunikasi massa, dan pemasaran untuk mengembangkan dan menyampaikan promosi kesehatan dan pesan pencegahan pencegahan. Karya awal yang mempengaruhi perkembangan komunikasi kesehatan di susun oleh National Cancer Institute (NCI) dan diberi judul Making Health Communication Programs Work: A Planners Guide. Panduann ini menyatakan bahwa bidang ilmu seperti pendidikan kesehatan, pemasaran sosial, dan komunikasi massa secara bersama mendefinisikan komunikai kesehatan. Bukan hal luar biasa apabila mendengar peryataan bahwa komunikasi kesehatan bahkan merupakan nama yang lebih baik untuk profesi daripada promosi kesehatan atau pendidikan kesehatan bahwa segala sesuatu yang dilakukan dalam promosi kesehatan melibatkan komunikasi untuk kesehatan. Kenyataannya, komunikasu kesehatan telah didefinisikan secara luas oleh Everett Rogers, seorang pelopor dalam bidang komunikasi, sebagai segala jenis komunikasi manusia yang berhubungan dengan kesehatan. Komunikasi kesehatan juga dapat mencerminkan bagaimana persoalan kesehatan diterima oleh audiens tertentu. Contoh, NCI mendefinisikan komunikasi kesehatan sebagai seni dan teknik menyampaikan informasi, mempengaruhi, dan memotivasi individu, institusi, dan audiens public tentang pentingnya persoalan kesehatan. The Centers of Disease Control and Prevention (CDC) mendefinisikan komunikasi kesehatan sebagai suatu ilmu dan sebagai penggunaan strategi komunikasi untuk menyampaikan informasi dan mempengaruhi keputusan individu dan masyarakat yang dapat meningkatkan kesehatan. Walau begitu, masih ada orang

yang membicarakan konsep tersebut dengan menekankan berbagai bentuk aplikasinya , termasuk advokasi media, komunikasi resiko, pendidikan hiburan, materi cetak, dan komunikasi interaktif. Ada dua perspektif utama yang diambil ketika mempertimbangkan komunikasi kesehatan dalam praktik promosi kesehatan saat ini. Beberapa praktisi memandang komunikasi massa sebagai proses menyeluruh yang membingkai penerapan intervensi promosi kesehatan. Praktisi ini memandang komunikasi kesehatan sebagai strategi atau aktifitas sempit seperti publikasi informasi atau sejenis komunikasi. Antar personal yang mungkin berlangsung antara pendidik kesehatan dan kliennya. Kedua pemikiran itu menyebabkan komunikasi kesehatan rentan terhadap penafsiran yang luas dan kesalahpahaman. Jadi,komunikasi kesehatan diperlukan di bidang kesehatan karena komunikasi dalam kesehatan merupakan kunci pencapaian peningkatan tarap atau tingkat kesehatan masyarakat. Sejauh ini komunikasi senantiasa berkembang seiring berkembangnya dunia teknologi komunikasi. komunikasi yang dulunya biasa dilakukan dengan penyuluhan yang secara langsung berhadapan dengan masyarakat dan dilakukan dengan media audio/radio sekarang lebih popular dengan penyampaian pesan atau informasi kesehatan melalui media internet maupun media cetak dan elektronik. Tidak hanya bernilai praktis namun mempunyai nilai ekonomis dan tampilannya lebih menarik. Media yang berkembang tersebut sangat membantu dalam ketercapaian komunikasi kesehatan karena tercapai atau tidaknya komunikasi kesehatan lebih dikarenakan penggunaan media informasi yang tepat, pesan yang sistematis dan mudah dimengerti. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kerjasama lembaga kesehatan dan elemen masyarakat sangat mempengruhi ketercapaian penyampaian informasi kesehatan. Komunikasi kesehatan hendaknya memenuhi unsur komunikasi itu sendiri, seperti lembaga kesehatan sebagai komunikator, masyarakat sebagai komunikan, internet maupun media cetak tan elektronik sebagai media dalam penyampaian pesan, pesan yang ingin disampaikan dan perubahan setelah disampaikan pesan sebagai efek positif. Komunikasi dalam kesehatan hendaknya selalu mengalami perubahan seiring perubahan lingkungan dan disesuaikan dengan keadaan masyarakat dan pelaku atau komunikator hendaknya lebih variatif dan inovatif dalam penyampaian pesan informasi kesehatan. B. Saran

Anda mungkin juga menyukai