Anda di halaman 1dari 3

Bisnis Hotdog dan Krisis Ekonomi

Dikisahkan tentang seorang pedagang hotdog. Ia menjalankan usahanya dengan penuh


ketekunan. Sedikit demi sedikit usahanya berkembang, sampai akhirnya ia mampu membeli
sebuah ruko. Omset penjualan semakin besar, sehingga ia memesan lebih banyak daging dan
roti.

Sementara kondisi ekonomi nasional di negara ia tinggal sedang dilanda krisis luar biasa. Ia
sendiri tidak pernah mendapat informasi tentang krisis tersebut, karena ia tidak pernah
membaca koran, nonton berita di televisi, atau mendengarkan radio. Sehingga krisis ekonomi
yang begitu dahsyat itu sama sekali tidak mempengaruhi tekad dan ketekunannya
mengembangkan usaha hotdog yang kian laris dari hari ke hari.

Sampai tiba saatnya anak sulung pedagang tersebut kembali pulang setelah berhasil
mendapatkan gelar sarjana. Menurut rencana, si sulung memang disiapkan untuk membantu
mengembangkan usaha hotdog tersebut. Dari si sulung-lah ia mendapat informasi tentang krisis
ekonomi tersebut. “Apakah Ayah belum tahu, negara kita kan sedang dilanda krisis
ekonomi?” kata si sulung suatu hari.

“Tidak! Apa maksudnya? Tolong jelaskan!” kata si pedagang menanggapi.

“Artinya, kondisi ekonomi negara kita memburuk. Daya beli masyarakat menurun drastis. Jadi
kita harus siap-siap menghadapi kondisi itu,” tukas si anak tanpa ragu.

Meskipun kondisi usahanya cukup laris, tetapi sang pedagang lebih percaya pada pendapat
anaknya. Ia merasa si anak lebih bijaksana karena berpendidikan tinggi dan tentunya kenyang
dengan informasi akurat di koran, radio, televisi, universitas tempat ia belajar, dan lain
sebagainya. Sehingga ia memutuskan untuk mengurangi dagangannya. Ia memesan daging dan
roti lebih sedikit, begitu seterusnya. Alhasil, pelanggan dan omset otomatis berkurang secara
signifikan.

Melihat kondisi usaha yang kian merosot, si pedagang mulai kehilangan antusiasme kerja.
“Apa yang kamu katakan benar. Kita sekarang mengalami kemorosotan ekonomi. Tetapi Ayah
merasa beruntung, karena telah mengetahui sebelumnya,” kata pedagang itu kepada anaknya.

Pesan :

Krisis ekonomi atau masa peralihan bukan selalu pertanda negatif, sehingga harus melunturkan
antusiasme kerja dan visi kita. Sebaliknya, bila kita cukup cerdik dan bijaksana dalam
menyikapi, kondisi tersebut dapat berubah menjadi peluang yang menguntungkan. Ada
beberapa hal yang mesti kita perhatikan untuk menuai kesuksesan dalam berbagai situasi,
meski seburuk apapun.

Satu hal yang harus kita perhatikan dalam mengembangkan usaha adalah mempunyai ciri khas
berbeda dan memikat hati pelanggan. Contohnya dalam kisah diatas disebutkan bagaimana
pedagang hotdog tersebut bekerja dengan giat mengembangkan usahanya. Sikap seperti itu
pasti diikuti dengan kreatifitas yang mampu memikat hati pelanggan, karenanya usaha hotdog
pedagang itu berkembang cukup pesat.

Faktor penting selanjutnya adalah memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen.

Anda mungkin juga menyukai